Sejak pertengkarannya dengan Rans tempo hari, Ethan menarik beberapa orang yang dia percaya untuk tinggal di rumahnya. Seperti Theodore dan Jefry atau Mahendra. Di antara sekian banyaknya anak buah, entah mengapa Ethan lebih percaya kepada Theodore dan Jefry. Meskipun Ethan tidak tau bahwa Jefry adalah anggota kepolisian yang diperintahkan Galang untuk menyamar.
Beberapa security pun berjaga 24 jam di rumah, kantor dan pabrik milik Ethan. Ethan tau, itu semua adalah modal pemberian Rans. Tapi, dia yang mengelola bisnis dan usahanya hingga bisa berkembang seperti sekarang ini. Dan, dari bisnis haram yang Rans lakukan, Ethan tidak mendapat 50 persenpersen keuntungan . Seluruh keuntungan selalu ia setorkan kepada Rans.
Dan, Ethan tidak pernah mempermasalahkan hal itu selama ini. Karena ia menghargai budi baik Rans. Tapi, kali ini saat tau niat Rans untuk menghabisi dirinya, Et
Kayla baru saja hendak pergi ke rumah sakit saat Galang datang. Kayla mengerutkan dahinya."Ada apa Lang? Pagi- pagi sekali?" sapa Kayla."Kau akan pergi ke rumah sakit?aku sudah izin supaya kau tukar jadwal pada mama," kata Galang.Paramitha yang mendengar percakapan Galang dan Kayla langsung bergegas menghampiri."Ada apa ini, Nak Galang? Ayo masuk, jangan di depan pintu seperti ini." Paramitha langsung menarik tangan Galang untuk masuk.Galang menatap Kayla dan Paramitha bergantian."Kay, Ethan meninggal kemarin. Mobilnya terbakar dalam perjalanan menuju kota Bandung."Kayla terkesiap kaget. Ia merasakan nyeri di dadanya. Matanya terasa panas. Ia menatap Galang dengan tajam."Kau jangan bercanda. Ini bukan permainan, Lang. Ini nyawa orang," ujar Kayla dengan suara bergetar. Sementara Paramitha memeluk bahu putrinya itu seolah ingin memberi kekuatan."Aku serius, jenazahn
Rans dan Karina pulang ke rumah bersama setelah pemakaman Ethan selesai. Karina terlihat sedikit sedih, namun Rans tidak. Dia begitu tenang bahkan tanpa beban sama sekali."Kau tidak nampak sedih sama sekali,"komentar Karina. Rans menoleh dan tersenyum pada istrinya itu."Aku sedih tentu. Kau tau sendiri aku yang sudah membesarkan Ethan dan membimbingnya. Bohong kalau aku katakan aku tidak sedih. Dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri.""Tapi, aku sama sekali tidak melihatmu merasa kehilangan, Rans."Rans menatap Karina tajam. Untuk pertama kalinya Rans mendengar Karina hanya memanggil namanya saja."Kau marah?""Yaa, aku marah. Karena kau menyembunyikan sesuatu dariku. Aku mengenal dirimu bertahun-tahun, Rans. Dan, aku bisa membedakan saat kau berdusta dan jujur hanya dari raut wajahmu. Aku tau, kau banyak menyembunyikan kebohongan dariku. Jangan kau pikir aku diam karena aku tidak tau, Rans!"seru Karina.&nb
BUKAN MILIKMUEmpat puluh hari kemudian dengan penuh percaya diri, Rans memasuki kantor milik Ethan. Ia mengumpulkan semua staff dan karyawan di aula. Termasuk pegawai- pegawai yang bekerja di pabrik. Semua ia kumpulkan. Rans merasa, bahwa apa yang menjadi milik Ethan selama ini akan jatuh ke tangannya karena Ethan tidak memiliki siapa pun. "Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan pengumuman penting. Seperti yang kalian ketahui, empat puluh hari yang lalu bos kalian Ethan meninggal dunia akibat kecelakaan. Jadi, secara otomatis saya yang akan menjadi pemilik resmi kantor dan pabrik makanan ini. Karena, modal awal berdirinya perusahaan ini adalah dari saya. Jadi, mulai hari ini semua akan saya ambil alih semuanya. Dan, indrafood akan menjadi anak perusahaan dari Fanrong corporation. Jadi-" "Maaf, Pak Rans yang terhormat, saya membawa surat wasiat resmi dari almarhum sau
