Share

Bab 4

Yvonne membereskan kotak obatnya dengan kepala tertunduk. Dia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang dokter sehingga berpesan, "Lukamu nggak boleh terkena air untuk sementara waktu ini, juga harus didisinfeksi 1 kali sehari. Pakai baju yang lebih lebar supaya nggak bergesekan dengan lukamu. Ini obat yang harus dikonsumsi."

Kemudian, Yvonne meletakkan obat tersebut di atas meja. Shawn tidak mengangkat kepalanya sedikit pun, bahkan merespons dengan sangat singkat. Yvonne pun tidak berbicara lagi, melainkan langsung mengangkat kotak obatnya dan berjalan ke luar.

Sesampainya di rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. Yvonne makan siang sebentar di kantin rumah sakit, lalu dipanggil oleh direktur rumah sakit ke ruangannya.

"Aku berniat mengutus Jolene untuk magang di Rumah Sakit Umum Wilayah Militer Kedua," ujar Hank dengan ekspresi tegas, seolah-olah memiliki kesulitan tersendiri.

Yvonne terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Bukannya kamu bilang akan mengutusku ke sana?"

"Kamu juga tahu, peralatan medis canggih di rumah sakit kita disumbang oleh Grup Skyward. Shawn berpesan kepadaku untuk lebih memperhatikan Jolene. Jadi, aku terpaksa mengambil keputusan ini," jelas Hank.

Begitu mendengar nama Shawn, Yvonne tak kuasa merasa agak gugup. Meskipun keduanya menikah atas restu keluarga, mereka tidak pernah bertemu secara sah sampai sekarang. Yvonne hanya pernah melihatnya di majalah ekonomi dan TV. Jadi, pria ini punya hubungan dengan Jolene?

Jantung Yvonne seketika berdetak kencang. Namun, dia tetap bertanya dengan tenang, "Begitu, ya?"

"Ya, tapi kami tetap sangat mengakui profesionalisme dan kemampuanmu," hibur Hank. Di antara para dokter muda, dia paling mengagumi keterampilan medis Yvonne.

"Baiklah," ucap Yvonne sambil menundukkan kepalanya. Lagi pula, istri yang dinikahi secara paksa ini tidak layak untuk disebutkan. Shawn tidak mungkin peduli padanya.

"Aku harus melakukan operasi sore ini. Aku pergi dulu," lanjut Yvonne. Dia tahu bahwa kesempatan ini sudah menjadi milik orang lain.

Hank pun menghela napas, lalu membiarkannya pergi.

Sore hari, Yvonne fokus pada pekerjaannya. Sesudah menyelesaikan 2 operasi, dia sudah sangat lelah. Dia mencuci tangan, lalu melepaskan baju operasi dan duduk di kursi untuk beristirahat.

Tiba-tiba, Jolene menghampirinya. Dia tersenyum sembari berkata, "Yvonne, aku akan mentraktirmu makan."

"Aku masih ada urusan," tolak Yvonne dengan lembut. Lagi pula, hubungan mereka tidak terlalu dekat, hanya sebatas rekan kerja.

Keduanya berasal dari universitas yang sama, juga satu tingkatan. Namun, Jolene sangat suka menarik perhatian serta mendekati orang dengan status yang lebih tinggi. Sementara itu, Yvonne menyukai ketenangan dan gemar membaca. Keduanya seperti orang yang berasal dari dunia yang berbeda. Itu sebabnya, mereka tidak bisa menjadi sahabat.

"Begitu, ya? Sebenarnya, aku mencarimu karena ada urusan," ujar Jolene dengan ekspresi rumit.

Yvonne bangkit untuk menggantung jasnya, lalu berkata tanpa menatap Jolene, "Katakan saja."

Entah mengapa, sejak mengetahui Jolene memiliki hubungan dengan Shawn, Yvonne menjadi semakin ingin menjauhinya.

"Kamu seharusnya sudah tahu dari Pak Hank, 'kan? Maaf sekali, aku nggak tahu kalau ...," jelas Jolene.

"Nggak masalah," sela Yvonne.

Kemudian, Jolene menunduk dan melanjutkan, "Selain itu, apa kamu bisa membantuku merahasiakan kalau aku nggak ada di rumah sakit semalam? Aku sudah mau magang di rumah sakit militer, jangan sampai terjadi masalah."

Alasan ini terdengar kurang masuk akal. Yvonne tahu bahwa Jolene memang tipe orang seperti ini. Dia pun langsung membalas, "Aku nggak akan memberi tahu siapa pun."

Sebenarnya, membantu rekan kerja untuk mengambil alih sif sangat wajar. Biar bagaimanapun, semua orang bisa memiliki masalah mendesak.

Di luar rumah sakit, langit berangsur gelap. Lampu jalanan pun mulai menyala. Terlihat sebuah mobil van mewah di depan pintu masuk. Neil yang duduk di dalam, bertanya dengan agak angkuh, "Gimana? Keterampilan medis adik kelasku bagus, 'kan?"

Shawn duduk dengan culas. Ketika teringat pada penampilan Yvonne yang begitu tenang dan terampil saat mengobati lukanya, Shawn pun mengakui kemampuannya.

"Ada Nona Jolene," ujar Xavier yang duduk di depan.

Shawn pun menurunkan jendelanya. Kemudian, terlihat Jolene yang menghampiri mobil mereka.

Ketika melihat Jolene, Neil mengangkat alisnya seraya bergumam, "Jolene."

"Kamu mengenalnya?" tanya Xavier.

"Ya, dia adik kelasku," jawab Neil sembari mengangguk.

Shawn menengadah dan membatin, 'Wanita ini telah menyelamatkanku kemarin malam. Hari ini, dia juga yang mengobatiku?'

"Apakah dewa jodoh sudah bangun?" gumam Xavier dengan emosional. Dewa jodoh akhirnya bersedia mencarikan wanita untuk majikannya ini?

Neil pun mengernyit dan bertanya, "Apa yang kamu katakan?"

"Pak Shawn," sela Jolene yang telah tiba di samping mobil mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status