Home / Romansa / Cintai Aku, Om! / Overthinking

Share

Overthinking

Author: Raya Talita
last update Last Updated: 2023-05-30 13:14:55

*****

Rara termenung. Sudah hampir jam sepuluh malam tapi Rara merasa tidak mengantuk sama sekali. Pikirannya teringat dengan perkataan Ayahnya tadi. 

'Berhenti, ya. Rara jangan menemui dia lagi. Rara fokus kuliah saja, jangan ke rumah dia lagi, jangan buat makanan lalu diantar ke rumah dia lagi. Rara cukup fokus dengan kuliah Rara saja, ya.'

Apa memang Rara harus berhenti mendekati Om Dirga? Apa Rara harus mulai melepas rasa sukanya kepada Om Dirga? Dan apakah Rara sanggup jika dirinya melakukan semua itu?

Di satu sisi Ia sangat menyukai Om Dirga entah sejak kapan. Di satu sisi lagi Ia sangat menyayangi Ayahnya. Rara bingung, apa dirinya harus mempertahankan cintanya, atau tidak?

"Ahhh!!" teriak Rara menenggelamkan wajahnya dikasur. Berteriak mengeluarkan kebimbangannya. Rara mengangkat wajahnya lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Bingung. Gue cinta sama Om Dirga, gue juga sayang sama Ayah. Gue gak bisa milih salah satu dari mereka. Gue mau Om Dirga, gue juga gak mau Ayah benci."

"Bunda, Rara harus gimana?"Malam ini Rara habiskan dengan berkeluh kesah sendiri. Dan tertidur ketika hari sudah pukul satu pagi.

*****

Rara terdiam diatas motor maticnya. Hari ini Ia akan pergi ke kampus, tapi seakan ada yang kurang dirinya kemudian terdiam diatas motor. Setelah semalam mendapat wejangan dari Ayah, Rara sama sekali tidak memasak hari ini. Tidak menyiapkan bekal juga sarapan yang setiap kali Ia buat untuk Dirga. 

Dan pagi ini Rara tidak membawa benda itu di kedua tangannya. Rasanya campur aduk ketika kita sudah melakukan rutin kegiatan itu, tapi sekarang kita tidak lagi melakukannya. Seperti perasaan Rara sekarang, Ia tidak memasak untuk Dirga dan harus langsung pergi ke kampus. 

"Tenang Ra, kamu pasti bisa. Hari ini dan beberapa hari kedepannya jangan memasak apapun buat Om Dirga. Ayah pasti makin marah kalo dia tahu aku ngeyel, ini pertama kalinya Ayah beri aku wejangan kayak gini." 

Rara memakai helmnya. "Jangan lirik ke depan Ra, jangan lirik" tapi gagal. Tetap saja matanya melirik pagar rumah milik Dirga. Rara menghela napas karena pikiran juga tindakannya yang tidak sesuai. 

"Yaudah, lah. Berangkat aja" lirih Rara menghidupkan motornya kemudian berlalu melewati rumah Dirga untuk pertamakalinya. Dan pertama kalinya juga Ia tidak memberi sarapan dan kotak bekal untuk Dirga. 

***

Dirga menutup pintu mobil, dirinya pulang pukul setengah delapan. Sedikit malam dari biasanya. Pekerjaannya selalu banyak jika sudah mendekati waktu deadline. 

Terdengar suara langkah kaki, Dirga menoleh. Terlihat seorang gadis di depan pagarnya memamerkan senyuman. Rara, gadis ini selalu datang ketika dirinya pulang, entah Ia pulang larut atau masih sore gadis ini selalu ada.

Tapi Dirga teringat kembali dengan kejadian tadi pagi. Tadi pagi Dirga melihat Rara melewati rumahnya menggunakan motor metic yang biasa Rara kendarai. Dirga sedikit bingung karena gadis itu tidak seperti biasanya memberikan sarapan dan bekal untuk dirinya bawa.

Dirga menggeleng pelan. Mungkin Rara mulai bosan karena tidak Ia respon. Dan sebentar lagi pasti gadis ini akan berhenti melakukan hal yang sedikit tidak berguna kepadanya.

