Beranda / Rumah Tangga / DENDAM IBU TIRI / Sahabat Tapi Berharap?

Share

Sahabat Tapi Berharap?

Penulis: Seccomander
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-21 13:39:33

"Tidak dikatakan beriman, sebelum Allah mengujinya."

"Gimana hasil meetingnya?" tanya Amaliya, saat keluar kantor menggandeng mesra Mihran.

"Tebak dong?" jawab Mihran tersenyum.

"Kalau dari muka kamu sih, aku yakin meetingnya berhasil," kata Amaliya tertawa.

Mihran pun tertawa

"Pokoknya clientku langsung setuju waktu aku ngajuin Eliza jadi brand ambasador produknya," terang Mihran pada sang istri.

"Kalau gitu, kamu harus terimakasih sama Eliza," ujar Amaliya tersenyum.

Mihran dan Amaliya pun berpelukan.

"Elizanya di mana?" ujar Mihran.

"Coba kamu telepon, Sayang, tadi sih dia bilang mau ke rumah Papanya," ujar Amaliya.

Mihran pun mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Sekali dua kali, tidak ada jawaban. Mihran pun mulai bertanya, Amaliya pun jadi khawatir. Amaliya pun mengeluarkan gawai dari tasnya untuk menghubungi Papa Eliza.

[Hallo, Om, ini Amaliya. Eliza ada di sana?]

[Iya, tapi dia lagi ketemu sama Dygta]

Amaliya pun menatap nanar ke arah Mihran. Mihran bingung, kekhawatiran pun muncul dibenaknya.

[Baik, Om, makasih]

Amaliya pun mematikan gawainya.

"Kenapa, Sayang? Eliza ke mana?" tanya Mihran yang khawatir.

"Dia ketemu Dygta. Kita harus susul mereka, Sayang. Kalau Eliza kenapa-napa gimana?" Amaliya sangat khawatir dengan kegilaan Dygta yang mengancam keselamatan Eliza.

"Iya, tapi kita harus susul mereka ke mana?" tanya balik Mihran.

Mihran dan Amaliya pun berpikir keras.

****

"Aku tuh sayang lo sama kamu. Aku sayang banget. Aku nggak mau ngelakuin ini. Aku nggak tega melakukan ini sama kamu. Tetapi kamu tega! Kamu tolak aku. Kamu tinggalin aku. Itu kekecewaan terbesar dalam hidupku." Dygta mencurahkan isi hatinya.

Dygta menangis, terduduk di sebuah sudut gudang berisi barang-barang tak terpakai, di mana ia mengurung Eliza yang sudah dengan muka lebam. Tubuhnya gemetar, matanya sembab karena terus menangis memohon belas kasih mantan tunangannya itu agar segera dibebaskan.

Tiba-tiba

Ponsel Eliza yang tergeletak di lantai berbunyi. Eliza dengan seluruh kekuatannya yang tersisa, berusaha bangkit dan mengambil ponselnya itu. Berharap ada pertolongan yang akan datang.

Dygta yang tidak ingin kehilangan Eliza sekali lagi, berusaha lebih cepat. Saat Eliza mengenggam ponsel itu, tangannya diinjak oleh Dygta dengan keras, masih dalam memakai sepatu bootsnya.

"Aaaaaggghh ...." teriak Eliza menahan sakit itu.

Eliza tak berdaya. Tubuhnya sudah semakin lemah, luka-luka lebamnya ditambah tangannya yang sakit luar biasa saat diinjak Dygta.

Sebuah nama memanggil, nama yang sangat dibenci oleh Dygta.

"Mihran .... " lirih Dygta

Dygta yang terbakar emosi, karena kejujuran Eliza soal cintanya pada Mihran membuat ia membanting ponsel Eliza itu hingga hancur.

Dygta terus saja berseloroh meluahkan semua emosinya pada Eliza dan Mihran. Dengan tenaga yang tersisa, ia berusaha bangkit dan mengambil tabung pemadam itu lalu memukulkannya dari belakang, hingga Dygta jatuh tersungkur. Ia pingsan.

Eliza pun berhasil lolos dari cengkraman sang psikopat.

