Di Markas Besar Kemiliteran, Adam telah berada di ruangan pribadinya.Letnan Lehman duduk di bangku Sofa depan Adam, dan tak sengaja Lehman melihat adanya sebuah goresan luka di wajah Adam."Mohon izin bertanya Jendral, kenapa wajah anda terluka seperti itu?" tanya Lehman.Tadinya Adam tak menyadarinya. Namun, Lehman memberitahukannya. Lantas Adam mengambil sebuah cermin kecil lalu berkaca."Aku tak habis pikir. ternyata bertarung dengan Mr. Big lumayan menguras tenagaku. Kemampuan dia sangat kontras dengan tubuhnya. Demi harga diri seorang lelaki, aku tak akan mau kalah dalam pertarungan," ucap Adam.Letnan Lehman mengerutkan keningnya. "Bagaimana bisa orang sebesar itu bertarung?" tanya Letnan Lehman."Kau tau, Mr Big adalah seorang master kungfu. Dia berlatih saat masih muda. Jadi sudah sewajarnya dia masih memiliki sisa kekuatannya," ujar Adam..Lantas Letnan Lehman semakin penasaran apa yang dikatakan Adam. "Ternyata Mr. big adalah seorang Petarung?" tanyanya."Ya, dia adalah pe
Sebilah belati meleset dari punggung Adam. Sontak saja Koff tersentak melihat kejadian di luar nalarnya. Ia memandangi Adam dengan mata terbelalak dan membatu. Adam memiliki teknik kecepatan yang luar biasa dalam mengelak dari serangan.Tiba-tiba Adam langsung menyikutnya ke belakang hingga mengenai wajah Koff.Luka lebam seketika bersarang di wajah Koff karena terkena sikutan keras Adam.Namun Koff masih berdiri, Adam langsung menghantam kepala Koff dengan tinjunya.Pria bertubuh besar itu pun jatuh seketika terkena kerasnya kepalan tangan Adam.Adam menggenggam leher Koff dengan kencang hingga membuatnya sesak nafas."A–akk..." Koff mencoba berbicara. Namun begitu sulitnya untuk sekedar mengucap sebuah kata."Kau mencoba membunuhku ya?! Sekarang aku yang akan membunuhmu!" ucap Adam seraya terus mencekik lehernya.Salah satu penjaga pabrik diam-diam menghubungi Sujack. Saat keadaan mulai terdesak karena seseorang yang diandalkan dapat dikalahkan begitu saja oleh Adam."Selamat Pagi
Adam memiliki insting yang sangat kuat. Ia seketika mengetahui bahwa dirinya terancam. Adam langsung menengok ke arah sebuah Jendela di lantai dua. Terlihat sebuah moncong Basoka mengarah kepadanya. Dengan cepat Adam melepaskan tembakan ke arah Sujack. Sontak saja ia tersentak kala satu peluru panas membentur Basokanya.Ia lantas menarik kembali senjatanya itu dari Jendela dan bersembunyi di balik dinding."Hey, keluar kau pengecut!" teriak Adam.Sujack mencari cara untuk mengusir Adam dari rumahnya. Sekali lagi ia memberanikan diri mengeluarkan Basoka lalu membidik Jenderal Adam.Tiba-tiba, sebuah peluru melesat ke arah Sujack dan kali ini mengenai pundaknya.Sujack terkena tembakan hingga membuatnya berlumuran darah dan terkapar dengan satu peluru panas bersarang di pundak. Para anak buahnya seketika berhamburan dari markasnya membawa senjata.Tanpa berbasa-basi. Para anak buah Sujack menembaki lima mobil Jeep anti peluru yang dibawa pasukan Militer dengan Machine gun. Beruntung A
"Semua baik-baik saja Pak. selama ini pengelolaan Rumah Sakit diwakilkan dari Menteri Pertahanan," ucap Seorang Dokter.Namun, di tengah pertemuan antara Adam dengan para dokter. Tiba-tiba ponselnya berbunyi."Selamat Pagi Jenderal Adam. Saya dari Markas Militer melaporkan. Bahwa ada serangan dari kelompok bersenjata ke markas Militer. mereka langsung melarikan diri setelah kami melakukan penembakan balasan."Mendengar laporan dari seorang prajurit. Adam terkejut lalu berkata, "Baik, sebentar lagi saya akan menuju ke sana," ucap Adam. Lalu sambungan telepon diakhiri.Adam memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. "Ada apa Pak Adam? Ada sesuatu yang terjadi lagi denganmu?" tanya seorang dokter."Ada sesuatu terjadi di markas Militer. Saya akan segera ke markas militer. Terima kasih telah menyambut saya!" ucap Adam, lalu ia langsung berdiri dari bangku Sofa."Baik Pak, kami hanya bisa mendoakan keselamatan anda. Semoga semua baik-baik saja Pak," ucap seorang Dokternya.Adam menganggu