"Om Dirga pulangnya agak malam, ya" ujar Rara berdiri di hadapan Dirga. Tersenyum lembut menatap wajah tampan Dirga yang sedikit terlihat lelah.

"Pasti capek. Tapi, maaf Om, aku gak bawa makan malam buat Om" ujar Rara sedikit merasa bersalah karena untuk pertama kalinya Ia tidak membuat sarapan dan juga makan malam untuk Dirga.

Dirga menatap Rara datar. Wajah gadis itu di penuhi rasa bersalah, sebenarnya Dirga tidak mempermasalahkan hal itu. Lambat laun, Rara akan mulai bosan kepadanya dan berhenti memberikan makanan untuk dirinya.

Walaupun perasaan Dirga merasa tidak nyaman sedari tadi pagi.

"Kamu tidak perlu seperti itu lagi, Rara. Jangan memberi sarapan dan bekal makan siang, juga makan malam. Jika perlu, jangan menempeli ku lagi. Kamu tahu kan, saya pria dewasa, saya tidak memikirkan hal remeh. Jadi berhenti, sekarang."

Rara tertegun. Dua kali Rara mendapat ucapan seperti itu selain dari Ayahnya. Dan malam ini Dirga, lelaki yang di sukainya pun mengatakan hal seperti itu. Dirga tidak suka apa yang di lakukan Rara kepadanya. Dan untuk pertama kali Dirga melepas tali yang selama ini Rara ikat kepada Pria itu.

Sebelum Rara menjawab, Dirga lebih berbicara lebih dulu. "Tidak ada gunanya, Ra. Kamu memberikan saya perhatian seperti yang kamu lakukan itu tidak ada gunanya buat saya. Sedari awal saya tidak menyambut kamu, harusnya kamu mengerti. Dan sedari awal saya tidak merespon kamu, itu tandanya saya tidak menyukaimu, Ra. Seharusnya kamu mengerti sedari awal. "

Kembali Rara tertegun, hatinya sangat sakit ketika mendengar langsung dari mulut pria yang di sukainya. Selama beberapa bulan ini Dirga tidak memprotes sama sekali apa yang di lakukan Rara. Tapi kali ini, Rara melihat betapa risih nya Dirga menatapnya.

Ini yang akan ko dapat jika terus berkehendak sesuai keinginan lo Ra. Sadar, Dirga tidak membalas perasaan lo. Dia hanya kasihan sama lo kemarin, dan hari ini rasa kasihan menjadi rasa risih dan mungkin jijik.

Rara tidak mampu berkata-kata, kedua matanya berkaca-kaca. Patah hati pertama yang Rara rasakan saat ini. Pria pertama yang di sukainya dan patah hati pertama yang di rasakannya.

Melihat kedua mata bulat itu berkaca-kaca, Dirga memalingkan wajahnya. Menekan rasa tidak nyaman di hatinya, lalu berbalik meninggalkan Rara yang sudah berderai air  mata. "Om" panggil Rara pelan.

Dirga mendengarnya. "Berhenti Ra."

*****

Related chapters

  • Cintai Aku, Om!    Patah Hati

    ***** "Ah, sial" rutuk Rara menatap pantulan wajahnya di depan kaca. Wajahnya sangat kusut, apalagi kedua matanya, sembab. "Mata aku kaya bola bekel" rengek Rara meraba kedua matanya yang sangat sembab dan matanya merah. Rasanya Rara tidak mau keluar kamar kalo begini, bagaimana kalo Ayah, Bunda, dan Kak Ethan lihat? Bisa-bisa dirinya disidang sama mereka, di tanya kenapa matanya sangat sembab dan mengerikan.Mengingat kejadian tadi malam Rara menjadi sedih. Mengingat bagaimana Om Dirga seperti tidak menahan rasa risih nya semalam kepadanya. Hatinya sangat sakit mengingat hanya dirinya yang berjuang, hanya dirinya merasakan rasa suka. Cinta Rara bertepuk sebelah tangan.Tidak terasa air mata kembali menetes, Rara menghapus segera. "Jangan nangis lagi. Bisa-bisa mata aku berubah jadi bola basket." ***** Rara menghela napas pelan, berusaha terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja yang terlihat berbeda yaitu kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Sengaja, takut keluarganya ta

