Share

Bab 2. Baralek Gadang

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-20 22:11:24

Setahun yang lalu

"Bunda ini sudah tua, Farhan. Bunda ingin menyaksikan  kamu menikah sebelum ajal menjemput. Pulanglah! Menikahlah dengan gadis pilihan Bunda. Nadira gadis yang baik dan pintar. Bunda yakin dia akan menjadi istri yang baik untukmu."

Farhan tak kuasa menolak permintaan Bundanya. Hanya Bunda yang dia miliki satu-satunya di dunia ini.

"Bunda ingin kamu sering-sering pulang ke kampung, makanya kamu bunda nikahkan dengan gadis sekampung dengan kita."

Walau dengan terpaksa, Farhan tetap menerima perjodohan ini. Sejak dulu, Bunda memang tak menyetujui hubungannya dengan Erika, wanita modern yang sudah terbiasa hidup mewah di Jakarta. Erika itu bukan orang Minang, itu alasan Bunda.

"Jika kamu tidak menikah dengan orang Minang, selamanya kamu akan lupa dengan kampung halaman kita,"

Entah kenapa pikiran Bunda sangat kolot di jaman digital ini. Namun Farhan tak mampu menolak. Dia sangat menyayangi Bundanya. Walau sebenarnya dia pun tak tega melihat Erika yang terus menangis melepas kepergianya ketika di bandara..

"Kamu tega ninggalin aku, Farhan!"

"Bersabarlah, Aku hanya ingin membahagiakan Bunda. Setelah ini kita pikirkan lagi langkah selanjutnya agar kita bisa tetap bersama!" bujuk Farhan yang berhasil membuat Erika berhenti menangis. Sungguh wanita itu tak ingin kehilangan Farhan. Pria kaya raya pemilik  perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan perdagangan. Apapun yang Erika minta selalu dipenuhi oleh Farhan. Hanya satu yang Farhan tidak bisa memenuhi permintaan Erika, yaitu menolak permintaan Bundanya. Bunda adalah segala-galanya bagi Farhan. Setahun belakangan ini, Bunda memilih untuk tinggal di kampung saja. Hingga dia dijodohkan dengan gadis sekampungnya.

Farhan tiba di kampung halamannya menjelang sore, dengan dijemput oleh supir pribadi bunda di bandara international Minangkabau. Perjalanan dari bandara sampai ke kampung halamannya yang berada di kabupaten Solok memakan waktu kurang lebih dua jam. Sepanjang perjalanan ke Solok yang dilalui jalan berliku serta keindahan tanah minang yang memanjakan mata. Membuat mata Farhan tak lepas terus memandang keluar jendela. Terakhir kalinya dia pulang kampung ketika masih sekolah di SMA.

Berkali-kalli Erika berusaha menghubunginya. Namun karena sinyal yang kurang mendukung, Farhan memutuskan untuk mematikan saja ponselnya.

Farhan sengaja mengambil cuti hanya beberapa hari saja. Sungguh dia tak ingin berlama-lama berada di kampung. Pria tampan dengan tubuh tegap dan tinggi di atas rata-rata itu, tiba di kampung halamannya sehari sebelum acara akad nikah dan upacara adat berlangsung. Bahkan dia sama sekali tidak ingin melihat siapa calon istri yang dijodohkan sang bunda.

"Apa kamu tidak mau pergi ke rumah Dira dan menemuinya sebentar, Farhan? Kamu harus mengenal lebih dulu calon istrimu," bujuk Bunda Aisyah, wanita yang sudah melahirkannya.

Pria berdarah campuran Minang dan Jerman itu menggeleng.

"Aku lelah, Bunda. Mau istirahat."

Bunda Aisyah hanya menghela napas panjang. Tak ingin memaksa.  Dalam hatinya dia berdoa agar acara pernikahan Farhan berjalan dengan lancar.

-------

Acara akad nikah berjalan dengan lancar. Setelah selesai, Farhan sama sekali tak ingin melihat wajah istrinya dengan lekat. Tatapannya  hanya lurus ke depan. Sesekali melihat istrinya hanya sekilas, saat mengikuti arahan dari panitia.

Saat malam tiba, acara baralek gadang berlangsung ramai. Hampir dari setiap penjuru kampung datang ingin melihat kedua mempelai. Terutama mempelai pria yang menjadi topik pembicaraan hampir seluruh warga kampung Kinari, karena ketampanannya bak artis ibukota. Anak tunggal Bunda Aisyah, orang terkaya dan terpandang di kampung itu, sudah lama sekali tak pulang. Sehingga membuat penasaran bagi setiap warga kampung yang hendak melihatnya.

Nadira, gadis minang itu sungguh beruntung mendapatkan Farhan. Warga kampung pun memuji kecantikan Nadira, gadis yang juga baru beberapa hari ini pulang ke kampung atas permintaan ibunya dengan meninggalkan bisnisnya di Jakarta.

 

Nadira memanglah seorang gadis yang patuh pada ibu dan Mamaknya. Sejak Ayahnya meninggal dunia tujuh tahun yang lalu, hidup Nadira menjadi tanggung jawab Mamaknya yang bernama Sutan Sati, adik kandung  dari Bu Ani. Nadira pun dengan ikhlas menerima perjodohan yang telah diatur oleh Ibu dan Mamaknya.

Acara adat berlangsung hingga malam. Setelah acara selesai kedua mempelai kembali ke rumahnya masing-masing..

------

"Bunda, pekerjaanku banyak, sore ini aku kembali ke jakarta."

Lagi-lagi Bunda Aisyah banya bisa menghela napas.

"Malam ini adalah malam pertamamu dengan Dira. Apa kamu tidak ingin menikmati satu malam lagi di kampung halamanmu ini?" Bunda Aisyah berusaha membujuk anaknya.

"Maafkan aku, Bunda. Perusahaan sedang banyak masalah. Harus Aku sendiri yang mengurusnya."

Wanita yang sudah berumur enam puluhan itu hanya bisa menahan sesak, tak ingin berdebat.

"Baiklah, bawa sekalian istrimu ke Jakarta! Nadira sudah menjadi tanggung jawabmu sekarang," tegas Bunda membuat wajah Farhan bingung.

"Bagaimana mungkin aku langsung membawanya ke jakarta? Kami belum saling mengenal," celetuk Farhan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Halah! Nanti juga kau akan terbiasa dengan kehadiran Dira ....," Bunda Aisyah terkekeh, mencoba menggoda anak laki-lakinya.

Akhirnya sore itu mereka berdua berangkat ke Jakarta. Sepanjang jalan Farhan hanya bersikap dingin. Tak bicara jika tak perlu. Begitu juga dengan Nadira, gadis berhijab itu pun tak berani memulai pembicaraan dan memilih untuk diam  hingga tiba di Jakarta. Dia bisa memahami, mungkin suaminya belum terbiasa dengan situasi seperti ini.

Sepanjang perjalanan Dira menyibukkan dirinya dengan ponselnya. Begitu banyak pekerjaannya yang tertunda. Namun dia telah memutuskan untuk mempercayakan bisnis onlinenya pada sahabatnya. Karena mulai saat ini Dira ingin berbakti pada suaminya.  Seperti ibunya dulu, yang  selalu mengurus dan melayani Almarhum Ayahnya dengan baik.

Namun sesuatu yang dia tidak duga sama sekali. Ternyata Farhan tidak pernah menginginkan pernikahan ini.

Saat malam tiba, Farhan mengajaknya bicara.

"Maafkan Aku, mungkin kita tidak akan bahagia dengan pernikahan ini. Seharusnya, suatu pernikahan dilakukan oleh orang yang  saling mencintai. Jadi janganlah pernah berharap untuk bahagia hidup denganku."

Nadira tersentak, hatinya terasa diremas setelah mendengar ucapan Farhan.

"Maaf Uda, bukankah cinta itu bisa tumbuh seiring waktu?" tanyanya dengan suara bergetar menahan buliran bening yang seakan mendesak ingin keluar.

"Aku ... sudah punya kekasih. Maaf ...!" Akhirnya Farhan mengakuinya.

Lolos sudah air mata Dira. Betapa nyeri dan perih rasa di hatinya.

Nadira memang belum mencintai suaminya. Namun saat ini dia merasa harga dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya.

Namun tak mungkin dia pulang kembali. Semua sudah terjadi. Saat ini dia sah sebagai istri Farhan di mata Allah. Begitu banyak kewajiban yang harus dia jalankan, begitu yang ibu ajarkan padanya. Nadira bertekad akan tetap menjalankan pernikahan ini, akan tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, serta melayani suaminya dengan baik. Walaupun dia tahu, suaminya sama sekali tak mencintainya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Ban 3. Hati yang Menghangat

    Sudah tiga hari Nadira dirawat di rumah sakit setelah melahirkan, dan hari ini dokter memperbolehkan dia untuk pulang. Setelah menutup laptopnya, Dira menghubungi seseorang lewat ponselnya. "Hallo, Assalamualaikum, Vivi, apa yang Aku minta sudah kamu siapkan?" "Waalaikumsalam, udah beres, Bu Bos. Kapan mau di jemput?" "Tunggu intruksi berikutnya! Aku ingin bicara dulu dengan Uda Farhan." "Udahlah Dira, kamu tinggalin aja suamimu itu. Bisanya cuma nyakitin hatimu aja." Nadira terdiam mendengar ucapan asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu. Memang benar kata Vivi. Selama hidup setahun bersama Farhan, hanya sakit yang dia rasakan. Farhan terang-terangan mengatakan bahwa dia punya kekasih dan sama sekali tidak mencintai dirinya. Hampir setiap hari Farhan mengingatkan Dira tentang perjanjian mereka. Walau demikian Nadira dengan ikhlas tetap melayani dan mengurus Farhan dengan baik. Walau berkali-kali suaminya itu melarangnya. Nadira pun teringat saat-saat baru menikah dengan Fa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 4. Menantu Kebanggaan Ibu

    "Kamu dan Nafa harus pulang ke rumah kita! Berkemaslah, Aku tunggu di luar!" Suara bariton Farhan berucap datar dan dingin. Nadira hanya mematung mendengar perintah suaminya. Sungguh dia tak mengerti dengan jalan pikiran Farhan. Bukankah dulu suaminya itu berkali-kali mengingatkan bahwa setelah dia melahirkan mereka akan bercerai? Nadira menatap punggung tegap itu hingga menghilang di balik pintu. Perlahan dia masukkan pakaiannya ke dalam tas, sambil menanti perawat yang mempersiapkan kepulangannya dan bayi Nafa. "Hendak kemana suamimu, Dira? Sini ibu bantu berkemas!" Bu Ani terheran melihat wajah Nadira yang murung. "Ada apa sebenarnya, Nak?" Wanita berhijab lebar yang tak lagi muda itu menyentuh lengan Nadira karena tak mendengar pertanyaannya. "Eh, ... maaf tadi ibu bilang apa?" Nadira terperangah dan gugup. "Suamimu mau kemana? Tadi ibu lihat dia sedang berjalan di lorong rumah sakit ini. Nampaknya Farhan sedang kesal. Apa kamu sudah membuatnya marah?" Nadira menggeleng.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 5. Rasa yang Tak Lagi Sama

    Fahran melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan kota jakarta yang akrab dengan kemacetan. Tujuannya kali ini adalah sebuah rumah yang terletak di wilayah menteng. Daerah yang dekat dengan perkantoran dan segitiga emas. Pria beralis tebal itu mengumpat dalam hati karena jalanan mulai tidak lancar. Di tengah kemacetan Farhan mencoba menghubungi seseorang dengan ponselnya. "Hallo, Erika kamu di mana?" "Hai, Sayang. Aku baru sampai rumah," sahut Erika manja dari seberang sana. "Tunggu di situ. Jangan ke mana-mana, sebentar lagi aku datang!" tegas Farhan singkat. "Benarkah? So sweet bangeeet. Akhirnya kamu datang juga. Aku tau kamu pasti kangen sama aku, kan, Sayang?" Erika terpekik saking senangnya. Farhan menutup ponselnya secara sepihak. Dia kembali menambah kecepatan mobilnya saat jalan raya mulai lancar. Hingga Farhan berhenti di depan sebuah rumah mewah berlantai dua. Rumah yang dulu dia beli untuk Erika setahun yang lalu, tepatnya beberapa hari sebelum dia p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 6. Debaran yang Tak Biasa