Lepasnya pemuda tersebut membuat Perhatian pasukan terpecah. Satu sisi pasukan harus berjibaku melawan para pemberontak. Namun, di satu sisi para pasukan harus mencari keberadaan seorang pemuda pemberontak yang bersembunyi di dalam markas.Pemuda itu mengendap-endap masuk ke dalam sebuah ruangan persenjataan. Dan mengambil satu buah senjata M16 lalu mengisi pelurunya.Tiba-tiba seorang prajurit memergokinya. "Hey, kamu!" Saat peluru hampir dilepaskan dari senapan Sang Prajurit. Secara tiba-tiba, Pemuda pemberontak langsung memberondongnya dengan peluru panas. Seorang prajurit itu tewas seketika di dalam ruangan.Pemuda pemberontak menarik jasad sang prajurit itu dan dalam waktu yang sangat cepat ia melucuti pakaiannya. Lalu memakai seragamnya untuk melakukan penyamaran.Pemuda itu lantas keluar dari ruangan. Dan Para tentara yang tengah sibuk berjibaku dengan pasukan pemberontak belum menyadari bahwa seorang berpakaian loreng itu adalah pemuda Pemberontak."Hey, kamu kenapa malah dia
Lusiana tampak mengerutkan keningnya saat memandangi Adam. Layaknya seorang Jendral, Adam tampak begitu gagah dengan setelan baju dinas lengkap dengan lencananya."Kebetulan tadi aku sedang berjalan-jalan sore. Tak sengaja aku melihatmu. Apakah kamu mau pulang Lusiana?" tanya Adam."Iya, Tapi Bus belum juga datang sudah setengah jam aku di sini," ucap Lusiana, Lalu pandangannya beralih ke pakaian yang dikenakan Adam. "Duh, kamu sangat gagah sekarang, bangga banget punya suami seperti kamu, Adam" ucap Lusiana, tersenyum.Tentu saja pujian dari sang istri membuat ia merasa bahagia. "Hmm.. Sekarang kamu bisa memuji aku ya. Dulu kamu kenapa tidak pernah memujiku," ucap Adam, menyengir."Bagaimanapun kamu, aku tetap bangga kok. apalagi dengan perawakanmu yang sekarang ini. kelihatan lebih rapih dan berwibawa. Bahkan Tubuhmu semakin atletis, rambut yang bergaya Buzz cut, serta aku lihat kamu sekarang semakin tegas dan berani," ucap Lusiana, tersenyum."Hahaha... Istriku bisa saja, Ya sudah
Selepas Adam pergi. Any melirik cek yang dipegang oleh Lusiana. Tiba-tiba Any mencoba merenggut cek itu namun dengan cepatnya Lusiana menghindari tangannya."Mama apa-apaan sih! Ini untuk Paul, bukan untuk Mama!" seru Lusiana, kesal."Kamu jangan menerima uang dari Adam. Mama yakin itu adalah uang haram. Sini biar Mama yang pegang untuk menjadi barang bukti!" ucap Any, beralasan.Namun, Lusiana tak begitu saja mempercayai perkataan Any."Tidak Ma, aku gak akan menyerahkannya untuk Mama, aku tau apa yang ada di dalam otak Mama!" seru Lusiana, kesal."Kamu tidak usah banyak tanya. Intinya semua yang berasal dari Adam itu mencurigakan. Lebih baik kamu jangan pegang uang itu. Nanti kamu malah kena masalah dengan hukum!" "Mana mungkin Adam punya uang sebanyak itu kalau tidak dengan melakukan kejahatan!" ucap Any.Lusiana tampak semakin jengkel kepada Any.Kali ini Lusiana mulai geram karena kesabaran terus diuji dengan tuduhan tak mendasar yang dilayangkan Any kepada suaminya."Sudah ya,
Keesokan harinya, Pasukan telah bersiap di markas besar kemiliteran. Setidaknya, 30 personel akan dikerahkan. Dan 30 pasukan Ajudan Pribadi Adam akan ikut dalam operasi ini.Kemudian puluhan mobil militer berjalan beriringan menuju ke sebuah hutan di pedalaman yang menjadi basis kekuatan para pemberontak di kaki gunung. Dengan waktu tempuh 5 jam mereka melakukan perjalanan darat. Dari daerah perkotaan hingga daerah pedesaan mereka lalui. Dan akhirnya mereka telah sampai di Hutan yang sangat terlarang bagi warga setempat untuk memasukinya. hutan yang sangat berbahaya karena terdapat markas besar bagi kelompok bersenjata. Saat iringan mobil Militer telah memasuki kaki gunung, belum ada tanda-tanda keberadaan musuh. Hanya ada kesunyian dan kegelapan di antara rimbunnya pepohonan.Puluhan pasukan tampaknya mulai letih. Adam memerintahkan untuk sejenak berhenti di sebuah tanah lapang.Seluruh Pasukan keluar dari mobil lapis baja dan membuat kemah di tengah tanah itu.Hingga hari mulai g
Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak