Share

Bab 24. Tangisan Nafa

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Nadira ..., Nadira! Kemarilah! Ini Mamakmu sudah menunggu!"

Panggilan berkali-kali dari Bu Ani membuat Nadira semakin panik. Dia masih duduk di ranjang sambil memangku Nafa.

"Uda Farhan, perjuangan kita baru akan dimulai. Entah kenapa aku begitu yakin ingin bersatu kembali denganmu. Padahal aku belum memastikan apakah kamu masih berhubungan dengan wanita itu atau tidak. Namun hatiku yang terdalam kini merasakan ketulusan cintamu. Mungkin karena adanya Nafa di antara kita. Sebagai pengikat rasa antara aku dan kamu. Bismilah ...." Nadira meyakinkan diri dalam hati dan kemudian bangkit berdiri.

Dengan menggendong Nafa, Nadira melangkah keluar dari kamarnya menuju tempat Mamak dan Ibunya duduk di ruang utama rumah gadang.

"Assalamualaikum ..."

"Waalaikumsalam."

Nadira masih menunduk dan mengambil tempat duduk persis di sebelah ibunya. Ruang utama rumah gadang yang memanjang sudah dialasi permadani yang biasa di gelar jika akan ada tamu istimewa.

"Ssstt ... kenapa tidak pakai baju
Rina Novita

yuk beri ulasan di cover cerita ini. , Tulis juga komentarmu di bab ini yaaa

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
endang yulistyoningsih
semangat untuk melanjutkan baca...️
goodnovel comment avatar
Adhy Patrick
semangat Uda Farhan
goodnovel comment avatar
Rina Octorina
semangat uda..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 25. Kembali Ke Jakarta

    Farhan pulang kembali ke rumahnya dengan rasa nyeri yang teramat hebat di dadanya. Tangisan Nafa masih terus terngiang di telinganya. Setelah masuk kamar, ditumpahkan segala kesedihannya. Farha duduk ternenung di atas ranjang kamarnya. Wajahnya tertunduk. Sesekali kepalanya mendongak ke atas untuk menahan jatuhnya tetesan bening dari kedua kelopak matanya. Tarikan napas panjang berkali-kali di lalukannya. Berharap beban yang dia rasakan saat ini dapat berkurang. Air mata mulai menetes membasahi rahang kokoh pria bermata tajam itu. "Dira ... Nafa ...," lirihnya berkali-kali di sela-sela tarikan nafasnya. Penyesalan demi penyesalan kini telah merajai hati dan pikirannya. Kesalahannya di masa lalu seakan tak termaafkan lagi oleh dirinya sendiri. "Aku lebih baik mati, dari pada tak bisa bersamamu lagi ,Dira ..." desisnya seraya mengepalkan kedua tangannya. Wajah cantik sang mantan istri selalu membayangi. Mata bulat dengan wajah oval di hiasi lesung pipit itu sungguh tak bisa lepas

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 26. Saya Calon Istri Farhan

    "Loh, Uda Farhan? Bukankah Uda sudah berangkat ke Jakarta sejak kemarin?" tanya Nadira bingung. Farhan semakin mendekat. Sebuah senyum tercipta di wajahnya. Rasa rindu yang membuncah pada dua bidadarinya kini seakan meletup-letup. Terlebih pada mantan istrinya itu. Setiap tarikan napasnya selalu terbayang wajah dan senyum yang menggetarkan jiwa. "Nadira ...." Nadira tak dapat menahan senyumnya melihat pria yang sebenarnya juga dia rindukan. Walau berusaha mencoba untuk menghindarinya beberapa hari ini, namun tak bisa dipungkiri sesungguhnya hatinya begitu merindu. "Nafa sini sama papa!" Farhan meraih Nafa dari Nadira dan membawanya ke dalam gendongannya. Farhan pun hanya membawa satu tas ransel di punggungnya. Mereka berjalan bersisian menuju ruang tunggu penumpang. Nadira menduga pertemuan mereka ini pasti ada campur tangan dari Vivi dan Nola. Barang-barang Farhan pun pasti juga sudah dikirim lewaf ekapedisi. Sepasang mantan suami istri itu melangkah bersama dengan wajah penuh