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Diam-diam Bertemu

    ***** "Akkhh!!!!" teriak Rara sembari menenggelamkan wajahnya diatas bantal. Kedua tangannya mencengkeram sprei dengan erat, kedua kakinya menendang-nendang asal. "Om Dirga, aku kangen!!" Rara menggigit bantal menyalurkan kekesalannya. Kemudian menelentangkan badannya menatap langit-langit kamar. Sudah dua hari Ia tidak menghampiri Om Dirga, dan juga tidak berbagi makanan kepada pria itu. Bukannya Rara tidak mau, namun Rara sering melihat Ayahnya selalu menatap tajam dirinya ketika Ia kedapur. Jika sedang berada didapur Ia selalu berusaha untuk terlihat tenang, berusaha untuk tidak tahu apa yang dilakukan Ayahnya. "Ayah juga, ngapain sih, suka mantau aku terus? Dikira aku gak tahu apa, ish, nyebelin. Jadi kan gak ketemu Om Dirga." kesal Rara, sekarang dirinya sangat merasa kesal setengah mati. Harus menahan gejolak rindu yang selama ini Ia tahan. Dan untuk malam ini Ia sangat tidak tahan, rasanya Ia ingin berlari kencang keluar rumah lalu masuk kedalam rumah Om Dirga. Dan tingg

    Last Updated : 2023-05-30
  • Cintai Aku, Om!    Om Dirga! I Love You!

    ****Raya tersenyum lebar menuruni anak tangga, kadang Ia melompat-lompat kecil dan terkekeh geli. Pagi ini suasana hati Raya amat sangat senang, Ia mengingat malam tadi di rumah Dirga. Pria itu tidak terlihat risih sama sekali melainkan Dirga berbicara kepadanya, memegang kening Raya walau hanya menggunakan telunjuk, dan duduk berhadapan dengannya. "Yaahh!! SBL, SBL, SBL! Seneng banget loh!" teriak Raya pelan sembari melompat-lompat kecil, kedua tangannya memegang dadanya merasakan detak jantung dirinya yang berdetak tidak karuan.Melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul tujuh, Raya segera berlari kecil keluar rumah. Ia mendorong pelan motor maticnya keluar pagar rumahnya. Lalu memarkirkan motor itu di samping gang rumahnya, Raya tersenyum inilah saatnya misi dimulai.Raya tersenyum lebar sembari kedua tangannya saling bertaut, lalu jalan dengan lebar ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir rapi didepan gerbang. Raya terpekik senang ketika melihat pria pujaannya keluar dar

    Last Updated : 2023-06-06
  • Cintai Aku, Om!    Nasi Goreng, Rasa Cinta

    ***"Dek!" teriak Bunda menggedor pintu kamar Raya. Lalu muncul Raya dari dalam dengan wajah sayu seperti bangun tidur. "Kenapa bun?""Bunda sama Ayah ada kerjaan diluar kota, kamu d rumah sama abang kamu, ya. Berangkatnya harus hari ini. Yaudah, Bunda sama Ayah berangkat, baik-baik dirumah" ujar Bunda mencium kening anak bungsunya lalu pergi menghampiri Ayah yang sudah teriak suruh cepat.Raya melamun berusaha mencerna kejadian barusan bersama Bunda. Katanya, Bunda akan pergi ke luar kota bersama Ayah karena ada pekerjaan. Dan dirumah hanya ada dirinya juga Abangnya, Raya menyeringai, dirumah tidak ada Ayah dan Bunda. Well, saatnya beraksi?"Om Dirga! I'm Coming! Ehe" ujar Raya sesegera mungkin untuk mandi dan memakai baju bagus. Raya bersenandung berjalan kedapur, melirik jam dinding yang menunjukan pukul lima sore. Raya tersenyum pasti Dirga sudah mau pulang dari kantor."Masak apa, ya?" kata Raya sambil memakai apron, kepalanya melirik kanan kiri didepan kulkas memandangi satu per