KEKESALAN RANS Dapat dipastikan sepanjang hari itu Rans marah- marah. Hampir semua staff-nya terkena makiannya. Termasuk Bagus. Saat sedang marah- marah tiba- tiba Karina datang membawa makan siang untuk Rans. Membuat Rans langsung mengubah air mukanya."Sayang, tumben sekali datang ke kantor?"ujar Rans."Ah, jadi sekarang ada aturan baru untukku? Jika aku akan ke kantormu aku harus memberi kabar dan membuat janji?"tanya Karina sinis."Bukan begitu. Hanya saja, aku sedikit terkejut karena kau sudah lama kan tidak mampir kemari. Oya, masak apa? Harum sekali." Karina menyiapkan masakan yang ia bawa. Ia memasak Ayam bakar dan tumis kangkung untuk Rans. Sebenarnya, Rans tidak bernafsu makan. Tapi, karena Karina yang membawanya. Mau tidak mau untuk sementara ia harus membuang sedikit ego dan kemarahannya. Rans pun langsung menyantap apa yang sudah disediakan oleh Karina.
PERGISemalaman Rans berada di ruangan kerjanya. Karina hanya keluar saat jam makan malam. Itupun hanya menyuapi Bima, setelah itu dia kembali mengunci diri di dalam kamar. Rans sama sekali tidak di izinkan untuk masuk. Karina benar-benar merasa kecewa. Rans tidak tidur sama sekali. Ia benar-benar tidak tau bagaimana caranya mendapat maaf dari Karina. Pagi itu,saat Karina keluar dari kamar untuk sarapan Rans bergegas mendekatinya."Kita harus bicara, Rina. Aku mohon," ujar Rans. Karina menatap Rans penuh kebencian."Jawab, sejak kapan? Sejak kapan kau melakukan bisnis haram ini? Dan, apa benar Adhitama tidak salah seperti dugaanku? Dia hanya tumbal untuk menutupi kebusukanmu, benar begitu?" Rans menunduk, dia tidak tau harus mengatakan apa. Dalam hal ini, bisnis kotor yang di jalankan sudah lama. Dan, dia sendiri tidak tau kapan ayah mertuanya memulai semua bisnis haram
KAYLA- KARINAKarina meninggalkan rumah dengan hati hancur. Pesawatnya take off siang, namun ia sengaja berangkat lebih pagi. Ia ingin bertemu dulu dengan Kayla. Karina sudah menelepon Kayla. Karena Kayla tidak bisa meninggalkan rumah sakit, Karina yang datang ke rumah sakit untuk menemui Kayla. "Maafkan aku, jadi Mbak yang datang kemari. Ada apa Mbak?" sapa Kayla. Mereka memutuskan untuk bicara di kantin rumah sakit. Karina menatap Kayla dengan tatapan sedih. Ia bingung akan mulai dari mana."Mbak...," Kayla menyentuh lengan Karina dengan lembut. Kayla tidak pernah sedikit pun membenci Karina. Sebaliknya Kayla sangat menghormati wanita di hadapannya ini. Selama ia menjadi istri Rans, tidak sedikit pun Karina pernah berbuat jahat kepadanya. Alih- alih bicara Karina malah menangis tersedu. Jelas Kayla terkejut melihatnya. Bima yang berada dalam dekapan Karina pun mulai gelisah
