Home / Romansa / Cintai Aku, Om! / Rara Dan Om Dirga

Share

Cintai Aku, Om!
Cintai Aku, Om!
Author: Raya Talita

Rara Dan Om Dirga

Author: Raya Talita
last update Last Updated: 2023-05-30 12:58:34

*****

"Berhenti ganggu saya, Rara!" Dirga menatap malas Rara yang sedang tersenyum lebar. Dirga sampai ngeri kalau-kalau mulut gadis itu robek. "Rara gak ganggu Om, kok. Rara cuma liatin Om yang lagi kerja. Hehe."

Rara menangkup kedua pipinya, memandangi wajah tampan milik pria itu. Dirga. Lelaki dewasa yang Rara sukai selama tiga bulan ini. Dan kebetulan Dirga adalah tetangga baru dirinya, rumah Dirga persis di depan rumah Rara.

" Apa tidak ada tugas dari kampus? Jangan ganggu saya, saya sedang banyak pekerjaan sekarang" Dirga berbalik menghadap Rara. "Please, Ra, jangan malam ini. Saya lagi banyak kerjaan yang tidak bisa di tunda."

Rara menatap wajah memelas Dirga. Kantung matanya sedikit menghitam, akibat kekurangan tidur. Rara tahu akhir-akhir ini Dirga sangat sibuk dengan pekerjaan di kantor, sampai harus di bawa ke rumah.Dengan berat hati, Rara mengangguk pelan. Kasihan juga lelaki dewasa ini, sudah sibuk di kantor di tambah dengan dirinya yang selalu menempeli Dirga. Tapi Rara tidak akan mengganggu hanya untuk malam ini saja. Untuk besok, Rara akan kembali.

"Oke, Om. Rara pulang kalo begitu. Jangan begadang sampai pagi, ya."

Diam-diam Dirga menghela nafas lega. Akhirnya gadis ini akan pulang lebih awal malam ini. Jadi Dirga akan lebih fokus dengan pekerjaannya. Karena biasanya Rara akan menemani dirinya sampai larut. Kadang sampai ibunya datang untuk menjemput, dan Dirga akan selalu minta maaf. Walaupun itu bukan kesalahan dirinya.

Rara bangkit berdiri, bersiap akan pulang. Namun sebelum itu, Rara segera menunduk lalu mengecup singkat pipi Dirga."Selamat malam, Om. Mimpiin Rara, ya. Dahh" seru Rara sembari terkekeh pelan berlari keluar rumah Dirga.

Sedangkan Dirga, dirinya hanya menghela nafas dalam. "Rara" lirih nya. Sudah biasa, Dirga sudah biasa.

****

Rara. Gadis duapuluh satu tahun itu sedari pagi sibuk dapur. Aroma harum tercium dari masakan yang sedang Rara buat. Pagi ini, Rara bersemangat membuat sarapan pagi untuk Om Dirga. Lelaki yang Rara sukai beberapa bulan ini.

Hanya memasak Sandwich untuk sarapan, dan memasak ayam asam manis spesial buatan Rara. Tangan Rara dengan lincah memasukan ayam asam manis kedalam kotak bekal, nantinya makanan ini untuk makan siang Om Dirga.

Sungguh, Rara sekarang sudah seperti istri yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Memikirkan hal itu, Rara terkekeh sendiri, dan dalam hati semoga saja terkabul.

"Ekhhem,, yang lagi buat sarapan, buat crush tersayang" ledek seseorang. Menoel dagu Rara menggoda gadis itu dengan senyuman mengejek."Apaan, sih" elak Rara. Namun tak ayal dalam hati dirinya membenarkan.

"Sarapannya buat si Dirga aja, nih, buat kakak mana?" tanya Ethan, kakak lelaki satu-satunya yang Rara punya. 

"Pilih kasih, ah, kamu mah. Buat si Dirga aja di buatin, coba buat kakak sendiri boro-boro di buatin" sungut Ethan kemudian duduk dikursi berhadapan dengan Rara. 

Ethan menatap senang Rara yang tertawa karena dirinya cemburu. Tapi Ethan senang, melihat adik kecilnya bersemangat dan sering tersenyum seperti ini. " Aku udah buatin kok, buat kakak. Kakak jangan cemburu, ya, karena kakak tetep nomor dua lelaki yang Rara sayang. Karena nomor satu Ayah" kekeh Rara membelai pipi Ethan pelan. 