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 27. Kembali Terluka

    "A-apa? Calon istri?" Nola ternganga seraya memandang Erika dari atas ke bawah beberapa kali. Wanita cantik masih sangat muda itu terheran mendengar ucapan Erika yang sangat percaya diri. "Iya! Saya calon istri Farhan. Kenapa? Kaget ya?" Erika melotot sambil berkacak pinggang di hadapan Nola. "Maaf, Bu. Pak Farhan sedang tidak bisa diganggu." "Memangnya Farhan sedang apa sampai tidak bisa diganggu, heh?" tanya Erika sewot. "Pak Farhan sedaaang ...." "Halah lama kamu!" Erika yang tak sabar segera melangkah hendak masuk ke dalam ruangan Farhan. "Bu, bu ...! Tunggu ...!" Nola bergegas mengikuti Erika yang terus melangkah tanpa menghiraukan panggilan Nola. Langkah Erika terhenti di depan pintu ruang CEO. Perlahan wanita bertubuh sintal itu membuka pintu. "Hai, Sayang ....!"Dengan senyum merekah Erika melangkah anggun menghampiri Farhan yang sedang fokus pada laptopnya. "Bu ... bu ...., maaf Pak Farhan sedang banyak pekerjaan. "M-maaf, Pak Farhan. Saya sudah mencoba untuk mencega

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 28. Perjuangan Cinta

    Kesedihan terlihat jelas dari raut wajah wanita cantik berdarah asli minang itu. Farhan merasakan nyeri yang begitu hebat, dadanya penuh sesak, melihat sisa air mata yang masih ada di sekitar manik bulat milik Nadira. Perasaan bersalah yang luar biasa mulai menghujam hatinya. Entah yang keberapa kalinya dia menyakiti hati wanita itu. "M-maaf ... maafkan Aku!" Nadira tak kuasa menghindar saat satu jemari farhan berusaha untuk menghapus sisa bulir bening di pipinya. "Maafkan Aku, Dira! Lagi-lagi aku menyakiti hatimu." Nadira menggeleng. "Aku tidak apa-apa, Uda. Kembalilah ke ruanganmu!" Tangan Farhan menahan saat Nadira hendak kembali menutup kaca. "Izinkan aku mengantarmu!" tatapan memohon dari wajah tampan berahang kokoh itu penuh harap. "Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Nadira masih bersikap dingin. "Aku mohon, Dira. Izinkan aku mengantarmu!" ujarnya lagi. Kali ini wajah Farhan sungguh memelas. Nadira bimbang. Sungguh saat ini dia ingin menghindar dari pria yang berada di

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 29. Rencana Terselubung

    "Joe, tolong jadwalkan keberangkatanku untuk meninjau lokasi proyek di Sumatra Barat!" perintah Neil saat sedang meeting dengan asisten pribadinya. "Kemungkinan satu bulan lagi Tuan. Karena masih pembersihan lahan." "Apa? Satu bulan lagi? Kelamaan. Jadwalkan saja minggu depan!" Rahang pria bule itu mengeras. Pasalnya proyek yang sudah dimulai sejak bulan lalu sangat lambat perkembangannya. "Tapi minggu depan Tuan belum bisa memulai untuk pembangunannya. Sungai yang akan dijadikan tempat wisata masih dikelilingi hutan." "Ada kendala apa? Kenapa begitu lama prosesnya?' tanya Neil geram. "Kami kesulitan mendapatkan para pekerja di sana. Masyarakat minangkabau kurang berminat untuk jadi buruh kasar," sahut Joe yang mulai gelisah melihat pimpinannya kesal. "Halaaah, alasan saja. Dasar kalian tidak bisa kerja! Ganti mandor utama kita dengan orang asli kampung sana! Beri upah yang pantas. Nanti aku akan memberikan nama seseorang yang bisa kalian hubungi di sana!" Neil mulai emosi. Pr

