Jangan lupa like dan komen ya geng ikuti akun medsosku di igeh nasyamahila mamacih
“Kakak dari mana? kenapa tidak bisa dihubungi? Rai sedang dalam masalah.”Richie datang untuk memberitahu Daniel yang baru saja sampai ke perusahaan. Pria itu heran dengan ucapan sang adik, keningnya berkerut terlihat gurat kecemasan yang kentara di wajahnya.“Masalah apa? kenapa dia?”“Dia baru saja menelepon dan meminta bantuan, dia bilang dikejar oleh orang tak dikenal.”Daniel ikut panik, tapi Richie menenangkan dengan berkata sudah mengirim anak buahnya untuk membantu.“Aku harus menyusul dia, Rich!”Richie mengangguk, dia mengekor Daniel untuk menemui sang keponakan yang sedang terlibat masalah.“Apa yang terjadi padanya?” tanya Daniel. Pria itu mengemudikan mobil dengan kencang, sambil mendengarkan sang adik menjelaskan di mana keberadaan sang putra.“Dia tidak menjelaskan, hanya berkata sedang dikejar dua orang tak dikenal dan minta bantuan.”“Coba telepon dia! dan tanyakan posisinya sekarang ada di mana!” titah Daniel.Baru saja merasa tenang karena sang putra sulung bangun d
“Wajahmu berseri-seri!”Sean memuji Zie, tanpa rasa malu meski di sana ada Ghea yang menemani. Ibundanya itu duduk di sofa sambil mengupaskan buah untuknya, sedangkan Zie sibuk merapikan barang-barang di nakas.“Ya, karena aku bahagia kamu bangun,”jawab Zie tanpa sedikitpun menutupi perasaannya.Sean tersenyum, sesekali dia mengusap kepala. Meskipun kesal karena rambutnya botak sebelah, tapi dia bersyukur bisa kembali melihat sang istri.“Ah … mumpung ada mama di sini, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”Zie mendekat ke sofa, mengambil surat dari Sean untuk Raiga yang disimpan di dalam tasnya. Ghea bisa menebak dengan mudah kertas apa yang diambil menantunya. Ia pun tersenyum. Ghea memilih keluar dari kamar, berpikir bahwa akan terjadi pertengkaran yang manis antara dua orang itu.“Mama mau cari kue dan kopi ke bawah sebentar,”ucap Ghea menghindar.Zie mengangguk, dia memastikan pintu tertutup sempurna sebelum mendekat dan menunjukkan kertas itu ke depan muka Sean.“Ini! apa ini? me
“Ada apa Rai? Kenapa kamu sampai dikejar orang tak dikenal?”Daniel duduk di depan putra bungsunya, mencoba bicara dengan nada lembut agar Raiga tidak merasa diintimidasi.“Pa, sebenarnya aku tahu siapa yang mengejarku, dan aku memang kabur darinya.” Raiga memilih jujur. Lagipula ibarat bangkai, masalah ini pasti akan tercium juga oleh papanya meski disembunyikan.Daniel yang sudah tahu siapa yang mengejar sang putra pun terlibat saling pandang dengan Richie. Adiknya itu bahkan berniat untuk pergi, jika memang apa yang akan dibicarakan kakak dan keponakannya sebuah rahasia.“Tidak perlu! Paman tidak perlu pergi, hal ini juga nanti harus diketahui oleh semua keluarga.”Richie menelan ludah, meski sang keponakan mengizinkan tapi dia tetap butuh persetujuan Daniel. Pria itu berpikir pasti ada masalah serius yang mungkin saja tidak nyaman jika diobrolkan saat ada orang di luar keluarga inti.“Duduklah Rich! Kita bisa mendengarkan Raiga bersama.” Daniel mengangguk meyakinkan sang adik, hin
“Sekarang hubungi Yura, katakan padanya kalau kita akan datang menemui papanya besok.”Daniel memijat tengkuk berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil mengingat ucapannya ke Raiga. Ia datang ke sana ingin menjemput Ghea yang masih menemani Zie. Daniel juga dilema, bagaimana memberitahu sang istri agar tidak syok karena masalah yang dibuat oleh si bungsu.Sementara itu, Ghea bahagia. Ia menjadi orang ke tiga yang tahu kalau Zie sedang mengandung. Wanita itu tak henti-hentinya memulas senyuman melihat interaksi antara Zie dan Sean.“Semoga keluarga kita selalu diberkahi kebahagiaan seperti ini,”kata Ghea.Harapannya membuat Daniel yang sudah berada di depan pintu merasa tak enak hati. Pria itu membuang napas kasar, memutuskan urung memberitahu sang istri karena takut merusak rasa bahagia yang sedang Ghea rasakan.Daniel membuka pintu, memulas senyum bahagia sambil berpura-pura menanyakan kenapa Ghea sesemringah itu.“Kita akan mendapat cucu lagi.”Daniel kaget, berpikir bahwa tidak
