Home / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / BAB 6 Kebenaran Ucapan Pelakor

Share

BAB 6 Kebenaran Ucapan Pelakor

Author: Dentik
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Brakkk!!! Daun pintu itu terbanting dengan keras.

“Mas Levi!” teriak Dea di rumah kakak lelakinya.

Tak ada sahutan, “Mas Levi! Mbak Nina! Cepat Keluar!” teriaknya tanpa henti memanggil tuan rumah yang tak kelihatan batang hidungnya.

Emosinya tak bisa dikontrol lagi setelah melakukan pertemuan dengan Icha. Ia sempat menyiram perempuan itu habis-habisan karena ucapannya yang sangat menyakitkan. Ditambah banyak fakta tak terduga yang disampaikan istri kedua suaminya itu. Kini dia akan menghajar Levi dan Nina karena telah berani mengkhianatinya.

“Apa-apaan kamu Dea!” sahut Nina istri dari Levi yang berjalan menghampirinya. Wanita itu menatap adik iparnya dengan begitu tajam, bahkan tak ada sedikit senyuman di wajahnya. Kehadiran Dea dengan perilaku tak etis itu jelas membuat pemilik rumah marah.

Dengan nafas yang ngos-ngosan Dea memaksa kakak iparnya memanggil Levi.

“Panggil Mas Levi sekarang!” ucap Dea penuh penekanan.

“Suamiku sedang sibuk!” ketus Nina.

“Panggil sekarang atau aku botakin rambutmu!” ancam Dea dengan tangan yang sudah menjambak rambut Nina.

“Akh!” pekik perempuan itu kesakitan, “Oke aku akan memanggil Mas Levi. Lepaskan tanganmu!”

Mata bengis itu membuat Nina bergidik, ia segera berlari menghampiri suaminya yang berada di ruang kerja. Langkah kakinya tampak tergesa-gesa takut menjadi mangsa adik iparnya yang berada dalam mode on fire.

“Mas! Dea datang,” ucap Nina dengan nafas tersenggal-senggal. Levi mengacuhkan istrinya dan masih berkutat dengan laptopnya.

“Mas!” panggil perempuan itu. Sayangnya tak digubris oleh lelaki yang sibuk dengan pekerjaannya.

Tak butuh waktu lama, tiba-tiba... PLAKKK!!! PLAKKK!!!

Tangan itu melayang di pipi kanan dan kiri Levi dengan beringas hingga menghasilkan suara nyaring yang sangat panas. Tatapan tajam berisi gejolak emosi tak tertahankan di matanya.

Nina yang menyaksikan hanya bisa menutup mulutnya dengan mata melotot tak percaya.

“Fuck! Apa-apaan kamu Dea!” teriak Levi penuh amarah. Tamparan itu menyebabkan pipinya terasa panas dan perih. Tangan kanannya memegang pipi yang memerah.

“Sial*n kau Levi!” Dea ingin menampar kakaknya sekali lagi tapi tertahan oleh tangan kekar lelaki di depannya.

Dengan kuat perempuan itu menyibakkan tangan itu lalu merampas laptop yang bertengger di atas meja.

PRAKKK!!! PRAKKK!!!

“Astaga!” pekik Nina yang kaget melihat barang mahal itu terlempar.

Mesin ketik modern itu terlempar ke dinding hingga menyebabkan keyboard  berhamburan dengan layar yang porak poranda.

Ting! Ting! Tinggg! Bunyi besi dari mesin laptop yang terjatuh ke lantai.

“Dea!!!” teriak Levi dengan tangan yang mendorong tubuh adiknya ke belakang. Ada sedikit penyelasan dalam dirinya karena sudah jahat membuat adiknya terdorong hingga tertabrak meja di belakang.

“Apa!? Laki-laki tak tahu diri kau!” sahut Dea yang tak kalah keras. Levi hanya menatap adiknya dengan tajam, dadanya kembang kempis mendapat makian dari adiknya.

