BUKAN MILIKMU
Empat puluh hari kemudian dengan penuh percaya diri, Rans memasuki kantor milik Ethan. Ia mengumpulkan semua staff dan karyawan di aula. Termasuk pegawai- pegawai yang bekerja di pabrik. Semua ia kumpulkan. Rans merasa, bahwa apa yang menjadi milik Ethan selama ini akan jatuh ke tangannya karena Ethan tidak memiliki siapa pun.
"Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan pengumuman penting. Seperti yang kalian ketahui, empat puluh hari yang lalu bos kalian Ethan meninggal dunia akibat kecelakaan. Jadi, secara otomatis saya yang akan menjadi pemilik resmi kantor dan pabrik makanan ini. Karena, modal awal berdirinya perusahaan ini adalah dari saya. Jadi, mulai hari ini semua akan saya ambil alih semuanya. Dan, indrafood akan menjadi anak perusahaan dari Fanrong corporation. Jadi-"
"Maaf, Pak Rans yang terhormat, saya membawa surat wasiat resmi dari almarhum sau
KEKESALAN RANS Dapat dipastikan sepanjang hari itu Rans marah- marah. Hampir semua staff-nya terkena makiannya. Termasuk Bagus. Saat sedang marah- marah tiba- tiba Karina datang membawa makan siang untuk Rans. Membuat Rans langsung mengubah air mukanya."Sayang, tumben sekali datang ke kantor?"ujar Rans."Ah, jadi sekarang ada aturan baru untukku? Jika aku akan ke kantormu aku harus memberi kabar dan membuat janji?"tanya Karina sinis."Bukan begitu. Hanya saja, aku sedikit terkejut karena kau sudah lama kan tidak mampir kemari. Oya, masak apa? Harum sekali." Karina menyiapkan masakan yang ia bawa. Ia memasak Ayam bakar dan tumis kangkung untuk Rans. Sebenarnya, Rans tidak bernafsu makan. Tapi, karena Karina yang membawanya. Mau tidak mau untuk sementara ia harus membuang sedikit ego dan kemarahannya. Rans pun langsung menyantap apa yang sudah disediakan oleh Karina.
PERGISemalaman Rans berada di ruangan kerjanya. Karina hanya keluar saat jam makan malam. Itupun hanya menyuapi Bima, setelah itu dia kembali mengunci diri di dalam kamar. Rans sama sekali tidak di izinkan untuk masuk. Karina benar-benar merasa kecewa. Rans tidak tidur sama sekali. Ia benar-benar tidak tau bagaimana caranya mendapat maaf dari Karina. Pagi itu,saat Karina keluar dari kamar untuk sarapan Rans bergegas mendekatinya."Kita harus bicara, Rina. Aku mohon," ujar Rans. Karina menatap Rans penuh kebencian."Jawab, sejak kapan? Sejak kapan kau melakukan bisnis haram ini? Dan, apa benar Adhitama tidak salah seperti dugaanku? Dia hanya tumbal untuk menutupi kebusukanmu, benar begitu?" Rans menunduk, dia tidak tau harus mengatakan apa. Dalam hal ini, bisnis kotor yang di jalankan sudah lama. Dan, dia sendiri tidak tau kapan ayah mertuanya memulai semua bisnis haram
KAYLA- KARINAKarina meninggalkan rumah dengan hati hancur. Pesawatnya take off siang, namun ia sengaja berangkat lebih pagi. Ia ingin bertemu dulu dengan Kayla. Karina sudah menelepon Kayla. Karena Kayla tidak bisa meninggalkan rumah sakit, Karina yang datang ke rumah sakit untuk menemui Kayla. "Maafkan aku, jadi Mbak yang datang kemari. Ada apa Mbak?" sapa Kayla. Mereka memutuskan untuk bicara di kantin rumah sakit. Karina menatap Kayla dengan tatapan sedih. Ia bingung akan mulai dari mana."Mbak...," Kayla menyentuh lengan Karina dengan lembut. Kayla tidak pernah sedikit pun membenci Karina. Sebaliknya Kayla sangat menghormati wanita di hadapannya ini. Selama ia menjadi istri Rans, tidak sedikit pun Karina pernah berbuat jahat kepadanya. Alih- alih bicara Karina malah menangis tersedu. Jelas Kayla terkejut melihatnya. Bima yang berada dalam dekapan Karina pun mulai gelisah
BICARA CINTAGalang sengaja menjemput Kayla untuk makan malam bersama. Keinginan Galang untuk tetap mempertahankan gadis itu di sisinya memang belum hilang. Ia masih menginginkan Kayla menjadi miliknya."Tumben kau mengajakku makan malam berdua seperti ini?""Huuuft... rumah sepi. Cuma ada si mbok. Mama pergi rasanya sepi. Bang Theo dan Ethan sudah merebut Mama dariku,"rajuk Galang manja. Kayla tertawa geli melihat sikap kekanakan yang ditunjukkan Galang. Bagaimana tidak, saat memakai seragamnya, Galang terlihat gagah dan tegas. Tapi, malam ini dia lebih mirip bocah berusia 10 tahun yang sedang merajuk minta dibelikan mainan robot- robotan."Kau ini manja sekali. Selama ini kan, kau yang sudah memonopoli tante Kadita. Apa salahnya kau mengalah sedikit pada bang Theo dan Ethan? Mereka itu sudah lama tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Kau jangan egois," sahut Kayla.&nbs
Rengganis dan Guan tentu kaget dengan kedatangan Karina dan Bima yang tiba-tiba tanpa kabar terlebih dahulu. Apalagi sejak datang, Karina tidak mau menceritakan apa yang sudah terjadi. Ia hanya menjawab seperlunya saja. Jika di tanya mengapa hanya menggelengkan kepalanya."Sebenarnya ada apa Karina? Sudah seminggu lebih kau di sini dan masih juga tidak mau bercerita pada Papi dan Mami?" tanya Rengganis dengan lembut. Guan yang melihat Karina hanya diam, merasa sedikit kesal dan penasaran. Ia pun melangkah menghampiri istri dan anaknya."Kau ini bukan anak kecil lagi. Mami dan Papi ini sudah tua. Jadi, tolong jangan membebani Papi dan Mami dengan sikap kekanak- kanakanmu," sahut Guan dengan tegas. Karina menatap Guan dan Rengganis bergantian."Ini semua tentang Rans," jawab Karina lirih."Kenapa Rans? Apa dia menikah lagi? Atau usahanya bangkrut? Ata
KEHANCURANErza duduk diam, ia menatap wajah KABARESKRIM Drs. Yusuf Ridwan. SH yang sedang duduk di hadapannya dengan cemas."Anda tau apa kesalahan yang telah anda lakukan, pak Erza?" tanya Yusuf dengan tenang."Sa-saya tau, Pak. Saya sudah menyalahgunakan jabatan saya dan menerima suap dalam jumlah yang tidak sedikit.""Tau resikonya apa?""Tau, Pak."Yusuf menghela napas, ia sangat menyayangkan keterlibatan Erza dalam jaringan narkoba ini. Dan, ini bukan jaringan kecil. Bahkan sudah melibatkan banyak pihak termasuk bea dan cukai. Bahkan sudah di kirimkan ke luar negeri."Anda adalah aparat hukum, Pak Erza. Seharusnya, anda melindungi hukum. Bukan malah anda melindungi orang-orang yang seharusnya anda tangkap dan anda masukkan ke dalam jeruji besi. Terlebih lagi, orang ini sudah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Memfitnah dan membuat orang lain yang tidak bersalah justru menjalani h
Karina tak kuasa saat melihat jenazah Guan di kremasi. Menurut kepercayaan yang masih di anutnya, jauh hari sebelumnya Guan memang pernah berpesan, kelak jika ia meninggal ia ingin dikremasikan. Dan abunya di buang ke laut saja. Rengganis yang masih syok dengan kepergian suaminya tercinta tak sanggup menghadiri upacara kremasi. Sampai setelah beberapa hari berlalu, Rengganis masih mengurung diri dalam kamar. Ia tidak menduga sama sekali kepergian Guan yang begitu mendadak. Dan, dengan cara yang sangat mengenaskan."Mami, maafkan aku. Ini semua karena kesalahanku. Seharusnya aku tidak perlu menceritakan semuanya kepada Papi. Apa Papi benar- benar merasa terpukul karena diriku, Mami?"ujar Karina. Rengganis menatap putri semata wayangnya itu. "Sekarang, hanya tinggal kita berdua dan Bima. Papi sudah tidak ada. Lebih baik, kau mengurus hotel Papi yang ada di Phuket, Rina. Kita tinggal di
DOR!DOR!DOR!“GALAANG!” Agung berteriak. Ia tidak menyangka jika keponakannya itu akan menghalangi peluru yang ditujukan kepadanya. Sementara Rans sendiri terkena tembakan di bagian bahu.Tanpa menunggu lama Agung langsung menelepon ambulance dan membawa Agung ke rumah sakit.++"Saudara Rans, saya ingin menyampaikan berita duka. Ayah mertua Anda, meninggal dunia karena bunuh diri. Kami mendapatkan informasi dari kedutaan besar di Thailand. Kami juga sudah menghubungi istri Anda. Tapi, sepertinya istri Anda menolak untuk menemui Anda. Apakah ada yang lain yang ingin Anda sampaikan?" Rans terdiam, Guan meninggal? Bunuh diri? Ah, sebenarnya apa yang telah terjadi?"Jika kepolisian ingin mengusut asset penghasilan saya di perusahaan tidak akan bisa menemukan. Segala penghasilan saya dari usaha narkotika tidak pernah saya campur adukkan dengan bisnis saya yang bersih. Silak