Yvonne membereskan kotak obatnya dengan kepala tertunduk. Dia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang dokter sehingga berpesan, "Lukamu nggak boleh terkena air untuk sementara waktu ini, juga harus didisinfeksi 1 kali sehari. Pakai baju yang lebih lebar supaya nggak bergesekan dengan lukamu. Ini obat yang harus dikonsumsi."Kemudian, Yvonne meletakkan obat tersebut di atas meja. Shawn tidak mengangkat kepalanya sedikit pun, bahkan merespons dengan sangat singkat. Yvonne pun tidak berbicara lagi, melainkan langsung mengangkat kotak obatnya dan berjalan ke luar.Sesampainya di rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. Yvonne makan siang sebentar di kantin rumah sakit, lalu dipanggil oleh direktur rumah sakit ke ruangannya."Aku berniat mengutus Jolene untuk magang di Rumah Sakit Umum Wilayah Militer Kedua," ujar Hank dengan ekspresi tegas, seolah-olah memiliki kesulitan tersendiri.Yvonne terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Bukannya kamu bilang akan mengutusku ke sana?""K
Neil datang untuk mencari Yvonne. Lantaran Shawn juga ingin kemari, Neil sekaligus menumpang mobilnya. Ketika melihat Jolene datang, dia membuka pintu mobil dan turun sembari berkata, "Aku pergi dulu."Sesudah Neil pergi, Jolene masuk ke mobil dan duduk di seberang Shawn. Dia merasa agak gugup karena sudah menyadari bahwa Shawn sepertinya salah mengenali orang. Meskipun demikian, dia tahu bahwa dirinya akan mendapat keuntungan jika berhubungan dengan pria ini.Hank selalu memuji keterampilan medis Yvonne. Dia yang tiba-tiba mengubah keputusannya dengan mengutus Jolene magang di Rumah Sakit Umum Wilayah Militer Kedua, sudah pasti karena Shawn. Itu sebabnya, Jolene bertekad tidak akan melepaskan pria ini. Kesempatan sebaik ini tidak akan datang untuk kedua kalinya."Aku sudah memikirkannya," ujar Jolene sambil menatap Shawn.Shawn tidak menyangka bahwa wanita ini akan membuat keputusan secepat itu. Dia menggerakkan tubuhnya dengan tidak acuh, tetapi nyatanya dia merasa sangat penasaran d
Shawn menengadah, lalu mengangkat alisnya. Seketika, suasana menjadi tegang karenanya. Dia merespons dengan singkat, "Hah?"Neil pun menahan kekesalannya. Dia berkata, "Sudahlah. Demi kebahagiaanmu, aku akan melupakan masalah ini."Shawn meliriknya sekilas. Kemudian, dia berujar dengan sorot mata yang suram, "Ya sudah, aku pergi dulu."Xavier menyalakan mesin dan mengemudikan mobil. Sebelum pergi, Neil merasa dia harus melakukan sesuatu untuk Yvonne. Ketika Neil hendak pergi mencarinya, Yvonne kebetulan sudah berjalan ke luar."Yvonne," panggil Neil sembari berjalan ke depan."Aku harus pulang," ujar Yvonne sambil menatap Neil dengan tersenyum.Melihat Yvonne yang begitu murung, Neil berkata, "Yvonne, aku akan berusaha mencari jantung yang cocok untuk ibumu."Begitu teringat pada ibunya, hati Yvonne seketika menegang. Dia berusaha menutupi kesedihannya, tetapi suaranya masih terdengar agak bergetar saat bertanya, "Serius?"Jantung adalah organ yang sangat sulit untuk didapatkan. Bebera
"Selamat pagi, Nona Yvonne. Aku asisten Pak Shawn. Pak Shawn ingin kamu menemuinya, tolong ikut denganku," ujar Xavier.Begitu melihat Xavier, Yvonne sontak tertegun. Kemudian, dia buru-buru menunduk untuk menutupi reaksinya yang jelas-jelas terlihat mengenali Xavier.Ketika Neil menyuruhnya mengobati seorang pasien, pria ini yang membukakan pintu untuknya. Jadi, pria ini asistennya Shawn? Itu artinya, orang yang terluka adalah Shawn?"Nona Yvonne, silakan." Xavier menekan ucapannya saat melihat Yvonne yang hanya terdiam.Yvonne berusaha menenangkan dirinya, lalu menyahut, "Aku masih harus pergi bekerja."Jelas, Yvonne menolak karena tidak ingin bertemu dengan Shawn. Mendengar penolakan ini, Xavier membalas, "Nona Yvonne, pikirkanlah baik-baik. Kalau Pak Shawn marah, kamu bukan hanya akan kehilangan pekerjaan, tapi kariermu sebagai seorang dokter mungkin akan hancur."Ini adalah ancaman terang-terangan. Yvonne mengepalkan tangannya dengan erat. Ayahnya hanya membayar biaya operasi ibun