    Last Updated : 2023-06-07
  • Cintai Aku, Om!    Gara-gara Nomor Ponsel

    ***Raya berguling-guling dikasur, Ia merasa bosan ketika libur kuliah. Raya bukan perempuan yang senang bermain atau belanja, jadi itu bukan pilihan Raya jika sedang libur. Raya itu gadis rumahan walaupun di kampus temannya lumayan banyak."Bosan, ih!" keluh Raya mengacak-acak rambutnya melampiaskan kebosanan. "Mana dirumah sepi. Bunda sama ayah belum pulang, bang Ethan malah gak tahu kemana. Pacaran mungkin ya, dasar playboy!"Raya akhirnya beranjak dari kasur lalu memilih pakaian karena sekarang Raya masih pakai baju tidur. Untung tadi Ia sudah mandi tapi memang Ia tidak ganti baju. Yah, dirinya memang agak jorok. Pilihan Raya berhenti di baju crop top biru dan celana panjang, Ia menyisir rambutnya yang panjang. Sedikit memakai lipbalm supaya tidak kering bibirnya, dan sedikit bedak baby. Ah, bahkan bedaknya pun bedak bayi."Udah, cantik."Raya keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga, saking sepinya rumah Raya langkah kaki dirinya pun terdengar nyaring. Raya sedikit bergidik ka

    Last Updated : 2023-06-07
  • Cintai Aku, Om!    Chating

    ***Sedari pagi, ponsel Dirga terus berbunyi. Pesan beruntun Dirga dapat tadi pagi sampai sekarang Ia berada di kantor. Awalnya pagi tadi Dirga balas pesan itu namun sekarang Dirga menghiraukan pesan itu. Karena dilihat juga bukan pesan yang sangat penting. 'Selamat pagi, Om. Ini aku Raya, Om sarapan dulu ya sebelum berangkat kerjanya biar cacingnya gak sakit.' Sebelum pergi ke kantor juga Dirga mendapatkan pesan serupa. 'Semangat kerjanya, Om. Semoga uangnya cepat banyak, terus kita cepat nikahnya. Hehe.' Dirga menggeleng ketika mengingat pesan singkat sebelum Ia berangkat kerja. Ada saja kelakuan gadis itu membuat Dirga menggeleng dan tersenyum. Bohong jika Dirga tidak terpesona, nyatanya Dirga selalu kagum kepada Raya. Gadis yang selalu mengganggunya. Ting! Pesan singkat masuk lagi, Dirga melirik sedikit. Pesan dari Raya. 'Om jangan lupa makan siang, ya. Soalnyakan aku gak bikin bekal lagi buat Om. Makan yang banyak biar gak sakit. Ps: maaf, Om pasti geli baca Chat garing da

    Last Updated : 2023-06-08
  • Cintai Aku, Om!    Chating (2)

    ***Raya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang panjang. Ia duduk didepan meja rias lalu mengambil hairdryer, Raya memandang pantulan dirinya didepan kaca kemudian menjentikkan tangannya."Lo emang cantik banget, Ra." puji Raya berpose aneh didepan cermin. "Percuma cantik, kalo gak mampu memikat Om Dirga." dengus Raya, kedua tangannya terampil merias wajahnya. Ting! Ponsel Raya berdering, Raya segera melihat siapa yang mengirim pesan. Fathiya, teman kampusnya. Tumben gadis itu kirim pesan pagi-pagi. 'Ra, hari ini ada tugas dari Pak Romi, disuruh kekampus sekarang. Benci deh, kalo udah ada tugas dari Pak Romi.'Raya berdecak. Ia pun benci jika ada tugas dari Pak Romi, kenapa harus benci, karena Pak Romi itu Dosen killer dan tidak tanggung-tanggung memberi tugas. Pernah waktu itu ada tugas membuat makalah penelitian, dan setelah tugas selesai semua mahasiswa mendapat nilai merah. Kata Pak Romi tugasnya asal-asalan, padahal itu tugas y

    Last Updated : 2023-06-09
  • Cintai Aku, Om!    Siapa Perempuan Itu?

