Beranda / Romansa / DENDAM SANG PUTRI / Bab 15. TOTOKKAN MAUT UNTUK REBECCA

Share

Bab 15. TOTOKKAN MAUT UNTUK REBECCA

Penulis: Vanessa_nesa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-29 16:14:10

Dari tempat mereka bersembunyi, jelas sekali mereka melihat ada empat orang prajurit kerajaan yang memakai atribut lengkap dengan senjata dan tameng layaknya para prajurit yang hendak bertempur di medan perang.

"Paman, mereka sedang mencari kita!" Emilly gemetar ketakutan berjongkok di samping Jose.

"Sssstttt … sudah, jangan bersuara dulu kau Emilly. Jangan sampai mereka mendengar suaramu, dan akhirnya menemukan kita di sini," bisik Jose ke telinga Emilly, sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya.

Emilly tak menjawab. Ia hanya mengangguk patuh, sedang keringat dingin sudah mulai keluar dari keningnya. Emilly baru kali ini merasakan situasi setegang ini.

"Kau hanya bisa membual Jason! Mana dua orang yang kau lihat itu!" Dengan nada kesal dan wajah tegang, Robin menepuk pundak temannya itu. Karena rasa lelah dan rasa kantuk yang luar biasa membuat Robin dan dua orang praju

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 16. KERIUHAN DI DALAM ISTANA

    "Rajaku Yang Mulia, tak ada sahutan dari Rebecca." Gavin membungkukkan sedikit badannya. "Coba kau buka saja pintunya! Mungkin dia sedang keluar dari kamarnya," perintah Rehard pada Gavin, salah seorang pengawalnya. Tanpa berbasa-basi Gavin langsung mencoba membuka pintu kamar itu. Kreeeek … pintu pun terbuka, ternyata pintu itu tidak terkunci dari dalam. Gavin langsung masuk, sedang yang lainnya hanya menunggu di luar. "Rebecca! Kau kenapa?!" Mata Gavin terbelalak menatap Rebecca yang terkulai lemas di atas ranjangnya, tak sadarkan diri. Gavin lantas ke luar untuk memberi tahukan pada Rehard dan yang lainnya tentang apa yang dilihatnya. "Tuanku Yang Mulia, lihat ke dalam, sepertinya Rebecca sedang pingsan!" Gavin tak dapat mengontrol lagi suaranya, sebab ia sangat mengkhawatirkan wanita tua yang sangat baik hati itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 17. PUTRI JULIETTE MENJADI KETUA TIM PENYELIDIK KASUS HILANGNYA PERHIASAN-PERHIASAN PERMAISURI ALICE

    "Orang terdekat yang ada di dalam istana ini!" jawabnya. "Ya, tapi siapa?" Zelena merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh sang putri. "Aku akan bantu menyelidikinya sampai tuntas. Siapa yang diutus ayah untuk menyelidiki kasus ini, Bu?" "Jose dan Daroll!" ucapnya cepat. "Huh, dua orang lelaki itu kenapa masih dipakai saja di istana ini? Seharusnya mereka sudah pensiun, dan menikmati segelas susu hangat dan roti tawar buatan istri-istri mereka. Lagi pula setelah Daroll keluar dari penjara bawah tanah, apa yang bisa dilakukannya? Bisa-bisa dia salah tangkap jika disuruh menjalankan penyelidikan seperti ini. Bukankah mereka harus mempersiapkan istana ini untuk menyambut Raja Daltun dan Pangeran Alden yang ingin melamarku?" Mulut besar Putri Juliette mulai lagi dengan sampah-sampah yang keluar begitu saja, membuat Emilly yang sedari tadi diam mematung, bergidik nge