BICARA CINTAGalang sengaja menjemput Kayla untuk makan malam bersama. Keinginan Galang untuk tetap mempertahankan gadis itu di sisinya memang belum hilang. Ia masih menginginkan Kayla menjadi miliknya."Tumben kau mengajakku makan malam berdua seperti ini?""Huuuft... rumah sepi. Cuma ada si mbok. Mama pergi rasanya sepi. Bang Theo dan Ethan sudah merebut Mama dariku,"rajuk Galang manja. Kayla tertawa geli melihat sikap kekanakan yang ditunjukkan Galang. Bagaimana tidak, saat memakai seragamnya, Galang terlihat gagah dan tegas. Tapi, malam ini dia lebih mirip bocah berusia 10 tahun yang sedang merajuk minta dibelikan mainan robot- robotan."Kau ini manja sekali. Selama ini kan, kau yang sudah memonopoli tante Kadita. Apa salahnya kau mengalah sedikit pada bang Theo dan Ethan? Mereka itu sudah lama tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Kau jangan egois," sahut Kayla.&nbs
Rengganis dan Guan tentu kaget dengan kedatangan Karina dan Bima yang tiba-tiba tanpa kabar terlebih dahulu. Apalagi sejak datang, Karina tidak mau menceritakan apa yang sudah terjadi. Ia hanya menjawab seperlunya saja. Jika di tanya mengapa hanya menggelengkan kepalanya."Sebenarnya ada apa Karina? Sudah seminggu lebih kau di sini dan masih juga tidak mau bercerita pada Papi dan Mami?" tanya Rengganis dengan lembut. Guan yang melihat Karina hanya diam, merasa sedikit kesal dan penasaran. Ia pun melangkah menghampiri istri dan anaknya."Kau ini bukan anak kecil lagi. Mami dan Papi ini sudah tua. Jadi, tolong jangan membebani Papi dan Mami dengan sikap kekanak- kanakanmu," sahut Guan dengan tegas. Karina menatap Guan dan Rengganis bergantian."Ini semua tentang Rans," jawab Karina lirih."Kenapa Rans? Apa dia menikah lagi? Atau usahanya bangkrut? Ata
_15 tahun kemudian_ Bima membaca surat terakhir yang ditulis oleh Rans. Di surat terakhir ini, lebih tebal dari biasanya. Juga di surat terakhir ini Rans bercerita banyak hal kepadanya. Usia Bima hari ini genap 20 tahun. Ia menatap Karina yang duduk di hadapannya. Hari ini, untuk pertama kali Bima mengerti bahwa wanita yang selama 20 tahun ini merawat dan membesarkannya ternyata bukan ibu yang melahirkannya ke dunia ini. Bima juga harus berlapang dada mengetahui semua kebenarannya. Tentang almarhum Guan dan Rans. Selama ini, Karina memang tidak pernah mengatakan apa pun. Itu semua karena Karina ingin menjaga kebanggaan Bima tentang Papinya. Karina membawa Bima tinggal di Thailand karena ia tidak ingin Bima mengetahui soal Rans dari orang lain. Karina ingin menunggu sampai Bima dewasa dan siap menghadapi semua kenyataan dan kebenaran yang ada. Ba
-2 Tahun kemudian Kayla pagi ini kelihatan cantik dengan kebaya dan riasan pengantin adat Jawa Barat. Kayla mengenakan siger di kepalanya, siger Sunda itu sendiri memiliki makna yang cukup.Dengan meletakkan siger pada kepala, pengantin wanita pada dasarnya telah meletakkan kearifan, rasa hormat, dan kebijaksanaannya sebagai prioritas dalam pernikahan. Sebagai istri, siger merupakan simbolisasi harapan kearifan, hormat dan kebijaksanaan. Selain sigernya itu sendiri, riasan adat siger yang Kayla pakai juga disertai dengan hiasan-hiasan pada sanggul seperti kembang tanjung. Kembang tanjung adalah 6 pasang bunga yang disematkan pada belakang sanggul, bentuknya seperti kupu-kupu kecil di belakang konde. Kembang tanjung sendiri bermakna sebagai kesetiaan pengantin wanita pada pria. Sebagai seorang gadis Sunda Kayla terlihat sangat cantik dengan u