“Kakak si*lan!” teriak adik perempuannya. “Bagaimana bisa kamu buat adikmu sebagai bahan taruhan!!!”

Mata Levi melotot, tubuhnya membeku seketika. Ia sangat terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Dea. Sorotan mata lelaki itu sangat sulit diartikan, tapi Dea paham dengan arti tatapan Levi.

Respon pria didepannya yang terkejut itu membuat Dea semakin yakin jika ucapan Icha memang benar.

‘Ternyata wanita murahan itu tidak berbohong kepadaku,’ batin Dea yang terpaksa mengakui ucapan Icha.

Sedangkan Nina semakin tidak paham dengan arah pembicaraan adik ipar dan suaminya.

“Dan kau Nina! Wanita murahan! Berani-beraninya-”

PLAKKK!!!

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sri Handayani
Siapapun juga juga akan melakukan hal yang sama seperti Dea.. karna yg mengkhianati adalah kakaknya sendiri selain suaminya...
goodnovel comment avatar
Gan Dot
diselingkuhin,itu memang berat, & melepas ssuatu, yang kita sukai itu amat sulit ,maka carilah bahagia mu,jangan sampai seperti dea,yang telah diperbudak oleh perasaan dhatinya yang menjadi labil ...,dan semoga kita selalu di jahukan dari sifat serakah,& sehat selalu,untuk penulisnya semangat trus.
goodnovel comment avatar
Karya Komat
jalan cerita yg tragedis... penkhiyanatan Dr suami terlalu berat UK di terima...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 7 Marahnya Dea

    Dea menengadahkan pandangannya yang kabur pada kakaknya. Ucapannya terpotong setelah tangan Levi yang kekar melayang di pipinya.“Sadarkan dirimu Dea!” teriak Levi, ia tak terima jika istrinya dicaci dengan sebutan tak senonoh, meskipun pelaku itu adalah adiknya sendiri.Air mata jatuh dari pelupuk perempuan yang baru saja mendapat tamparan dari kakak tersayangnya. Hatinya terasa seperti dicabik-cabik karena mendapatkan perlakuan kasar dari Levi.“Sadar!? Kamu yang harus sadar Mas!” bentak Dea. Teriakan itu kembali membuat Levi mengernyitkan keningnya. Napasnya mulai memburu lantaran tersulut emosi. Adik perempuannya kini berani membantahnya.“Bicarakan baik-baik! Ada masalah apa hingga kamu kesetanan seperti ini?!” hardik Levi menahan emosin. Lelaki itu sangat terkejut melihat Dea yang tiba-tiba kesetanan bahkan mencacinya tanpa ampun.Direngkuh tubuh wanita itu, berharap emosinya segera reda. Ada perasaan menyesal karena telah menampar adik semata wayangnya. Ini pertama kalinya Levi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 8 Negoisasi

    Tatapan nanar Levi ini membuat Dea semakin muak melihatnya.“Kembalikan semua yang telah kamu ambil Levi, termasuk kebahagiaanku,” ucap Dea.“A-aku-” kalimat Levi terpotong karena Dea buru-buru mengeluarkan ancaman.“Kembalikan semua hartaku yang telah kamu dan Kevin curi! Balikkan semua namaku dalam surat kekayaan yang sudah kamu ubah menjadi nama Kevin!” ucapan yang penuh dengan penekanan. Dea menarik kerah Levi,“Atau aku akan memberitahu papa mama kalau kamu sudah menjual rumah mereka tanpa ijin!” ancamnya.Nafas keduanya memburu seperti banteng, Dea yang dipenuhi dengan amarah sedangkan Levi ketakutan karena adiknya mengetahui rahasia terbesar.Kedua mata mereka beradu tajam. Dea menatap kakaknya dengan dingin, namun ada banyak kemarahan yang tersimpan di dalamnya.“B-baik! Lepaskan cengkeramanmu Dea,” pinta Levi gagap. Perempuan itu segera melepas cengkeramannya.“Hahh...” Levi menghela napasnya yang sempat tercekat. Ia tak menyangka jika hari ini telah tiba, hari dimana ia di ha