"Yasudah, Rara ke rumah Om Dirga dulu, pasti udah mau berangkat" kata Rara, lalu berlalu sembari menenteng tas bekal juga sarapan di kedua tangannya. 

Etha yang melihat betapa semangatnya Rara hanya menggeleng pelan. "Memang benar, ya. Cinta itu bisa membutakan segalanya." 

****

Dirga keluar dari kamar, tangannya sibuk memakaikan jam tangan. Hari ini Dirga akan melakukan meeting dengan klien di sebuah cafe ternama. Dan mengharuskan Dirga memakai pakaian formal. 

Menuruni anak tangga Dirga sudah siap merapikan pakaiannya, dan siap berangkat pagi ini. Tiba-tiba langkahnya berhenti, Dirga berfikir apa gadis itu datang ke rumahnya lagi seperti biasa atau tidak. 

"Ya, gadis itu pasti datang. Sambil membawa bekal dan sarapan pagi" Dirga mengangkat bahu. Berusaha tidak peduli dengan perhatian yang di berikan gadis itu padanya. 

"Karena jika sudah bosan, pasti akan berhenti sendiri." Dirga membuka pintu rumah dan terpampanglah, seorang gadis dengan senyuman didepan pintu rumahnya. Seperti biasa kedua tangannya penuh dengan barang juga makanan. 

"Seperti biasa." 

Rara terkekeh senang lalu mengangguk. "Ya, seperti biasa" Rara mengangkat kotak bekal di depan Dirga. "Ayo, sarapan dulu, biar cacingnya tidak menjerit" Rara menarik lengan Dirga untuk duduk di kursi. Sedangkan Dirga hanya bisa pasrah dirinya ditarik untuk duduk. Setiap pagi memang rutinitas seperti ini sudah menjadi kebiasaan mereka.

Rara dengan semangat membuka kotak yang berisi sandwich untuk Dirga. Lalu memberikan sepotong Sandwich di hadapan pria itu untuk segera memakannya. "Ayo, makan." 

"Saya hanya akan memakan sepotong saja. Hari ini saya ada meeting jadi kemungkinan besar, saya akan makan di sana" jelas Dirga sembari memakan sepotong sandwich pelan, seperti biasa makanan dari Rara selalu enak. 

Entah yang memasak gadis itu atau ibunya yang memasak. Dirga tidak tahu. "Yah, buat makan siang nya gak bakal di bawa, dong" keluh Rara memandang kotak bekal yang di buatnya untuk Dirga. 

Lalu mengambil sepotong sandwich yang satunya dan segera Rara makan dengan lahap. Kebetulan Rara juga belum sarapan. 

Dirga melirik Rara, gadis itu sedikit lesu dan cemberut. Dia memakan sandwich sedikit kasar, mungkin gadis itu merasa kesal sekarang. Dirga menghela napas pelan lalu membersihkan jarinya dengan tissue basah. 

"Saya akan bawa bekal ini. Kebetulan saya akan pulang larut" terang Dirga. Tangannya menjinjing kotak bekal lalu berdiri dan gadis itupun ikut berdiri. 

Rara tersenyum senang lalu membereskan kotak kosong berisi sandwich tadi. "Semoga Om suka, ya. Itu menu baru dari aku soalnya. Semangat kerjanya buat kita nikah nanti. Dah" 

Dirga menatap Rara yang sedikit berlari keluar rumah. Matanya melirik kotak bekal di tangannya. Mau bagaimana lagi, Dirga merasa tidak enak jika menolak membawa bekal untuk hari ini. Dan melihat betapa senangnya Rara, ketika dirinya menerima kotak bekal ini. Dirga hanya menghela napas. Menghalau pikiran aneh yang tiba-tiba muncul. 

Dan Dirga tidak tahu harus mengatakan apa jika gadis itu tahu yang sebenarnya. 

