Rans sengaja tidak ke mana-mana hari. Ia ingat bahwa sore nanti ketika Kayla pulang, mereka akan bicara. Bima sedang asik bermain dengan baby sitternya.
"Sibuk, Sayang?"tanya Rans pada Karina. Karina menoleh dan tersenyum.
"Ada yang ingin kau bicarakan?"
"Tentang Kayla."
Karina mengerutkan dahinya seketika. Ia ingat, terakhir kali Rans mengajaknya bicara serius adalah saat hendak menjadikan Kayla istri.
"Hmm ... ada apa dengannya? Dia tidak sedang ada masalah? Aku selalu rutin mentransfer uang bulanannya. Bahkan, segala kebutuhannya aku cukupi seperti yang kau minta. Kenapa dengannya? Apa uang jatahnya kurang?"
"Dia minta cerai."
Seketika Karina menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyisir rambut. Ia menoleh dan menatap Rans. Kayla meminta cerai? Karina mendadak lemas. Karina hapal sekali kelakuan Rans di luar sana. Dia sangat suka bermain-main dengan w
Karina dan Rans saling pandang."Aku sudah menganggapmu adik sendiri,Kay. Tapi, jika itu yang bisa membuatmu bahagia. Aku tidak bisa menahanmu.""Keputusanmu apakah sudah bulat? Tidak bisa ditawar lagi?"tanya Rans.Kayla mengangguk.Rans menghela napas panjang."Baiklah, kalau begitu di hadapan Karina aku talak tiga dirimu Kayla. Aku akan segera mengurusnya ke kantor urusan agama. Selama surat cerai belum keluar, kau boleh tinggal di sini. Aku akan memberimu satu milyar sebagai harta gono gini. Dan, kau boleh membawa semua barang-barang yang sudah diberikan oleh Karina. Selama surat belum ada, kau masih harus di sini. Dan nanti aku sendiri yang akan mengantarmu ke apartemen ibumu. Aku mengambilmu dengan baik aku pula yang akan mengembalikanmu pada ibumu dengan baik pula."Setelah mengucapkan talak, Rans tidak pernah berkunjung ke kamar Kayla. Kayla merasa bersyukur,
Kayla menatap STNK dan BPKB mobil di tangannya. Ia meletakkan STNK ke dalam dompet miliknya. Sementara BPKB ia masukkan ke dalam lemari tempat ia menyimpan semua surat- surat. Kayla menghela napas. Ia berpikir, apakah jika dulu ayahnya tidak bangkrut hidup mereka akan seperti ini? Tentu tidak. Rans harus dihancurkan. Dan Kayla mendapatkan ide untuk memghancurkan Rans dari dalam."Aku akan membalas seKayp tetesan air mata yang telah kau berikan. Segala yang telah kau berikan kepadaku tidak sebanding dengan apa yang sudah kau renggut. Termasuk keadilan bagi ayah,"gumam Kayla. Ia sudah bertekad.Dan, pagi itu Kayla dengan senang membantu ibunya menyiapkan sarapan. Wajahnya begitu ceria. Sambil bernyanyi kecil ia membuat telur gulung dan roti panggang serta salad buah favoritnya."Ibu baru kali ini melihat, orang bercerai bahagia, Kay. Biasanya, ibu melihat orang bercerai itu akan menangis tersedu-sedu se
Galang menatap layar ponselnya tidak percaya. Kadita baru saja memberi kabar gembira tentang Kayla. Dia sudah berpisah dengan suaminya? Ah, ingin sekali rasanya Galang langsung ke rumah sakit, namun ia juga masih harus bekerja."Ada apa, Lang? Kau seperti nya sedikit gelisah?" tanya Agung"Tidak apa-apa Om, eh, Komandan,"jawab Galang. Agung memang Om-nya, tapi di kantor ia tetap atasannya."Hahahaha, ini kan di ruangan. Tidak apa jika kau memanggilku Om jika tidak ada orang."Galang hanya tertawa kecil. "Terima kasih Om. Tapi, aku tidak apa-apa.""Yakiin?""Yakin Om, aku hanya sedikit terkejut mendapat kabar dari mama," ujar Galang."Hmm .... kabar apa?""Kayla, istri Rans Wijaya. Mereka sudah bercerai."Agung mengerutkan dahinya. Rans Wijaya adalah seorang yang sangat ia curigai sejak lama. Tapi, tidak ada bukti yang mengarah kepadanya
Galang menatap wanita dihadapannya dengan hati yang penuh kerinduan. Dia sengaja datang ke apartemen Kayla. Dia tidak ingin menemui wanita tercintanya dengan cara tidak hormat. Ia ingin menunjukkan pada Kayla bahwa ia menghargai dan mencintainya."Udah lama?" sapa Kayla pada Galang.Kayla sebenarnya merasa begitu rindu. Namun,ia mengingat terakhir kali ia berhubungan dengan Ethan meskipun itu bukan keinginannya. Namun, Kayla merasa begitu tidak pantas. Galang masih perjaka. Sedangkan dirinya? Mengingat hal ini membuatnya merasa begitu miris dan sedih."Gantilah dulu pakaianmu, Nak. Baru duduk bersama kami," tegur Paramitha yang melihat putrinya itu hanya termangu di depan pintu.Seolah tersadar, Kayla pun bergegas ke kamarnya dan langsung mandi kemudian berganti pakaian. Ia merasa cukup pantas mengenakan dress midi selutut berwarna hitam. Kayla hanya menggerai rambut
