Share

Bab 0245

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-12 14:52:34
Keluar dari ruang pribadi, Yara tiba-tiba bertemu Fabian.

"Paman, kenapa kamu ada di sini?"

Fabian buru-buru menarik wanita itu ke samping sambil menunjuk ke arah ruang pribadi tadi. "Pak Revan ada di sana?"

Yara mengangguk.

"Dia mengajakmu makan malam begitu tiba ke Wulindra?" Fabian berpikir sebentar. "Cuma kalian berdua?"

"Ya, aku ingin berterima kasih padanya." Yara tidak menyembunyikan apa pun.

Ekspresi Fabian berubah. Hanya ada dua orang, tetapi mereka memesan ruang pribadi yang begitu besar. Apa lagi itu adalah ruang pribadi yang dilengkapi dengan kamar tidur. Jelas sekali apa yang mereka lakukan.

Dia langsung membenarkan dugaannya bahwa Yara pasti adalah kekasih gelap Revan.

Pria itu tersenyum tipis. "Kamu sudah bicarakan soal uang ganti rugi dengan Pak Revan? Kamu punya hubungan dekat dengan Pak Revan. Kalau kamu yang bilang, pasti dia langsung setuju."

"Aku nggak bilang apa-apa." Yara berkata terus terang. "Paman, menurutku harganya terlalu tinggi. Aku nggak bisa bantu."

"Ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0246

    Revan memotongnya. "Kalau nggak ingin mendapat masalah, pergi saja!"Dia mendengus jijik. Dia paling meremehkan pria seperti dua yang bahkan tega mengkhianati kerabat sendiri.Fabian sangat ketakutan sampai banjir keringat dingin. Dia tidak menyangka Revan benar-benar berbeda dari Juno. Dia benar-benar tak berdaya menghadapi orang-orang kelas ini.Dia menyeka keringat di dahinya. Kemudian dia memikirkan hubungan antara Yara dan Pak Yudha dan langsung mendapatkan kepercayaan diri lagi."Apa hebatnya? Main-main dengan wanita janda saja, sudah menganggap diri sebagai orang terhebat?" Fabian mendengus keras.Dia masih sedikit khawatir tentang kata-kata Revan tadi, jadi dia bersiap pergi menemui tim pengembang.Alhasil, setelah menelepon, dia justru mendapat kabar bahwa dirinya dipecat."Pak Ketua, dengarkan penjelasanku ..." Jika Fabian dipecat, dia akan kehilangan muka di Wulindra. Seperti apa kehidupannya nanti?"Fabian," kata ketua tim tanpa daya. "Aku nggak bisa apa-apa untuk membantum

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0247

    Yara dan Siska berencana tinggal di Wulindra untuk sementara waktu, sehingga mereka sudah mengosongkan rumah di Selayu.Ingin pulang tiba-tiba sudah pasti tidak mungkin.Namun, Yara juga tahu mereka tidak bisa selamanya tinggal di keluarga Wardhana dan harus segera mencari rumah di Wulindra.Dia tersenyum dan bertanya kepada Mustika, "Bibi, kamu ingin pulang ke Selayu? Nggak mau tinggal di Wulindra?""Nggak." Mustika menggeleng dan memandangi sungai jernih di hadapannya. "Rara, kamu percaya nggak, seseorang nggak akan bisa memutus keterikatan pada tanah kelahirannya sepanjang hidupnya. Bahkan meski nggak banyak kenangan indah di sana."Suaranya sangat lembut dan halus, membuat hati terasa nyaman. "Saat dalam masa-masa tersulit, mimpiku dipenuhi dengan pemandangan kampung halamanku ini.""Kalau saja nggak ada Siska." Mustika tersenyum tipis. "Aku mungkin berniat mencari tempat di sini saja dan mati perlahan sendirian.""Bibi!" Kata-kata itu membuat Yara merasa sesak. "Aku dan Siska akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0248

    "Lalu kenapa?" Wanita tua itu beralasan dengan percaya diri, "Kalau adikmu sukses, bukannya kamu juga ikut kebagian untung?""Kebagian untung?" Mustika terkekeh. "Lalu selama tahun-tahun aku nggak di sini, berapa banyak keuntungan yang sudah kamu ambil, sebagai ibunya?"Wanita tua itu tercekat. "Apa kamu buta? Nggak bisakah kamu lihat betapa indahnya hidup kami? Setelah kami dapat ganti rugi tanah nanti, Fabian akan membelikan rumah besar untukku.""Iya juga. Kamu harus ikut kalau sudah ada rumah besar. Kalau nggak, berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar pembantu?"Begitu Mustika selesai berucap, wanita tua itu menamparnya. "Beraninya kamu bicara seperti itu!"Mustika menutup wajahnya dan memandang ibunya tak percaya.Inilah ibu yang melahirkan dan membesarkannya, tetapi ibu ini jugalah yang menginjak-injak dirinya sejak dia masih kecil, hanya karena dia perempuan.Bertahun-tahun, dia sangat ingin mengakhiri hidupnya. Baru setelah memiliki Siska, dia mendapat keyakina