*****

Comments (1)
goodnovel comment avatar
illy20
ceritanya bagus sekali ya kak, sama kayak kakak yg bagus sekali menipu banyak orang dan membuat kerugian yg fantastis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cintai Aku, Om!    Rutinitas Malam

    ***** Dirga berjalan keluar dari cafe, setelah menemui klien yang ingin menggunakan jasanya. Membuka pintu mobil kemudian memakai sabuk pengaman, menyalakan mesin lalu pergi ke kantor. Di kursi samping terdapat kotak bekal. Dirga melirik beberapa kali, setelah sampai di kantor Dirga menjinjing kotak bekal itu. Di cafe tadi Dirga hanya memesan minuman, sekedar menghormati klien tadi karena teringat dengan bekal tadi pagi. Dirinya hanya menghargai makanannya bukan niat gadis itu, Dirga hanya sayang jika nanti makanannya harus dibuang. Dirinya sangat menghargai makanan. Dirga membuka pintu ruangannya kemudian duduk di sofa, lalu membuka kotak bekal itu. "Em, enak" suapan pertama Dirga merasakan nikmatnya makan siangnya. Kemudian suapan kedua, ketiga, dan seterusnya sampai bekal habis. Dirga meneguk air minum lalu menghela napas, perutnya sekarang terasa penuh. Suara dering handphone terdengar, Dirga segera mengambil handphonenya di kursi. Melihat siapa yang memberinya pesan Dirga s

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Overthinking

    ***** Rara termenung. Sudah hampir jam sepuluh malam tapi Rara merasa tidak mengantuk sama sekali. Pikirannya teringat dengan perkataan Ayahnya tadi. 'Berhenti, ya. Rara jangan menemui dia lagi. Rara fokus kuliah saja, jangan ke rumah dia lagi, jangan buat makanan lalu diantar ke rumah dia lagi. Rara cukup fokus dengan kuliah Rara saja, ya.' Apa memang Rara harus berhenti mendekati Om Dirga? Apa Rara harus mulai melepas rasa sukanya kepada Om Dirga? Dan apakah Rara sanggup jika dirinya melakukan semua itu? Di satu sisi Ia sangat menyukai Om Dirga entah sejak kapan. Di satu sisi lagi Ia sangat menyayangi Ayahnya. Rara bingung, apa dirinya harus mempertahankan cintanya, atau tidak? "Ahhh!!" teriak Rara menenggelamkan wajahnya dikasur. Berteriak mengeluarkan kebimbangannya. Rara mengangkat wajahnya lalu menghembuskan napasnya kasar. "Bingung. Gue cinta sama Om Dirga, gue juga sayang sama Ayah. Gue gak bisa milih salah satu dari mereka. Gue mau Om Dirga, gue juga gak mau Ayah benci

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Patah Hati

    ***** "Ah, sial" rutuk Rara menatap pantulan wajahnya di depan kaca. Wajahnya sangat kusut, apalagi kedua matanya, sembab. "Mata aku kaya bola bekel" rengek Rara meraba kedua matanya yang sangat sembab dan matanya merah. Rasanya Rara tidak mau keluar kamar kalo begini, bagaimana kalo Ayah, Bunda, dan Kak Ethan lihat? Bisa-bisa dirinya disidang sama mereka, di tanya kenapa matanya sangat sembab dan mengerikan.Mengingat kejadian tadi malam Rara menjadi sedih. Mengingat bagaimana Om Dirga seperti tidak menahan rasa risih nya semalam kepadanya. Hatinya sangat sakit mengingat hanya dirinya yang berjuang, hanya dirinya merasakan rasa suka. Cinta Rara bertepuk sebelah tangan.Tidak terasa air mata kembali menetes, Rara menghapus segera. "Jangan nangis lagi. Bisa-bisa mata aku berubah jadi bola basket." ***** Rara menghela napas pelan, berusaha terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja yang terlihat berbeda yaitu kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Sengaja, takut keluarganya ta

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Diam-diam Bertemu

    ***** "Akkhh!!!!" teriak Rara sembari menenggelamkan wajahnya diatas bantal. Kedua tangannya mencengkeram sprei dengan erat, kedua kakinya menendang-nendang asal. "Om Dirga, aku kangen!!" Rara menggigit bantal menyalurkan kekesalannya. Kemudian menelentangkan badannya menatap langit-langit kamar. Sudah dua hari Ia tidak menghampiri Om Dirga, dan juga tidak berbagi makanan kepada pria itu. Bukannya Rara tidak mau, namun Rara sering melihat Ayahnya selalu menatap tajam dirinya ketika Ia kedapur. Jika sedang berada didapur Ia selalu berusaha untuk terlihat tenang, berusaha untuk tidak tahu apa yang dilakukan Ayahnya. "Ayah juga, ngapain sih, suka mantau aku terus? Dikira aku gak tahu apa, ish, nyebelin. Jadi kan gak ketemu Om Dirga." kesal Rara, sekarang dirinya sangat merasa kesal setengah mati. Harus menahan gejolak rindu yang selama ini Ia tahan. Dan untuk malam ini Ia sangat tidak tahan, rasanya Ia ingin berlari kencang keluar rumah lalu masuk kedalam rumah Om Dirga. Dan tingg

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Om Dirga! I Love You!