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 30. Kembali Pulang

    Seorang pelayan tergopoh-gopoh menghampiri Nadira yang sedang memberi ASI pada Nafa di kamarnya. "Non Dira, hapenya bunyi," ujar pelayan itu seraya hendak memberikan ponsel Nadira yang tertinggal di ruang kerjanya sejak tadi. "Bawa sini, Mbak!" Mata Nadira melebar saat melihat banyak panggilan tak terjawab dari Ibunya. Setelah memberikan Nafa pada pengasuhnya, Nadira segera menghubungi balik Bu Ani. "Assalamualaikum, Bu. Ada apa?" tanyanya panik. "Waalaikumsalam. Diraa, pulanglah segera! Nenekmu kritis. Sebelum tak sadar tadi, beliau terus memanggil-manggil namamu, Nak." Terdengar isak tangis Bu Ani dari seberang sana hingga membuat Nadira semakin panik dan cemas. Akhirnya pecah juga tangis Nadira mendengar kabar sedih dari ibunya. Setelah menutup panggilan telpon, Nadira segera meminta Vivi untuk memesan tiket pesawat untuk malam ini. "Kamu yakin berangkat berdua saja dengan Nafa, Dira?" tanya Vivi dengan nada khawatir dari seberang sana. "Terpaksa, Vi. Aku nggak mungkin nin

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 31. Pria dari Jakarta

    "Neil?" pekik Nadira tertahan seraya membekap mulutnya. Sungguh dia tak mengira, pria yang dimaksud Mamak Sutan Sati adalah Neil, pria yang sangat dia kenal sejak lama. Neil bersama seorang laki-laki yang dia tidak kenal, melangkah semakin mendekat ke arah tempat dia berdirii. Nadira terheran melihat wajah Mamak yang sangat bersemangat ketika melihat Neil datang. Pria bule itu tersenyum pada Nadira yang masih ternganga. "Hai, Nara. Aku tak menyangka, Nadira yang dimaksud Bapak Sutan Sati itu adalah kamu," sapa Neil saat dia sudah berada di dekat Nadira dan Mamaknya. "Kalian sudah kenal rupanya," ucap Mamak dengan wajah sumringah. Neil mengangguk. Wajah tampan bermata biru itu tersenyum. Pandangan matanya tak beralih dari Nadira yang masih menatapnya tak percaya. "Nadira ini adalah rekan bisnis serta sahabat saya di Jakarta, Pak." Neil juga sangat bersemangat memberi penjelasan pada Mamak Sutan Sati. "Ooo ..., jadi di Jakarta kalian teman bisnis? Wah, sepertinya kalian memang

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 32. Ketika Nafa Demam

    Pesawat yang dinaiki Farhan baru saja mendarat. Hatinya masih tidak tenang jika belum memastikan dan melihat sendiri bahwa Nadira dan Nafa baik-baik saja. Beberapa menit setelah menghubungi Nadira semalam dan mengetahui bahwa Nadira mendadak pulang ke kampung, Farhan langsung mencari tiket pesawat untuk menyusul Nadira ke Sumatra Barat. Sayangnya, dia mendapatkan jadwal pesawat pagi keesokan harinya. Untuk itu dia meminta Iwan untuk menjemput Nadira di bandara. Mantan suami Nadira itu juga meminta Iwan untuk mengantar Nadira ke manapun wanita itu pergi. Saat ini Farhan telah keluar dari bandara internasional Minangkabau menggunakan taksi menuju Solok, kampung halamannya. Dia baru saja mengakfifkan ponselnya. Beberapa pesan dan panggilan dari Iwan. Dia mencoba untuk menghubungi balik supirnya itu, namun berkali-kali dicoba tidak bisa tersambung, sepertinya ada gangguan sinyal pada ponsel Iwan. Farhan mengumpat dalam hati karena ada beberapa tempat yang tak terjangkau oleh sinyal di

