Home / Rumah Tangga / DENDAM IBU TIRI / Awal Hadirnya Pelakor

Share

DENDAM IBU TIRI
DENDAM IBU TIRI
Author: Seccomander

Awal Hadirnya Pelakor

Author: Seccomander
last update Last Updated: 2022-07-21 13:35:41

"Allah tidak akan menguji hambanya, di luar batas kemampuan hambanya."

"Cinta itu hadir karena terbiasa ...."

Tujuh tahun berlalu ....

Hari ini, Mihran sudah membuktikan pada Pak Taher, Papa Amaliya, jika ia bisa sukses dan membahagiakan anak istrinya. Mihran kini dikenal sebagai seorang pengusaha sukses dibidang advertising. Perusahaan periklanan yang dirintisnya telah banyak menangani klien besar dan menggunakan bintang iklan terkenal.

Amaliya pun kini sukses berkarir sebagai seorang desainer baju pengantin dan pemilik salon kecantikan terkenal. Seketika Mihran dan Amaliya menjadi pasangan muda yang sukses dan harmonis hingga menjadi banyak panutan pasangan muda.

Suatu hari, Mihran dan Amaliya pun diundang di sebuah acara TV yang mengisahkan perjalanan cinta dan kesuksesan mereka. Semua yang mengenal keduanya bangga, terlebih Oma Siska dan kedua orangtua Amaliya.

"Hore! Alia bangga sama Mama dan Papa, Oma. Coba Alia ikut, kan bisa masuk TV juga," ujar gadis polos berusia 8 tahun itu membuat gelak tawa Oma buyut serta Oma dan Opanya.

"Nanti kalau Alia sudah besar, Alia juga mau masuk TV jadi artis terkenal!" kata Alia, membuat Pak Taher syok.

"Alia, cucu Opa nggak boleh ada yang jadi artis!" kata Pak Taher, membuat cucu cantiknya itu memasang wajah kesal.

"Ah,Opa nggak asyik! Nggak gaul!" cecar gadis itu kemudian berlari ke kamarnya.

Ibu Arumi pun dibuat tertawa terpingkal melihatnya, sedangkan Pak Taher hanya bisa menarik nafas panjang menahan kesalnya pada sang cucu yang menggemaskan itu.

****

Eliza Says :

"Amaliya, Mihran, kenapa kita ditakdirkan bertemu lagi? Sudah cukup jauh aku melangkah pergi meninggalkan semua kenangan tentang kita, tetapi akhirnya takdir membawaku kembali bersama kalian. Cinta ini, membuatku harus menjauh dari kehidupan kalian. Aku bahagia, melihat kalian sudah bahagia, walau luka ini harus kurasakan .... "

Eliza Rifdatul Anam, sahabat keduanya yang memilih melarikan diri ke Amerika setelah mereka sama-sama lulus dari SMA atau lebih tepatnya sejak Eliza mengetahui jika kedua sahabatnya itu mengingkari janji persahabatan mereka. Amaliya dan Mihran memutuskan menjadi sepasang kekasih, tanpa Mihran sadari jika Eliza, sahabatnya yang lain juga menaruh hati padanya.

Eliza says :

"Mihran, kamu adalah cinta pertamaku. Aku sangat mencintaimu dari dulu, hingga saat ini. Namun, kekuatan cinta kamu dan Amaliya begitu besar hingga membuat kamu mampu mengkhianati janji persahabatan kita."

Janji persahabatan itu memang telah terkhianati saat Amaliya dan Mihran memutuskan menjadi sepasang kekasih. Dulu, saat ketiganya memutuskan menjadi sahabat, mereka pernah berikrar, agar tidak ada yang akan saling jatuh cinta. Namun, cinta tak pernah salah. Takdir yang membuat Amaliya dan Mihran saling mencintai.

Flashback Mihran, Amaliya dan Eliza

"Mihran, gimana kalau Eliza tahu?" kata Amaliya di sebuah sudut halaman sekolahnya, sesaat setelah mereka dinyatakan lulus.

"Kita kan udah lulus. Jadi semua perjanjian itu batal!" jawab Mihran sambil mengenggam tangan Amaliya erat.

"Perjanjian apa yang batal, Mihran?" tanya Eliza yang tiba-tiba hadir ditengah keduanya.

Amaliya hendak melepaskan genggaman tangan Mihran karena menjaga perasaan Eliza, tetapi Mihran kembali mengenggamnya lebih erat.