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0249

    Yara merasakan gelombang panas di tubuhnya semakin tinggi.Seluruh tubuhnya terasa kering dan membara sampai dia hampir kehilangan akal sehatnya.Dia tidak boleh sampai dinodai Fabian. Dia sudah memiliki anak-anak dan dia harus melindungi mereka.Fabian masih mengumpat sesuatu, tetapi dia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.Dia merasa Fabian sepertinya merobek pakaiannya. Dan dari sudut matanya yang berbayang-bayang, dia melihat sebuah vas di atas meja di sampingnya.Dengan segala daya upaya, dia berjuang untuk meraih vas bunga itu.Fabian terkejut dan langsung menutupi wajahnya dengan lengannya. "Wanita murahan, aku belum selesai denganmu."Terdengar bunyi "prang", tetapi Fabian tidak merasakan sakit apa pun. Dia menurunkan lengannya dan melihat Yara memecahkan vas di kepalanya sendiri.Melihat wajah Yara yang berlumuran darah, Fabian terhuyung turun dari tempat tidur dengan ketakutan dan menatap wanita di tempat tidur itu dengan tidak percaya. "Kamu gila ya?"Yara merasa mulai meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0250

    "Rara, bagaimana keadaanmu?"Yara merasa sangat berterima kasih. "Kak, aku dan ..."Dia melirik perutnya dan berkata, "Kami berutang budi padamu lagi.""Jangan bilang begitu." Felix menghela napas berat. "Rara, kali ini terlalu berbahaya, kamu harus kembali ke Selayu bersamaku.""Kak, aku nggak ingin kembali." Yara telah membulatkan tekad ketika dia pergi. Dia tidak ingin kembali begitu saja."Baiklah kalau kamu mau tinggal di Wulindra, aku akan tinggal bersamamu di sini." Sikap Felix sangat tegas. "Aku carikan rumah nanti.""Kak ...." Yara merasa tidak enak. Dia tidak ingin berutang terlalu banyak pada Felix.Pada saat itu, terdengar suara berisik dari luar.Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka lagi, dan yang mengejutkan, ternyata itu adalah Nenek.Wanita tua itu berlutut di depan tempat tidur dan berkata, "Yara, tolong bermurah hatilah dan ampuni Fabian."Yara langsung memalingkan wajahnya. "Keluar, aku nggak ingin melihatmu."Dia bisa menebaknya. Wanita tua itu bersikeras dia haru

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0251

    "Tertarik?" Yudha terkekeh. "Tertarik dengan orang bodoh seperti dia?"Dia berbalik ke arah Felix. "Sebaiknya, Kak, pikirkan baik-baik apakah kamu sudah terlalu dekat dengan mantan adik iparmu ini.""Jangan berpikir macam-macam." Felix terdiam beberapa saat lalu mengatakan, "Lagi pula, bukankah perceraiannya masih belum ditetapkan?"Dia menatap punggung Yudha dan berkata, "Yudha, belum terlambat kalau kamu ingin berubah pikiran sekarang.""Aku nggak akan berubah pikiran." Yudha meninggalkan rumah sakit dengan langkah lebar.Begitu sampai di luar, dia menelepon Revan."Pak Direktur, saya sudah bertanya dengan pengacaranya, Fabian bisa dihukum minimal lima atau enam tahun," kata Revan dengan suara menahan amarah."Lima atau enam tahun?" Kain kasa di dahi wanita itu berkelebat di depan mata Yudha. Darah yang merembes membuat tangannya menggenggam sangat erat. "Aku ingin dia mati!"Revan tertegun sejenak, lalu segera menjawab, "Baik."Yara tidak bisa tidur nyenyak malam itu. Apa yang dilak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0252

    Dia ingat, pikiran yang paling sering muncul di benaknya saat itu adalah mengapa dia harus hidup kembali. Seharusnya dia mati.Mati bersama Yudha dan Felix."Rara." Felix merasakan kesedihan Yara dan bertanya hati-hati, "Apa terjadi sesuatu saat itu?"Yara menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa."Dia sengaja mengganti topik pembicaraan. "Lalu bagaimana kamu bisa mengenaliku?"Felix menunjuk ke belakang telinganya. "Aku ingat kamu punya tahi lalat kecil di sana."Dia tersenyum malu-malu. "Aku sebenarnya nggak begitu yakin, tapi sekarang aku yakin itu kamu.""Yudha tahu?" tanya Yara lagi.Felix terdiam beberapa saat. "Kamu ingin dia tahu?"Dia berpikir sejenak lalu menambahkan, "Mungkin kalau dia tahu, dia nggak akan menceraikanmu. Kamu ingin aku memberitahu dia?""Jangan!" jawab Yara singkat.Dia sudah muak dengan pernikahan tanpa cinta. Dia tidak ingin Yudha tetap bertahan bersamanya karena rasa terima kasih.Dia menatap Felix memelas. "Kak, jangan ceritakan ini pada Yudha.""Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0253

    Mustika berjuang untuk berdiri, "Ibu? Adik? Apa yang sudah kalian berikan padaku selama ini?""Di mana kamu saat aku sekarat di rumah sakit?""Selain meminta uang padaku, apa lagi yang sudah kalian lakukan?""Apa yang kamu makan waktu kamu masih kecil?" Bantah wanita tua itu dengan agak tidak yakin. "Tanpa aku, mau jadi apa kamu?""Haha ...." Mustika tertawa pahit. "Kalau aku punya pilihan, aku berharap kamu nggak pernah melahirkanku.""Sepanjang hidupku, kapan aku berhenti membalas budi?" Dia menatap wanita tua itu dengan mata merah. "Sudah cukup. Aku sudah melunasi semuanya. Tapi kamu bicara seperti itu kepada anak perempuanku hari ini. Aku bukan kamu, dan aku nggak akan pernah menjadi kamu!""Siska adalah anak kesayanganku dan harapan yang membuatku bertahan hidup. Kalau kamu berani berkata seperti itu padanya, meskipun kamu ibuku, aku nggak akan memaafkanmu."Mustika menunjuk ke arah pintu. "Keluar dari sini. Aku nggak peduli Fabian mati di penjara. Dia pantas mendapatkannya. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status