Latest chapter

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 82. CCTV

    "CCTV! Ya, aku belum melihat CCTV itu sampai tuntas," pikir Neil sambil menatap iba pada Tiara. Ada rasa penyesalan yang begitu dalam yang dirasakan Neil saat ini. Tiara banyak berubah. Mantan sekretarisnya yang dulu begitu cekatan, energik dan ceria, kini menjadi lebih pendiam. Bahkan Tiara sangat menderita. "Ini semua karena aku. Aku yang menyebabkan dia seperti ini," sesal Neil dalam hati dengan rasa sesak yang begitu menghimpit. Perlahan ia mendekati Tiara. Namun istrinya itu melangkah mundur. "Tia ... kenapa?" Tiara menggeleng. "Jangan, Pak. Aku nggak pantas lagi jadi istri Bapak." Suara Tiara serak, tubuhnya terduduk di ranjang sambil memeluk kedua kakinya. "Tolong jangan bicara seperti itu!" Dada Neil bergemuruh. Sesaat ia menatap istrinya yang tertunduk dengan pandangan kosong. Setelah menghela napas panjang, ia kembali berbicara. "Ya sudah, kamu istirahat dulu. Setelah aku mandi, kita makan." Dengan langkah berat Neil meninggalkan Tiara dan masuk ke kamar mandi. I

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 81. Trauma

    "Siapkan uang untuk saya sebanyak satu milyar dari uang pribadi Neil!" Suara Erika cukup keras memberikan perintah pada Joe. "M-maksud Bu Erika? M-maaf, Bu, s-saya tidak berani mengeluarkan uang tanpa izin pimpinan." Joe menjawab dengan takut-takut. Ia sangat paham dengan karakter Erika yang tidak mau dibantah. "Hei! Kamu pikir saya siapa? Kamu nggak menghargai saya? Uang Neil itu juga uang saya! Ngerti, kamu?" Nada bicara Erika mulai meninggi. Wanita itu juga menggebrak meja Joe secara spontan hingga mengeluarkan suara yang sangat keras. Joe makin gugup dan gemetar. Erika melotot dengan tatapan penuh amarah padanya. "Siapkan uang itu sekarang juga! Cepaat!" Erika yang sudah panik karena kedatangan para penagih hutang ke rumahnya, membuat emosinya tidak dapat terkontrol. Bagaimanapun caranya, ia harus mendapatkan uang itu hari ini juga. Erika makin gelisah, hingga ia tidak menyadari bahwa seseorang sejak tadi berdiri di depan pintu ruangan itu, memandangnya dengan geram. "Untu

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 80. Dikejar Penagih Hutang

    "Tiara ... Aku mau ...." Wajah Neil kian mendekat pada Tiara hingga wanita itu menjadi gugup. "Jangan aneh-aneh deh, Pak!" gumam Tiara dengan wajah bersemu kemerahan. Saat ini Neil menatapnya penuh damba. "Habisnya kamu cantik banget. Wangi!"bisik Neil. Satu tangannya mulai menyentuh tengkuk Tiara. Keduanya saling menatap penuh cinta. Kalau saja Tiara tidak sedang sakit, entah apa yang akan terjadi. Saat ini Neil berusaha menahan diri untuk tidak menuruti keinginan hatinya. "Aku mandi dulu. Istirahatlah!" Akhirnya Neil meninggalkan sebuah kecupan hangat di kening Tiara, sebelum ia masuk ke kamar mandi. Tiara mengangguk. Ia tersenyum lega dan langsung merebahkan tubuhnya setelah menyiapkan pakaian untuk Neil. Keluar dari kamar mandi, Neil menemukan Tiara sudah terlelap. Setelah berpakaian, ia menyelimuti tubuh Tiara dan kembali mencium wajah cantik itu dengan sangat pelan. Ia tidak mau sampai Tiara terganggu. Malam itu, Neil memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Banyak ha