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 18. MENYEMBUNYIKAN KOTAK PERHIASAN MILIK PERMAISURI ALICE

    "Aku, Ayah!" Tiba-tiba tanpa diduga Putri Juliette dengan gaun mewahnya muncul di ruangan itu. Ia didampingi oleh Zelena dan Emilly. "Putriku? Apa maksudmu mengatakan itu?" Rehard menatap Putri Juliette tajam. Ia tak paham dengan ucapan sang putri. "Aku akan membentuk tim untuk mencari perhiasan-perhiasan itu, sekaligus siapa yang mencurinya. Aku janji akan menyeret si pelaku ke hadapanmu, Ayah!" Putri Juliette berdiri persis di hadapan Rehard. "Betul, Suamiku, Putri kita berjanji akan melakukannya dengan baik. Dia gadis yang pintar!" Zelena menimpali, sedang Emilly terus menundukkan kepalanya. Rehard tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Namun akhirnya ia memberikan semua tanggung jawab tersebut pada putrinya itu, saat Putri Juliette dengan mulut manisnya merayu Rehard. Bukan main senangnya hati Zelena dan Putri Juliette mendengar itu. &

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 19. PERTEMUAN YANG SANGAT INDAH

    Ketiganya langsung serentak mengarahkan pandangannya mereka ke arah suara itu. Jantung Jose dan Daroll semakin berdetak kencang, saat suara itu kian dekat menembus pepohonan yang ada di sekitar mereka. "Ibu!" Seorang gadis cantik berambut pirang berseru di atas punggung kuda berwarna putih yang ditungganginya. "Kim!" Alice membalas panggilan gadis itu, yang ternyata adalah Putri Kimberley. Daroll mengucek-ngucek kedua matanya. Ia seperti ingin memastikan siapa sebenarnya gadis penunggang kuda itu. "Diakah Putri Kimberley? Berarti …?" Mulut Daroll ternganga seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ada apa kau daroll?" Jose menoleh pada sahabatnya, selagi Alice dan putrinya saling berangkulan. Sepertinya kerinduan yang mereka pendam dalam hati mereka sudah terlalu besar. "Itukan Wilona, si gadis perawat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 20. PUTRI KIMBERLEY AKAN BERTEMU SANG AYAH

    Selagi keduanya kebingungan. Putri Kimberley tiba-tiba bersuara,"besok pagi-pagi sekali kita akan sama-sama keluar dari hutan ini. Aku pastikan akan aman-aman saja. Dan tentunya tak akan ada yang menaruh curiga pada kalian berdua, Paman!" "Baiklah, kami akan menginap di sini. Karena sebenarnya kami juga sangat takut dengan binatang-binatang buas yang bisa saja akan memangsa kami." Jose akhirnya mengalah demi keselamatan mereka. "Horeee! Itu artinya kita bisa bercerita sepanjang malam!" teriak gadis itu kegirangan layaknya anak kecil. "Tapi kenapa kamu kembali dari Kerajaan Strong, Putri?" Daroll yang dari tadi tak pernah melepas pandangannya pada Putri Kimberley akhirnya bersuara juga. "Seminggu sekali aku mendapat jatah libur dari Tuan Chaiden. Tapi besok pagi-pagi sekali aku harus kembali lagi, sebab kedua kuda Pangeran Alden yang manis-manis itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 21. PERTEMUAN PUTRI KIMBERLEY DENGAN AYAHNYA

    "Eh-eh-ti-tidak, Tuan. Maksudku, aku sebentar lagi akan bertemu ayahnya Putri Juliette. Ayahnya seorang raja di Kerajaan White Tiger kan?" Putri Kimberley membuang mukanya, dan langsung masuk ke kandang Ruby dan Daren. "Oh, kalau bicara yang jelas, Wilona! Jangan membuat aku bingung." Chaiden lantas meninggalkan tempat itu, sebab masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan lagi. "Untung saja Tuan Chaiden tak banyak tanya tentang apa yang kukatakan tadi. Ups … Kim jangan bicara bodoh lagi kau!" ucap Putri Kimberley pada dirinya sendiri. Setelahnya, seperti biasa gadis itu dengan sangat cekatan merawat dua ekor kuda milik Pangeran Alden. Tak ada yang sulit baginya saat melakukan pekerjaannya itu. Ia yang sudah terbiasa bersahabat dengan hewan-hewan di dalam hutan, membuatnya mudah melakukan pekerjaan itu. "Ayo, kita mandi dulu, Manis?" Putri Kimberley mengajak kedua kuda

