Sorotan mata Neil terlihat gelap. "Em."....Di kediaman Keluarga Lokra.Sasmita selaku ibu Yasmine terkejut menyaksikan sikap Neil yang berubah 180 derajat."Neil salah minum obat?" tanya Sasmita."Iya, dia berubah. Aku tidak mengerti jalan pikirannya," jawab Yasmine."Sejak kapan kamu memahami jalan pikirannya?" Sasmita menggenggam tangan Yasmine. "Kalau kamu memahaminya, kamu sudah mendapatkan cintanya sejak dulu."Yasmine merenungkan kata-kata Sasmita. Apakah selama ini Yasmine masih belum cukup memahami Neil? Padahal Yasmine merasa cukup mengenal Neil.Valdo keluar dari ruangan, lalu berkata istri dan anaknya, "Aku mau pergi sebentar.""Ayah, ngapain Neil menemuimu kemarin?" Yasmine menarik lengan ayahnya.Valdo menatap putrinya sambil menghela napas. "Dia meminta maaf, katanya dia menyesal mengajakmu bercerai. Aku lihat, sepertinya Neil menyesal dan ingin berubah. Kamu juga jangan mengajaknya bertengkar lagi. Kalau ingin mempertahankan pernikahanmu, berhenti bertengkar dan belaja
Frank mengalami kerugian yang besar.Frank memang pernah berselingkuh, tetapi semua itu hanyalah hasrat sesaat. Dia tidak bisa menahan diri saat ada wanita yang inisiatif menggodanya.Frank sama sekali tidak pernah berpikir untuk bercerai. Ditambah, saat itu dia telah memutuskan untuk meninggalkan wanita selingkuhannya. Namun Valdo malah menemui istrinya Frank dan memberi tahu semuanya.Tindakan Valdo telah menghancurkan rumah tangga Frank."Apa yang kamu inginkan?" Valdo sadar akan semua yang telah dilakukannya. Valdo sadar diri, dia tidak mau memperkeruh suasana. Sebelum Frank menjawab, Valdo lanjut berkata, "Aku akan menyerahkan proyek itu kepadamu."Frank tertawa, seolah sedang mendengar sebuah lelucon yang konyol."Kenapa? Kamu masih belum puas?" Ekspresi Valdo tampak masam."Tentu saja aku tidak puas. Kamu ingin menyogokku dengan proyek?" Frank pun berhenti basa-basi. "Aku akan tutup mulut asalkan kamu membayar ganti rugi sebesar 2 triliun.""Kenapa kamu tidak pergi merampok saja
"Niko .... Ternyata kamu?" Yvonne tercengang selama beberapa saat, lalu membentaknya, "Ke mana saja kamu?""Kak, suruh mereka lepaskan aku!" Kedua lengan Niko kesakitan.Yvonne melambaikan tangan. "Lepaskan dia, aku mengenal dia."Pengawal melepaskan Niko, lalu pamit."Apa yang terjadi? Kenapa kamu menjual rumah?" tanya Yvonne."Aku pikir kamu bisa membantuku untuk mencari keberadaan Anas, tapi kamu malah menghilang lagi. Shawn juga ada di luar negeri, nggak ada yang bisa membantuku. Jadi, aku terpaksa menggunakan caraku sendiri. Sampai sekarang aku belum menemukan petunjuk keberadaan Anas. Dia menghilang seperti ditelan bumi, tidak ada tanda sama sekali.""Aku stres dan pergi ke bar untuk minum-minum. Di sana aku nggak sengaja melihat sekretarisnya Shawn sedang berbicara dengan seorang pria. Gerak-gerik mereka mencurigakan. Karena penasaran, aku mengikuti pria itu. Ternyata ...."Niko menatap Yvonne. "Coba tebak,a pa yang aku lihat?""Kamu lihat apa?" Yvonne mendesaknya. "Cepat, katak
Yvonne melihat Yura dan Aurora di dalam bangsal Dylan.Sesaat melihat Yvonne, tatapan Yura terlihat agak kaget. Yvonne menyaksikan perubahan ekspresi Yura.Yvonne mengernyit, keberadaan Yura bukanlah sesuatu yang menguntungkan."Kok kamu ke sini?" Yura sama sekali tidak menghormati Yvonne.Samar-samar, Yvonne menunjukkan ekspresi meremehkan. Dia berjalan sambil melirik Yura. "Aku mewakili Shawn untuk menjenguk Dylan."Aurora bertanya kepada Yvonne, "Kamu kenal Dylan? Apa hubungan kalian?""Teman," jawab Yvonne."Oh." Aurora menghela napas. "Kenapa semua temannya Dylan perempuan?"Pertama Yura, sekarang Yvonne. Meskipun Yvonne menutupi wajahnya, mata Yvonne yang indah menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita yang cantik.Yvonne melihat kondisi Dylan. Kebetulan Aurora sedang memijat Dylan.Walaupun belum sadarkan diri, wajah Dylan terlihat segar. Tampaknya Aurora merawat Dylan dengan baik.Yvonne mengalihkan perhatiannya kepada Aurora. "Aku kenal kamu dan ayahmu. Selama ini kamu tingg