****

Rumah Sakit Angkasa

Tergopoh-gopoh Amaliya dan Mihran mendatangi kamar di mana Eliza kini dirawat. Ada 2 orang anggota polisi yang menjaga di depan kamar.

"Pak, apa yang terjadi dengan Eliza?" tanya Eliza yang sudah dilanda kekhawatiran sejak tadi.

"Mbak Eliza jadi korban KDRT tunangannya sendiri. Mbak Eliza berhasil lolos dan Dygta melarikan diri," terang salah satu anggota polisi.

Amaliya dan Mihran bergegas masuk melihat kondisi Eliza yang ternyata mendapat luka lebam disekujur tubuhnya.

"Ya Allah, Eliza, kenapa jadi kayak gini?"

"Sayang, kamu lihat kan? Dygta udah keterlaluan. Coba kalau waktu itu Eliza. sampai nikah sama dia!" ujar Amaliya yang kesal saat melihat sahabatnya itu terluka parah. Mihran hanya terdiam.

"Mihran .... " lirih Eliza, matanya pun terbuka.

"Amaliya .... " ujar Eliza dengan suara yang masih lemah.

"El, harusnya kamu nggak menemui Dygta sendirian. Kamu harusnya ngajak aku," tegur Amaliya.

"Aku pastikan Dygta akan tertangkap dan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya!" kata Mihran tegas.

Eliza hanya berusaha tersenyum.

****

Di rumah Mihran dan Amaliya, Oma dan Alia sudah menunggu sejak lama.

"Assalamualaikum," teriak Mihran saat memasuki rumahnya.

Oma Siska pun menjawab, "W*'alaikumsalam,"

"Ayah .... " teriak Alia memeluk Ayahnya.

"Bunda," kata Alia memeluk sang Bunda. Amaliya pun memeluk anak semata wayangnya dan berkata, "Uh, Sayang .... "

"Oma udah nunggu tuh dari tadi," celetuk Alia.

Amaliya pun berusaha tersenyum.

"Kepala Eliza kenapa tuh?" ketus Oma Siska.

"Eh, Oma permisi dulu ya. El, yuk," ajak Mihran. Eliza pun pamitan dengan Oma Siska.

Oma Siska hanya menatap keduanya, tanpa berkata apapun.

"Liya, kenapa Eliza kembali ke rumah ini?" tanya Oma berbisik pada menantu kesayangannya itu. Ada Alia yang berusaha mengupingnya.

"Oma tadi lihat kan kondisi Eliza? Kalau dia pulang ke rumahnya, nanti Papanya akan khawatir," terang Amaliya.

"Lalu siapa yang membuat kepalanya seperti itu?" tanya Oma Siska.

"Dygta, tunangannya sendiri!" jawab Amaliya.

Oma Siska melirik ke arah dalam rumah Eliza.

"Mihran sama Eliza, ke mana?" selidik Oma Siska.

"Ke kamar tamulah, Oma," terang Amaliya yang mulai tidak senang dengan ketakutan Omanya.

"Kamu ini gimana sih? Suami dengan perempuan lain ke kamar kok diam saja? Kejar sana!" perintah Oma Siska.

"Duh, Oma, jangan parno deh!Eliza itu sahabat aku dari SMA jadi nggak mungkin macam-macam," ujar Amaliya yang sudah bosan dengan keparnoan sang Oma.

Amaliya pun berjalan masuk ke kamarnya. Oma pun ngambeg dan pergi. Panggilan Alia pun tak digubrisnya.

****

Di kamar Tamu

"Kamu istirahat aja dulu. Nggak usah mikir apa-apa ya," ujar Mihran, membuat Eliza sedikit tenang. Ia hanya mengangguk.

Gawai Mihran berbunyi

"Aku angkat dulu ya, ini penting soalnya," ujar Mihran kemudian keluar kamar Eliza.

[Iya, Hallo, Pak?]

Mihran pun berbicara dengan Pak Imran, klien yang akan memakai Eliza sebagai brand ambasadornya.

Di rumah Oma Siska

"Huh, dasar pelakor! Bisa aja ngejebak suami orang. Kalau aja ada di dunia nyata, udah kubejek-bejek!Dosa menyakiti hati perempuan lain," pekik Oma Siska yang asyik menonton drakor dikamarnya.