“Aku memiliki perasaan ke Zie sejak lama, tapi terkubur. Dan seiring berjalannya waktu aku menemukan cinta dengan Aaera,”kata Sean.”Jika kamu tanya apa aku sangat mencintai Aaera waktu itu, aku bisa pastikan iya, tapi saat melihat Zie kembali, aku tahu ada yang belum selesai di antara kami.”Raiga menggaruk rambut, dia heran karena Sean malah mencurahkan isi hati. “Jadi maksudmu kamu menyukai Zie, lupa, dan kembali suka padanya? Sean, bukan itu yang ingin aku tahu, aku …. ““Aku menyukainya, aku sangat menyukai Zie dan merasa bodoh setelah kejadian itu. Seharusnya aku tanyakan ke dia saat SMA, bukan hanya mendengar dan langsung mengambil kesimpulan sendiri tentang keperawanannya,”potong Sean.Raiga diam seribu bahasa, dia menelan ludah karena sejatinya tahu apa yang dialaminya dan Sean sangat jauh berbeda. Sejak SMA kakaknya itu sudah dekat dengan Zie, sehingga untuk menikah pun tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Sean hanya seperti menggali kembali perasaan. Berbeda dengannya ya
Yura mengurung diri di kamar. Apa yang terjadi padanya dan Raiga belum sampai ke telinga sang papa. Mirna menggunakan kekuasaannya untuk membungkam beberapa anak buah yang dia mintai tolong untuk mengejar Raiga. Gadis itu memandangi pantulan dirinya di depan cermin. Menatap perutnya lalu mengetatkan bajunya. “Bagaimana nanti kalau libur semester sudah selesai. Dia pasti akan membesar, perutku pasti akan membuncit,”gumam Yura. Tak seperti apa yang disangkakan Raiga, gadis itu merasa sangat bersalah, sedih juga bingung harus bagaimana jika sampai Raiga tidak mau bertanggungjawab. Yura bahkan sudah mengumpulkan semua buku tabungan dan perhiasan yang dia miliki, dia sudah bersiap pergi jika sampai sang papa mengusirnya. “Aku tidak mungkin menambah dosa, Tuhan pasti akan langsung memasukkanku ke dalam neraka tanpa bertanya.” Yura membuang napas kasar dari mulut. Ia mengusap kembali perutnya yang masih datar lalu memandang ponsel yang tergeletak di meja. “Pria itu benar-benar, dia peng
Sean bingung, meski begitu dari tatapan Zie dia bisa menilai apa yang akan dikatakan oleh istrinya itu pasti berhubungan dengan mereka. Apa mungkin Zie mengandung bayi kembar?“Jangan membuatku penasaran dan cepat katakan apa itu!”Sean memeluk Keenan dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya mengulur meminta Zie untuk menyambutnya. Wanita itu pun meraih telapak tangan Sean, tertawa-tawa sendiri dan sengaja terus menggoda agar suaminya itu semakin penasaran.“Zie, ayolah! Aku bukan anak kecil, jangan menggodaku seperti ini!“Sean cemberut dan wajahnya malah terlihat sangat imut. Zie sendiri masih saja menggoda, hingga Sean mengancam akan marah jika dia sampai tidak memberitahu yang sebenarnya.“Katakan atau aku akan marah!” ancam Sean pada akhirnya, dia tak sabar dan bahkan merengek manja.“Sean, kamu imut sekali.” Zie merespon dengan tawa, sebelum berkata,”Kamu sudah boleh pulang besok, dokter bilang kamu hanya perlu terapi seminggu sekali.”“Benarkah?” Sean kegirangan sampai men
“Raiga menghamili seorang gadis.”“Apa?” Ghea sangat terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh Daniel. Pria itu awalnya ingin memberitahu dengan cara yang lebih santai, tapi ternyata tidak bisa bertele-tele. “Jangan bercanda!” Ghea seolah tidak terima dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan sang suami. “Untuk apa bercanda? ini serius. Raiga memang menghamili seorang gadis. Gadis itu yang meminjamkan helikopter untuk membawa Sean pergi dari pulau Kilikili, dia anak jenderal, kini Raiga dimintai pertanggungjawaban.” Daniel menjelaskan dengan sangat rinci. Ghea yang mendengar hal itu seketika merasa kepalanya pusing. Dia memijat dengan keras karena mendadak matanya ikut berkunang-kunang.“Ya Tuhan, tidak ayah, tidak anak. Kenapa semuanya menghamili anak orang.” Ghea benar-benar pusing dibuatnya, bagaimana mungkin kedua putranya sama-sama menghamili anak orang dan melakukan perbuatan dosa. Daniel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia juga bingung harus bagaimana, karena k