    ****Raya tersenyum lebar menuruni anak tangga, kadang Ia melompat-lompat kecil dan terkekeh geli. Pagi ini suasana hati Raya amat sangat senang, Ia mengingat malam tadi di rumah Dirga. Pria itu tidak terlihat risih sama sekali melainkan Dirga berbicara kepadanya, memegang kening Raya walau hanya menggunakan telunjuk, dan duduk berhadapan dengannya. "Yaahh!! SBL, SBL, SBL! Seneng banget loh!" teriak Raya pelan sembari melompat-lompat kecil, kedua tangannya memegang dadanya merasakan detak jantung dirinya yang berdetak tidak karuan.Melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul tujuh, Raya segera berlari kecil keluar rumah. Ia mendorong pelan motor maticnya keluar pagar rumahnya. Lalu memarkirkan motor itu di samping gang rumahnya, Raya tersenyum inilah saatnya misi dimulai.Raya tersenyum lebar sembari kedua tangannya saling bertaut, lalu jalan dengan lebar ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir rapi didepan gerbang. Raya terpekik senang ketika melihat pria pujaannya keluar dar

    Last Updated : 2023-06-06
  • Cintai Aku, Om!    Nasi Goreng, Rasa Cinta

    ***"Dek!" teriak Bunda menggedor pintu kamar Raya. Lalu muncul Raya dari dalam dengan wajah sayu seperti bangun tidur. "Kenapa bun?""Bunda sama Ayah ada kerjaan diluar kota, kamu d rumah sama abang kamu, ya. Berangkatnya harus hari ini. Yaudah, Bunda sama Ayah berangkat, baik-baik dirumah" ujar Bunda mencium kening anak bungsunya lalu pergi menghampiri Ayah yang sudah teriak suruh cepat.Raya melamun berusaha mencerna kejadian barusan bersama Bunda. Katanya, Bunda akan pergi ke luar kota bersama Ayah karena ada pekerjaan. Dan dirumah hanya ada dirinya juga Abangnya, Raya menyeringai, dirumah tidak ada Ayah dan Bunda. Well, saatnya beraksi?"Om Dirga! I'm Coming! Ehe" ujar Raya sesegera mungkin untuk mandi dan memakai baju bagus. Raya bersenandung berjalan kedapur, melirik jam dinding yang menunjukan pukul lima sore. Raya tersenyum pasti Dirga sudah mau pulang dari kantor."Masak apa, ya?" kata Raya sambil memakai apron, kepalanya melirik kanan kiri didepan kulkas memandangi satu per

    Last Updated : 2023-06-07
  • Cintai Aku, Om!    Gara-gara Nomor Ponsel

    ***Raya berguling-guling dikasur, Ia merasa bosan ketika libur kuliah. Raya bukan perempuan yang senang bermain atau belanja, jadi itu bukan pilihan Raya jika sedang libur. Raya itu gadis rumahan walaupun di kampus temannya lumayan banyak."Bosan, ih!" keluh Raya mengacak-acak rambutnya melampiaskan kebosanan. "Mana dirumah sepi. Bunda sama ayah belum pulang, bang Ethan malah gak tahu kemana. Pacaran mungkin ya, dasar playboy!"Raya akhirnya beranjak dari kasur lalu memilih pakaian karena sekarang Raya masih pakai baju tidur. Untung tadi Ia sudah mandi tapi memang Ia tidak ganti baju. Yah, dirinya memang agak jorok. Pilihan Raya berhenti di baju crop top biru dan celana panjang, Ia menyisir rambutnya yang panjang. Sedikit memakai lipbalm supaya tidak kering bibirnya, dan sedikit bedak baby. Ah, bahkan bedaknya pun bedak bayi."Udah, cantik."Raya keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga, saking sepinya rumah Raya langkah kaki dirinya pun terdengar nyaring. Raya sedikit bergidik ka