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 9 Mantan Vs Suami

    Insiden yang ia alami menyebabkan tubuhnya lemas, bahkan ia tak sanggup untuk berjalan.“Dea,” panggil seseorang yang kaget melihat perempuan terduduk di jalanan.Dea mendongakkan kepalanya ke arah seseorang yang memanggilnya. Sosok lelaki bertubuh tinggi namun sedikit kurus itu segera berjongkok.“Are you okay?” tanyanya cemas. Pria itu adalah Andre, teman seinstansi yang notabenya sebagai penggemar dirinya. Yah, Andre menyukai Dea hingga sekarang, bahkan dia mengakui hal itu.Dea hanya mengangguk mendapatkan pertanyaan dari Andre.Tanpa aba-aba, lelaki itu langsung mebopong Dea masuk ke dalam mobil. Mobil Merchendez Benz berwarna hitam yang akan menabrak tubuhnya beberapa waktu lalu.“Sepedaku,” lirih Dea.“Nanti di antar bapak itu,” jawab Andre dengan menunjuk seseorang di depan mobil yang sibuk mengambil semua barang. Beberapa orang lainnya menyingkirkan sepeda motornya di tengah jalanan.Andre meninggalkan Dea sendirian di dalam mobil dan berbicara pada bapak tersebut. Terlihat i

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 10 Prioritas Menghilang

    “Maaf Mas, tanpa segaja tadi saya menabrak Dea. Kami baru saja dari rumah sakit,” jelas Andre.Kevin mengernyitkan dahinya, melihat tampilan istrinya yang di penuhi perban dengan baju yang sobek di beberapa bagian. Dengan gesit Kevin segera mengambil alih tubuh istrinya dari Andre.“Bagaimana bisa, kenapa kau tidak hubungiku?” tanya Kevin ketus. Ia tak terima istrinya dilukai oleh lelaki lain. Andre meringis dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia tak bisa memikirkan alasan apapun.“Mas aku capek,” keluh Dea yang sudah tidak kuat. Ia tak ingin suaminya berdebat dengan Andre lebih lama lagi.“Mas Andre, tas saya,” pinta Dea dengan tangan yang menengadah menunggu Andre memberikan tasnya.“Oh iya ini.” Andre segera memberikan tas itu pada Dea. Namun, buru-buru di sahut oleh Kevin. Dea tersenyum kaku melihat tingkah suaminya, lalu ia memberikan kode pada Andre untuk segera meninggalkan rumahnya.“Hehe... Kalau begitu saya pamit dulu ya Mas, Dea,” ujar Andre yang melangkah mundur.“Iya

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 11 Pertengkaran Istri

    Kepergian Kevin membuat dirinya kesal. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dea segera mengangkat telepon itu dengan malas. Meskipun nomor ini tak memiliki nama, tapi Dea tahu jika itu adalah Icha.“Hallo Assalamualaikum,” jawab Dea santai.“Waalaikumsalam Mbak,” ucap Icha yang terdengar meninggi.“Ya ada apa?” tanya Dea to the point, ia tak ingin berlama-lama berbicara dengan wanita murahan seperti Icha.“Kasihan ya kamu...” ucapan Icha ini membuat Dea naik pintam, belum apa-apa ia sudah dikasihani oleh selingkuhan suaminya. Bukan selingkuhan melainkan istri kedua Kevin.“Hahhh... Ya, aku kasihan kenapa?” tanya Dea yang mulai gerah mendengar suara Icha. Ini masih pagi tapi dirinya tiba-tiba mendapat gencaran konflik yang membuat batinnya tertekan.“Kasihan ya, kemarin tidak ditemani suami tercinta padahal posisi lagi sekarat!” ejek Icha.Dea hanya mencebikkan bibirnya, “Ya terus?”“Ya tidak apa-apa sih! Aku hanya kasihan sama kamu aja Mbak, kemarin aku sama Kevin bersenang-senang loh!?” pa

