Rentetan tembakan dilepaskan Adam dari atas mobil Wrangler. Membuat para pemberontak terdesak dan lari tunggang langgang menuju ke pedalaman hutan.Pasukan pemberontak yang berada di hutan sebelah timur melakukan penembakan brutal terhadap pasukan Republik. Letnan Lehman hingga merasa kewalahan menghadapi kebrutalan mereka. lantas ia menelepon Adam melalui HT."Lapor Jendral, serangan musuh terkonsentrasi di sisi timur. Mohon bantuan pasukan. Tentara pemberontak melebihi kapasitas pasukan kami!""Baik, laporan saya terima. Pasukan saya segera kesana!" Jawab Adam.Adam lantas membawa beberapa pasukan dengan mobil lapis baja ke arah timur.Suara tembakan terdengar semakin nyaring di telinga. Tiba-tiba di pertengahan jalan, di saat Jendral Adam dan beberapa pasukan hampir sampai. Tiba-tiba saja peluru dari sniper musuh hampir mengenai kepala. Mereka memang sudah mengincar Sang Jenderal hidup atau mati."Tiarap!" seru Adam, saat menyadari pasukan musuh menembakinya.Kaca Jendela mobil Je
Di sebuah bangunan bambu, yang sangat terpencil di pedalaman hutan. Di sebuah ruangan yang gelap dan minim pencahayaan. Letnan Lehman dalam keadaan terbelenggu dengan kedua tangan yang terikat.Mereka didudukkan di sebuah bangku kayu. Dengan dihadapkan oleh para pemuda bertubuh tegap lengkap dengan persenjataannya.Tampak tak ada harapan dari raut wajah Letnan Lehman. Mereka hanya bisa tertunduk lesu dan berserah diri.Tiba-tiba saja sebuah tongkat Baseball mengayun dengan cepat ke arah wajah Lehman.Dengan kerasnya tongkat itu menghantam wajah Lehman hingga menimbulkan luka lebam."Tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian di sini! Karena sekeliling area ini telah tertanam ranjau dan mereka tak akan bisa melewatinya kecuali mati!" ucap seorang pria berpakaian loreng. Dengan sebuah simbol di lengannya.Lehman hanya bisa merintih kesakitan, menahan perihnya luka lebam di wajahnya.Lalu Pemuda itu menunjuk wajah Lehman seraya berkata, "Aku akan memenggal kepalamu untuk membuat perin
Para pasukan pemberontak tampak terheran-heran. Tak menyangka pertahanan mereka bisa ditembus begitu saja oleh pasukan Republik.Tak ada pilihan lain. Mereka mengangkat kedua tangannya. Saat puluhan pasukan Republik mengarahkan pucuk senjatanya ke arah mereka. Dan siap melepaskan tembakan kapan saja.Jika sedikit saja Pasukan pemberontak melakukan gerakan. Maka puluhan pasukan Republik akan sangat cepat melakukan tindakan. "Letakkan senjata kalian!" seru seorang prajurit, membentak dan menodongkan senjata semi otomatis ke arah mereka.Para pasukan pemberontak hanya bisa bergeming lalu berlutut dan meletakkan senjatanya di lantai.Adam melangkah santai memasuki ruangan. Tiba-tiba tatapannya berubah menjadi sangat menakutkan. Terbelalak matanya dengan urat di lehernya yang menyembul keluar memandang para pemberontak. "Jadi kalian yang menculik Letnan Lehman!""Pasukan, ikat kedua tangan mereka! jangan sampai mereka melepaskan diri! Karena aku akan memberikan makanan untuk hewan-hewan
Pembantaian yang dilakukan pasukan Republik. Telah menyulutkan api kemarahan pasukan Pemberontak.Setidaknya, sebanyak 50 Prajurit bersenjata lengkap dikerahkan untuk melakukan penyisiran di sekitar Markas dan seluruh pos keamanan.Lebatnya hujan yang tak berhenti mengguyur hutan. Begitu menyulitkan langkah prajurit dalam melakukan gerakan. Karena tanah yang dilalui menjadi semakin licin.Setelah berjam-jam mereka menyusuri hutan. Tampaknya tak juga membuahkan hasil.Lalu Salah seorang prajurit langsung melaporkan kepada Jenderal Edy melalui HT."Lapor Jendral! Kami tidak menemukan tanda-tanda keberadaan mereka di sekitar markas dan seluruh Pos penjagaan!" ucap seorang prajuritnya."Tidak ada cerita! Kalian harus menemukannya sampai dapat! Terus lakukan penyisiran! Aku yakin keberadaan mereka masih tak jauh dari sini!" seru Edy, memerintahkan."Siap Jendral!" seru seorang Prajuritnya.Para pasukan pun kembali melakukan penyisiran di tengah guyuran hujan.Tak terasa, langit tampak sema