Rumah Mihran

[Baik, Pak, saya kondisikan semuanya]

Mihran pun mematikan gawainya. Ia pun terdiam, bingung, bercampur semua rasa menjadi satu.

Amaliya datang menghampiri

"Kenapa sayang kok muka kamu gitu?" tanya Amaliya yang melihat wajah kusut Mihran.

"Itu tadi client aku yang mau makai Eliza jadi brand ambasador mereka. Ini proyek besar buat aku. Kayaknya proyek ini bakal lepas deh. Aku kan nggak mungkin ajak dia syuting dengan keadaannya yang begini," ungkap Mihran pada sang istri.

Amaliya tersenyum.

"Nggak apa,Sayang. Insya Allah, Allah akan ganti dengan hal yang lebih besar," kata Amaliya memberi semangat pada suaminya.

"Mihran, nggak usah dibatalin, aku siap syuting kok," ujar Eliza yang mendengar percakapan Mihran dan Amaliya di depan kamarnya.

"Kamu yakin dengan keadaan kamu begini syuting?" tanya Mihran.

"Justru dengan kondisi begini, aku butuh pekerjaan. Agar aku bisa melupakan masalahku," jawab Eliza menahan perih luka lebam disekujur tubuhnya.

Rumah Oma Siska

"Tuh kan, di drakor yang jadi pelakor pasti teman sendiri!" gerutu Oma.

"Oh my God! Aku harus mesti kasih tahu Amaliya ini!" ujar Oma Siska.

Oma pun mengambil ponselnya. Berkali dihubungi, nomor Amaliya tidak aktif.

"Ly, kenapa nomor kamu nggak aktif? Ya Allah, semoga aku masih bisa menyelamatkan rumahtangga cucuku," kata Oma Siska yang semakin khawatir.

Rumah Mihran dan Amaliya

"Tapi, El, gimana cara nutupin memar-memar diwajah kamu?" tanya Amaliya.

Eliza mendekati kedua sahabatnya

"Kalian tenang aja. Aku punya kenalan make-up artis terkenal kok. Beres semua ini sama dia," terang Eliza tersenyum.

"Kalian tahu nggak sih, aku beruntung banget punya kalian. Istri yang solehah dan sahabat yang terbaik!" ujar Mihran merangkul kedua sahabat wanitanya itu.

Eliza melirik ke arah Mihran, ia bergumam dalam hatinya, "sahabat?"

bersambung ....

Bab terkait

  • DENDAM IBU TIRI   Terjerat Cinta

    Eliza membuat podcast"Terkadang kita sudah membuat rencana begitu rapi. Tetapi takdir menghancurkan segalanya. Seperti ombak memporak-porandakan istana pasir. Dan dia adalah ombak, karena aku selalu ada didekatnya. Istana pasirku akan hancur. Aku tidak punya pilihan lain lagi, selain menjauh darinya. Begitu selesai aku membantunya, aku akan kembali ke Amerika. Di mana ombaknya tidak dapat mencapaiku. Dan tidak dapat menghancurkan istana mimpiku.""Eliza!"Panggilan Mihran, membuat Eliza yang sedang asyik membuat podcast digawainya pun dibuat kaget. Mihran pun mendekati posisi Eliza yang kini sedang menikmati debur ombak pantai. "Kamu lagi apa?" tanya Mihran. "Nggak apa-apa. Gimana, setnya udah siap?" tanya Eliza mengalihkan pembicaraan. "Udah, Yuk!" ajak Mihran, menarik tangan Eliza menuju lokasi tempat mereka akan syuting. Rumah Mihran dan AmaliyaOma pun datang, berjalan perlahan, memperhatikan sekitar dalam rumah sang cucu yang nampak tak berpenghuni itu. "Liya, Liya .... "

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • DENDAM IBU TIRI   Aksi Pelakor

