Share

28. Eyang

Jumlahnya semakin bertambah, mungkin ada seratus lebih sedikit. Semuanya menghunus senjata khas Kelompok Macan Ucul, golok.

Mungkin ini kali pertama Danurwenda menghadapi lawan begitu banyaknya, tapi dia tetap percaya diri. Ia menarik napas dalam-dalam.

Danurwenda alirkan hawa sakti yang didapat dari Putri Angin dengan cara menyenangkan. Pemuda ini sedikit tersenyum bila mengingat hal itu.

Sementara Kelompok Macan Ucul juga merasa yakin dengan mengepung musuh dalam jumlah besar, mungkin seluruh anggota sudah berkumpul di sini kecuali yang sedang bertugas di luar.

Mereka mengurung Danurwenda dengan beberapa lapis. Di antara mereka ada beberapa yang ilmunya setingkat dengan wakil ketua.

Di saat sudah siap bertempur, tiba-tiba Danurwenda merasakan kehadiran hawa sakti lain di dekatnya. Hawa sakti yang tidak asing baginya sejak dia masih kecil.

"Eyang?" lirih Danurwenda.

Dari kecil sampai sekarang dia tidak pernah tahu sosok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status