"El, aku sama Amaliya sudah jadian," jawab Mihran tegas.

Sesaat hening, Eliza mencoba tersenyum dan menghapus bulir bening itu.

"Aku nggak apa-apa kok. Selamat ya, aku juga bahagia kalau kalian bahagia," ujar Eliza sambil memeluk erat Amaliya.

Mihran dan Amaliya juga Eliza saling berpelukan. Pelukan hangat seorang sahabat.

Eliza pun ijin ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi sekolahlah, ia meluahkan semuanya. Eliza menangis sejadi-jadinya. Hancur, kecewa, semua bercampur menjadi satu. Namun, ia harus berusaha tegar dihadapan kedua sahabatnya itu.

"Mihran, kamu cinta sejatiku. Tetapi kenapa kamu lebih memilih Amaliya?"

Eliza pun semakin terisak. Namun, ia mencoba menghapus airmatanya dan kembali berkumpul bersama Mihran dan Amaliya.

Sejak hari itu, Eliza pun menghilang dan memutuskan meninggalkan Jakarta demi menghapus rasa cintanya untuk Mihran Ghazzal, sahabat yang dicintai tetapi mencintai sahabatnya yang lain.

****

"Eliza, kamu nggak usah nangis. Papa nggak apa-apa kok. Sebaiknya kamu pulang ke rumah saja. Kasian, kamu pasti capek. Dari Amerika, langsung ke sini. Pulanglah dulu, istirahat ya, El," bujuk Pak Riswan, Papa Eliza yang kini terbaring lemah karena penyakit jantungnya.

"Eliza mau di sini aja sama Papa," jawab Eliza sambil menyeka airmatanya.

"Kali ini, nurutlah sama Papa!" perintah Papa Eliza, Eliza pun akhirnya menurut dan ia pulang ke rumah Papanya.

Dalam perjalanan, pikiran Eliza terus menerawang pada masalalu. Ya, masa di mana ada kebahagiaan. Kenangan persahabatannya bersama Mihran, jauh sebelum rasa cinta itu menghancurkan persahabatannya dengan Amaliya dan Mihran.

Eliza pun memutuskan menyambangi sebuah cafe di mana dulu ia dan Amaliya juga Mihran sering hangout bareng. Sungguh, Eliza merindukan masa-masa itu. Kini, ia ada di pelataran cafe itu. Tidak terlalu banyak yang berubah saat ia masuk ke dalam cafe. Namun, saat ia melihat Amaliya dan Mihran duduk di sebuah sudut meja, Eliza memilih bergegas pergi.

Tiba-tiba, saat hendak keluar, ia bertabrakan dengan seorang pelayan.

"E-e, maaf, Mbak, saya buru-buru .... " ujar Eliza, kemudian bergegas pergi dan masuk ke dalam mobilnya.

Amaliya pun melihat, ia merasa melihat Eliza, sahabat yang sangat dirindukannya.

"Eliza?" batin Amaliya.

Ia mencoba keluar, tetapi Mihran menghalanginya.

"Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Mihran yang bingung saat melihat istrinya itu berlari seolah melihat sesuatu.

"Kayaknya tadi itu Eliza deh, Sayang."

"Kamu pasti kangen banget, jadi seolah yang terlihat itu Eliza. Udah, Yuk, kita lanjut lagi makannya," bujuk Mihran, merangkul Amaliya dan melanjutkan makannya.

Di dalam mobil, Eliza hanya bisa menangis dan terus menangis. Ia menyesal, kenapa harus kembali ke cafe itu dan melihat kemesraan Amaliya dan Mihran.

"Mihran, sejauh mana pun aku pergi, kenapa Allah membawaku kembali ke sini, mempertemukan kita Kembali."

bersambung ....