    "Takdir dapat merubah doa. Namun, saat mencintai pria beristri, apakah itu takdir Allah?"Sebelum melanjutkan, jangan lupa follow, subscribe and rate ya! Terimakasih atas dukungannya. Yang belum, jangan lupa subscribe biar author semangat update ya dan kalian nggak ketinggalan ceritanya ❤****"Kamu ini apa-apaan sih? Aku ini sudah punya istri, sahabat kamu sendiri! Nggak mungkin aku mengkhianati istriku!" Mihran pun beranjak pergi, meninggalkan Eliza begitu saja. Eliza yang merasa bersalah, akhirnya mengejar Mihran. Eliza setengah berlari dan berteriak memanggil Mihran hingga akhirnya Mihran menghentikan langkahnya. "Mihran, tunggu! Maaf, aku mencium kamu untuk membuktikan sesuatu," ujar Eliza yang kini berhadapan dengan Mihran. "Apa yang mau kamu buktikan?" tanya Mihran tegas, dengan wajajmh sedikit kesal. "Selama ini, aku pikir, aku mencintai kamu. Tetapi, setelah mencium kamu tadi, aku nggak merasakan getaran apapun. Itu tandanya aku nggak pernah mencintai kamu. Dan sekarang,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • DENDAM IBU TIRI   Teror

    Rumah Amaliya"Alia, cepat siap-siap! Katanya mau ikut Bunda ke butik," teriak Amaliya yang sudah siap berangkat ke butik. Bel berbunyi"Siapa sih yang datang pagi begini, kayaknya nggak ngundang siapa-siapa," lirih Amaliya. Amaliya pun bergegas menuju pintuSaat Amaliya membuka pintu, ia pun kaget karena pagi itu ia kedatangan seseorang yang tidak diharapkannya. "Kamu .... "Amaliya terperanjat "Ngapain kamu datang ke sini? Kamu tahu dari mana alamat saya, Eh!" cecar Amaliya saat melihat ternyata Dygta, mantan tunangan Eliza yang kasar. Dygta yang datang mencari keberadaan Eliza pun yakin jika wanita yang telah meninggalkannya dihari pernikahan, ada di rumah Mihran, lelaki yang sangat dicintai Eliza. "Eliza, Eliza! Kamu di mana, Sayang?" teriak Dygta, berkeliling rumah Amaliya, mencari keberadaan Eliza. Teriakan Amaliya yang memintanya keluar pun tak digubrisnya. Dygta tidak perduli. Ia hanya ingin segera bertemu Eliza. "Eh, kamu jangan masuk sembarangan ya, saya nggak suka!"

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Mulai Terbuka

    Lokasi pemotretan Eliza"Aku harus melewati syuting terakhir ini. Aku harus bersikap professional agar Mihran tidak melihat kalau aku masih mencintainya. Aku harus terlihat biasa saja," batin Eliza. "Udah nih, Mbak. Semangat ya syutingnya," ujar Wita, asisten Eliza. "Eh, Mbak Wita itu make-up saya tolong dibawain ya jangan lupa," ujar Eliza berjalan sambil menengok ke arah asistennya. Tanpa sadar, ia bertabrakan dengan Mihran.Sesaat mereka beradu pandang "Aku harap kejadian kemarin tidak merubah persahabatan kita dan juga mood kamu bekerja hari ini," kata Mihran.Eliza berusaha tersenyum, "Kamu tenang aja. Aku bisa bekerja professional kok."Eliza berjalan terus meninggalkan Mihran yang masih menatapnya dari belakang. Eliza terus melangkah, meski ia tak bisa lagi menahan bulir bening itu jatuh. ****Rumah Amaliya"Bismillah. Semoga kali ini Oma uyut mau jawab telepon Alia. Tolong Alia, Alia takut," ujar Alia terisak. Rumah Oma SiskaOma Siska pun mulai merasakan kejanggalan meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • DENDAM IBU TIRI   Tanda Tanya