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 79

    "Tiara ... Tiara ...!" "Astaga, Pak! Itu ada orang-orang kantor!" Wajah Tiara memucat. "Bagaimana ini, Pak?" Tiara panik. "Buka saja kacanya." Neil menjawab tenang. Perlahan Tiara memutar tubuhnya menghadap kaca. Nampak tiga orang wanita berpakaian ala kantoran yang tak sabar ingin melihat ada apa di balik kaca mobil itu. Tiara mulai menekan tombol pada sisi pintu. Kaca pun perlahan turun. "Tuh, kan! Gue bilang juga apa. Itu beneran Tiara. Woi, Tiara, lo ngapain mesum sama om-om di dalam mobil?" Seorang wanita dengan tidak sabarnya melongokan sedikit kepalanya. Mereka memang tidak melihat jelas siapa yang ada bersama Tiara tadi. Sedangkan yang lainnya ikut berusaha mengintip dari kaca lainnya yang ternyata cukup gelap. "Mana tuh Om-Om? Kok, nggak ada?" "Siapa yang Om-Om?" Seketika para wanita itu menoleh ke belakang ketika mendengar suara bariton yang begitu mendominan. "Hah, Bos Neil?" sontak wajah,-wajah penuh rasa penasaran tadi berubah pucat. Mereka menyadari pakaian y

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 78

    "Tiara ... Tiara ..!" Bagai orang kesetanan Neil berlari dengan wajah panik menuju area parkir. Ia tak manghiraukan panggilan Vivi dan security yang ia lewati. "Hei, mau apa kalian?" Neil berteriak dari kejauhan melihat tiga orang pria bertubuh besar berada di sekitar mobilnya. Pria bule bertubuh tinggi itu mempercepat larinya. Namun, tiga pria tak dikenal itu telah melesat pergi. "Tiara ... Tiara ..., ini aku! Tolong buka pintunya!" Tiara menutup wajah dengan kedua tangannya sambil menangis dan menjerit. Teriakan Neil yang awalnya tidak terdengar, membuatnya bergegas membuka pintu saat wajah suaminya itu muncul di balik kaca. "Pak, ... Pak ... aku takut." "Tiara ... tenanglah. Ada aku ... tenanglah!" Neil bergegas menarik tubuh Tiara dan langsung mendekapnya. Ciuman bertubi-tubi ia layangkan ke puncak kepala Tiara agar istrinya itu tenang. Pras membelai kepala Tiara penuh kasih sayang. Sesekali matanya terpejam seakan sedang menikmati pelukan hangat mereka. "Astaga, Nei

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 77. Kembali ke NaraShop

    "Istirahatlah sejenak. Tunggu Aku di sini sebentar. Aku akan menemui Nadira di dalam sana!" pinta Neil pada Tiara. Lalu pria bule itu keluar dari dalam mobilnya. Hari ini Tiara sudah boleh pulang oleh dokter. Sejak kemarin Neil tidak pulang ke rumahnya. Ia tidak mau meninggalkan Tiara sedetikpun. Ia tidak mau ceroboh lagi hingga keselamatan Tiara terancam. Pulang dari rumah sakit, Neil langsung menuju NaraShop hendak menemui Nadira. Sebagian besar saham pribadinya ada di sana. Ia akan membicarakan masalahnya pada sahabatnya itu. "Nadira? Bukankah itu nama wanita yang dulu pernah dekat dengan Pak Neil?" Tiara gelisah dalam hati. Ia khawatir Neil akan kembali mengingat cinta lamanya pada wanita itu. Dulu, sebelum menikahi Erika, sedikit banyak Tiara mengetahui tentang kisah cinta bosnya itu. Ia tau sudah sejak lama Neil mencintai Nadira. Apapun akan ia lakukan demi NaraShop, termasuk menanamkan sebagian besar sahamnya demi kemajuan perusahaan itu. Karena itulah Tiara menunggu N