Related chapters

  • DENDAM IBU TIRI   Pertemuan Kembali Dua Sahabat

    "Ketulusan itu bukan hanya dibutuhkan dua insan yang saling mencintai, tetapi juga dalam sebuah persahabatan.""Alia, Bunda pulang, Nak!" panggil Amaliya sesampainya di rumah mewah miliknya bersama Mihran. Alia yang sedang bergurau dengan Oma Siska pun langsung bergegas pergi menghampiri Bunda dan Ayahnya. "Bunda, Ayah, tadi keren banget. Coba Alia bisa ikut, kan masuk TV juga," celoteh Alia kecil membuat kedua orangtuanya tertawa. "Liya, Eliza sudah pulang ke Indonesia?" ujar Oma Siska menunjukkan sebuah berita di gawainya. "Tuh kan, berarti yang tadi aku lihat di cafe itu Eliza?" ujar Amaliya pada sang suami, Mihran. "Nggak mungkin deh. Kalau tadi itu Eliza, kenapa dia nggak menghampiri kita?" ujar Mihran yang tidak yakin jika wanita yang sekilas dilihat Amaliya itu sahabat baik mereka yang lama menghilang. "Kalian sudah ketemu?" tanya Oma Siska penasaran. "Belum sih, Oma, cuma tadi aku sekilas lihat dia," jawab Amaliya. Amaliya dan Mihran pun saling tatap, begitupun dengan

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Akankah Ada Pernikahan?

    "Hatiku mencoba bertahan menutupi semua perasaan ini. Namun, semakin aku melupakannya, maka semakin kuat rasa cinta ini. Maafkan aku, Amaliya, aku mencintai suamimu .... ""Eliza!" teriak Mihran yang kaget saat bertabrakan dengan seorang wanita cantik yang ternyata sahabat lamanya sendiri. "Kamu," kata Mihran yang langsung memeluk Eliza penuh hangat. Pelukan seorang sahabat. Eliza hanya terpaku, saat Mihran memeluknya sangat erat. Mihran yang memang hanya menganggap sahabat tidak sungkan memeluk sahabatnya itu, berbeda dengan Eliza yang masih menyimpan cinta. "Sayang, kamu udah ketemu?" tegur Amaliya saat melihat kedua sahabatnya itu saling berpelukan. "Iya, Sayang, nggak nyangka lo aku," ujar Mihran tertawa. "Ohya, tunanganku masih ada meeting jadi nggak bisa datang. Dia titip salam buat kalian," ujar Eliza meminta maaf pada dua sahabat baiknya itu. "Ya nggak apa-apa donk, kita kan jadi bisa kumpul bareng kayak dulu lagi," ujar Amaliya tersenyumAmaliya akhirnya menggandeng ta

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Gagal Menikah

    Hari pernikahan Dygta dan ElizaPagi ini Eliza akan dipersunting oleh Dygta, lelaki pilihan papanya yang sudah menginginkan Eliza menikah. Dygta adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Sayang, kisah percintaannya selalu berakhir dengan perceraian. Tiga kali menikah dan semuanya berakhir karena KDRT. Dygta memiliki emosional yang di luar lelaki kebanyakan, terlebih saat ia sedang merasa cemburu pada pasangannya. Dan salah satu teman baik Mihran, adalah salah satu korbannya. "Mbak, sudah selesai ya," ujar si MUA yang mendandani Eliza yang terlihat cantik di hari bahagianya. Saat hendak bersiap turun ke ruangan di mana Dygta dan penghulu sudah menunggunya, Amaliya datang menghampirinya. "El, kamu harus memikirkan lagi tentang pernikahan ini. Teman Mihran itu nggak mungkin bohong. Dia itu mantan istrinya dan tahu betul siapa Dygta," kata Amaliya yang sudah dilanda kecemasan karena Eliza, sahabatnya akan menikahi pria yang salah."Mungkin kamu salah orang, Ly," jawab Eliza mencoba t

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Welcome Home

    "Pada akhirnya, setiap manusia menjalani takdir yang Allah gariskan, walau tidak sesuai rencana manusia."Eliza akhirnya memutuskan meninggalkan acara pernikahannya dengan Dygta. Kata-kata Mihran telah meluluhlantakkan hatinya, kembali .... Eliza pun pergi membawa mobilnya dengan sangat laju tanpa tahu ke mana arah tujuan. Derai tangisnya di dalam mobil, meluahkan semua perasaannya. Eliza menangis bukan karena kegagalan pernikahannya, tetapi karena saat ia ingin melangkah pergi sejauh mungkin dari kehidupan Mihran, Allah justru punya rencana lain.Di dalam gedung pernikahan"Kok Eliza nggak balik-balik. Ada yang aneh," batin Dygta. Dygta pun menyusul Eliza ke toilet. Ia pun bertemu Amaliya dan Mihran yang masih berada di depan toilet. "Eliza, Sayang, kamu di mana? Semua udah nunggu kamu loh," panggil Dygta dengan suara lembut.Dygta pun masuk ke dalam toilet dan dia kaget karena tidak menemui Eliza di dalam. Ia pun menghampiri Mihran dan Amaliya dengan wajah penuh kemarahan dan emo