    Pantai AnyerEliza says:"Kenapa hidupku jadi terombang-ambing seperti ini? Ke mana sebenarnya takdir membawaku. Kenapa betapa sulitnya aku berpisah dengan Mihran? Ya Allah, apa sebenarnya rencana-Mu padaku? Eliza termenung. Di sebuah batu besar, di atas bukit, ia merenungi nasib hidupnya yang terombang-ambing di antara cinta Mihran dan Amaliya. Ingin rasanya melepaskan, tetapi sulit baginya menghilangkan cintanya pada Mihran. Rumah AmaliyaAlia yang masih trauma atas kejadian Dygta yang datang dan hendak mencelakai sang Bunda pun ingin selalu ditemani tidur.Alia takut jika lelaki psikopat itu kembali datang saat ia tertidur pulas sendirian. "Alia takut kalau orang jahat itu datang lagi," ujar Alia, gadis cilik bermata bulat dan berpipi chubby.Amaliya pun berusaha menenangkan sang putri, "Alia nggak usah takut. Kita punya Allah. Allah yang akan jaga kita.""Sekarang kita salat bareng yuk. Kita berdoa meminta kekuatan dari Allah. Karena nggak ada kekuatan yang jauh lebih besar dar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • DENDAM IBU TIRI   Suara Hati Pelakor

    Amaliya dan Mihran pun menjauh dari tempat Eliza yang masih saja tidak beranjak dari tempatnya duduk saat ia berbicara dengan Amaliya. "Tadi kamu mau ngomong apa ya?" tanya Amaliya yang bergelayut mesra pada Mihran. "Tadi aku .... "Mihran melirik ke arah Eliza duduk "Kayaknya Eliza nggak cerita apapun ke Amaliya. Buktinya dia nggak nanya ke aku dan sifatnya juga nggak ada yang aneh," gumam Mihran. Mihran pun mencoba mengalihkan pembicaraan. "E-ee, nggak sebenarnya kalian ngomongin apa sih?!" tanya Mihran penasaran. "Kayaknya Mihran nggak perlu tahu deh soal Dygta. Lagian aku percaya sama Mihran. Eliza juga nggak mungkin kan mencintai Mihran. Dia kan sahabat aku, sahabat kita," batin Amaliya. "Kalau aku kasih tahu, bukan rahasia namanya," ledek Amaliya.Mihran dan Amaliya pergi ke kamar, sekilas Mihran melirik ke arah Eliza duduk. ****Kamar Mihran dan ElizaMihran dan Eliza duduk santai dekat ranjang. Amaliya bergelayut manja dipundak Mihran. "Oma tuh parno, takut kamu kegod

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • DENDAM IBU TIRI   Hubungan Terlarang

    Rumah Amaliya dan Mihran"Oma uyut kenapa sih? Bikin Alia pusing nih! Untung Ayah sama Bunda masih dalam perjalanan pulang," gerutu gadis cantik, cicit kesayangan Oma Siska.Oma Siska duduk di lantai dengan wajah kesal. "Oma tuh kesal. Yang biasa dandanin Oma disalon pulang kampung dan katanya nggak balik lagi.Oma kan mau posting di IG, wajah udah baru eh wajah belum kinclong," terang Oma dengan wajah kesal. Netra Alia terbelalak, "Hah, jadi tiap Oma mau posting di IG, harus ke salon dulu?""Iya," jawab Oma masih dengan wajah mengkerut. "Oma kan harus kece. Oma kan malu sama teman-teman Oma yang postingannya selalu baru dan kece. Oma nggak. Mana kinclongnya muka Oma tuh?!" gerutu Oma Siska. "Udah, Oma nggak usah ke salon, kan lebih hemat. Oma dandan di rumah aja. Kan tetap kinclong dan tetap kece. Nih, Alia udah siapkan." Alia menunjukkan seperangkat alat make-up milik Amaliya yang diambilnya dari kamar. "Emang kamu bisa?" tanya Oma Siska ragu. "Nih, kita pakai ini dulu nih."Al

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • DENDAM IBU TIRI   Jujur Atau Berdusta?

