Share

82

Setelah Dea mengajar kelas terakhir. Ia tanpa sengaja bertemu dengan Andre yang tengah berdiri di depan pintu ruangannya.

"Bu Dea," sapa lelaki itu.

Suara Andre terasa menggetarkan hatinya. Dea langsung gelagapan dan tak menggubris kepala sekolahnya. Jika berlama-lama dengan Andre, dia bisa hilang ingatan dengan rencananya saat ini.

Tatapan penuh cinta yang diberikan lelaki itu membuat dia tak berdaya dan sering mengutuk dirinya sendiri karena menyia-nyiakannya.

Setelah menganggukkan kepala sebagai balasan sapaan Andre, Dea langsung menuju rumah kakak kandungnya. Andre ingin menghadangnya, tapi dia memilih untuk menahan niatan itu. Ia teringat perkataan Dea yang memintanya untuk bersabar, jadi dia akan memberikan waktu pujaan hatinya.

Dalam perjalanan, berkali-kali Dea merutuki nasibnya sendiri. "Seandainya aku sabar menunggu Mas Andre. Mungkin hidupku tak akan setragis ini," gumamnya dengan mata yang fokus ke jalanan kota Surabaya.

Beberapa menit kemudian dia sampai di rumah kakaknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status