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 22. PUTRI KIMBERLEY DIANGGAP GILA

    "Kenapa dia?" Salah seorang pengawal istana Kerajaan White Tiger berseru, dan meminta kepada Putri Kimberley untuk diam, sebab acara penyambutan tamu sedang berlangsung. Acara seperti ini memang wajib dilakukan di setiap kerajaan setiap kali ada tamu kehormatan yang datang berkunjung ke istana mereka. Seperti saat ini Pangeran Alden sedang disambut oleh Raja Rehard. "Oooohhh, tampan sekali Ayahku!" Matanya membesar saat melikat lelaki yang ditunjuk oleh Chaiden tadi. Sungguh gagah Raja Rehard dengan jubah yang di lapisi serpihan emas murni. Hingga Putri Kimberly seperti tidak menggubris peringatan dari salah seorang pengawal istana Kerajaan White Tiger barusan. "Wilona? Apakah kau sedang bermimpi dengan mengatakan bahwa Raja Rehard adalah Ayahmu?" Chaiden mencibirkan bibirnya pada putri Kimberley, hingga kumis tebal berwarna pirangnya naik sedikit menempel ke lubang hidungnya. "O

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 23. ADA YANG MENCURIGAI PUTRI KIMBERLEY 

    "Sudah diamlah kau!" teriak Jose kencang. Untung saja suara orang-orang terdengar sangat riuh sekali membicarakan tingkah aneh Wilona alias Putri Kimberley, sehingga suaranya saat memanggil Jose dan Daroll dengan sebutan paman tadi tidak terdengar sama sekali oleh mereka. "Ayo, ikut kami!" Daroll membantu menyeret Putri Kimberley. Semua mata memandangi mereka, lalu kembali menekuni acara penyambutan yang sempat tertunda tadi. Tingkah Putri Kimberley sungguh diluar dugaan semua orang. "Putri, kenapa kau bertingkat bodoh seperti itu? Beruntung semua orang menganggap kau tak waras. Jadi hanya ini lah hukuman untukmu!" Jose berbisik pada Putri Kimberley. "Paman aku tidak dapat menguasai diri saat aku melihat Ayah kandungku ada di dekatku. Bahkan pesan Ibu saja aku lupa," suara Putri Kimberley terdengar lirih, sepertinya ia menyesali sikap bodohnya tadi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 41. Siapa Mereka?

    Putri Kimberley terus nekat menuruni anak tangga untuk mendatangi kandang Jessy dan Rurry, dua hewan kesayangannya.Teriakan sang ibu tak lagi digubrisnya. Selama seminggu tidak pernah bertemu dengan keduanya membuat kerinduan di hati Sang Putri kian membuncah."Jessy! Rurry! Aku datang!" teriak Putri Kimberley memecah kesunyian malam.Dengkuran binatang malam pun seakan ikut berpacu mengisi kesunyian malam itu. Namun sedikit pun tidak membuat nyali Putri Kimberley menjadi ciut. Tak ada ketakutan yang menghinggapi hatinya saat itu."Ngghhhiiik! Ngghhhiiik!" ringkikan Jessy kuda kesayangan Sang Putri pun terdengar seolah ingin menyambutnya. Kreeeiiikkk …Tangan gadis cantik itu pun terlihat tak ragu saat membuka pintu kandang keduanya."Heiiii … apa kalian sudah tidur?" Bola matanya ia besarkan mencoba menembus pekatnya malam."Ngghhhiiik …" "Kau kah itu Jessy?" tangannya meraba-raba ruangan tempat tinggal kedua hewan kesayangannya itu, mencoba meraih keduanya.Haaaappp …Tiba-tiba a

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 40. Jangan Ada Yang Tahu Kalau Kita Masih Hidup