    "Sepahit apapun, kejujuran jauh lebih baik daripada bahagia dalam kedustaan."Mihran mengusap air mata sahabatnya itu. Eliza pun mulai menaruh tangannya di wajah Mihran. Dalam keadaan menangis. Mihran, Eliza, di bawah derasnya hujan, melakukan hubungan terlarang itu di dalam mobil ....Seketika petir mengelegar, hujan semakin deras, diiringi angin semakin kencang. Beberapa menit kemudian "Amaliya, maafin aku .... "Hubungan terlarang itu akhirnya terjadi. Di bawah derasnya hujan, Eliza dan Mihran tidak lagi mampu melawan hasratnya. Hanya penyesalan yang tersisa. Mihran menyesal telah mengkhianati Amaliya, istri yang sholihah dan sangat patuh padanya. Dan, pasti sangat menyakitkan adalah ia berkhianat dengan sahabat mereka sendiri, Eliza. Sahabat yang sudah dianggap saudara oleh Amaliya. Eliza pun menyesal. Ia tidak bisa mengontrol dirinya. Mengontrol perasaan cintanya pada Mihran hingga ia mengajak Mihran bercinta di dalam mobil ini. Mobil Mihran bersama Amaliya."Maafkan aku, Ama

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16

Bab terbaru

  • DENDAM IBU TIRI   Selamat Tinggal Indonesia

    Permintaan Eliza untuk pindah ke Amerika membuat Mihran dilema. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Eliza.Mihran tidak ingin gagal. Terlebih harus kehilangan Dhika jika ia tidak bisa menuruti semua keinginan istrinya itu. Hanya berserah pada Allah dan berdoa, tempatnya mencurahkan semua kegelisahannya."Ya Allah, Engkaulah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kami. Jika kepindahan kami ke Amerika itu yang terbaik menurutmu, mudahkanlah ya Allah. Tapi jika itu bukan yang terbaik untuk kami, berikanlah jalan lain agar kami bisa hidup dengan tenang, aamin ...."Mihran menyelesaikan doanya, walau ia belum juga bergerak dari sajadah. Hatinya cemas. Perasaannya tidak menentu. Membayangkan harus tinggal jauh dari Jakarta. "Selama ini aku tinggal di Jakarta, aku selalu teringat Amaliya. Aku nggak bisa move on darinya. Apalagi sekarang ada Ayu yang sangat mirip dengan Amaliya.""Aku nggak boleh tergoda sama Ayu. Aku kapok. Aku nggak mau mengkhianati istriku lagi.

  • DENDAM IBU TIRI   Pindah Ke Amerika?

    Arumi mencoba membujuk suaminya. Ia berharap jika sang suami mengubah keputusannya untuk mengajukan gugatan perceraian me pengadilan agama."Mas, tolong pikirkan lagi keputusan kamu, Mas," pinta Arumi memelas. Namun, sepertinya keputusan Taher sudah tak bisa diubah."Maafkan aku, Arumi. Keputusanku sudah bulat. Aku akan mengurus arsip perceraian kita agar aku juga bisa mengesahkan pernikahan aku dan Della," tutur Taher tegas.Jawaban suami yang telah didampingi puluhan tahun itu membuat Arumi syok. Ia tidak menyangka, jika suaminya itu lebih memilih cinta masa lalunya."Tega kamu, Mas. Tega kamu melakukan ini sama aku. Bunuh aja aku, Mas. Kamu bunuh aja aku sekalian. Bunuh, Mas!" teriak Arumi histeris.Teriakan Arumi yang terdengar nyaring akhirnya membuat Oma Siska bersama Malik dan Indah masuk ke dalam kamar Arumi. Terlihat pertengkaran itu membuat Arumi telah banjir air mata."Ada apa ini?"Oma Siska pun akhirnya menarik paksa anak lelakinya keluar dari kamar. Sedangkan Indah berus

  • DENDAM IBU TIRI   Gugatan Cerai

    Arumi yang mulai membaik akhirnya diijinkan pulang. Ditemani anak dsn menantunya, Arumi pulang ke rumah Oma Siska. Sesampainya di rumah, Oma pun menyambut hangat kedatangan anak perempuannya.Walau sudah ditalak oleh Taher, Arumi tetap tinggal di kediaman Oma Siska. Itu demi memenuhi keinginan mama mertuanya itu, setelah puluhan tahun menikah dengan Taher, Arumi telah dianggap anak oleh Oma Siska."Ma, mama istirahat di kamar dulu ya," ujar Indah. Indah pun memapah mama mertuanya untuk masuk ke kamarnya."Mama istirahat di sini dulu ya, Indah mau ambilkan makanan buat mama dulu," ujar Indah. Namun, belum saja melangkah Arumi langsung menarik tangan menantu perempuannya itu."Enggak usah, Indah. Mama enggak mau makan," sahut Arumi."Tapi mama harus makan, biar keadaan mama cepat pulih," bujuk Indah."Untuk apa, Indah? Toh mama sakit, papa kamu tidak perduli sama sekali. Sekalipun tidak mau menjenguk mama di rumah sakit," jawab Arumi dengan tatapan mata yang kosong.Indah pun terdiam. I