    Last Updated : 2023-06-07
  • Cintai Aku, Om!    Chating

    ***Sedari pagi, ponsel Dirga terus berbunyi. Pesan beruntun Dirga dapat tadi pagi sampai sekarang Ia berada di kantor. Awalnya pagi tadi Dirga balas pesan itu namun sekarang Dirga menghiraukan pesan itu. Karena dilihat juga bukan pesan yang sangat penting. 'Selamat pagi, Om. Ini aku Raya, Om sarapan dulu ya sebelum berangkat kerjanya biar cacingnya gak sakit.' Sebelum pergi ke kantor juga Dirga mendapatkan pesan serupa. 'Semangat kerjanya, Om. Semoga uangnya cepat banyak, terus kita cepat nikahnya. Hehe.' Dirga menggeleng ketika mengingat pesan singkat sebelum Ia berangkat kerja. Ada saja kelakuan gadis itu membuat Dirga menggeleng dan tersenyum. Bohong jika Dirga tidak terpesona, nyatanya Dirga selalu kagum kepada Raya. Gadis yang selalu mengganggunya. Ting! Pesan singkat masuk lagi, Dirga melirik sedikit. Pesan dari Raya. 'Om jangan lupa makan siang, ya. Soalnyakan aku gak bikin bekal lagi buat Om. Makan yang banyak biar gak sakit. Ps: maaf, Om pasti geli baca Chat garing da

    Last Updated : 2023-06-08

Latest chapter

  • Cintai Aku, Om!    Kecewa

    ***Setelah selesai membuntuti Dirga, Raya tidak pergi ke kampus, Ia malah masuk ke Cafe langganannya. Ia sudah merasa tidak mood, perasaannya tidak karuan, hatinya sangat panas mengingat pria yang dicintainya sudah memiliki pasangan. Raya semakin yakin jika perempuan tadi adalah kekasih Dirga. "Mereka sangat serasi" lirih Raya mengingat wajah perempuan tadi itu sangat cantik dan tinggi, pas dengan tinggi Dirga dan umurnya pasti tidak jauh dari umur Dirga. Sedangkan dirinya? Hanya mahasiswa akhir yang doyan rebahan dan makan, tubuh tidak terlalu tinggi dan tidak cantik. Pantas sih, Dirga tidak meliriknya sedikitpun. "Sakit banget, berjuang sendiri"ujar Raya sambil mengaduk minumannya."Lucu gak, ya, kalo gue berhenti sekarang? Secara gue kan yang mulai deketin Om Dirga." "Tapi gue gak mau jadi perusak hubungan orang." "gue berusaha pelan-pelan aja kali, ya?" Raya bergumam sendiri memikirkan apa yang harus Ia lakukan kedepannya. Apa harus terus memperjuangkan cintanya, sedangkan p

  • Cintai Aku, Om!    Menjadi Stalker Amatir

    ***Raya sudah siap dan rapi, siap berangkat kuliah pagi ini. Pikirannya mumet gara-gara Chat singkat dari Dirga. Pria itu tidak menjawab untuk memuaskan rasa penasarannya malah membuat Raya semakin pusing. Kesal juga dengan Dirga karena tidak langsung menjawab. "Awas aja Om Dirga, kalo Om Dirga jadi bucin sama aku, aku pastikan akan membuat Om Dirga menyesal" kesal Raya melirik jendela yang menampilkan rumah Dirga. "Kalo Om Dirga bohongi aku, aku gak mau lagi ketemu sama Om" lanjut Raya melirik sinis rumah Dirga. Lalu keluar dari kamar untuk berangkat kuliah. Seperti biasa Raya selalu memaki motor matic kesayangannya kemanapun Raya pergi. Tapi jika Raya pergi sendiri, kalo sama orang lain Raya suka naik mobil. Karena tidak boleh ada yang menggunakan motor matic kesayangannya. Raya melirik mobil Dirga yang juga sedang keluar, bagus mereka berpapasan seperti ini. Ia melotot kala melihat Dirga tidak sendiri didalam mobil, ada seorang wanita yang duduk disamping Dirga. Raya kesal, la