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 76. Kedatangan Mami

    "Mami ..." Neil sontak berdiri. Namun satu tangannya meraih jemari Tiara dan mengenggamnya erat. Wajah istri simpanannya itu nampak cemas dan ketakutan. Ia sangat mengenali Nyonya Helda yang sangat tegas. Nyonya Helda menatap Tiara tajam penuh kebencian. "Perempuan murahan kamu. Berani-beraninya kamu menggoda anakku. Berapa uang yang kamu inginkan? Katakan saja!" Wanita yang dipanggil Mami oleh Neil itu berkata dengan emosi yang meletup-letup dan napas yang memburu. "M-maafkan saya, Nyonya Helda!' parau suara Tiara yang menunduk, tak sanggup menerima tatapan dari wanita paruh baya iru. "Sudah jangan banyak bicara, katakan berapa uang yang kamu inginkan, lalu tinggalkan putraku!" "Mami ..., Apa-apaan ini?" protes Neil. Genggamannya pada jemari Tiara samakin erat. Pertanda dia tak ingin berpisah dari Tiara. Sementara Tiara hanya diam tak menjawab. Wanita itu hanya duduk menunduk menahan gemuruh di dada. "Neil, tinggalkan wanita murahan ini, dan kembalilah pada Erika!' Ucapan te

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 75. Ciuman Bos

    Neil kembali tiba di rumah sakit. Ia masuk ke ruang UGD untuk menghampiri Tiara. Namun dia tak menemukan istrinya di tempat terakhir dia meninggalkannya tadi.. "Suster, istri saya dipindahkan ke mana?" "Ibu Tiara sudah kami pindahkam ke ruang rawat VIP Pak. Di kamar 105." Setelah mendapat jawaban dari salah satu perawat UGD, Neil langsung menuju ruang VIP dengan setengah berlari. Ia sangat mengkhawatirkan keadaanTiara saat ini. Neil berhenti tepat di depan kamar dengan nomor pintu 105. Perlahan membuka handle pintu agar tak mengeluarkan suara yang akan mengganggu istrinya. Hati pria bule itu mencelos melihat Tiara masih menangis sambil berbaring. Wanita itu pasti sangat sedih. Rasa sedih yang berlipat-lipat dirasakan Tiara saat ini." Tiara ..." Neil meraih kursi dan duduk tepat disamping Tiara. Tangannya membelai lembut kepala istrinya. "Tiara ..., sudah ya. Jangan menangis lagi. Ini semua salahku. Seharusnya aku tak meninggalkanmu." Tiara masih tak mau menoleh padanya. Tatap

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 74. Kesalahan Fatal

    Neil baru saja memasuki gerbang rumahnya. Amarahnya semakin meledak-ledak ketika melihat mobil Erika telah berada di depan garasi. Setelah memarkir mobilnya, Neil keluar dan melangkah cepat menuju ke dalam rumah. "Erika ... Erika ...!" Bagai orang kesetanan Neil memanggil-manggil nama istrinya di sekeliling rumah. "Neil, apa-apaan kamu memanggil nama istrimu seperti itu?" Neil terlonjak dan membalikkan badannya ketika mendengar suara yang selama ini sangat dekat dengannya. "Mami ...! Ka-kapan Mami datang?" Wanita cantik berusia sekitar lima puluhan itu nampak jauh lebih muda dari umurnya. Nyonya Helda, ibu kandung Neil itu menghampiri putra tersayangnya. Neil memeluk dan mencium kedua pipi maminya. "Kapan Mami datang? Kenapa nggak ngabarin Aku?" "Duduklah, Neil!" Neil duduk di sebelah Maminya. Walau sebenarnya hatinya sedang tidak baik-baik saja. Pikirannya terus tertuju pada Tiara. Sementara matanya terus mencari keberadaan Erika. "Ketika Mami sedang di Bali kemarin, Erik

DMCA.com Protection Status