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 12 Luka di Atas Kenikmatan

    Perkataan perempuan itu sudah terbukti dengan rekaman video dimana Kevin dan Icha sedang melakukan foreplay sebelum melakukan penyatuan. Betapa sakitnya hati Dea melihat setiap adegan yang terpampang jelas dalam cuplikan itu. Suara kenikmatan yang dikeluarkan oleh kedua insan bagaikan petir yang menyambar ke telinganya. Bahkan suaminya dengan gamblang memuji Icha dengan manis.“Kamu lebih jago daripada istriku BABY!” ucap Kevin lembut di dalam video tersebut. Lelaki itu nampak mengecup leher wanita yang sedang terbaring di atas ranjang tanpa sehelai kain pun.“Aargghhhhhh!!!!” Dea frustrasi mendengar perkataan itu. Hatinya benar-benar sakit mendapati suaminya yang memuji perempuan lain.Ia sudah berusaha melayani Kevin dengan penuh kasih, tapi lelaki itu tak pernah puas dengan dirinya. Bahkan Kevin membandingkannya dengan Icha!“Sial*n Kevin! Aku kan balas dendam padamu KEVINNN!!!” teriak Dea histeris.Hatinya sudah merasakan sakit yang luar biasa. Ini adalah keadaan terpuruk yang har

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 13 Kesayangan Mertua

    Ia segera menyeka bekas air mata di wajahnya.“Masuk,” ucap Dea.Terlihat Bik Asih yang nongol sembari membawa sarapan untuknya.“Mbak Dea, tadi ada yang kirim sarapan.”“Siapa?”“Andre.” Bik Asih mengatur meja lipat di depan Dea.‘Andre? Kenapa dia sampai mengirimkanku sarapan?’ batin Dea yang penasaran.“Ini sendoknya Mbak.” Perempuan paruh baya itu langsung menyondorkan garpu dan sendok pada Dea.Ketika dia menyelesaikan sarapannya hingga tandas, Dea segera merapikan bekas makanan miliknya sendiri. Lagi-lagi pintunya terketuk dan menyembulkan kepala orang tersayangnya.“Adik,” panggil Nala. Disusul dengan mama mertuanya yang terlihat khawatir. Kevin sempat mengatakan jika Mama akan datang ke rumah.“Ya ampun Sayang!” pekik Rita, mama mertuanya yang berada di belakang Nala.“Bagaimana bisa kamu kecelakaan? Kevin kemana Sayang? Astaga! Lututmu sampai luka seperti ini,” cerocos Mama mertuanya histeris mendapati menantu kesayangannya mendapat musibah.“Aduh, anak Mama bagaimana bisa ka

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 14 Sahabat Si Pengkhianat

    Ketika sudah menemukan nomor itu, Dea segera menekan ikon telepon. Nino adalah salah satu sahabat suaminya yang sangat dekat. Dea sangat tau jika Kevin sering berkeluh kesah pada lelaki itu, karena tak jarang Nino memberikan nasihat padanya soal suaminya. Kepercayaan Kevin pada lelaki itu sering membuat Dea cemburu, karena ia merasa gagal menjadi seorang istri yang baik. Suaminya lebih percaya mengeluarkan unek-uneknya pada orang lain ketimbang dirinya. Tutt... Tutt... Tut... butuh waktu yang cukup lama menunggu jawaban dari panggilannya. Dea bahkan harus mengulang panggilan itu kembali karena tak kunjung mendapatkan jawaban. Ketika telepon ketiga, “Hallo assalamualaikum,” salam Nino di seberang telepon. “Waalaikumsalam Mas Nino,” jawab Dea. “Ada apa Dea?” tanya Nino yang kebingungan tiba-tiba istri temannya menelpon. “Aku mau nanya sesuatu Mas, kemarin malam Mas Nino dan Kevin nongkrong dimana?” tanya Dea. “Aku tidak nongkrong De,” jawab Nino. Namun, tiba-tiba hening. “Eh! Kemar