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Tinggal Bersama

    "Jangan pernah memasukkan wanita lain ke dalam rumahmu Jika ipar saja maut, apalagi sebatas sahabat?""Hai, sorry ya, udah waiting aku?" sapa Oma Siska saat bertemu dengan geng sosialitanya. "Nggak apa-apa," ujar Oma Rina, sambil mereka kiss-kiss manja ala oma-oma."Demi hangout bareng kalian nih, aku sampai bawa cicitku. Nggak masalah kan?" tanya Oma Siska pada geng sosialita oma cantiknya. "Oh, nggak apa-apa.""Eh, kalian tahu nggak, dirumah anakku lagi rame joget-joget, apa gitu aplikasinya," kata Oma Rindu bercerita. "Alia tahu. Itu tiktok!" ujar Alia ikutan nimbrung. "Ooo ... tiktok," jawab mereka bersamaan. "Yuk, Alia ajarin!""Yuk, boleh nih!"Alia mengambil gawainya dan mulai membuka aplikasi itu dan mengajak oma-oma cantik itu berjoget layaknya ABG. Oma Siska pun ngambeg dan mengajak Alia pulang.****"Kamu ganti baju pakai bajuku dulu ya," ujar Amaliya pada Eliza saat mereka sampai di rumah megah Amaliya dan Mihran. Eliza pun mengangguk."Sayang, aku antar Eliza ke k

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Jerat Cinta Si Pelakor

    "Berhati-hatilah pada setiap wanita di luar, sekalipun itu sahabatmu sendiri."Amaliya sudah tertidur. Eliza terbangun karena ia haus. Eliza pun memutuskan keluar kamar sendiri tanpa membangunkan Amaliya yang terlihat lelah dan sudah pulas tertidur. Saat mengambil minuman, Eliza melewati ruang kerja Mihran. Terlihat, Mihran masih bekerja, walau sudah pukul 23.00."Bertahun-tahun aku bersembunyi darimu. Selama ini aku hanya melihat wajahmu yang tersimpan dalam kenanganku. Sekarang, kamu ada didekatku. Dan aku masih merasakan getaran yang sama saat memandangmu.""Aku harus pergi, sebelum Mihran melihatku," batin Eliza. "Hei, El, ngapain kamu disitu? Ayo sini, masuklah, kita ngobrol di sini," tegur Mihran. "Kamu kenapa belum tidur? Masih kepikiran soal tadi?" tanya Mihran sambil menyuruh Eliza duduk di dalam ruang kerjanya. Eliza hanya mengangguk. "Kamu sendiri kenapa belum tidur?" tanya balik Eliza pada Mihran. Mihran pun tertawa. "Kamu tahu nggak, selama 8 tahun menikah, baru ka

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Psikopat

    "Luka yang paling menyakitkan adalah saat mencintai dalam diam."Oma Siska datang ke rumah Amaliya dan Mihran. Bel pun dipencetAlia membuka pintu dan menyambut oma buyutnya itu dengan ceria. "Wah, Oma pasti mau baikan sama Alia kan? Sampai pagi begini udah datang? ujar Alia.Oma Siska langsung masuk tanpa menghiraukan perkataan cicitnya itu."Oma .... ""Oma datang ke sini bukan mau baikan sama kamu. Ayah sama Bunda kamu ke mana? Tante Eliza?" tanya Oma Siska memperhatikan sekeliling rumah Amaliya yang tampak sepi. "Ayah udah berangkat ke kantor. Tante Eliza juga udah pergi, nggak tahu ke mana. Kalau Bunda .... "Belum tuntas Alia menjawab, Amaliya datang mengambil segelas air dan terburu-buru untuk berangkat ke butiknya. "Amaliya, Eliza bisa nginap di rumah kamu ini gimana ceritanya?" tanya Oma Siska dengan wajah sedikit kesal. "Duh, Oma nanti aja ya ceritanya. Aku lagi buru-buru ditunggu sama klien. Lain kali aja ya. Dah, Sayang, Assalamualaikum," jawab Amaliya sambil mencium

    Last Updated : 2022-07-21
  • DENDAM IBU TIRI   Sahabat Tapi Berharap?