    Erika memandang kagum pada bayangan dirinya di cermin. Pagi ini, wanita berkulit putih dengan mata agak sipit itu sengaja berhias dengan penampilan memukau. Dress selutut berwarna peach dengan high heels berwarna senada membuatnya tampil segar dan cantik. Gadis itu berniat hendak membuat kejutan untuk kekasih hatinya. Mobil sport keluaran terbaru telah terparkir cantik di depan rumahnya. Seorang supir pribadi telah siap mengemudi dan membawa Erika ke tempat tujuan. "Ke mana, Non?" Tanya Dipa sang supir pribadi seraya melirik majikannya dari kaca spion dalam mobil ini.. "Kita ke kantor Farhan!" "Baik, siap, Non!" Dipa langsung melajukan mobil ke arah jalan Jendral Sudirman, yang memang tak jauh dari lokasi rumah Erika. Kantor Farhan memang berada di pusat kota Jakarta, diantara gedung-gedung pencakar langit. Perjalanan belum begitu macet, hingga mereka hanya menempuh waktu lima belas menit sudah tiba di area parkir PT. Elang Naga, milik Farhan Adiguna. Erika turun di lobby utama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 7. Jagalah Hatinya

    Nadira terjaga mendengar tangisan Nafa dari box bayinya. Namun sesuatu yang melingkar diperutnya membuatnya sulit untuk bangkit. Jantung Nadira bedetak cepat saat menyadari sebuah tangan kokoh memeluknya dari belakang. Hembusan napas hangat di belakang lehernya meciptakan desiran hebat di dadanya. "Sejak kapan Uda Farhan tidur di sebelahku?" pikirnya dalam hati. Semalam, setelah mereka berpelukan cukup lama, Farhan masuk ke ruang kerjanya lewat pintu tembus dari kamar mereka, dan tidak kembali hingga Nadira tertidur pulas. Dia mengira , seperti biasanya, Farhan akan tidur di sofa panjang di ruang kerjanya itu sampai pagi. Namun entah kapan suaminya itu kembali dan tertidur di sampingnya. Perlahan Nadira mengangkat tangan kekar yang masih melingkar di perutnya. Namun Tangan itu begitu erat. Tangisan Nafa mulai terdengar kencang. "Uda, maaf! Nafa nangis." Nadira menepuk pelan lengan suaminya. Sontak Farhan terjaga dan melepaskan tangannya. Nadira pun bangkit lalu menghampiri Nafa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 8. Rencana Erika

    Farhan geram karena sejak kemarin Erika tak henti-hentinya menghubungi ponselnya. Dia sengaja tak mengangkatnya karena seharian kemarin Farhan berada di rumah. Dia tidak mungkin menerima panggilan dari kekasihnya itu saat ada Mamak dan mertuanya di rumah. Pagi-pagi sekali Farhan sudah berangkat ke kantor. Banyak pekerjaan yang tertunda. Beberapa meeting dengan relasi bisnis terpaksa diganti jadwalnya. Semua ini karena keinginan Farhan yang lebih suka berada di rumah akhir-akhir ini. Mobil mercy keluaran terbaru milik Farhan telah terparkir sempurna di area parkir khusus untuknya sebagai CEO. Dengan langkah panjang Farhan berjalan menuju lobby hingga menaiki lift ke ruang kerjanya di lantai dua puluh lima. "Selamat pagi, Pak! " Sekretaris Farhan langsung berdiri menyapa atasannya. "Pagi!, Apa semua berkas sudah di letakkan di meja saya, Dian?" "Sudah,Pak. Satu jam lagi ada rapat dengan semua kepala divisi di ruang meeting." Dian, sang sekretaris membacakan jadwal Farhan hari in

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 9. Teror

    Nadira masih shock melihat foto yang muncul pada layar ponselnya. Namun segera dia tutup ketika Bu Ani hendak mendekatinya. "Ada apa, Dira? tanya Bu Ani penasaran. "Tidak apa-apa, Bu. Hanya orang salah kirim. "Ooo ....Ibu kira ada apa." "Dira ke kamar dulu mau lihat Nafa!" pamit Dira seraya berjalan tanpa menunggu jawaban dari Ibu dan Mamaknya. Nadira menutup pintu kamarnya dan kembali membuka ponselnya. Hatinya semakin terluka melihat foto-foto mesra suaminya dengan wanita lain. Wanita itu sangat cantik dan seksi. Raut wajah Farhan terlihat bahagia merangkul wanita itu. Tanpa di sadarinya genggaman tangannya semakin kuat saat mencengkeram ponsel itu. Tubuhnya luruh ke lantai bersandar pada pintu. Selama ini Nadira tahu kalau suaminya memiliki kekasih jauh sebelum menikahinya. Tapi dia masih bisa bertahan untuk tetap bersama Farhan hingga detik ini. Hampir setiap sepertiga malam Nadira memanjatkan doa untuk kebahagiaan keluarga kecilnya. Namun pertahanan yang dia jaga selama i

