"Sudah," jawab Leah.Yvonne mengangguk, lalu bangkit dari sofa dan hendak menggendong Dio ke kamar."Tidak apa-apa, aku bisa sendiri," jawab Yvonne."Nona, bagaimana dengan barang-barang di meja?" Leah lanjut bertanya.Yvonne melirik barang-barang yang diantarkan Yura. Entah Shawn yang memerintahkan atau Yura sendiri yang berinisiatif mengantarnya. Demi berjaga-jaga, Yvonne merasa sebaiknya barang-barang tersebut dibiarkan dulu."Simpan saja dulu.""Aku lihat barang-barang itu adalah suplemen dan vitamin. Kebetulan kamu harus banyak mengonsumsi vitamin, pasti Tuan yang memerintahkan Bu Yura untuk mengantarnya. Sayang kalau dibiarkan saja.""Aku memang harus mengonsumsi vitamin, tapi nggak boleh berlebihan." Yvonne menjawab Leah dengan lembut, "Biarkan saja dulu.""Baiklah." Leah membereskan ruang tamu, sementara Yvonne dan Dio kembali ke kamar.Dio harus tidur siang, dia kelihatan mulai mengantuk.Yvonne menemani Dio sampai tidur. Walaupun hubungan Dio dan Yvonne tidak terlalu mesra, D
"Cepat pulang, ya!" Samantha berpesan.Yvonne pamit, lalu pergi ke kantor polisi untuk mencari keberadaan Niko.Yvonne mengira sopir sedang pergi membeli anjing peliharaan untuk Dio, makanya Yvonne menggunakan taksi untuk pergi ke kantor polisi.Sesampainya Yvonne di kantor polisi, petugas kepolisian bertanya kepadanya, "Keluargamu hilang?""Benar," jawab Yvonne."Sudah berapa lama?" Petugas kepolisian mencatat informasi yang diberikan Yvonne."Dua hari." Yvonne tidak tahu sudah berapa hari Niko menghilang. Namun polisi baru bisa memproses kasus setelah oknum menghilang selama 48 jam."Tolong berikan data diri orang yang hilang."Yvonne memberikan informasi data diri Niko kepada polisi."Tinggalkan nomor teleponmu. Begitu ada kabar, kami akan langsung menghubungimu.""Baik." Yvonne pun meninggalkan kantor polisi setelah semuanya beres.Dylan masih koma, Yvonne tidak dapat meminta bantuan siapa pun, dia harus membereskan masalahnya sendiri.Ketika Yvonne menunggu taksi, dia melihat sese
Pengawal memberikan isyarat kepada pria tersebut untuk berbicara.Pria tersebut berkata dengan terbata-bata, "O-orang yang kamu suruh untuk ikuti sudah masuk ... masuk ke kompleks rumah.""Yvonne ...." Samantha sedang menemani Dio bermain di luar. Ketika melihat beberapa orang yang berkumpul di tepi jalan, Samantha pun memanggilnya.Orang yang berada di ujung telepon langsung menutup panggilannya, sepertinya dia mendengar suara Samantha.Yvonne langsung merebut ponsel pria itu dan kembali menghubungi orang yang berada di ujung telepon. Sayangnya, kali ini panggilan tersebut tidak dijawab.Yvonne menyesalinya, dia merasa terlalu gegabah."Di mana biasanya kalian bertemu?" tanya pengawal.Pria tersebut mengangguk. "Hmm ....""Kami akan segera mengurusnya," kata pengawal kepada Yvonne."Baiklah."Pengawal menarik pria tersebut dan menyeretnya masuk ke dalam mobil.Di saat bersamaan, Samantha yang menghampiri Yvonne pun melihat pria yang diseret oleh kedua pengawal. Samantha bertanya kepad
Yvonne langsung membalas pesan Shawn.[ Belum. Sudah ada petunjuk mengenai dokternya? ]Shawn jarang mengirimkan pesan maupun menelepon karena khawatir Yvonne akan menanyakan masalah ini.Detektif sedang menyelidiki keberadaan dokter tersebut. Hanya saja, mereka belum mendapatkan informasi.Yvonne menyadari sikapnya yang terlalu tergesa-gesa. Dia menenangkan diri, lalu mengalihkan topik pembicaraan.[ Bagaimana di sana? Semuanya lancar? ]Kemungkinan besok semua masalah Keluarga Lotex sudah selesai. Emilio akan mewarisi jabatan kepala Keluarga Lotex.[ Em, dua hari lagi aku pulang. ]Yvonne menatap layar ponselnya selama beberapa saat.[ Em, hati-hati. ]Shawn membalas.[ Kamu juga. ]Di saat Yvonne tidak tahu harus membalas apa, Shawn kembali mengirimkan pesan.[ Tidurlah. ]Yvonne duduk di pinggir tempat tidur, lalu meletakkan ponselnya dan menatap ke luar jendela.....Tampaknya Neil telah tumbuh dewasa dalam waktu semalam. Dia tidak mengungkit masalah perceraian maupun bertengkar d