    "Tidak dikatakan beriman, sebelum Allah mengujinya.""Gimana hasil meetingnya?" tanya Amaliya, saat keluar kantor menggandeng mesra Mihran. "Tebak dong?" jawab Mihran tersenyum. "Kalau dari muka kamu sih, aku yakin meetingnya berhasil," kata Amaliya tertawa.Mihran pun tertawa"Pokoknya clientku langsung setuju waktu aku ngajuin Eliza jadi brand ambasador produknya," terang Mihran pada sang istri. "Kalau gitu, kamu harus terimakasih sama Eliza," ujar Amaliya tersenyum. Mihran dan Amaliya pun berpelukan."Elizanya di mana?" ujar Mihran."Coba kamu telepon, Sayang, tadi sih dia bilang mau ke rumah Papanya," ujar Amaliya. Mihran pun mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Sekali dua kali, tidak ada jawaban. Mihran pun mulai bertanya, Amaliya pun jadi khawatir. Amaliya pun mengeluarkan gawai dari tasnya untuk menghubungi Papa Eliza. [Hallo, Om, ini Amaliya. Eliza ada di sana?][Iya, tapi dia lagi ketemu sama Dygta]Amaliya pun menatap nanar ke arah Mihran. Mihran bingung,

    Last Updated : 2022-07-21

Latest chapter

  • DENDAM IBU TIRI   Selamat Tinggal Indonesia

    Permintaan Eliza untuk pindah ke Amerika membuat Mihran dilema. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Eliza.Mihran tidak ingin gagal. Terlebih harus kehilangan Dhika jika ia tidak bisa menuruti semua keinginan istrinya itu. Hanya berserah pada Allah dan berdoa, tempatnya mencurahkan semua kegelisahannya."Ya Allah, Engkaulah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kami. Jika kepindahan kami ke Amerika itu yang terbaik menurutmu, mudahkanlah ya Allah. Tapi jika itu bukan yang terbaik untuk kami, berikanlah jalan lain agar kami bisa hidup dengan tenang, aamin ...."Mihran menyelesaikan doanya, walau ia belum juga bergerak dari sajadah. Hatinya cemas. Perasaannya tidak menentu. Membayangkan harus tinggal jauh dari Jakarta. "Selama ini aku tinggal di Jakarta, aku selalu teringat Amaliya. Aku nggak bisa move on darinya. Apalagi sekarang ada Ayu yang sangat mirip dengan Amaliya.""Aku nggak boleh tergoda sama Ayu. Aku kapok. Aku nggak mau mengkhianati istriku lagi.

  • DENDAM IBU TIRI   Pindah Ke Amerika?

    Arumi mencoba membujuk suaminya. Ia berharap jika sang suami mengubah keputusannya untuk mengajukan gugatan perceraian me pengadilan agama."Mas, tolong pikirkan lagi keputusan kamu, Mas," pinta Arumi memelas. Namun, sepertinya keputusan Taher sudah tak bisa diubah."Maafkan aku, Arumi. Keputusanku sudah bulat. Aku akan mengurus arsip perceraian kita agar aku juga bisa mengesahkan pernikahan aku dan Della," tutur Taher tegas.Jawaban suami yang telah didampingi puluhan tahun itu membuat Arumi syok. Ia tidak menyangka, jika suaminya itu lebih memilih cinta masa lalunya."Tega kamu, Mas. Tega kamu melakukan ini sama aku. Bunuh aja aku, Mas. Kamu bunuh aja aku sekalian. Bunuh, Mas!" teriak Arumi histeris.Teriakan Arumi yang terdengar nyaring akhirnya membuat Oma Siska bersama Malik dan Indah masuk ke dalam kamar Arumi. Terlihat pertengkaran itu membuat Arumi telah banjir air mata."Ada apa ini?"Oma Siska pun akhirnya menarik paksa anak lelakinya keluar dari kamar. Sedangkan Indah berus