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 10. Kedatangan Erika

    Mata Farhan melebar melihat seseorang yang sangat dikenalnya, saat ini berada di halaman rumahnya. "Erika ...!' Farhan menggeram. kedua tangannya mengepal. Matanya menatap nanar pada wanita yang telah menjadi kekasihnya sejak tiga tahun yang lalu. Napas Farhan memburu. Kecemasan tingkat tinggi merajai perasaannya kini. Bagaimana tidak. Erika datang saat keluarga besar Nadira sedang berkumpul di rumahnya. Mamak dan ibu mertuanya juga ada di sini. Apa yang akan dia jelaskan nanti? Dia yakin Erika akan nekad. Perempuan itu keinginannya selalu harus terpenuhi. Termasuk agar dirinya segera menceraikan Nadira. Sementara Nadira membelalakkan matanya kala melihat wanita yang sangat persis dengan foto-foto yang di kirim orang tak dikenal ke ponselnya. "Apakah wanita ini yang selalu menerorku akhir-akhir ini?" pikir Nadira dalam hati. Erika masih berusaha untuk masuk ke dalam. Namun security masih belum mengizinkannya. "Mbak Erika, di dalam sedang ada acara keluarga besar Bu Dira. Saya mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 112. Kejutan

    "Aku ingin kita menikah." Erika yang sedang duduk santai di sofa terkejut saat Boyka tiba-tiba datang menghampirinya. Ia menatap pria itu dengan mata membesar."A-apa?"Boyka duduk di hadapan Erika dengan raut wajah tenang. Menghela napas panjang. Memandang wajah Erika sesaat, lalu kembali bicara."Aku ingin kita menikah setelah anak kita lahir." Ia mencondongkan tubuhnya, lalu menyentuh wajah Erika dengan lembut. Rasa hangat mengalir pada keduanya saat mereka bersentuhan.Erika berdebar, ia menggigit bibirnya, pikirannya masih penuh dengan keraguan. " Tapi, aku nggak yakin ...""Kenapa?" Boyka menatapnya serius. Ia meraih jemari Erika dan menggenggamnya erat. "Aku sudah membuktikan bahwa aku selalu ada di sini untukmu. Aku sudah menyelamatkanmu dari penjara. Aku sudah berjanji akan menjagamu dan anak kita." Perlahan satu tangan kekar Boyka mengelus perut Erika.Erika menunduk. Dalam beberapa minggu terakhir, ia melihat sisi lain dari Boyka. Pria itu memang kasar dan keras kepala,

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 111. Akhir Kekacauan

    "Erika?" Suara Tiara bergetar. Tubuhnya sedikit mundur ketika melihat Erika berdiri di hadapannya dengan senyum penuh arti. Ia ingin berteriak, tapi tenggorokannya seakan tercekat. Padahal saat ini ia hanya dipisahkan oleh layar yang berada di belakang pelaminan. Erika berjalan mendekat dengan santai, tangannya menggenggam clutch bag kecil berwarna perak. "Kamu tampak cantik sekali, Tiara," katanya dengan nada lembut yang mencurigakan. Tiara menelan ludah. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Erika tertawa kecil. "Kenapa? Aku hanya ingin mengucapkan selamat. Bagaimanapun juga, aku pernah menjadi bagian dari hidup Neil, kan?" Tiara mengamati wanita di hadapannya dengan hati-hati. Ada sesuatu yang tidak beres. Erika tidak mungkin datang hanya untuk memberikan ucapan selamat. "Erika, kalau kamu datang hanya untuk membuat masalah, lebih baik kamu pergi." Erika mengangkat bahu. "Aku? Membuat masalah? Tentu saja tidak." Ia merogoh clutch bag-nya dan sesuatu berkilat keluar dari dalamny

