Share

Bab 0567

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-23 18:00:00
Chelsea spontan menatap Felix. "Bukannya mau foto bersama Pak Felix?"

"Ah?" Felix tersadar kembali dan berusaha mengabaikan rasa sesak dalam hatinya, pura-pura tidak peduli. "Aku nggak ikut. Biar dia foto sendirian."

"Tapi, foto bersama ..." Chelsea masih ingin meyakinkan, karena dia merasa hasilnya akan lebih indah jika Felix dan Yara foto bersama.

"Nggak perlu, beneran." Yara bangkit dan menyela. "Tolong carikan pakaiannya, biar saya ganti sekalian."

"Baik, Nona Yara. Tunggu sebentar, nanti saya antar ke sana sebentar lagi." Chelsea dengan cepat melirik keduanya.

Dia samar-samar merasa ada yang aneh di antara dua orang ini.

Dia juga sedikit mendengar sesuatu dari perkataan Yudha barusan. Mungkinkah Pak Felix ini bukan ayah dari anak Nona Yara?

"Kak Felix, maaf, tadi Yudha terlalu curiga." Yara menatap Felix dengan mata meminta maaf. "Aku sengaja bilang kita mau foto bersama biar dia berhenti curiga."

Felix memasang senyum. "Nggak apa-apa, aku tahu kok. Jangan pikirkan aku, aku nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0568

    Dia memanggil dengan ragu-ragu, "Siska?"Orang itu menoleh, dan benar saja, itu Siska."Wow, Siska, gaun ini cantik sekali, sangat cocok untukmu." Yara berjalan dengan raut terpana."Ya 'kan? Aku sendiri juga suka." Siska mengangkat ujung gaunnya dan berputar di depan cermin."Mau difoto?" Yara mengambil telepon genggamnya."Nona Yara." Chelsea di sebelahnya cepat-cepat mengingatkan, "Kalau ingin mencoba pakaian dan ambil foto, harus pesan sesi foto dengan kami. Kami nggak mengizinkan foto sendiri."Siska pun tersenyum. "Nggak apa-apa Rara, nggak usah foto. Aku cuma coba-coba saja."Dia menatap dirinya sendiri di cermin dengan wajah enggan, berpikir bahwa ini adalah pertama kalinya dia mengenakan gaun pengantin, dan mungkin yang terakhir.Dia ingin mengenang dirinya sebagai seorang pengantin."Siska, kamu mau foto?" Yara dapat membaca pikirannya."Nggak, terlalu merepotkan." Siska tahu harga di studio foto ini pasti tidak murah. Dia tidak ingin mengeluarkan uang."Foto saja." Felix tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0569

    "Entahlah." Yara menggeleng. Samar-samar, dia ingat bahwa ini bukan pertama kalinya Siska bertanya hal yang sama padanya. Namun, dia masih belum bisa memberi jawaban yang tepat.Siska menghela napas pelan. Dia memikirkan sesuatu dan tiba-tiba bertanya, "Kalau Yudha?""Yudha?" Yara mengerutkan keningnya dan menjawab dengan cepat, "Rasanya sudah nggak lagi.""Ah, kamu ..." Siska ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tidak jadi.Dia merasa bahwa dalam hal ini, "entahlah" jauh lebih menyakitkan daripada "rasanya sudah tidak lagi".Pada akhirnya, masalah perasaan tidak bisa dipaksakan. Dia selalu mengatakan bahwa dia akan membantu Felix, tapi dia juga mengerti bahwa yang bisa dia bantu sangatlah terbatas.Keduanya naik ke lantai atas dalam diam. Sesampainya di depan pintu rumah, mereka membeku di tempat pada saat yang bersamaan.Yara melirik Siska dengan cemas, lalu berkata dengan nada dingin pada orang di depan pintu, "Sedang apa kamu di sini?"Tanto sedang menunggu di depan pintu, entah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0570

    Dia berbalik dan hendak masuk rumah.Tanto melangkah maju lagi untuk menghentikannya. "Siska, aku peringatkan kamu, jangan main-main."Dia melirik ke arah perut Siska. "Kalau kamu berani menggugurkan anak itu ...""Apa?" Siska tertawa marah. "Apa? Apa kamu punya kemampuan untuk menghidupkannya kembali? Bisakah kamu mengembalikan bayi itu ke dalam perutku?"Kaki Tanto melemas dan hampir terjatuh ke lantai. "Kamu beneran sudah menggugurkannya?""Lepaskan aku." Siska menarik tangannya kembali dan mundur selangkah menjauh dari Tanto. "Aku katakan sekali lagi, ini nggak ada hubungannya denganmu. Aku nggak punya kewajiban membicarakan apa pun denganmu."Dengan itu, dia berbalik dan pergi.Tanto nyaris tidak bisa berdiri. Sambil berpegangan pada dinding, dia mengancam dengan sisa-sisa tenaganya, "Siska, jangan coba-coba menggugurkan anak itu. Aku nggak akan memaafkanmu!"Pintu dibanting dengan suara keras.Di luar pintu, Tanto tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Tubuhnya perlahan meluncur k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0571

    Setibanya di rumah sakit, Teresa sudah menunggu Siska dibawa ke ruang gawat darurat."Dok, tolong selamatkan bayinya." Yara memohon pada Teresa berulang kali."Tenang, tenang, jangan lupa kamu juga sedang hamil." Teresa membantu Yara duduk, "Duduk dan tunggu sebentar.""Oke." Yara menunggu dengan gelisah di luar. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya Teresa keluar."Dok, bagaimana keadaannya?" Dia bertanya dengan cemas, "Siska nggak apa-apa? Bagaimana keadaan bayinya?""Jangan khawatir, semuanya baik-baik saja." Teresa berkata dengan hangat, "Siska dan bayinya sama-sama baik-baik saja untuk saat ini, tapi kemungkinannya tetap ada, jadi harus dirawat inap beberapa hari."Yara akhirnya menghela napas lega. "Baiklah, terima kasih Dokter Teresa, terima kasih.""Masuk dan temui dia." Teresa menggelengkan kepalanya. "Dia sepertinya nggak mau dirawat. Dia bahkan nggak mau mempertahankan bayinya.""Oke, biar kubujuk dia." Yara bergegas pergi ke bangsal.Siska terbaring di sana dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0572