"Ada yang menceritakannya kepadaku. Dan, karena itulah aku menuntut Rans untuk menceraikan aku. Karena aku tidak kuat lagi jika aku harus tinggal satu atap dengan lelaki bejad yang sudah mencelakakan keluarga kami. Aku tidak mau, dia tau kalau aku sudah mengetahui semuanya. Aku tidak mau keluargaku menjadi korban. Saat ini aku yang akan melindungi mereka dengan caraku. Jika suatu hari aku menyakiti perasaanmu. Satu hal, percayalah kepadaku, bahwa aku melakukan itu semua untuk mendapatkan segala bukti kejahatan lelaki iblis itu."Galang menatap Kayla."Kau jangan nekad, Kay. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadamu. Jangan nekad, serahkan saja kepadaku. Kau cukup duduk diam dan menunggu. Aku akan mengurus semuanya.""Kalian sama saja. Kau dan Ethan sama. Kalian hanya mengatakan akan melindungiku. Tapi, aku juga tidak bisa diam jika manusia iblis itu bisa ongkang kaki dengan bahagianya menikmati surga dunia!" seru Ka
Kayla membuka matanya pagi itu. Ia menoleh ke samping. Galang masih pulas tertidur. Semalaman mereka berbincang sampai larut, dan kemudian berpelukan sampai jatuh tertidur. Untuk pertama kalinya, Kayla merasa dihargai sebagai seorang wanita. Jika mau, Galang bisa saja menyentuhnya. Tapi, hal itu tidak dia lakukan. Galang hanya mengecup bibirnya dan memeluknya. Padahal, jika ia meminta pun Kayla tidak akan menolak.Perlahan, Kayla bangkit dan menatap bayangannya di dalam cermin. Matanya sudah tidak terlalu sembab. Ia pun memutuskan untuk mandi. Diisinya bathtub dengan air hangat. Setelah penuh, ia pun langsung berendam. Kayla merasa tubunya Sedikit rileks. Ia merasa segar. Setelah selesai ia langsung mengeringkan tubuh nya dengan handuk yang tersedia. Dan juga mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer yang ada di kamar mandi itu. Setelah kembali berpakaian, ia pun keluar.Saat ia keluar, Gala
Siang itu, Kayla tidak ke rumah sakit. Setelah ia berbicara dengan Kadita, Galang pun mengantarnya pulang dan langsung berangkat ke kantor. Saat tiba di apartemen, Kayla pun langsung mengurung diri di dalam kamarnya. Ia ingin merenungi semua yang telah terjadi. Ia tau, bahwa Kadita berharap banyak kepadanya. Begitu juga cinta dari Galang.Namun, ia tidak bisa abai pada rasa dendamnya. Rans harus membayar semuanya dengan penderitaan yang sama. Kayla menghela napas panjang. Ia berpikir begitu keras sampai ia tidak menyadari sang iBu sudah masuk ke kamarnya dan tengah menatapnya."Apa yang kau pikirkan, Kay?"Kayla tersadar dan menoleh pada sang iBu."IBu sudah lama berdiri di situ, duduk sini, Bu."Paramitha tersenyum dan menghampiri putrinya itu. Perlahan ia membelai ramBut Kayla. Kayla langsung memeluk Paramitha. Saat ini pelukan sang iBu-lah y
Theodore menatap pemuda di hadapannya. Ia mengamatinya dari atas sampai ke bawah. Usia pemuda itu sekitar 26 tahun. Wajahnya begitu bersih, dan tuBuhnya tegap. "Kau lebih mirip seorang polisi daripada seorang pengedar narkoba," cetus Theodore."Penjualannya bagus Bos. Dia juga licin. Beberapa kali dia ikut denganku membawa barang kepada pembeli,"sahut Raka, salah seorang anak Buah Theodore."Jadi, kau mau bergbung bersama kami? Siapa namamu?""Jefry, Bos."Theodore masih belum lepas menatap Jefry. Ia meraih ponselnya dan menelepon seseorang untuk datang."Kalian jaga dia. Sebentar lagi, bos Ethan datang."Beberapa anak Buah Theodore pun mengikuti perintah Theodore untuk menjaga Jefry.Sementara itu, Jefry merasa dadanya berdebar kencang. Saat pertama kali mendapatkan tugas ini ia begitu bersemangat, tapi setelah menjalani be