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 110. Resepsi Menegangkan

    "Semuanya sudah siap, Pak. Hotel sudah mengatur dekorasi sesuai permintaan, tamu undangan juga sudah konfirmasi kehadiran." Asisten Neil melaporkan persiapan pernikahan dengan detail. Sambil berjalan memasuki kantornya, Neil mengangguk puas. "Bagus. Pastikan semuanya berjalan lancar. Aku tidak mau ada kendala sedikit pun." Asistennya mengangguk, lalu keluar dari ruangan. Neil menghela napas dan bersandar di kursinya. Besok adalah hari yang sangat penting dalam hidupnya. Pernikahan resminya dengan Tiara, sesuatu yang sudah lama ia inginkan. Meski ini resepsi pernikahan keduanya, tapi rasanya seperti yang pertama baginya Namun, ada perasaan tidak nyaman yang mengganjal di hatinya. Entah mengapa, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mungkin karena banyak kejadian menegangkan belakangan ini, hingga Neil merasa khawatir.Di rumah mewah keluarga Neil, Helda duduk di ruang tamu sambil menyesap teh hangatnya. Josh baru saja masuk setelah berbicara dengan panitia pernikahan di hotel.

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 109. Saat Keluarga Tiara Datang

    "Neil!" Helda berteriak marah melihat putranya masuk ke mobil. Neil tidak peduli dengan ancamannya. Rahangnya mengatup keras, dan tangannya mengepal. Josh yang sejak tadi memperhatikan dari tangga depan akhirnya melangkah mendekat. Ia melihat emosi Helda makin memuncak. "Cukup, Helda," ujar Josh tenang. Helda menoleh tajam. "Kamu lihat sendiri kan? Anakmu membantahku demi keluarga perempuan itu!" Josh menghela napas. "Kamu yang memaksanya untuk memilih." "Aku hanya ingin yang terbaik untuknya, Josh!" Helda membalas cepat. Josh menatap istrinya dalam. "Helda, aku tahu kamu keras kepala. Tapi sejujurnya, aku memang tidak setuju dengan acara besar ini sejak awal. Aku khawatir hal seperti ini akan terjadi." Helda melipat tangan di dada. "Jadi, kamu pikir aku yang salah?" Josh mengangguk pelan. "Bukan hanya kamu. Aku juga sempat meragukan keluarga Tiara. Tapi, aku sudah menyelidiki mereka sejak awal." Helda mengernyit. "Apa maksudmu?" Josh menarik napas dalam sebelum menjelaska

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 108. Menjelang Hari Penting

    "Tidak perlu!" Suara Helda terdengar ketus, membuat Tiara yang berdiri di balik pintu ruang tengah menahan napas. Hatinya mencelos seketika. "Mami, mereka adalah keluarganya. Mereka harus ada di acara ini." Neil mencoba berbicara lebih pelan, tapi nada suaranya tetap tegas. Tiara tahu suaminya tidak suka berdebat soal hal seperti ini. "Mami tidak mau tamu-tamu kita nanti tahu kalau istrimu itu berasal dari kampung." Tiara membekap mulutnya. Kata-kata Helda terasa seperti pukulan keras di dadanya. "Mami! Tolong jangan bicara begitu. Apa hubungannya dengan tamu-tamu kita?" "Neil, dengarkan Mami!" suara Helda terdengar lebih tegas. "Kamu adalah pengusaha besar, CEO perusahaan besar. Bagaimana jika orang-orang tahu kalau istrimu hanyalah anak dari keluarga biasa yang tinggal di desa? Itu bisa merusak reputasimu!" "Astaga! Mami masih memikirkan gengsi? Ini pernikahan, bukan acara bisnis!" Neil terdengar semakin kesal. "Mami tidak mau tahu! Pokoknya mereka tidak perlu datang!" Held

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 107. Surat Cerai

    "Selamat siang Bu Erika, saya ingin bertemu. Apa ibu bisa siang ini?" Suara pengacara Neil yang ia kenali terdengar di ujung telepon. Erika mengernyit. Kira-kira ada apa tiba-tiba pengacara Neil menghubunginya dan meminta bertemu. "Untuk apa?" tanyanya dengan nada waspada. "Ada sesuatu yang harus saya serahkan pada Ibu. Apa kita bisa bertemu di kafe dekat kantor?" Erika berpikir sejenak. Ada rasa penasaran dalam hatinya. "Baiklah, aku akan datang," sahutnya singkat. Setelah menutup telepon, ia menoleh ke arah Boyka yang duduk di sofa yang sedang memainkan ponselnya dengan santai. "Aku mau pergi sebentar," ujar Erika sambil mengambil tasnya. Boyka meliriknya sekilas. "Mau ke mana?" "Bukan urusanmu." Boyka terkekeh. "Oke, oke, tapi jangan lama-lama, nanti aku rindu." Erika tidak menanggapi dan segera pergi. Namun, tanpa ia sadari, Boyka menatap punggungnya penuh curiga, lalu dengan santai memasukkan ponselnya ke dalam saku dan lantas berdiri. Dengan naik taksi online Erika m