  • DENDAM IBU TIRI   Gugatan Cerai

    Arumi yang mulai membaik akhirnya diijinkan pulang. Ditemani anak dsn menantunya, Arumi pulang ke rumah Oma Siska. Sesampainya di rumah, Oma pun menyambut hangat kedatangan anak perempuannya.Walau sudah ditalak oleh Taher, Arumi tetap tinggal di kediaman Oma Siska. Itu demi memenuhi keinginan mama mertuanya itu, setelah puluhan tahun menikah dengan Taher, Arumi telah dianggap anak oleh Oma Siska."Ma, mama istirahat di kamar dulu ya," ujar Indah. Indah pun memapah mama mertuanya untuk masuk ke kamarnya."Mama istirahat di sini dulu ya, Indah mau ambilkan makanan buat mama dulu," ujar Indah. Namun, belum saja melangkah Arumi langsung menarik tangan menantu perempuannya itu."Enggak usah, Indah. Mama enggak mau makan," sahut Arumi."Tapi mama harus makan, biar keadaan mama cepat pulih," bujuk Indah."Untuk apa, Indah? Toh mama sakit, papa kamu tidak perduli sama sekali. Sekalipun tidak mau menjenguk mama di rumah sakit," jawab Arumi dengan tatapan mata yang kosong.Indah pun terdiam. I

  • DENDAM IBU TIRI   Ancaman Eliza

    "Mel, kamu kok ke sini nggak bilang-bilang dulu?" ucap Ridho yang kaget melihat kedatangan Amaliya ke kantornya.Amaliya yang emosi mengetahui mamanya di celakai oleh Eliza pun mendatangi kantor Ridho dan ingin mengakhiri semuanya."Penyamaran ini harus segera di akhiri. Ini sudah terlalu lama, Ridho!" ucap Amaliya emosi."Kamu kenapa, Mel?""Eliza berusaha mencelakai mamaku. Kalau dia nekat, bisa aja dia membunuh mama sama seperti yang dia lakukan padaku. Aku nggak mau itu terjadi. Lebih baik kita akhiri semua penyamaran ini," tutur Amaliya."Enggak, Mel. Kamu harus bersabar. Sekarang ini aku sedang menyelidiki siapa Dhika sebenarnya. Karena aku yakin, Dhika bukan anak kandung Eliza," sahut Ridho.Ridho berusaha meyakinkan Amaliya. Menyusun kembali rencana agar mamanya bisa selamat tanpa harus membongkar penyamaran ini."Kamu harus sabar. Semua yang kita lakukan akan sia-sia kalau kita bongkar sekarang, Mel!" tegas Ridho.Della akhirnya sampai di rumah yang ditinggalinya. Rumah milik

  • DENDAM IBU TIRI   Jahatnya Eliza

    Bayangan itu kembali datang dalam ingatannya. Bagaimana menderitanya Oma Alia dan Mama Ainun saat harus terusir dari kehidupan Opa. Oma Siska sudah membuat keluarganya hancur berantakan. Bahkan. harus merasakan pedihnya terusir ke sana dan ke sini."Tidak. Dendam ini harus tetap ku lanjutkan. Aku enggak boleh menghentikan semua ini demi cintaku pada Amaliya. Aku harus tetap menjalankan semua rencana yang sudah ku susun," gumam Ridho.Indah akhirnya mencoba menghubungi suaminya untuk memberitahu soal kondisi mama mertuanya.[Halo, Mas. Mas, kamu di mana? Papa sudah menjatuhkan talak sama mama.][Papa talak mama, Indah?][Iya, Mas. Sekarang mama syok banget. Kamu cepat pulang ya, Mas. Kasih kekuatan sama mama. Aku nggak tega lihat kondisi mama sekarang.]Malik langsung mematikan teleponnya. Ia bergegas mendatangi ruangan papanya.Di ruangannya Taher sedang memandangi bingkai foto. Foto dirinya dan Arumi di saat masih bahagia."Sebenarnya aku berat harus berpisah dari Arumi. Sudah belasa

  • DENDAM IBU TIRI   Talak Untuk Arumi

    Della akhirnya sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan hasilnya baik. Taher pun bersama Eliza terpaksa membawa Della ke rumah Taher yang lainnya. Itu karena Della masih meyakini jika ia istri Taher."Sementara ini biar tante kamu tinggal di sini. Tapi sebisa mungkin kamu nggak tinggal serumah. Setelah dua tertidur, saya akan pulang ke rumah yang lain. Pokoknya kamu tenang saja, tante kamu akan aman di sini," seru papa Amaliya itu."Baik, Om. Saya percayakan semuanya sama om ya," jawab Eliza tersenyum."Saya harus balik ke kantor dulu. Saya titip Della ya," pamit Taher yang bergegas pergi ke kantornya.Setelah Taher pergi, Della pun keluar dari kamarnya. Eliza tentu saja mengambil kesempatan yang ada. Hilangnya ingatan sang tante selain membuatnya aman, Eliza juga menyusun sebuah rencana baru."Aku ngerti perasaan tante. Tante yang sabar ya. Aku juga menjadi istri kedua, sama seperti tante," ujar Eliza. Della pun terkejut mendengar pengakuan sang keponaka