  • DENDAM IBU TIRI   Ancaman Eliza

    "Mel, kamu kok ke sini nggak bilang-bilang dulu?" ucap Ridho yang kaget melihat kedatangan Amaliya ke kantornya.Amaliya yang emosi mengetahui mamanya di celakai oleh Eliza pun mendatangi kantor Ridho dan ingin mengakhiri semuanya."Penyamaran ini harus segera di akhiri. Ini sudah terlalu lama, Ridho!" ucap Amaliya emosi."Kamu kenapa, Mel?""Eliza berusaha mencelakai mamaku. Kalau dia nekat, bisa aja dia membunuh mama sama seperti yang dia lakukan padaku. Aku nggak mau itu terjadi. Lebih baik kita akhiri semua penyamaran ini," tutur Amaliya."Enggak, Mel. Kamu harus bersabar. Sekarang ini aku sedang menyelidiki siapa Dhika sebenarnya. Karena aku yakin, Dhika bukan anak kandung Eliza," sahut Ridho.Ridho berusaha meyakinkan Amaliya. Menyusun kembali rencana agar mamanya bisa selamat tanpa harus membongkar penyamaran ini."Kamu harus sabar. Semua yang kita lakukan akan sia-sia kalau kita bongkar sekarang, Mel!" tegas Ridho.Della akhirnya sampai di rumah yang ditinggalinya. Rumah milik

  • DENDAM IBU TIRI   Jahatnya Eliza

    Bayangan itu kembali datang dalam ingatannya. Bagaimana menderitanya Oma Alia dan Mama Ainun saat harus terusir dari kehidupan Opa. Oma Siska sudah membuat keluarganya hancur berantakan. Bahkan. harus merasakan pedihnya terusir ke sana dan ke sini."Tidak. Dendam ini harus tetap ku lanjutkan. Aku enggak boleh menghentikan semua ini demi cintaku pada Amaliya. Aku harus tetap menjalankan semua rencana yang sudah ku susun," gumam Ridho.Indah akhirnya mencoba menghubungi suaminya untuk memberitahu soal kondisi mama mertuanya.[Halo, Mas. Mas, kamu di mana? Papa sudah menjatuhkan talak sama mama.][Papa talak mama, Indah?][Iya, Mas. Sekarang mama syok banget. Kamu cepat pulang ya, Mas. Kasih kekuatan sama mama. Aku nggak tega lihat kondisi mama sekarang.]Malik langsung mematikan teleponnya. Ia bergegas mendatangi ruangan papanya.Di ruangannya Taher sedang memandangi bingkai foto. Foto dirinya dan Arumi di saat masih bahagia."Sebenarnya aku berat harus berpisah dari Arumi. Sudah belasa

  • DENDAM IBU TIRI   Talak Untuk Arumi

    Della akhirnya sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan hasilnya baik. Taher pun bersama Eliza terpaksa membawa Della ke rumah Taher yang lainnya. Itu karena Della masih meyakini jika ia istri Taher."Sementara ini biar tante kamu tinggal di sini. Tapi sebisa mungkin kamu nggak tinggal serumah. Setelah dua tertidur, saya akan pulang ke rumah yang lain. Pokoknya kamu tenang saja, tante kamu akan aman di sini," seru papa Amaliya itu."Baik, Om. Saya percayakan semuanya sama om ya," jawab Eliza tersenyum."Saya harus balik ke kantor dulu. Saya titip Della ya," pamit Taher yang bergegas pergi ke kantornya.Setelah Taher pergi, Della pun keluar dari kamarnya. Eliza tentu saja mengambil kesempatan yang ada. Hilangnya ingatan sang tante selain membuatnya aman, Eliza juga menyusun sebuah rencana baru."Aku ngerti perasaan tante. Tante yang sabar ya. Aku juga menjadi istri kedua, sama seperti tante," ujar Eliza. Della pun terkejut mendengar pengakuan sang keponaka

