Kayla baru saja hendak pergi ke rumah sakit saat Galang datang. Kayla mengerutkan dahinya.
"Ada apa Lang? Pagi- pagi sekali?" sapa Kayla.
"Kau akan pergi ke rumah sakit?aku sudah izin supaya kau tukar jadwal pada mama," kata Galang.
Paramitha yang mendengar percakapan Galang dan Kayla langsung bergegas menghampiri.
"Ada apa ini, Nak Galang? Ayo masuk, jangan di depan pintu seperti ini." Paramitha langsung menarik tangan Galang untuk masuk.
Galang menatap Kayla dan Paramitha bergantian.
"Kay, Ethan meninggal kemarin. Mobilnya terbakar dalam perjalanan menuju kota Bandung."
Kayla terkesiap kaget. Ia merasakan nyeri di dadanya. Matanya terasa panas. Ia menatap Galang dengan tajam.
"Kau jangan bercanda. Ini bukan permainan, Lang. Ini nyawa orang," ujar Kayla dengan suara bergetar. Sementara Paramitha memeluk bahu putrinya itu seolah ingin memberi kekuatan.
"Aku serius, jenazahn
Rans dan Karina pulang ke rumah bersama setelah pemakaman Ethan selesai. Karina terlihat sedikit sedih, namun Rans tidak. Dia begitu tenang bahkan tanpa beban sama sekali."Kau tidak nampak sedih sama sekali,"komentar Karina. Rans menoleh dan tersenyum pada istrinya itu."Aku sedih tentu. Kau tau sendiri aku yang sudah membesarkan Ethan dan membimbingnya. Bohong kalau aku katakan aku tidak sedih. Dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri.""Tapi, aku sama sekali tidak melihatmu merasa kehilangan, Rans."Rans menatap Karina tajam. Untuk pertama kalinya Rans mendengar Karina hanya memanggil namanya saja."Kau marah?""Yaa, aku marah. Karena kau menyembunyikan sesuatu dariku. Aku mengenal dirimu bertahun-tahun, Rans. Dan, aku bisa membedakan saat kau berdusta dan jujur hanya dari raut wajahmu. Aku tau, kau banyak menyembunyikan kebohongan dariku. Jangan kau pikir aku diam karena aku tidak tau, Rans!"seru Karina.&nb
BUKAN MILIKMUEmpat puluh hari kemudian dengan penuh percaya diri, Rans memasuki kantor milik Ethan. Ia mengumpulkan semua staff dan karyawan di aula. Termasuk pegawai- pegawai yang bekerja di pabrik. Semua ia kumpulkan. Rans merasa, bahwa apa yang menjadi milik Ethan selama ini akan jatuh ke tangannya karena Ethan tidak memiliki siapa pun. "Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan pengumuman penting. Seperti yang kalian ketahui, empat puluh hari yang lalu bos kalian Ethan meninggal dunia akibat kecelakaan. Jadi, secara otomatis saya yang akan menjadi pemilik resmi kantor dan pabrik makanan ini. Karena, modal awal berdirinya perusahaan ini adalah dari saya. Jadi, mulai hari ini semua akan saya ambil alih semuanya. Dan, indrafood akan menjadi anak perusahaan dari Fanrong corporation. Jadi-" "Maaf, Pak Rans yang terhormat, saya membawa surat wasiat resmi dari almarhum sau
KEKESALAN RANS Dapat dipastikan sepanjang hari itu Rans marah- marah. Hampir semua staff-nya terkena makiannya. Termasuk Bagus. Saat sedang marah- marah tiba- tiba Karina datang membawa makan siang untuk Rans. Membuat Rans langsung mengubah air mukanya."Sayang, tumben sekali datang ke kantor?"ujar Rans."Ah, jadi sekarang ada aturan baru untukku? Jika aku akan ke kantormu aku harus memberi kabar dan membuat janji?"tanya Karina sinis."Bukan begitu. Hanya saja, aku sedikit terkejut karena kau sudah lama kan tidak mampir kemari. Oya, masak apa? Harum sekali." Karina menyiapkan masakan yang ia bawa. Ia memasak Ayam bakar dan tumis kangkung untuk Rans. Sebenarnya, Rans tidak bernafsu makan. Tapi, karena Karina yang membawanya. Mau tidak mau untuk sementara ia harus membuang sedikit ego dan kemarahannya. Rans pun langsung menyantap apa yang sudah disediakan oleh Karina.
PERGISemalaman Rans berada di ruangan kerjanya. Karina hanya keluar saat jam makan malam. Itupun hanya menyuapi Bima, setelah itu dia kembali mengunci diri di dalam kamar. Rans sama sekali tidak di izinkan untuk masuk. Karina benar-benar merasa kecewa. Rans tidak tidur sama sekali. Ia benar-benar tidak tau bagaimana caranya mendapat maaf dari Karina. Pagi itu,saat Karina keluar dari kamar untuk sarapan Rans bergegas mendekatinya."Kita harus bicara, Rina. Aku mohon," ujar Rans. Karina menatap Rans penuh kebencian."Jawab, sejak kapan? Sejak kapan kau melakukan bisnis haram ini? Dan, apa benar Adhitama tidak salah seperti dugaanku? Dia hanya tumbal untuk menutupi kebusukanmu, benar begitu?" Rans menunduk, dia tidak tau harus mengatakan apa. Dalam hal ini, bisnis kotor yang di jalankan sudah lama. Dan, dia sendiri tidak tau kapan ayah mertuanya memulai semua bisnis haram
KAYLA- KARINAKarina meninggalkan rumah dengan hati hancur. Pesawatnya take off siang, namun ia sengaja berangkat lebih pagi. Ia ingin bertemu dulu dengan Kayla. Karina sudah menelepon Kayla. Karena Kayla tidak bisa meninggalkan rumah sakit, Karina yang datang ke rumah sakit untuk menemui Kayla. "Maafkan aku, jadi Mbak yang datang kemari. Ada apa Mbak?" sapa Kayla. Mereka memutuskan untuk bicara di kantin rumah sakit. Karina menatap Kayla dengan tatapan sedih. Ia bingung akan mulai dari mana."Mbak...," Kayla menyentuh lengan Karina dengan lembut. Kayla tidak pernah sedikit pun membenci Karina. Sebaliknya Kayla sangat menghormati wanita di hadapannya ini. Selama ia menjadi istri Rans, tidak sedikit pun Karina pernah berbuat jahat kepadanya. Alih- alih bicara Karina malah menangis tersedu. Jelas Kayla terkejut melihatnya. Bima yang berada dalam dekapan Karina pun mulai gelisah
BICARA CINTAGalang sengaja menjemput Kayla untuk makan malam bersama. Keinginan Galang untuk tetap mempertahankan gadis itu di sisinya memang belum hilang. Ia masih menginginkan Kayla menjadi miliknya."Tumben kau mengajakku makan malam berdua seperti ini?""Huuuft... rumah sepi. Cuma ada si mbok. Mama pergi rasanya sepi. Bang Theo dan Ethan sudah merebut Mama dariku,"rajuk Galang manja. Kayla tertawa geli melihat sikap kekanakan yang ditunjukkan Galang. Bagaimana tidak, saat memakai seragamnya, Galang terlihat gagah dan tegas. Tapi, malam ini dia lebih mirip bocah berusia 10 tahun yang sedang merajuk minta dibelikan mainan robot- robotan."Kau ini manja sekali. Selama ini kan, kau yang sudah memonopoli tante Kadita. Apa salahnya kau mengalah sedikit pada bang Theo dan Ethan? Mereka itu sudah lama tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Kau jangan egois," sahut Kayla.&nbs
Rengganis dan Guan tentu kaget dengan kedatangan Karina dan Bima yang tiba-tiba tanpa kabar terlebih dahulu. Apalagi sejak datang, Karina tidak mau menceritakan apa yang sudah terjadi. Ia hanya menjawab seperlunya saja. Jika di tanya mengapa hanya menggelengkan kepalanya."Sebenarnya ada apa Karina? Sudah seminggu lebih kau di sini dan masih juga tidak mau bercerita pada Papi dan Mami?" tanya Rengganis dengan lembut. Guan yang melihat Karina hanya diam, merasa sedikit kesal dan penasaran. Ia pun melangkah menghampiri istri dan anaknya."Kau ini bukan anak kecil lagi. Mami dan Papi ini sudah tua. Jadi, tolong jangan membebani Papi dan Mami dengan sikap kekanak- kanakanmu," sahut Guan dengan tegas. Karina menatap Guan dan Rengganis bergantian."Ini semua tentang Rans," jawab Karina lirih."Kenapa Rans? Apa dia menikah lagi? Atau usahanya bangkrut? Ata
KEHANCURANErza duduk diam, ia menatap wajah KABARESKRIM Drs. Yusuf Ridwan. SH yang sedang duduk di hadapannya dengan cemas."Anda tau apa kesalahan yang telah anda lakukan, pak Erza?" tanya Yusuf dengan tenang."Sa-saya tau, Pak. Saya sudah menyalahgunakan jabatan saya dan menerima suap dalam jumlah yang tidak sedikit.""Tau resikonya apa?""Tau, Pak."Yusuf menghela napas, ia sangat menyayangkan keterlibatan Erza dalam jaringan narkoba ini. Dan, ini bukan jaringan kecil. Bahkan sudah melibatkan banyak pihak termasuk bea dan cukai. Bahkan sudah di kirimkan ke luar negeri."Anda adalah aparat hukum, Pak Erza. Seharusnya, anda melindungi hukum. Bukan malah anda melindungi orang-orang yang seharusnya anda tangkap dan anda masukkan ke dalam jeruji besi. Terlebih lagi, orang ini sudah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Memfitnah dan membuat orang lain yang tidak bersalah justru menjalani h