Yvonne memperhatikan sosok Yura yang beranjak pergi. Tatapan yang semula tenang berganti menjadi sorotan mata yang dingin.Makin lama, Yura bersikap makin lancang. Yvonne harus mencari cara untuk menyingkirkannya. Nyawa Dylan terancam, Yvonne tidak boleh tinggal diam."Yura bilang dia adalah sahabatnya Dylan, tapi kayaknya kamu nggak menyukai wanita itu?"Tidak menyukainya? Yvonne muak melihatnya!"Karakter kami berdua tidak cocok." Yvonne tidak ingin menjelaskannya terlalu rinci. Jangan sampai Yura tahu bahwa Yvonne telah mengetahui dalang dibalik kecelakaan Dylan. Jika Yura sampai tahu, takutnya dia melakukan hal yang lebih jahat untuk menyingkirkan Dylan."Kamu menemani Dylan setiap hari?" tanya Yvonne."Iya," jawab Aurora.Meskipun begitu, Yvonne tidak bisa menjamin keselamatan Dylan. Yvonne merasa Dylan harus pindah ke rumah sakit lain.Yvonne memperhatikan cara Aurora memijat Dylan. "Gerakan tanganmu sangat profesional.""Aku minta diajari perawat."Neil mempekerjakan seorang per
Yvonne mengangkat tangannya untuk menyuruh Niko. Yvonne memerlukan waktu untuk menenangkan diri.Niko memapah Yvonne ke kursi, lalu bertanya secara spontan, "Terjadi sesuatu dengan anakmu?"Bulu mata Yvonne bergetar, dia tidak dapat membendung air matanya."Jangan bilang ke Ibu," jawab Yvonne dengan suara serak.Niko mengangguk. "Aku tahu. Apa yang terjadi kepada anakmu?""Sepertinya anakku diculik." Yvonne berharap anaknya diculik. Jika diculik, berarti anaknya masih hidup, masih ada kesempatan untuk bertemu kembali.Niko terdiam selama beberapa saat. Yvonne pun berusaha menenangkan dirinya."Apa yang bisa kubantu?" tanya Niko."Aku memang memerlukan bantuanmu.""Apa?" Ekspresi Niko terlihat sangat serius."Kamu bilang Yura membayar seseorang untuk mencelakai Dylan? Di mana sopirnya sekarang?""Sudah meninggal," jawab Niko."Apa?" Yvonne menyadari sesuatu. "Apa Yura yang menghabisinya?""Setelah kecelakaan terjadi, polisi membebaskan pelaku karena kendaraannya memang mengalami masalah
Yvonne melihat lembaran foto yang terjatuh ke lantai. Ketika menundukkan kepala, Yvonne terkejut melihat sosok yang berada di dalam foto tersebut.Yvonne tercengang selama beberapa saat. Kenapa Shawn menyelipkan foto ini di dalam buku catatannya?Kemudian Yvonne memungut foto tersebut, dia mengamati sosok yang berada di dalam foto. Benar, Yvonne tidak salah lihat! Yvonne tidak mungkin salah mengenali sosok tersebut.Yvonne bergegas menyelipkan kembali foto tersebut dan meletakkan bukunya ke tempat semula, lalu buru-buru meninggalkan ruang kerja.Yvonne berjalan tergesa-gesa, dia tidak menyadari keberadaan Samantha yang berdiri di depan pintu."Yvonne, kamu kenapa?" tanya Samantha dengan khawatir. "Kok kamu kelihatan panik?""Ng-nggak, nggak ada apa-apa." Yvonne bergegas mengatur kembali suasana hatinya saat melihat Samantha."Ada yang mencarimu," kata Samantha.Ketika hendak menanyakan siapa yang mencarinya, Yvonne telah melihat Neil yang berdiri di ruang tamu."Aku pulang kerja lebih
Niko merasa seperti disambar petir saat mendengar kata-kata Neil. Niko sangat marah, matanya yang seakan mengeluarkan semburan api tampak memelototi Neil.Niko berlari ke arah Neil, lalu menarik kerah kemejanya dan melayangkan sebuah tinjuan. "Bugh!"Sudut bibir Neil terluka dan berdarah. Niko belum puas, dia menindih tubuh Neil yang tersungkur di lantai dan lanjut memukulinya.Yvonne buru-buru melerai mereka. "Niko, tenangkan dirimu!""Bagaimana aku bisa tenang?" Niko membentak Yvonne. "Semua ini gara-gara dia! Sudah menikah, tapi masih mengganggu kehidupan Anas. Dia yang mencelakai Anas, semua ulahnya."Niko telah kehilangan akal sehat. Saat ini, dia hanya ingin menghabisi Neil."Minggir!" Niko menepis tangan Yvonne.Yvonne yang kehilangan kestabilan pun terjatuh ke atas sofa. Luka perutnya terasa seperti ditarik, Yvonne kesakitan sampai mengerutkan alis. Akan tetapi, Niko tidak menyadari Yvonne yang tengah kesakitan, dia tetap menghajar Neil sampai babak belur.Neil tidak memberikan