Latest chapter

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   337 END

    "Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   336

    “Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   335

    Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   334

    Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   333

    Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   332

    Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   331

    Kevin berdiri terpaku, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata Icha tadi seperti pisau yang terus-menerus mengirisnya. Ia ingin mengejar wanita itu, tetapi tubuhnya terasa kaku. Di sebelahnya, Zahra menggenggam tangan di depan dada, matanya berkaca-kaca, penuh rasa bersalah.“Mas, mungkin aku seharusnya tidak datang ke sini,” Zahra berbisik pelan. “Kehadiranku hanya memperburuk keadaan.”Kevin menoleh, pandangannya gelap. “Zahra, ini bukan salahmu. Semua ini salahku. Aku yang mengambil keputusan bodoh, dan sekarang aku harus menanggung akibatnya.”Sebelum Zahra bisa menjawab, suara pintu yang dibanting terdengar keras dari arah kamar. Icha muncul kembali dengan sebuah koper besar di tangannya. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kevin atau Zahra, ia berjalan cepat menuju pintu depan.“Cha, tunggu!” Kevin akhirnya bergerak, berusaha menghentikan istrinya. Ia memegang lengan Icha, tetapi wanita itu menepisnya dengan kasar.“Jangan sentuh aku, Kevin!” seru Icha dengan air mata yang masih me

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   330

    Kevin menatap Zahra sejenak. Pikirannya bergemuruh, tetapi bibirnya akhirnya lolos begitu saja mengungkapkan kenyataan yang selama ini dia sembunyikan. "Zahra adalah istriku, Cha. Dia madumu. Kami sudah menikah secara sah baik di mata hukum maupun agama."Pernyataan itu jatuh seperti petir di siang bolong. Icha menatap Kevin dengan mata membelalak, wajahnya memerah karena amarah yang langsung memuncak. Tubuhnya gemetar, hampir tak mampu berdiri.“Apa?!” jerit Icha dengan suara yang pecah. “Kamu bilang dia MADUKU?! Kamu sudah menikah lagi tanpa bilang apa-apa padaku?!”Pria itu menatap Icha selembut mungkin, berusaha menenangkan. Namun, kata-kata yang ia siapkan tak mampu menahan badai yang jelas sudah datang. “Cha, aku bisa jelaskan. Seharusnya bilang dari awal. Tapi-”“JELASKAN APA?!” potong Icha dengan teriakan melengking. “Kamu menikah lagi di belakangku, Kevin! Kamu mengkhianatiku! Kamu membawanya ke sini, dan kamu pikir aku akan menerima begitu saja?!”Zahra yang berdiri di sampi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   329

    Di ruang tamu, seorang wanita bergamis duduk dengan tenang. Sosok itu membuat darah Icha mendidih seketika.“Kamu?!” seru Icha dengan nada tinggi, tanpa mencoba menyembunyikan kemarahannya.Zahra, yang mengenakan gamis hitam bangkit perlahan. Meski matanya tampak tenang, tubuhnya sedikit gemetar karena situasi yang ia tahu akan sulit.“Iya, Mbak Icha,” jawab Zahra pelan. “Saya diminta Mas Kevin datang.”"Dasar perempuan gatel! Apa-apaan kamu tiba-tiba nggak pake cadar gitu. Mau menggoda suami saya, ya!" Icha melirik Kevin dengan tatapan penuh emosi. “Mas, kamu tega banget bawa dia ke sini?! ngapain kamu suruh datang ke rumah kita?!”“Cha, tenang dulu. Aku cuma—”“Tenang?!” potong Icha tajam. “Kamu mau aku tenang sementara kamu bawa perempuan ini ke rumah kita?! Aku istrimu, Kevin! Dia itu cuma... cuma-”“Saya cuma apa, Mbak?” Zahra menyela lembut, tetapi nadanya tegas. “Kalau saya hanya dianggap sebagai masalah, saya mohon maaf. Tapi saya di sini untuk menyelesaikan semuanya, biar ng

DMCA.com Protection Status