Melihat Sang Jenderal dibunuh secara tragis di depan mata. Para pasukannya seketika naik pitam.Pasukan yang tadinya ingin menyerahkan diri dengan meletakkan senjata ke tanah. Tiba-tiba meraih kembali senjatanya dengan serentak.Namun, gerakan itu langsung direspon oleh pasukan Angkatan Nasional dengan tembakan membabi buta.Para pasukan Pemberontak seketika tewas berjatuhan.Suara tembakan itu telah memancing kedatangan pasukan pemberontak lain yang berada di luar ruangan."Cepat bawa keluar James! Sedikit lagi mereka akan datang!" seru Adam, memerintahkan."Siap Jendral!" jawab Pasukannya.Lalu pasukan Republik langsung membawa James keluar dari markas itu.Adam memilih tidak melawan para pasukan Pemberontak karena mempertimbangkan jumlah pasukannya yang tak sebanding dengan jumlah pasukan Pemberontak.Di saat pasukan pemberontak memasuki ruangan markas.Sontak saja mereka terkejut memandang Edy tewas dengan luka yang menganga di kepalanya. Dan James yang telah tak ada di tempat."T
Adam sama sekali tak terkejut mendengarnya. Ia sudah membaca semua skenario yang akan terjadi.Tampak dari raut wajahnya tak terlihat sedikitpun rasa gentar."Ya, aku sudah mengetahui akan hal itu," jawab Adam, singkat.Ia hanya duduk dengan menyilangkan kedua tangannya. Seperti orang yang acuh tak acuh."Baik Pak, kalau begitu," ucap ajudannya, terheran-heran memandang Adam. Lalu kembali pada posisinya.Sebenarnya, Adam telah mengutus pasukan untuk mmenjaga Lusiana dan seluruh keluarganya. Tanpa seorangpun yang mengetahui, termasuk istrinya sendiri.Setelah beberapa menit perjalanan, Mobil Rolls-Royce yang membawa Adam telah berada di depan gerbang yang berlapis emas.Pintu Otomatis gerbang terbuka, dan jejeran pasukan berjas hitam seketika melakukan penghormatan kala iringan mobil memasuki rumahnya yang begitu megah.Dari arah taman, Puluhan rusa berlarian menghampiri mobil yang dinaiki Adam. Seakan telah mengetahui tuannya telah kembali."Tolong berhenti sejenak!" ucap Adam, memeri
"Mama, Paul takut!" ucap Anaknya, seraya berlindung dipelukan ibunya."Paul jangan takut, Mama jamin tidak akan terjadi apapun kepada kita, tenang ya..." ucap Lusiana, menenangkan.Mobil yang dikendarai Adam semakin cepat melaju. Namun dari belakang, mobil sedan hitam yang dikendarai Pria itu semakin cepat mengikuti.Lusiana dan Paul tampak semakin ketakutan. Adam tak bisa menahan kesabarannya lagi. Ia tak terima dengan perlakuan itu.Adam langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan. Dan mobil sedan itu turut berhenti tepat di depan mobil Jeep Adam."Lusiana, kalian jangan pernah keluar dari mobil ya. Aku akan menghadapi dia sebentar," ucap Adam, seraya memandang sebuah mobil di depannya."Adam, kamu tidak perlu meladeninya! Itu bisa membahayakan kamu!" seru Lusiana, penuh kekhawatiran.Adam menatap wajah Lusiana. Ia tersenyum seraya berkata, "Percayalah, Semua akan baik-baik saja. Aku akan kembali lagi..."Melihat sebuah keyakinan dari mata Adam. Lusi akhirnya mempercayainya.Ia men
Kematian tragis seorang konglomerat ternama, tentu saja berita itu membuat gempar hingga ke Negeri seberang.Bukan rahasia lagi bahwa James adalah satu dari sederet nama pengusaha yang memiliki hubungan erat dengan mafia di seluruh dunia.Namun, kasus kematian James seakan dibungkam. Tak ada satupun yang berani mengusutnya. Itu semua karena adanya sebuah kekuatan dari sosok Sang Jendral besar. Tak ada satupun media yang menyorot dirinya. Karena jika berani menyentuh namanya, maka sebuah masalah besar akan muncul! Berita tentang kematian James sedang hangat diperbincangkan di kalangan mafia. Dan berita itu telah sampai ke telinga Mr. Big. Bruukk! Seorang pria bertubuh tambun, serta bertato naga di lengannya. Menggebrak meja dengan keras. Nafasnya dihembuskan naik turun. Seiring emosinya yang meledak.Setelah mendengar kabar dari mulut sang anak buah yang membisikinya.Seraya duduk di sebuah bangku. Dalam ruangan yang remang pencahayaan. Pria itu berkata, "Tak bisa dipungkiri lagi,