    "Kim, dari mana kau kenal dengan Dorothy?""Saat aku pertama kali hendak pergi mengikuti tes menjadi perawat kuda Pangeran Alden waktu itu, Bu. Aku beristirahat di rumahnya," jelasnya sambil bermanja memeluk tubuh ibunya. Kerinduannya pada sang ibu membuatnya ingin selalu dekat pada wanita ini."Oh, aku rasa Dorothy yang kau maksud adalah Dorothy yang aku kenal itu. Apa kau pernah menceritakannya padaku?" Lagi-lagi ia mencoba mengingat soal Dorothy."Sepertinya belum, Bu. Tapi, entahlah. Aku sering lupa dengan apa yang pernah aku katakan, mungkin karena kesibukan ku merawat kuda-kuda Pangeran Alden. Oh, ya, dua kesayanganku, Rury dan Jessy mana Bu?""Mereka ada di bawah. Besok kau bisa menemuinya." Permaisuri Alice masih penasaran dengan wanita bernama Dorothy tadi."Iya, Bu, aku sanga

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab. 39. Nyonya Dorothy?

    Putri Kimberley menunduk. Gadis itu bingung harus melakukan apa. Mengaku tentang siapa dia sebenarnya, atau terus menyimpan semuanya rapat-rapat sampai saatnya tiba ia bisa mengungkapnya.“Wilona, seperti ada yang kau sembunyikan padaku. Apa kau tidak menganggap aku ini sebagai orang yang kau sayangi?” suara Dorothy mulai merendah, ia tak ingin gadis cantik yang membuatnya jatuh hati ini merasa takut mendengar suaranya yang keras.“Heeem, Nyonya boleh aku habiskan susu ini?” Putri Kimberley berusaha mengalihkan pembicaraan, padahal susu dalam gelasnya sudah habis.Dengan tersenyum tipis, Dorothy mengangguk kecil.“Tapi, susu dalam gelasmu itu sudah habis, Sayang,” ucapnya sambil menahan rasa gelinya melihat tingkah canggung gadis itu,“Oh…” mu

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 38. Sebuah Kebingungan

    “Sebentar, Nyonya Dorothy, biar aku lihat Tuan Freddy. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya,” ujar gadis itu, dan langsung bangkit dari duduknya.Setelah berada di luar kamar, Putri Kimberley, mengedarkan pandangannya, matanya mencari-cari arah sumber suara lelaki itu. Akhirnya, ia mendapatkannya.Putri Kimberley, melangkahkan kakinya menuju ke luar arah depan rumah itu.“Ada apa Freddy?” tanyanya saat ia sudah berada di dekat lelaki itu.“Lihat Wilona, rombongan prajurit istana baru saja lewat!” jawabnya, sambil tangannya menunjuk ke arah jalanan.Ekor mata Putri Kimberley melihat apa yang dikatakan lelaki itu barusan.Dilihatnya memang banyak sekali para prajurit dari istana Kerajaan White Tiger di sana, mereka menunggangi

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa

    Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa “Dorothy coba lihat siapa yanga datang!” Freddy menggerakkan tubuh istrinya itu. Matanya membuka sedikit, lalu membesar setelah tahu siapa yang datang. “Freddy, apakah aku tidak salah lihat?” “Nyonya Dorothy … apa kau tidak suka aku datang?” Wilona alias Putri Kimberley mendekat dan duduk di sisi ranjang. “Ooooohhhhh … Wilona, sungguh aku mengharapkan kau datang. Dari tadi malam aku dan Freddy hanya membicarakanmu dan berharap kau datang mengunjungi kami di sini,” mata itu mulai berair, dan jatuh di kedua pipinya yang keriput. “Betulkah, Nyonya Dorothy?” tangannya langsung memeluk tubuh itu. Dorothy hanya mengangguk, mulutnya tak mampu untuk bicara, hanya isakannya saja yang kini mulai terdengar.