  • Cintai Aku, Om!    Penasaran

    ***Raya berjalan lesu memasuki pekarangan rumahnya, sesekali Ia melirik rumah Dirga yang sepi. Mobil pria itu masih ada disana, Raya penasaran apa perempuan tadi masih ada atau sudah pulang. Menghela napas Raya masuk kedalam rumah, tangannya menjinjing kresek berisi pempek dari depan komplek.Mengambil piring kedapur, Raya melihat Ethan sedang makan sendirian. "Baru pulang?" tanya Raya lesu. Tangannya mengambil pempek dari dalam kresek lalu disimpan di piring.Kemudian Raya duduk dengan menyantap pempek. Ethan melirik Raya bingung, tidak biasanya Dia sedikit lesu seperti ini. Biasanya melihat makanan saja Raya sudah berbinar-binar. "Kamu kenapa? Koo lesu?"Raya melirik Ethan lalu menghela napas. "Tahu gak, bang? Tadi aku lihat Om Dirga bawa cewek ke rumahnya" jelas Raya menatap serius Ethan. Ia sangat penasaran dengan perempuan tadi.Ethan terkekeh mendengarnya, Raya mendelik memukul lengan Ethan kencang. "Kok malah ketawa? Serius tahu!" kesal Raya lalu memberikan cubitan dilengan Et

  • Cintai Aku, Om!    Siapa Perempuan Itu?

    ***Raya keluar dari gerbang rumahnya, dengan memakai kaus polos berwarna putih dan celana pendek diatas lutut. Raya berniat ingin membeli martabak didepan komplek, juga Raya ingin membeli pempek. Karena teringat waktu Dirga memakan makanan itu jadi Raya ingin membelinya.Teringat Dirga, Raya melirik rumah minimalis itu. Terlihat masih sepi karena Dirga belum pulang jika masih sore. "Om Dirga kerja keras banget, sih. Jadi pengen cepet-cepet nikahin" Raya terkikik geli lalu berjalan pergi kedepan komplek.Baru saja beberapa langkah Raya melihat mobil Dirga sudah pulang, Raya mengernyit tumben Dirga pulang sore-sore. Ia tersenyum niat hati ingin menghampiri Dirga dan menawarkan apakah pria itu juga ingin membeli makanan. Tapi ternyata setelah Dirga keluar ada seorang perempuan yang juga keluar dari mobil Dirga."Siapa?" tanya Raya pelan, perempuan itu berjalan menghampiri Dirga seraya tersenyum lalu tertawa kecil. Yang membuat Raya terkejut adalah Dirga, pria itu langsung tersenyum lemb

  • Cintai Aku, Om!    Chating (2)

    ***Raya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang panjang. Ia duduk didepan meja rias lalu mengambil hairdryer, Raya memandang pantulan dirinya didepan kaca kemudian menjentikkan tangannya."Lo emang cantik banget, Ra." puji Raya berpose aneh didepan cermin. "Percuma cantik, kalo gak mampu memikat Om Dirga." dengus Raya, kedua tangannya terampil merias wajahnya. Ting! Ponsel Raya berdering, Raya segera melihat siapa yang mengirim pesan. Fathiya, teman kampusnya. Tumben gadis itu kirim pesan pagi-pagi. 'Ra, hari ini ada tugas dari Pak Romi, disuruh kekampus sekarang. Benci deh, kalo udah ada tugas dari Pak Romi.'Raya berdecak. Ia pun benci jika ada tugas dari Pak Romi, kenapa harus benci, karena Pak Romi itu Dosen killer dan tidak tanggung-tanggung memberi tugas. Pernah waktu itu ada tugas membuat makalah penelitian, dan setelah tugas selesai semua mahasiswa mendapat nilai merah. Kata Pak Romi tugasnya asal-asalan, padahal itu tugas y

  • Cintai Aku, Om!    Chating

    ***Sedari pagi, ponsel Dirga terus berbunyi. Pesan beruntun Dirga dapat tadi pagi sampai sekarang Ia berada di kantor. Awalnya pagi tadi Dirga balas pesan itu namun sekarang Dirga menghiraukan pesan itu. Karena dilihat juga bukan pesan yang sangat penting. 'Selamat pagi, Om. Ini aku Raya, Om sarapan dulu ya sebelum berangkat kerjanya biar cacingnya gak sakit.' Sebelum pergi ke kantor juga Dirga mendapatkan pesan serupa. 'Semangat kerjanya, Om. Semoga uangnya cepat banyak, terus kita cepat nikahnya. Hehe.' Dirga menggeleng ketika mengingat pesan singkat sebelum Ia berangkat kerja. Ada saja kelakuan gadis itu membuat Dirga menggeleng dan tersenyum. Bohong jika Dirga tidak terpesona, nyatanya Dirga selalu kagum kepada Raya. Gadis yang selalu mengganggunya. Ting! Pesan singkat masuk lagi, Dirga melirik sedikit. Pesan dari Raya. 'Om jangan lupa makan siang, ya. Soalnyakan aku gak bikin bekal lagi buat Om. Makan yang banyak biar gak sakit. Ps: maaf, Om pasti geli baca Chat garing da