    ***Raya keluar dari gerbang rumahnya, dengan memakai kaus polos berwarna putih dan celana pendek diatas lutut. Raya berniat ingin membeli martabak didepan komplek, juga Raya ingin membeli pempek. Karena teringat waktu Dirga memakan makanan itu jadi Raya ingin membelinya.Teringat Dirga, Raya melirik rumah minimalis itu. Terlihat masih sepi karena Dirga belum pulang jika masih sore. "Om Dirga kerja keras banget, sih. Jadi pengen cepet-cepet nikahin" Raya terkikik geli lalu berjalan pergi kedepan komplek.Baru saja beberapa langkah Raya melihat mobil Dirga sudah pulang, Raya mengernyit tumben Dirga pulang sore-sore. Ia tersenyum niat hati ingin menghampiri Dirga dan menawarkan apakah pria itu juga ingin membeli makanan. Tapi ternyata setelah Dirga keluar ada seorang perempuan yang juga keluar dari mobil Dirga."Siapa?" tanya Raya pelan, perempuan itu berjalan menghampiri Dirga seraya tersenyum lalu tertawa kecil. Yang membuat Raya terkejut adalah Dirga, pria itu langsung tersenyum lemb

    Last Updated : 2023-06-10

Latest chapter

  • Cintai Aku, Om!    Kecewa

    ***Setelah selesai membuntuti Dirga, Raya tidak pergi ke kampus, Ia malah masuk ke Cafe langganannya. Ia sudah merasa tidak mood, perasaannya tidak karuan, hatinya sangat panas mengingat pria yang dicintainya sudah memiliki pasangan. Raya semakin yakin jika perempuan tadi adalah kekasih Dirga. "Mereka sangat serasi" lirih Raya mengingat wajah perempuan tadi itu sangat cantik dan tinggi, pas dengan tinggi Dirga dan umurnya pasti tidak jauh dari umur Dirga. Sedangkan dirinya? Hanya mahasiswa akhir yang doyan rebahan dan makan, tubuh tidak terlalu tinggi dan tidak cantik. Pantas sih, Dirga tidak meliriknya sedikitpun. "Sakit banget, berjuang sendiri"ujar Raya sambil mengaduk minumannya."Lucu gak, ya, kalo gue berhenti sekarang? Secara gue kan yang mulai deketin Om Dirga." "Tapi gue gak mau jadi perusak hubungan orang." "gue berusaha pelan-pelan aja kali, ya?" Raya bergumam sendiri memikirkan apa yang harus Ia lakukan kedepannya. Apa harus terus memperjuangkan cintanya, sedangkan p

  • Cintai Aku, Om!    Menjadi Stalker Amatir

    ***Raya sudah siap dan rapi, siap berangkat kuliah pagi ini. Pikirannya mumet gara-gara Chat singkat dari Dirga. Pria itu tidak menjawab untuk memuaskan rasa penasarannya malah membuat Raya semakin pusing. Kesal juga dengan Dirga karena tidak langsung menjawab. "Awas aja Om Dirga, kalo Om Dirga jadi bucin sama aku, aku pastikan akan membuat Om Dirga menyesal" kesal Raya melirik jendela yang menampilkan rumah Dirga. "Kalo Om Dirga bohongi aku, aku gak mau lagi ketemu sama Om" lanjut Raya melirik sinis rumah Dirga. Lalu keluar dari kamar untuk berangkat kuliah. Seperti biasa Raya selalu memaki motor matic kesayangannya kemanapun Raya pergi. Tapi jika Raya pergi sendiri, kalo sama orang lain Raya suka naik mobil. Karena tidak boleh ada yang menggunakan motor matic kesayangannya. Raya melirik mobil Dirga yang juga sedang keluar, bagus mereka berpapasan seperti ini. Ia melotot kala melihat Dirga tidak sendiri didalam mobil, ada seorang wanita yang duduk disamping Dirga. Raya kesal, la

  • Cintai Aku, Om!    Penasaran

    ***Raya berjalan lesu memasuki pekarangan rumahnya, sesekali Ia melirik rumah Dirga yang sepi. Mobil pria itu masih ada disana, Raya penasaran apa perempuan tadi masih ada atau sudah pulang. Menghela napas Raya masuk kedalam rumah, tangannya menjinjing kresek berisi pempek dari depan komplek.Mengambil piring kedapur, Raya melihat Ethan sedang makan sendirian. "Baru pulang?" tanya Raya lesu. Tangannya mengambil pempek dari dalam kresek lalu disimpan di piring.Kemudian Raya duduk dengan menyantap pempek. Ethan melirik Raya bingung, tidak biasanya Dia sedikit lesu seperti ini. Biasanya melihat makanan saja Raya sudah berbinar-binar. "Kamu kenapa? Koo lesu?"Raya melirik Ethan lalu menghela napas. "Tahu gak, bang? Tadi aku lihat Om Dirga bawa cewek ke rumahnya" jelas Raya menatap serius Ethan. Ia sangat penasaran dengan perempuan tadi.Ethan terkekeh mendengarnya, Raya mendelik memukul lengan Ethan kencang. "Kok malah ketawa? Serius tahu!" kesal Raya lalu memberikan cubitan dilengan Et