Tepat di hari ke delapan, Galang membuka matanya pelahan. Kayla dan Kadita yang sedang berada di ruang perawatan tentu senang bukan main. Kadita pun langsung memanggil dokter yang menangani Galang."Ma, Bang Theo dan Ethan sudah kembali?" tanya Galang."Sudah, mereka sudah mama beri kabar. Mereka akan datang, Om- mu sedang menjemput mereka.""Kayla ....""Aku di sini. Kau jangan banyak bicara dulu. Kau sudah delapan hari koma dan kau belum boleh banyak bicara."Galang menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis."Aku mencintaimu, Kay dan kau sangat tau hal itu. Aku ingin melihatmu bahagia," kata Galang dengan lirih.Kayla menggenggam tangan Galang dan membelai rambut pemuda itu."Aku juga sayang kepadamu."Kadita yang duduk di dekat mereka hanya bisa menangis dan menggenggam tangan Galang yang satunya. Tak berapa lama pintu kamar terbuka. Tampak Agung masuk bersama Theodore dan Ethan. Mereka
Siang itu, Kayla dan Agung sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput Kadita, Ethan dan Theodore. Kayla nampak sedikit gelisah, ia penasaran seperti apa penampilan Ethan dan Theodore sekarang. Terakhir mereka melakukan panggilan telepon, Ethan tidak bersedia untuk melakukan video call. Sehingga Kayla hanya bisa mengira- ngira bagaimana wajah Ethan sekarang. Setelah beberapa lama menunggu pesawat Kadita pun landing. Dari kejauhan, Kadita langsung melambaikan tangan saat melihat Kayla. Kayla membalas lambaian tangan Kadita. Untuk sejenak, Kayla terpaku pada kedua lelaki yang berjalan di belakang Kadita. Ia yakin mereka adalah Ethan dan Theodore. Tapi, Kayla belum bisa memastikan yang mana Ethan dan yang mana Theodore.Mereka tidak sempat bicara panjang lebar. Agung langsung membawa Kadita ke rumah sakit tempat Galang dirawat.“Bagaimana bisa dia tertembak, Bang?” tanya Kadita.&ldq
Karina berjalan dengan mantap menuju kantor polisi. Dia baru saja tiba di Jakarta tanpa membawa Bima. Kepada Rengganis, ia mengatakan bahwa ia harus ke Jakarta untuk mengurus perceraian. Tetapi, bukan hanya itu. Ia ingin menemui Rans Surat terakhir dari papinya ia simpan dengan rapi di dalam tasnya. Galang yang kebetulan baru saja menjenguk Hans merasa sedikit terkejut. Kabar terakhir yang Galang dengar, Karina sedang mengurus proses perceraian. Bahkan menurut orang kedutaan Karina tidak mau ikut campur dengan apa yang menimpa suaminya Jelas, kedatangan Karina menjadi sebuah kejutan bagi Galang. Ia langsung menyuruh anak buahnya untuk membawa Hans bertemu dengan istrinya di ruangan khusus. Melihat Karina, mata Hans yang tadinya kosong tanpa gairah mendadak berbinar ceria. Namun, ia menahan diri untuk tidak memeluk istri tercintanya itu."Kau datang? Mana Bima?" tanya Rans Karina merasa gamang. Perasaannya saat ini campur adu
