Galang menatap layar ponselnya tidak percaya. Kadita baru saja memberi kabar gembira tentang Kayla. Dia sudah berpisah dengan suaminya? Ah, ingin sekali rasanya Galang langsung ke rumah sakit, namun ia juga masih harus bekerja.
"Ada apa, Lang? Kau seperti nya sedikit gelisah?" tanya Agung
"Tidak apa-apa Om, eh, Komandan,"jawab Galang. Agung memang Om-nya, tapi di kantor ia tetap atasannya.
"Hahahaha, ini kan di ruangan. Tidak apa jika kau memanggilku Om jika tidak ada orang."
Galang hanya tertawa kecil. "Terima kasih Om. Tapi, aku tidak apa-apa."
"Yakiin?"
"Yakin Om, aku hanya sedikit terkejut mendapat kabar dari mama," ujar Galang.
"Hmm .... kabar apa?"
"Kayla, istri Rans Wijaya. Mereka sudah bercerai."
Agung mengerutkan dahinya. Rans Wijaya adalah seorang yang sangat ia curigai sejak lama. Tapi, tidak ada bukti yang mengarah kepadanya
Galang menatap wanita dihadapannya dengan hati yang penuh kerinduan. Dia sengaja datang ke apartemen Kayla. Dia tidak ingin menemui wanita tercintanya dengan cara tidak hormat. Ia ingin menunjukkan pada Kayla bahwa ia menghargai dan mencintainya."Udah lama?" sapa Kayla pada Galang.Kayla sebenarnya merasa begitu rindu. Namun,ia mengingat terakhir kali ia berhubungan dengan Ethan meskipun itu bukan keinginannya. Namun, Kayla merasa begitu tidak pantas. Galang masih perjaka. Sedangkan dirinya? Mengingat hal ini membuatnya merasa begitu miris dan sedih."Gantilah dulu pakaianmu, Nak. Baru duduk bersama kami," tegur Paramitha yang melihat putrinya itu hanya termangu di depan pintu.Seolah tersadar, Kayla pun bergegas ke kamarnya dan langsung mandi kemudian berganti pakaian. Ia merasa cukup pantas mengenakan dress midi selutut berwarna hitam. Kayla hanya menggerai rambut
"Ada yang menceritakannya kepadaku. Dan, karena itulah aku menuntut Rans untuk menceraikan aku. Karena aku tidak kuat lagi jika aku harus tinggal satu atap dengan lelaki bejad yang sudah mencelakakan keluarga kami. Aku tidak mau, dia tau kalau aku sudah mengetahui semuanya. Aku tidak mau keluargaku menjadi korban. Saat ini aku yang akan melindungi mereka dengan caraku. Jika suatu hari aku menyakiti perasaanmu. Satu hal, percayalah kepadaku, bahwa aku melakukan itu semua untuk mendapatkan segala bukti kejahatan lelaki iblis itu."Galang menatap Kayla."Kau jangan nekad, Kay. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadamu. Jangan nekad, serahkan saja kepadaku. Kau cukup duduk diam dan menunggu. Aku akan mengurus semuanya.""Kalian sama saja. Kau dan Ethan sama. Kalian hanya mengatakan akan melindungiku. Tapi, aku juga tidak bisa diam jika manusia iblis itu bisa ongkang kaki dengan bahagianya menikmati surga dunia!" seru Ka
Kayla membuka matanya pagi itu. Ia menoleh ke samping. Galang masih pulas tertidur. Semalaman mereka berbincang sampai larut, dan kemudian berpelukan sampai jatuh tertidur. Untuk pertama kalinya, Kayla merasa dihargai sebagai seorang wanita. Jika mau, Galang bisa saja menyentuhnya. Tapi, hal itu tidak dia lakukan. Galang hanya mengecup bibirnya dan memeluknya. Padahal, jika ia meminta pun Kayla tidak akan menolak.Perlahan, Kayla bangkit dan menatap bayangannya di dalam cermin. Matanya sudah tidak terlalu sembab. Ia pun memutuskan untuk mandi. Diisinya bathtub dengan air hangat. Setelah penuh, ia pun langsung berendam. Kayla merasa tubunya Sedikit rileks. Ia merasa segar. Setelah selesai ia langsung mengeringkan tubuh nya dengan handuk yang tersedia. Dan juga mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer yang ada di kamar mandi itu. Setelah kembali berpakaian, ia pun keluar.Saat ia keluar, Gala