    Masalah ini jelas tidak dapat disembunyikan.Melanie segera menyarankan, "Yudha, tes DNA juga bisa sebelum lahir."Yudha menggeleng. "Yara nggak akan setuju. Dan masalahnya nggak terlalu mendesak.""Benar." Melanie menunjukkan ekspresi bahagia. "Yudha, haruskah aku mengucapkan selamat padamu? Apa rencanamu?"Yudha menatapnya dan berkata perlahan, "Melly, aku nggak butuh orang lain membantuku membesarkan untuk anak-anakku. Aku pasti akan merebut mereka.""Kamu takut aku nggak setuju?" Melanie cepat-cepat menggeleng. "Bagaimana mungkin? Aku suka anak-anak sejak dulu. Cuma ..."Dia menghela napas panjang. "Cuma, aku sendiri nggak cukup pantas untuk jadi seorang ibu. Tapi, kalau kamu bisa membawa pulang anak-anakmu, aku pasti akan memperlakukan mereka seperti anak kandungku sendiri. Malah aku jadi merasa lebih lega.""Baguslah kalau menurutmu begitu." Yudha menoleh ke arah Amel yang duduk tak jauh dari sana dan memberi isyarat. "Amel, duduk di sini."Amel segera meletakkan mainan di tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0573

    "Kamu mau coba?" Melanie bertanya kepada Amel sambil memegang benda itu.Amel langsung menggeleng. "Nggak, ini barang bagus, barang bagus untuk Ibu.""Haha ..." Melanie tertawa, meletakkan benda itu dan meninggalkan pikiran gilanya yang baru saja muncul.Anak-anak tetaplah anak-anak. Akan sangat menyulitkan kalau sampai punya kebiasaan buruk. Jadi, lupakan saja dan biarkan anak kecil itu lepas untuk sekarang.Amel duduk di samping Melanie dan menyandarkan tubuh kecilnya padanya. "Adik yang kata Paman Yudha itu ada di perut Bibi Rara?""Iya." Melanie melirik dari sudut matanya. "Kenapa? Bahagia?"Amel menggeleng dan berkata dengan nada yang tidak nyaman, "Jadi, Paman Yudha lebih sayang ke mereka mulai sekarang? Nggak sayang Amel lagi?"Melihatnya seperti ini, Melanie tiba-tiba merasa sangat tertarik. "Pasti. Mereka 'kan anak kandung Paman Yudha, sedangkan kamu ...""Aku nggak jadi suka mereka." Amel memeluk lututnya dengan wajah penuh kebencian.Melanie pun terhibur. "Ibu juga nggak suk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0574

    Gio menyilangkan kedua tangannya dan berkata dingin, "Bajingan, keluar!"Tanto mengayunkan tinjunya untuk menyerang, tapi Felix menahannya."Paman, jangan membuat masalah. Kalau kamu mengacau di sini, biar kuantar kamu keluar." Felix terlalu kuat, Tanto tidak bisa melawannya.Tiba-tiba, Siska turun dari tempat tidur dan menggenggam tangan Gio. "Tanto, kamu kemarin tanya 'kan, aku foto pernikahan dengan siapa? Dengan Dokter Gio."Mata Tanto terbelalak tak percaya. "Nggak mungkin!""Nggak mungkin bagaimana?" Siska mengubah posisinya dan memeluk lengan Gio. "Kami sudah memutuskan untuk menikah. Aku juga sudah membawanya menemui ibuku. Ibuku sudah setuju.""Nggak mungkin, aku nggak percaya." Tanto hampir histeris. "Siska, kamu nggak perlu sengaja membohongi aku seperti ini. Aku nggak akan percaya.""Kamu memang orang yang humoris." Gio tertawa kecil. "Lalu apa yang bisa membuatmu percaya?"Dia menatap bibir Siska. "Apa perlu kami ciuman di depanmu?"Saat kata-kata ini keluar, seluruh tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0575

    Waktu berlalu begitu cepat. Dalam sekejap, tiba malam sebelum sidang perceraian Yara dan Yudha.Kakek Susilo sangat sadar malam itu. Dia bahkan menyuruh Agnes untuk memanggil semua orang dan makan malam bersama di lantai bawah.Ketika semua orang melihatnya seperti itu, mereka pun mengerti bahwa akhir hidup Kakek Susilo sudah dekat. Dia mungkin tidak akan bertahan melewati malam ini."Kakek." Yudha mengantar kakeknya ke lantai atas setelah makan malam. "Kamu mau kupanggilkan Yara?""Nggak, Kakek baik-baik saja." Kakek Susilo berkata dengan suara berat, "Dia pasti khawatir kalau kamu panggil dia jam segini."Yudha mengangguk. "Oke kalau Kakek bilang begitu.""Kamu keluar dulu. Panggil pamanmu. Sudah lama Kakek nggak ngobrol dengannya," perintah Kakek Susilo."Oke, Kakek tunggu sebentar, aku panggilkan dia." Yudha turun ke lantai bawah dan memanggil Tanto, sementara yang lain menunggu di ruang tamu.Felix berkata dengan ragu-ragu, "Apa kita panggil Rara saja?""Nggak usah. Aku sudah tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status