  • Cintai Aku, Om!    Siapa Perempuan Itu?

    ***Raya keluar dari gerbang rumahnya, dengan memakai kaus polos berwarna putih dan celana pendek diatas lutut. Raya berniat ingin membeli martabak didepan komplek, juga Raya ingin membeli pempek. Karena teringat waktu Dirga memakan makanan itu jadi Raya ingin membelinya.Teringat Dirga, Raya melirik rumah minimalis itu. Terlihat masih sepi karena Dirga belum pulang jika masih sore. "Om Dirga kerja keras banget, sih. Jadi pengen cepet-cepet nikahin" Raya terkikik geli lalu berjalan pergi kedepan komplek.Baru saja beberapa langkah Raya melihat mobil Dirga sudah pulang, Raya mengernyit tumben Dirga pulang sore-sore. Ia tersenyum niat hati ingin menghampiri Dirga dan menawarkan apakah pria itu juga ingin membeli makanan. Tapi ternyata setelah Dirga keluar ada seorang perempuan yang juga keluar dari mobil Dirga."Siapa?" tanya Raya pelan, perempuan itu berjalan menghampiri Dirga seraya tersenyum lalu tertawa kecil. Yang membuat Raya terkejut adalah Dirga, pria itu langsung tersenyum lemb

  • Cintai Aku, Om!    Chating (2)

    ***Raya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang panjang. Ia duduk didepan meja rias lalu mengambil hairdryer, Raya memandang pantulan dirinya didepan kaca kemudian menjentikkan tangannya."Lo emang cantik banget, Ra." puji Raya berpose aneh didepan cermin. "Percuma cantik, kalo gak mampu memikat Om Dirga." dengus Raya, kedua tangannya terampil merias wajahnya. Ting! Ponsel Raya berdering, Raya segera melihat siapa yang mengirim pesan. Fathiya, teman kampusnya. Tumben gadis itu kirim pesan pagi-pagi. 'Ra, hari ini ada tugas dari Pak Romi, disuruh kekampus sekarang. Benci deh, kalo udah ada tugas dari Pak Romi.'Raya berdecak. Ia pun benci jika ada tugas dari Pak Romi, kenapa harus benci, karena Pak Romi itu Dosen killer dan tidak tanggung-tanggung memberi tugas. Pernah waktu itu ada tugas membuat makalah penelitian, dan setelah tugas selesai semua mahasiswa mendapat nilai merah. Kata Pak Romi tugasnya asal-asalan, padahal itu tugas y

  • Cintai Aku, Om!    Chating

    ***Sedari pagi, ponsel Dirga terus berbunyi. Pesan beruntun Dirga dapat tadi pagi sampai sekarang Ia berada di kantor. Awalnya pagi tadi Dirga balas pesan itu namun sekarang Dirga menghiraukan pesan itu. Karena dilihat juga bukan pesan yang sangat penting. 'Selamat pagi, Om. Ini aku Raya, Om sarapan dulu ya sebelum berangkat kerjanya biar cacingnya gak sakit.' Sebelum pergi ke kantor juga Dirga mendapatkan pesan serupa. 'Semangat kerjanya, Om. Semoga uangnya cepat banyak, terus kita cepat nikahnya. Hehe.' Dirga menggeleng ketika mengingat pesan singkat sebelum Ia berangkat kerja. Ada saja kelakuan gadis itu membuat Dirga menggeleng dan tersenyum. Bohong jika Dirga tidak terpesona, nyatanya Dirga selalu kagum kepada Raya. Gadis yang selalu mengganggunya. Ting! Pesan singkat masuk lagi, Dirga melirik sedikit. Pesan dari Raya. 'Om jangan lupa makan siang, ya. Soalnyakan aku gak bikin bekal lagi buat Om. Makan yang banyak biar gak sakit. Ps: maaf, Om pasti geli baca Chat garing da