Siang itu, Kayla tidak ke rumah sakit. Setelah ia berbicara dengan Kadita, Galang pun mengantarnya pulang dan langsung berangkat ke kantor. Saat tiba di apartemen, Kayla pun langsung mengurung diri di dalam kamarnya. Ia ingin merenungi semua yang telah terjadi. Ia tau, bahwa Kadita berharap banyak kepadanya. Begitu juga cinta dari Galang.Namun, ia tidak bisa abai pada rasa dendamnya. Rans harus membayar semuanya dengan penderitaan yang sama. Kayla menghela napas panjang. Ia berpikir begitu keras sampai ia tidak menyadari sang iBu sudah masuk ke kamarnya dan tengah menatapnya."Apa yang kau pikirkan, Kay?"Kayla tersadar dan menoleh pada sang iBu."IBu sudah lama berdiri di situ, duduk sini, Bu."Paramitha tersenyum dan menghampiri putrinya itu. Perlahan ia membelai ramBut Kayla. Kayla langsung memeluk Paramitha. Saat ini pelukan sang iBu-lah y
Theodore menatap pemuda di hadapannya. Ia mengamatinya dari atas sampai ke bawah. Usia pemuda itu sekitar 26 tahun. Wajahnya begitu bersih, dan tuBuhnya tegap. "Kau lebih mirip seorang polisi daripada seorang pengedar narkoba," cetus Theodore."Penjualannya bagus Bos. Dia juga licin. Beberapa kali dia ikut denganku membawa barang kepada pembeli,"sahut Raka, salah seorang anak Buah Theodore."Jadi, kau mau bergbung bersama kami? Siapa namamu?""Jefry, Bos."Theodore masih belum lepas menatap Jefry. Ia meraih ponselnya dan menelepon seseorang untuk datang."Kalian jaga dia. Sebentar lagi, bos Ethan datang."Beberapa anak Buah Theodore pun mengikuti perintah Theodore untuk menjaga Jefry.Sementara itu, Jefry merasa dadanya berdebar kencang. Saat pertama kali mendapatkan tugas ini ia begitu bersemangat, tapi setelah menjalani be
Theodore membawa Mahendra ke apartemen miliknya. Sesuai perintah Ethan, dalam jangka waktu 6 Bulan Mahendra harus diawasi."Siapa nama kamu?"tanya Theodore dengan tajam. Mahendra menatap Theodore tidak kalah tajam."Jefry, kenapa bos tanyakan lagi?"Theodore tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Mahendra."Galang dan Agung yang menyuruhmu masuk? Untuk apa? Menjagaku ? Mengawasi atau mencari Bukti-Bukti? Kalian tidak waras!!"maki Theodore. Sontak Mahendra terkejut. Bagaimana mungkin dia tau. Mahendra yakin sekali bahwa penyamarannya sudah sempurna."Untuk seorang pemakai, caramu menghisap shabu tadi berantakan. Kau membakar bahan ke sana ke sini, tidak rapi. Pemakai yang sebenarnya akan membakar secara perlahan dari depan. Sehingga, bahan tidak terbuang percuma. Jika memang iya kau ini seorang pecandu, hal sekecil itu kau pasti tau."T
Kerajaan Thai, yang lebih ering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai, adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat.Dan, di negara inilah Aji Saputra Utama atau Guan Tjoa memilih untuk menghabiskan masa tua bersama istrinya tercinta Rengganis. Bahkan Guan sudah resmi menjadi warga negara Thailand. Ia memang sudah terlalu lelah untuk berada di dunia hitam. Semua harta yang ia dapat sudah lebih dari cukup. Guan memiliki sebuah hotel yang berada di Phuket. Hotel terseBut di kelola oleh orang kepercayaannya. Setiap Bulan ia hanya tinggal menikmati hasilnya. Dan beberapa Bulan sekali, Guan dan Rengganis akan menghabiskan waktu di pulau itu.Semua kekayaannya di Indonesia termasuk segala bisnis dan usahanya yang lain dia b
Phuket menyediakan beragam tempat yang indah . Kawasan ini bisa dibilang memiliki kehabatan lebih. Lantaran pada tahun 2004 sempat mengalami bencana dahsyat yaitu tsunami. Tetapi, itu hanya masa lalu yang tidak akan menjadi masa depan. Sekarang kawasan ini sudah tumBuh lagi dengan pesonanya.Tak heran bila banyak wisatawan yang datang mengunjungi kawasan ini dan menikmati suguhan yang ditawarkan. Warga masyarakat Phuket manyoritas beragama hindu. Oleh karena itu, banyak kepercayaan dan upacara adat hadir di kawasan ini. Inilah mengapa Phuket bisa bertahan dengan baik sebagai tujuan wisata utama di Thailand.Dan, disinilah Rans dan Karina berada kini. Mereka memilih Phuket karena Guan memiliki sebuah Hotel disana, sehingga mereka tidak perlu menyewa kamar hotel yang lain. Guan dan Rengganis pun mera