"Kamu siapa?" tanya Yvonne.Sosok yang berada di ujung telepon terdiam sejenak, lalu mendengus dingin. "Kamu melupakanku secepat ini?"Yvonne berusaha mengingat-ingat suara yang familier ini. "Kamu ... Harvey?"Yvonne tidak seratus persen yakin dengan tebakannya karena suara Harvey terdengar aneh."Kamu sakit?" tanya Yvonne."Cuma pilek.""Oh. Kamu sudah mau menikah? Sama siapa? Bukannya kamu nggak punya pacar?" Yvonne agak kaget mengetahui rencana pernikahan Harvey. "Selamat, ya!""Kamu harus menghadiri pesta pernikahanku." Nada bicara Harvey terdengar memerintah.Yvonne terdiam sejenak. "Maaf, aku nggak bisa."Yvonne menatap sambil mengusap wajah kecil Dio. Yvonne masih harus beristirahat setelah melahirkan, apalagi Shawn sedang tidak berada di sisinya. Ditambah Harvey melaksanakan pernikahan di Kota Sunrise.Seandainya Harvey mengadakan pesta di Kota Clouwy, Yvonne mungkin masih bisa mempertimbangkannya. Namun Kota Sunrise terlalu jauh, Yvonne belum boleh melakukan perjalanan jauh.
"Pak Shawn memintaku untuk mengantarkan ini." Yura meletakkan barang-barangnya ke atas meja."Em," Yvonne menjawab dengan singkat."Istirahatlah." Yura membalikkan badan dan pergi. Sesampainya di depan pintu, tiba-tiba Yura menghentikan langkahnya dan berkata, "Sebenarnya ... kamu cuma merepotkan Pak Shawn."Yvonne berbalik tanya, "Lalu?""Kalau dipikir-pikir, aku lebih unggul daripada kamu di bidang pekerjaan. Aku lebih dibandingkan kamu. Aku tidak menyebabkan masalah-masalah yang membuat Pak Shawn kelelahan."Perlahan-lahan sorotan mata Yvonne pun terlihat gelap. Yura bisa bertahan di samping Shawn karena dia memiliki kelebihan.Kali ini Yura tidak lagi berpura-pura di hadapan Yvonne. Sikap dan cara bicara Yura bahkan berubah jadi frontal.Namun Yvonne malah bersyukur, jangan sampai Yura bersandiwara di hadapannya, tetapi malah menusuknya dari belakang."Aku akan bekerja sebaik mungkin untuk mengurangi beban Pak Shawn." Yura menegakkan kepalanya dengan angkuh.Yura tidak bersikap sel
"Sudah," jawab Leah.Yvonne mengangguk, lalu bangkit dari sofa dan hendak menggendong Dio ke kamar."Tidak apa-apa, aku bisa sendiri," jawab Yvonne."Nona, bagaimana dengan barang-barang di meja?" Leah lanjut bertanya.Yvonne melirik barang-barang yang diantarkan Yura. Entah Shawn yang memerintahkan atau Yura sendiri yang berinisiatif mengantarnya. Demi berjaga-jaga, Yvonne merasa sebaiknya barang-barang tersebut dibiarkan dulu."Simpan saja dulu.""Aku lihat barang-barang itu adalah suplemen dan vitamin. Kebetulan kamu harus banyak mengonsumsi vitamin, pasti Tuan yang memerintahkan Bu Yura untuk mengantarnya. Sayang kalau dibiarkan saja.""Aku memang harus mengonsumsi vitamin, tapi nggak boleh berlebihan." Yvonne menjawab Leah dengan lembut, "Biarkan saja dulu.""Baiklah." Leah membereskan ruang tamu, sementara Yvonne dan Dio kembali ke kamar.Dio harus tidur siang, dia kelihatan mulai mengantuk.Yvonne menemani Dio sampai tidur. Walaupun hubungan Dio dan Yvonne tidak terlalu mesra, D
"Cepat pulang, ya!" Samantha berpesan.Yvonne pamit, lalu pergi ke kantor polisi untuk mencari keberadaan Niko.Yvonne mengira sopir sedang pergi membeli anjing peliharaan untuk Dio, makanya Yvonne menggunakan taksi untuk pergi ke kantor polisi.Sesampainya Yvonne di kantor polisi, petugas kepolisian bertanya kepadanya, "Keluargamu hilang?""Benar," jawab Yvonne."Sudah berapa lama?" Petugas kepolisian mencatat informasi yang diberikan Yvonne."Dua hari." Yvonne tidak tahu sudah berapa hari Niko menghilang. Namun polisi baru bisa memproses kasus setelah oknum menghilang selama 48 jam."Tolong berikan data diri orang yang hilang."Yvonne memberikan informasi data diri Niko kepada polisi."Tinggalkan nomor teleponmu. Begitu ada kabar, kami akan langsung menghubungimu.""Baik." Yvonne pun meninggalkan kantor polisi setelah semuanya beres.Dylan masih koma, Yvonne tidak dapat meminta bantuan siapa pun, dia harus membereskan masalahnya sendiri.Ketika Yvonne menunggu taksi, dia melihat sese