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 36. Kerinduan Dorothy

    "Bukan … bukan aku sok tahu, Freddy, tapi itu hanya dugaanku saja.""Sama saja, Dorothy!" Bibir tebal lelaki itu mencibir pada sang istri.Dorothy hanya diam, ia tak ingin menanggapi lagi ucapan Freddy, lelaki yang sedikitpun tak pernah bersikap romantis pada dirinya."Ayo, kita pulang! Matahari sudah mulai meninggi!" Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju sapi-sapinya.Dorothy yang masih terlihat diam, akhirnya mengikuti juga langkah sang suami."Ayo, kita pulaaaang!" Freddy dengan suaranya yang melengking meminta pada sapi-sapinya itu untuk kembali ke kandang mereka.Dorothy pun membantunya.Setelah selesai memasukkan sapi-sapinya masuk ke dalam kandang, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana namun

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 35. Bersiap Melakukan Penyelidikan

    Jose masuk ke dalam istana.“Emilly harus tahu kalau besok Putri Juliette akan memulai penyelidikan terhadap hilangnya perhiasan Permaisuri Alice.”Jose menuju kamar gadis itu.Setelah mengetuk beberapa kali pintu itu, tiba-tiba pintu langsung terbuka.“Paman Jose …?” Emilly terkejut dengan siapa yang ada di hadapannya. Matanya menatap lelaki itu dengan rasa penuh tanda tanya. Sebab ini adalah hal jarang terjadi, Jose mendatanginya sampai ke kamarnya.“Emilly, maaf jika aku mengganggumu. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu!” Jose berbisik saat mengatakan itu. Wajahnya menoleh ke kanan ke kiri mengawasi keadaan sekitarnya. Ia tak ingin pembicaraannya dengan Emilly ada yang mendengarnya.Ternyata, sekitar kamar gadis itu terlihat sepi, sebab orang-orang sibuk melakukan kegiatannya masing-masing.

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 34. Bertemu Sahabat Lama

    Pekerja tua itu terus menatap Putri Juliette hingga menghilang."Putriku sekarang ini adalah putri seorang raja yang berkuasa di negeri ini. Bagaimana aku bisa dekat dengannya, atau sekedar untuk memeluk tubuhnya. Kerinduan ini tak mungkin terhapus tanpa ada obat yang membuatnya hilang dengan sendirinya." Robinson diam, ia tak sadar ada yang sedang memperhatikannya."Maaf, lelaki tua! Apakah kau baru bekerja di sini?" Seorang lelaki berpakaian seragam kebesaran kerajaan datang mendekat pada pekerja tua itu."Y-y-ya, Tuan!" jawabnya tergagap.Pandangannya berpindah pada sosok lelaki yang saat ini ada di sampingnya.Matanya sedikit menyipit, ia mencoba mengenali orang itu."Aku sepertinya tidak asing dengan orang ini," pikirannya dalam hati.&n

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 33. Seorang Pekerja Baru Di Istana

    Setelah hasrat keduanya tersalurkan, Raja Rehard tertidur di pangkuan selir cantiknya itu. Namun Zelena membiarkannya saja. Wanita itu tak menyangka kalau saat ini ia sedang berdekatan dengan seorang raja. Tak pernah ia bermimpi bisa seperti ini. Zelena mendekatkan bibirnya pada telinga sang raja dan ia membisikkan sesuatu,”Rajaku Sayang, aku tak hanya menginginkan menjadi selirmu saja, tapi aku ingin menjadi wanita nomor satu dalam hatimu. Ya, Permaisuri Alice akan aku singkarkan juga, tapi tentunya dengan cara yang halus. Dan aku punya caranya!” Sebuah senyuman licik mengembang di sudut bibirnya. Sang raja tak mendengar itu, lelaki perkasa itu terlihat terlelap sekali. “Ibu! Ibu!” Zelena tersentak dari lamunannya. Suara teriakan Putri Juliette memaksanya untuk kembali masuk ke dalam kehidupannya saat ini. Bayangan-bayang masalalunya seketika menghilang.

DMCA.com Protection Status