"Tentu saja aku tahu. Aku yang memberikannya ide," jawab Valdo dengan bangga.Valdo yang memberikan ide, sedangkan Nyonya Sanchez yang melaksanakannya. Meskipun diselidiki, tidak ada bukti yang bisa digunakan untuk menuduh Valdo.Ketika mendengar pengakuan Valdo, Neil meremas gelas yang dipegangnya sampai hampir pecah. Neil berusaha keras untuk menahan amarahnya."Oh ya? Memangnya saran apa yang Ayah berikan?" Meskipun murka, Neil tetap berusaha mengendalikan emosinya. Dia terus meyakinkan diri untuk tidak bertindak gegabah."Kami menyelidiki latar belakang Anas. Ibunya meninggal karena sakit keras, sementara ayahnya sudah menikah lagi dan menelantarkannya. Anas tidak punya keluarga, jadi aku memberikan ibumu ide untuk menyingkirkannya. Anas sebatang kara, tidak ada yang akan mencarinya. Daripada jadi beban, sebaiknya disingkirkan selamanya."Sorotan mata Valdo tampak gelap, dia menceritakan semuanya dengan antusias. "Aku menyuruhmu ibumu untuk melemparnya ke laut, biar jasadnya tidak
Yasmine tidak mengetahui isi hati Neil. Yasmine berpikir, apakah ayahnya berhasil meyakinkan Neil?Apakah Neil berubah pikiran dan bersedia mempertahankan pernikahan ini?Yasmine turun dari tempat tidur, lalu berjalan mendekati Neil. Ketika Yasmine mengulurkan tangan untuk memeluknya, tiba-tiba Neil membalikkan badan sambil memasukkan ponselnya ke dalam sakit.Neil baru saja mengirimkan pesan kepada seseorang."Waktunya sarapan." Neil pergi meninggalkan kamar.Yasmine bergegas mandi dan mengganti pakaian. Saat Yasmine turun, Neil masih berada di ruang makan.Yasmine beranjak ke meja makan sambil bertanya dengan hati-hati, "Hari ini kamu sibuk?"Yasmine berusaha mencari topik pembicaraan untuk mencairkan suasana."Harusnya ...." Neil mengangkat kepala, tatapannya terlihat misterius. "Sangat sibuk.""Apakah kamu bisa pulang lebih awal?" Yasmine mengetes reaksi Neil."Bisa." Di saat bersamaan ponsel Neil berdering.Neil menjawab panggilan tersebut dengan santai. Di ujung telepon, terdenga
Sorotan mata Neil terlihat gelap. "Em."....Di kediaman Keluarga Lokra.Sasmita selaku ibu Yasmine terkejut menyaksikan sikap Neil yang berubah 180 derajat."Neil salah minum obat?" tanya Sasmita."Iya, dia berubah. Aku tidak mengerti jalan pikirannya," jawab Yasmine."Sejak kapan kamu memahami jalan pikirannya?" Sasmita menggenggam tangan Yasmine. "Kalau kamu memahaminya, kamu sudah mendapatkan cintanya sejak dulu."Yasmine merenungkan kata-kata Sasmita. Apakah selama ini Yasmine masih belum cukup memahami Neil? Padahal Yasmine merasa cukup mengenal Neil.Valdo keluar dari ruangan, lalu berkata istri dan anaknya, "Aku mau pergi sebentar.""Ayah, ngapain Neil menemuimu kemarin?" Yasmine menarik lengan ayahnya.Valdo menatap putrinya sambil menghela napas. "Dia meminta maaf, katanya dia menyesal mengajakmu bercerai. Aku lihat, sepertinya Neil menyesal dan ingin berubah. Kamu juga jangan mengajaknya bertengkar lagi. Kalau ingin mempertahankan pernikahanmu, berhenti bertengkar dan belaja
Frank mengalami kerugian yang besar.Frank memang pernah berselingkuh, tetapi semua itu hanyalah hasrat sesaat. Dia tidak bisa menahan diri saat ada wanita yang inisiatif menggodanya.Frank sama sekali tidak pernah berpikir untuk bercerai. Ditambah, saat itu dia telah memutuskan untuk meninggalkan wanita selingkuhannya. Namun Valdo malah menemui istrinya Frank dan memberi tahu semuanya.Tindakan Valdo telah menghancurkan rumah tangga Frank."Apa yang kamu inginkan?" Valdo sadar akan semua yang telah dilakukannya. Valdo sadar diri, dia tidak mau memperkeruh suasana. Sebelum Frank menjawab, Valdo lanjut berkata, "Aku akan menyerahkan proyek itu kepadamu."Frank tertawa, seolah sedang mendengar sebuah lelucon yang konyol."Kenapa? Kamu masih belum puas?" Ekspresi Valdo tampak masam."Tentu saja aku tidak puas. Kamu ingin menyogokku dengan proyek?" Frank pun berhenti basa-basi. "Aku akan tutup mulut asalkan kamu membayar ganti rugi sebesar 2 triliun.""Kenapa kamu tidak pergi merampok saja