  • DENDAM IBU TIRI   Berpihak Pada Musuh

    Eliza terus mengalihkan agar Mihran membatalkan rencananya pergi ke rumah sakit. Namun, Mihran tetap bersikeras pergi menjenguk Tante Della."Mihran, kayaknya kita besok aja ya. Badanku lagi nggak enak dari tadi," dalih Eliza."Enggak usah. Sekarang aja ya. Kamu siap-siap!" pungkas Mihran. Eliza pun tidak dapat berkata apapun. Ia hanya bisa menggerutu dalam hati dsn berpikir bagaimana caranya agar rahasia itu tetap aman."Gimana ini, kalau Mihran ketemu Tante Della, bisa gawat. Kacau semuanya!" gumam Eliza dalam hati.Ani pun mencoba diam-diam mendatangi kamar Ayu. Ia harus menyelinap memberitahu sebuah informasi tentang sadarnya Tante Della."Yu, aku ada berita penting," ungkap Ani."Info apa?" tanya Ayu penasaran."Tante Della udah sadar. Sekarang Pak Mihran dan Bu Eliza sedang menuju rumah sakit. Yu, udah dulu ya. Ani mau kerja lagi, takut Ijah tahu bisa ngadu dia nanti," ujar Ani yang langsung meninggalkan kamar Ayu.Setelah memastikan Ani keluar dari kamarnya, Amaliya pun mengam

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Terbongkar?

    Seperti dugaan Eliza, Mihran memang mencurigainya dan mulai menginterogasinya. Bahkan tekanan Mihran membuatnya sulit menutupi kepanikannya."Kamu curiga kalau Dhika itu bukan anak aku, sama seperti kakaknya Ayu?" pekik Eliza."Siapapun yang melihat kamu, pasti akan berkata yang sama. Kamu itu nggak bisa dekat dengan anak kandung kamu sendiri," cecar Mihran."Jadi mulai sekarang, kamu dekati Dhika. Ambil hatinya," suruh Mihran. Mihran pun bergegas masuk ke dalam kamarnya.Eliza pun mulai geram. Karena kata-kata Mihran, ia jadi dicurigai suaminya sendiri."Enggak adiknya, enggak kakaknya, sama saja bikin kesal!" gerutu Eliza."Semua rencana aku jadi berantakan!"-------Setelah berada di dalam kamarnya, Amaliya pun mencoba menghubungi Ridho untuk mempertanyakan soal kata-katanya yang justru semakin membuat Eliza akan membencinya.[Halo, Ridho. Maksud kamu apa sih tadi ngomong gitu sama Eliza?][Oh, aku sengaja ngomong gitu biar Mihran curiga. Aku juga ingin memancing emosi Eliza. Biar

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Dhika

    Amaliya terus berpikir caranya keluar dari kamar sempit dan pengap ini. Memperhatikan sekeliling hingga akhirnya ia melihat sebuah jendela kecil. Amaliya akhirnya menggunakan sebuah meja kecil yang ada di dalam kamar untuk naik dan berusaha keluar melalui jendela kecil itu.Karena suara berisik dari dalam kamar, membuat kedua anak buah Eliza curiga dan akhirnya membuka pintu kamar yang terkunci."Heh, jangan kabur, luh!" teriak seorang pria bertubuh tinggi besar itu.Amaliya pun berhasil loncat keluar dan kabur meninggalkan rumah sempit tempat penyekapan. Namun, kedua anak buah Eliza tidak begitu saja menyerah. Keduanya pun mengejar Amaliya yang berlari sekuat tenaga. Sayangnya mereka pun berhasil menarik paksa Amaliya kembali."Lepaskan saya!"Amaliya terus berontak ketika kedua preman itu membawa paksa untuk kembali ke rumah penyekapan. Tiba-tiba ada 2 pria bertubuh tinggi besar datang menyelamatkannya. Kedua anak buah Eliza pun dibuat kocar-kacir setelah kalah baki hantam."Kalian

DMCA.com Protection Status