  • Cintai Aku, Om!    Gara-gara Nomor Ponsel

    ***Raya berguling-guling dikasur, Ia merasa bosan ketika libur kuliah. Raya bukan perempuan yang senang bermain atau belanja, jadi itu bukan pilihan Raya jika sedang libur. Raya itu gadis rumahan walaupun di kampus temannya lumayan banyak."Bosan, ih!" keluh Raya mengacak-acak rambutnya melampiaskan kebosanan. "Mana dirumah sepi. Bunda sama ayah belum pulang, bang Ethan malah gak tahu kemana. Pacaran mungkin ya, dasar playboy!"Raya akhirnya beranjak dari kasur lalu memilih pakaian karena sekarang Raya masih pakai baju tidur. Untung tadi Ia sudah mandi tapi memang Ia tidak ganti baju. Yah, dirinya memang agak jorok. Pilihan Raya berhenti di baju crop top biru dan celana panjang, Ia menyisir rambutnya yang panjang. Sedikit memakai lipbalm supaya tidak kering bibirnya, dan sedikit bedak baby. Ah, bahkan bedaknya pun bedak bayi."Udah, cantik."Raya keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga, saking sepinya rumah Raya langkah kaki dirinya pun terdengar nyaring. Raya sedikit bergidik ka

  • Cintai Aku, Om!    Nasi Goreng, Rasa Cinta

    ***"Dek!" teriak Bunda menggedor pintu kamar Raya. Lalu muncul Raya dari dalam dengan wajah sayu seperti bangun tidur. "Kenapa bun?""Bunda sama Ayah ada kerjaan diluar kota, kamu d rumah sama abang kamu, ya. Berangkatnya harus hari ini. Yaudah, Bunda sama Ayah berangkat, baik-baik dirumah" ujar Bunda mencium kening anak bungsunya lalu pergi menghampiri Ayah yang sudah teriak suruh cepat.Raya melamun berusaha mencerna kejadian barusan bersama Bunda. Katanya, Bunda akan pergi ke luar kota bersama Ayah karena ada pekerjaan. Dan dirumah hanya ada dirinya juga Abangnya, Raya menyeringai, dirumah tidak ada Ayah dan Bunda. Well, saatnya beraksi?"Om Dirga! I'm Coming! Ehe" ujar Raya sesegera mungkin untuk mandi dan memakai baju bagus. Raya bersenandung berjalan kedapur, melirik jam dinding yang menunjukan pukul lima sore. Raya tersenyum pasti Dirga sudah mau pulang dari kantor."Masak apa, ya?" kata Raya sambil memakai apron, kepalanya melirik kanan kiri didepan kulkas memandangi satu per

  • Cintai Aku, Om!    Om Dirga! I Love You!

    ****Raya tersenyum lebar menuruni anak tangga, kadang Ia melompat-lompat kecil dan terkekeh geli. Pagi ini suasana hati Raya amat sangat senang, Ia mengingat malam tadi di rumah Dirga. Pria itu tidak terlihat risih sama sekali melainkan Dirga berbicara kepadanya, memegang kening Raya walau hanya menggunakan telunjuk, dan duduk berhadapan dengannya. "Yaahh!! SBL, SBL, SBL! Seneng banget loh!" teriak Raya pelan sembari melompat-lompat kecil, kedua tangannya memegang dadanya merasakan detak jantung dirinya yang berdetak tidak karuan.Melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul tujuh, Raya segera berlari kecil keluar rumah. Ia mendorong pelan motor maticnya keluar pagar rumahnya. Lalu memarkirkan motor itu di samping gang rumahnya, Raya tersenyum inilah saatnya misi dimulai.Raya tersenyum lebar sembari kedua tangannya saling bertaut, lalu jalan dengan lebar ketika melihat sebuah mobil sudah terparkir rapi didepan gerbang. Raya terpekik senang ketika melihat pria pujaannya keluar dar

DMCA.com Protection Status