DOR!DOR!DOR!“GALAANG!” Agung berteriak. Ia tidak menyangka jika keponakannya itu akan menghalangi peluru yang ditujukan kepadanya. Sementara Rans sendiri terkena tembakan di bagian bahu.Tanpa menunggu lama Agung langsung menelepon ambulance dan membawa Agung ke rumah sakit.++"Saudara Rans, saya ingin menyampaikan berita duka. Ayah mertua Anda, meninggal dunia karena bunuh diri. Kami mendapatkan informasi dari kedutaan besar di Thailand. Kami juga sudah menghubungi istri Anda. Tapi, sepertinya istri Anda menolak untuk menemui Anda. Apakah ada yang lain yang ingin Anda sampaikan?" Rans terdiam, Guan meninggal? Bunuh diri? Ah, sebenarnya apa yang telah terjadi?"Jika kepolisian ingin mengusut asset penghasilan saya di perusahaan tidak akan bisa menemukan. Segala penghasilan saya dari usaha narkotika tidak pernah saya campur adukkan dengan bisnis saya yang bersih. Silak
Karina tak kuasa saat melihat jenazah Guan di kremasi. Menurut kepercayaan yang masih di anutnya, jauh hari sebelumnya Guan memang pernah berpesan, kelak jika ia meninggal ia ingin dikremasikan. Dan abunya di buang ke laut saja. Rengganis yang masih syok dengan kepergian suaminya tercinta tak sanggup menghadiri upacara kremasi. Sampai setelah beberapa hari berlalu, Rengganis masih mengurung diri dalam kamar. Ia tidak menduga sama sekali kepergian Guan yang begitu mendadak. Dan, dengan cara yang sangat mengenaskan."Mami, maafkan aku. Ini semua karena kesalahanku. Seharusnya aku tidak perlu menceritakan semuanya kepada Papi. Apa Papi benar- benar merasa terpukul karena diriku, Mami?"ujar Karina. Rengganis menatap putri semata wayangnya itu. "Sekarang, hanya tinggal kita berdua dan Bima. Papi sudah tidak ada. Lebih baik, kau mengurus hotel Papi yang ada di Phuket, Rina. Kita tinggal di
KEHANCURANErza duduk diam, ia menatap wajah KABARESKRIM Drs. Yusuf Ridwan. SH yang sedang duduk di hadapannya dengan cemas."Anda tau apa kesalahan yang telah anda lakukan, pak Erza?" tanya Yusuf dengan tenang."Sa-saya tau, Pak. Saya sudah menyalahgunakan jabatan saya dan menerima suap dalam jumlah yang tidak sedikit.""Tau resikonya apa?""Tau, Pak."Yusuf menghela napas, ia sangat menyayangkan keterlibatan Erza dalam jaringan narkoba ini. Dan, ini bukan jaringan kecil. Bahkan sudah melibatkan banyak pihak termasuk bea dan cukai. Bahkan sudah di kirimkan ke luar negeri."Anda adalah aparat hukum, Pak Erza. Seharusnya, anda melindungi hukum. Bukan malah anda melindungi orang-orang yang seharusnya anda tangkap dan anda masukkan ke dalam jeruji besi. Terlebih lagi, orang ini sudah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Memfitnah dan membuat orang lain yang tidak bersalah justru menjalani h
Rengganis dan Guan tentu kaget dengan kedatangan Karina dan Bima yang tiba-tiba tanpa kabar terlebih dahulu. Apalagi sejak datang, Karina tidak mau menceritakan apa yang sudah terjadi. Ia hanya menjawab seperlunya saja. Jika di tanya mengapa hanya menggelengkan kepalanya."Sebenarnya ada apa Karina? Sudah seminggu lebih kau di sini dan masih juga tidak mau bercerita pada Papi dan Mami?" tanya Rengganis dengan lembut. Guan yang melihat Karina hanya diam, merasa sedikit kesal dan penasaran. Ia pun melangkah menghampiri istri dan anaknya."Kau ini bukan anak kecil lagi. Mami dan Papi ini sudah tua. Jadi, tolong jangan membebani Papi dan Mami dengan sikap kekanak- kanakanmu," sahut Guan dengan tegas. Karina menatap Guan dan Rengganis bergantian."Ini semua tentang Rans," jawab Karina lirih."Kenapa Rans? Apa dia menikah lagi? Atau usahanya bangkrut? Ata