  • DENDAM IBU TIRI   Berpihak Pada Musuh

    Eliza terus mengalihkan agar Mihran membatalkan rencananya pergi ke rumah sakit. Namun, Mihran tetap bersikeras pergi menjenguk Tante Della."Mihran, kayaknya kita besok aja ya. Badanku lagi nggak enak dari tadi," dalih Eliza."Enggak usah. Sekarang aja ya. Kamu siap-siap!" pungkas Mihran. Eliza pun tidak dapat berkata apapun. Ia hanya bisa menggerutu dalam hati dsn berpikir bagaimana caranya agar rahasia itu tetap aman."Gimana ini, kalau Mihran ketemu Tante Della, bisa gawat. Kacau semuanya!" gumam Eliza dalam hati.Ani pun mencoba diam-diam mendatangi kamar Ayu. Ia harus menyelinap memberitahu sebuah informasi tentang sadarnya Tante Della."Yu, aku ada berita penting," ungkap Ani."Info apa?" tanya Ayu penasaran."Tante Della udah sadar. Sekarang Pak Mihran dan Bu Eliza sedang menuju rumah sakit. Yu, udah dulu ya. Ani mau kerja lagi, takut Ijah tahu bisa ngadu dia nanti," ujar Ani yang langsung meninggalkan kamar Ayu.Setelah memastikan Ani keluar dari kamarnya, Amaliya pun mengam

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Terbongkar?

    Seperti dugaan Eliza, Mihran memang mencurigainya dan mulai menginterogasinya. Bahkan tekanan Mihran membuatnya sulit menutupi kepanikannya."Kamu curiga kalau Dhika itu bukan anak aku, sama seperti kakaknya Ayu?" pekik Eliza."Siapapun yang melihat kamu, pasti akan berkata yang sama. Kamu itu nggak bisa dekat dengan anak kandung kamu sendiri," cecar Mihran."Jadi mulai sekarang, kamu dekati Dhika. Ambil hatinya," suruh Mihran. Mihran pun bergegas masuk ke dalam kamarnya.Eliza pun mulai geram. Karena kata-kata Mihran, ia jadi dicurigai suaminya sendiri."Enggak adiknya, enggak kakaknya, sama saja bikin kesal!" gerutu Eliza."Semua rencana aku jadi berantakan!"-------Setelah berada di dalam kamarnya, Amaliya pun mencoba menghubungi Ridho untuk mempertanyakan soal kata-katanya yang justru semakin membuat Eliza akan membencinya.[Halo, Ridho. Maksud kamu apa sih tadi ngomong gitu sama Eliza?][Oh, aku sengaja ngomong gitu biar Mihran curiga. Aku juga ingin memancing emosi Eliza. Biar

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Dhika

    Amaliya terus berpikir caranya keluar dari kamar sempit dan pengap ini. Memperhatikan sekeliling hingga akhirnya ia melihat sebuah jendela kecil. Amaliya akhirnya menggunakan sebuah meja kecil yang ada di dalam kamar untuk naik dan berusaha keluar melalui jendela kecil itu.Karena suara berisik dari dalam kamar, membuat kedua anak buah Eliza curiga dan akhirnya membuka pintu kamar yang terkunci."Heh, jangan kabur, luh!" teriak seorang pria bertubuh tinggi besar itu.Amaliya pun berhasil loncat keluar dan kabur meninggalkan rumah sempit tempat penyekapan. Namun, kedua anak buah Eliza tidak begitu saja menyerah. Keduanya pun mengejar Amaliya yang berlari sekuat tenaga. Sayangnya mereka pun berhasil menarik paksa Amaliya kembali."Lepaskan saya!"Amaliya terus berontak ketika kedua preman itu membawa paksa untuk kembali ke rumah penyekapan. Tiba-tiba ada 2 pria bertubuh tinggi besar datang menyelamatkannya. Kedua anak buah Eliza pun dibuat kocar-kacir setelah kalah baki hantam."Kalian

DMCA.com Protection Status