  • Cintai Aku, Om!    Gara-gara Nomor Ponsel

    ***Raya berguling-guling dikasur, Ia merasa bosan ketika libur kuliah. Raya bukan perempuan yang senang bermain atau belanja, jadi itu bukan pilihan Raya jika sedang libur. Raya itu gadis rumahan walaupun di kampus temannya lumayan banyak."Bosan, ih!" keluh Raya mengacak-acak rambutnya melampiaskan kebosanan. "Mana dirumah sepi. Bunda sama ayah belum pulang, bang Ethan malah gak tahu kemana. Pacaran mungkin ya, dasar playboy!"Raya akhirnya beranjak dari kasur lalu memilih pakaian karena sekarang Raya masih pakai baju tidur. Untung tadi Ia sudah mandi tapi memang Ia tidak ganti baju. Yah, dirinya memang agak jorok. Pilihan Raya berhenti di baju crop top biru dan celana panjang, Ia menyisir rambutnya yang panjang. Sedikit memakai lipbalm supaya tidak kering bibirnya, dan sedikit bedak baby. Ah, bahkan bedaknya pun bedak bayi."Udah, cantik."Raya keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga, saking sepinya rumah Raya langkah kaki dirinya pun terdengar nyaring. Raya sedikit bergidik ka

  • Cintai Aku, Om!    Nasi Goreng, Rasa Cinta

    ***"Dek!" teriak Bunda menggedor pintu kamar Raya. Lalu muncul Raya dari dalam dengan wajah sayu seperti bangun tidur. "Kenapa bun?""Bunda sama Ayah ada kerjaan diluar kota, kamu d rumah sama abang kamu, ya. Berangkatnya harus hari ini. Yaudah, Bunda sama Ayah berangkat, baik-baik dirumah" ujar Bunda mencium kening anak bungsunya lalu pergi menghampiri Ayah yang sudah teriak suruh cepat.Raya melamun berusaha mencerna kejadian barusan bersama Bunda. Katanya, Bunda akan pergi ke luar kota bersama Ayah karena ada pekerjaan. Dan dirumah hanya ada dirinya juga Abangnya, Raya menyeringai, dirumah tidak ada Ayah dan Bunda. Well, saatnya beraksi?"Om Dirga! I'm Coming! Ehe" ujar Raya sesegera mungkin untuk mandi dan memakai baju bagus. Raya bersenandung berjalan kedapur, melirik jam dinding yang menunjukan pukul lima sore. Raya tersenyum pasti Dirga sudah mau pulang dari kantor."Masak apa, ya?" kata Raya sambil memakai apron, kepalanya melirik kanan kiri didepan kulkas memandangi satu per

  • Cintai Aku, Om!    Om Dirga! I Love You!

    ****Raya tersenyum lebar menuruni anak tangga, kadang Ia melompat-lompat kecil dan terkekeh geli. Pagi ini suasana hati Raya amat sangat senang, Ia mengingat malam tadi di rumah Dirga. Pria itu tidak terlihat risih sama sekali melainkan Dirga berbicara kepadanya, memegang kening Raya walau hanya menggunakan telunjuk, dan duduk berhadapan dengannya. "Yaahh!! SBL, SBL, SBL! Seneng banget loh!" teriak Raya pelan sembari melompat-lompat kecil, kedua tangannya memegang dadanya merasakan detak jantung dirinya yang berdetak tidak karuan.Melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul tujuh, Raya segera berlari kecil keluar rumah. Ia mendorong pelan motor maticnya keluar pagar rumahnya. Lalu memarkirkan motor itu di samping gang rumahnya, Raya tersenyum inilah saatnya misi dimulai.Raya tersenyum lebar sembari kedua tangannya saling bertaut, lalu jalan dengan lebar ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir rapi didepan gerbang. Raya terpekik senang ketika melihat pria pujaannya keluar dar

DMCA.com Protection Status