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 106. Pengumuman yang mengejutkan

    "Apa-apaan ini?" Suara Neil terdengar berat dan penuh amarah. Tatapannya tajam menusuk ke arah Joe yang masih berdiri terlalu dekat dengan Tiara. Rahangnya mengeras, dadanya naik turun menahan emosi. Tiara langsung menepis tangan Joe yang menghalanginya, lalu melangkah maju mendekati Neil. Kini ia berdiri di antara Neil dan Joe, khawatir jika terjadi keributan diantara dua lelaki itu. "Pak, jangan ..." bisik Tiara pelan, tangannya menggenggam lengan Neil agar pria itu tidak mendekat. Joe menelan ludah, tubuhnya sedikit mundur saat melihat ekspresi Neil yang sangat marah. Wajah atasannya itu menggelap dengan tatapan berkilat-kilat ke arah dirinya. " M-maaf, Pak Neil," ujar Joe akhirnya. "S-saya hanya ... mengajak Tiara bicara." Suara Joe terdengar gemetar. Neil menyipitkan mata. "Bicara? Dengan mendesaknya ke dinding seperti tadi?" Kali ini suara Neil terdengar menggelegar, hingga terdengar keluar ruangan. Joe hendak membuka mulut untuk membela diri, tapi tidak ada kata-kat

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 105 . Ungkapan Cinta

    "Mami mau acara resepsi pernikahan kalian nanti adalah acara yang besar." Helda bicara dengan wajah berbinar di meja makan. Neil dan Tiara yang duduk di sisi kiri tersenyum saling pandang. "Kalau perlu undang semua orang yang kita kenal, agar siapapun tau siapa istri Neil sebenarnya." Suasana sarapan pagi ini terasa lebih hangat. Helda terus bicara tentang semua rencananya. Sementara Tiara hanya diam dengan senyum tipis yang terus tersungging di wajahnya. "Josh, kenapa diam saja? Kamu nggak mau kasih pendapat?" tanya Helda masih antusias. Josh meraih segelas air putih dan meneguknya sesaat. Setelah menghela napas panjang ia bicara serius. "Ini hanya pernikahan kedua. Cukup undang kerabat dekat dan keluarga saja," tegasnya dengan pelan. "Tidak! Mami nggak setuju." Helda menyahut tak kalah tegas. "Setelah acara resepsi nanti, Mami nggak mau dengar lagi gosip-gosip miring tentang kalian berdua." "Iya, Mi. Aku akan persiapkan semuanya," sahut Neil. "Terserah kalian sajalah!" Jo

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 104. Kabar mengejutkan

    [Kau pikir bisa lari dariku, Erika? Aku akan menemukanmu.] Siapa yang mengirim pesan ini? Tangan Erika gemetar saat memegang ponselnya. Ia ingin sekali menceritakan hal ini pada Boyka, tapi gengsinya terlalu tinggi. Lagipula, ia masih membenci pria itu. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa menepis rasa takutnya. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Boyka berdiri di ambang pintu dengan ekspresi santai. "Kau belum tidur?" Erika mendongak cepat, menyembunyikan ponselnya di balik punggung. "Bukan urusanmu." Boyka menyeringai. "Aku cuma tanya." Pria itu berjalan mendekat, menyandarkan satu tangan pada pintu. "Kamu tampak gelisah." "Aku baik-baik saja," potong Erika cepat. Boyka mengangkat alis. "Benar? Yakin? Tapi perasaanku bilang tidak." Erika mengalihkan pandangan, menghindari tatapan pria itu. "Aku bilang aku baik-baik saja!" suaranya meninggi. Boyka terkekeh pelan. "Terserah kalau kamu tidak mau cerita. Tapi kalau ada sesuatu yang mengganggumu, kamu bisa bicara padaku." Erika mend

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status