Pengawal memberikan isyarat kepada pria tersebut untuk berbicara.Pria tersebut berkata dengan terbata-bata, "O-orang yang kamu suruh untuk ikuti sudah masuk ... masuk ke kompleks rumah.""Yvonne ...." Samantha sedang menemani Dio bermain di luar. Ketika melihat beberapa orang yang berkumpul di tepi jalan, Samantha pun memanggilnya.Orang yang berada di ujung telepon langsung menutup panggilannya, sepertinya dia mendengar suara Samantha.Yvonne langsung merebut ponsel pria itu dan kembali menghubungi orang yang berada di ujung telepon. Sayangnya, kali ini panggilan tersebut tidak dijawab.Yvonne menyesalinya, dia merasa terlalu gegabah."Di mana biasanya kalian bertemu?" tanya pengawal.Pria tersebut mengangguk. "Hmm ....""Kami akan segera mengurusnya," kata pengawal kepada Yvonne."Baiklah."Pengawal menarik pria tersebut dan menyeretnya masuk ke dalam mobil.Di saat bersamaan, Samantha yang menghampiri Yvonne pun melihat pria yang diseret oleh kedua pengawal. Samantha bertanya kepad
Yvonne langsung membalas pesan Shawn.[ Belum. Sudah ada petunjuk mengenai dokternya? ]Shawn jarang mengirimkan pesan maupun menelepon karena khawatir Yvonne akan menanyakan masalah ini.Detektif sedang menyelidiki keberadaan dokter tersebut. Hanya saja, mereka belum mendapatkan informasi.Yvonne menyadari sikapnya yang terlalu tergesa-gesa. Dia menenangkan diri, lalu mengalihkan topik pembicaraan.[ Bagaimana di sana? Semuanya lancar? ]Kemungkinan besok semua masalah Keluarga Lotex sudah selesai. Emilio akan mewarisi jabatan kepala Keluarga Lotex.[ Em, dua hari lagi aku pulang. ]Yvonne menatap layar ponselnya selama beberapa saat.[ Em, hati-hati. ]Shawn membalas.[ Kamu juga. ]Di saat Yvonne tidak tahu harus membalas apa, Shawn kembali mengirimkan pesan.[ Tidurlah. ]Yvonne duduk di pinggir tempat tidur, lalu meletakkan ponselnya dan menatap ke luar jendela.....Tampaknya Neil telah tumbuh dewasa dalam waktu semalam. Dia tidak mengungkit masalah perceraian maupun bertengkar d
"Tentu saja aku tahu. Aku yang memberikannya ide," jawab Valdo dengan bangga.Valdo yang memberikan ide, sedangkan Nyonya Sanchez yang melaksanakannya. Meskipun diselidiki, tidak ada bukti yang bisa digunakan untuk menuduh Valdo.Ketika mendengar pengakuan Valdo, Neil meremas gelas yang dipegangnya sampai hampir pecah. Neil berusaha keras untuk menahan amarahnya."Oh ya? Memangnya saran apa yang Ayah berikan?" Meskipun murka, Neil tetap berusaha mengendalikan emosinya. Dia terus meyakinkan diri untuk tidak bertindak gegabah."Kami menyelidiki latar belakang Anas. Ibunya meninggal karena sakit keras, sementara ayahnya sudah menikah lagi dan menelantarkannya. Anas tidak punya keluarga, jadi aku memberikan ibumu ide untuk menyingkirkannya. Anas sebatang kara, tidak ada yang akan mencarinya. Daripada jadi beban, sebaiknya disingkirkan selamanya."Sorotan mata Valdo tampak gelap, dia menceritakan semuanya dengan antusias. "Aku menyuruhmu ibumu untuk melemparnya ke laut, biar jasadnya tidak
Yasmine tidak mengetahui isi hati Neil. Yasmine berpikir, apakah ayahnya berhasil meyakinkan Neil?Apakah Neil berubah pikiran dan bersedia mempertahankan pernikahan ini?Yasmine turun dari tempat tidur, lalu berjalan mendekati Neil. Ketika Yasmine mengulurkan tangan untuk memeluknya, tiba-tiba Neil membalikkan badan sambil memasukkan ponselnya ke dalam sakit.Neil baru saja mengirimkan pesan kepada seseorang."Waktunya sarapan." Neil pergi meninggalkan kamar.Yasmine bergegas mandi dan mengganti pakaian. Saat Yasmine turun, Neil masih berada di ruang makan.Yasmine beranjak ke meja makan sambil bertanya dengan hati-hati, "Hari ini kamu sibuk?"Yasmine berusaha mencari topik pembicaraan untuk mencairkan suasana."Harusnya ...." Neil mengangkat kepala, tatapannya terlihat misterius. "Sangat sibuk.""Apakah kamu bisa pulang lebih awal?" Yasmine mengetes reaksi Neil."Bisa." Di saat bersamaan ponsel Neil berdering.Neil menjawab panggilan tersebut dengan santai. Di ujung telepon, terdenga