'Bukankah Shawn menyerahkanku kepada pria mesum itu? Kenapa dia masih muncul di vila ini? Apa dia begitu nggak sabar untuk mentertawakanku? Hehe,' batin Yvonne."Shawn!" Yvonne menunjuk pria kejam itu. Mungkin karena mabuk, nyalinya pun menjadi besar dan tidak kenal takut. Dia membentak, "Kamu benar-benar berengsek!"Raut wajah Shawn seketika menjadi suram. Xavier dan Leah hanya menundukkan kepala, bahkan tidak berani bersuara sedikit pun.Kemudian, Yvonne berjalan dengan terhuyung-huyung. Dia meraih kerah baju Shawn, lalu bertanya, "Kamu kira aku sangat ingin menikah denganmu? Kamu kira dirimu begitu hebat?"Bau alkohol di tubuh Yvonne membuat Shawn mengernyit. Tebersit pula kemarahan pada tatapannya. Shawn meraih pergelangan tangan Yvonne dengan gesit, lalu membalas, "Kamu sudah gila, ya?"Wanita ini berani mengikuti pria yang tak dikenalnya. Shawn ingin membuat Yvonne berinisiatif untuk mundur dari pernikahan mereka, tetapi wanita ini sangat keras kepala. Ketika Yvonne mengikuti Har
"Suruh dia pergi." Shawn mendorong pintu ruang kantornya, lalu memerintahkan, "Buatkan kopi untukku."Selesai mengatakan itu, Shawn berjalan ke arah kantor kerjanya. Namun, sekretaris itu melanjutkan, "Pak Harvey bilang, dia tidak akan pergi sebelum bertemu denganmu."Shawn mendongak untuk melirik si sekretaris sekilas. Melihat ini, sekretaris itu segera menundukkan kepalanya. Pada akhirnya, Shawn duduk sambil membuka kancing jasnya dan memerintahkan, "Bawa dia masuk."Sekretaris itu pun buru-buru membawakan kopi, juga mempersilakan Harvey masuk. Harvey langsung bertanya dengan kesal, "Siapa sebenarnya wanita yang kamu bawa itu?"Shawn mengambil cangkir kopinya, lalu menyuruh sekretarisnya untuk keluar. Sesudah itu, dia baru mendongak dan melirik Harvey sekilas."Lihatlah, dia melukaiku sampai seperti ini. Urat nadi tanganku juga hampir putus," ujar Harvey seraya menunjuk lehernya yang terluka beserta pergelangan tangannya yang dibalut perban.Shawn melirik sekilas cedera yang diderita
Semua orang benar-benar heran sekarang. Benar, mengapa bisa begitu kebetulan? Keduanya sama-sama punya urusan mendesak?Jolene juga merasa ada yang tidak beres. Jika dia hanya salah mendengar barusan, bagaimana dengan sekarang ini? Dia terus menatap Shawn dan Yvonne karena ingin menemukan petunjuk. Akhirnya, dia mencoba bertanya, "Yvonne, kamu ada urusan apa?"Yvonne ingin sekali langsung memberitahunya bahwa dia adalah istri Shawn. Kemudian, Shawn harus menjelaskan dengan susah payah kepada Jolene tentang hubungan mereka ini. Namun, Yvonne tidak berani melakukannya. Bagaimanapun, dia tidak sanggup untuk mengusik pria ini. Dia telah kehilangan kesempatan untuk pergi ke rumah sakit militer dan tidak boleh kehilangan pekerjaannya."Kakekku menyuruhku pulang, sepertinya ada urusan mendesak. Aku nggak bisa menolaknya. Aku juga nggak nyangka Pak Shawn punya urusan. Kebetulan sekali, ya, hehe," jawab Yvonne dengan gugup dan terkekeh-kekeh canggung.Yvonne ingin mengelabui semua orang, tetapi
Suara yang muncul mendadak ini membuat Yvonne terperanjat. Begitu berbalik, lengannya tidak sengaja menyenggol rak dan menjatuhkan kotak tersebut. Seketika, kotak pun terjatuh ke lantai.Shawn menatapnya dengan galak. Amarah yang berkecamuk di hatinya, membuatnya terlihat sangat mengerikan.Yvonne buru-buru menjelaskan, "Aku ... aku nggak sengaja ...." Kemudian, dia buru-buru berjongkok untuk memungut kotak tersebut. Begitu menyentuhnya, pergelangan tangannya sudah diraih dengan erat. Saking besarnya tenaga Shawn, Yvonne merasa tulangnya akan segera hancur.Sakit sekali! Keringat dingin sampai bercucuran dari dahi Yvonne. Di sisi lain, Shawn memelototinya dengan mata memerah. Dia membentak dengan marah, "Singkirkan tanganmu yang kotor itu!"Selesai mengatakan itu, Shawn langsung mengempaskan tangan Yvonne dengan kuat. Tubuh Yvonne yang kehilangan keseimbangan seketika jatuh ke belakang, lalu kepalanya membentur sudut lemari.Rasa sakit yang dahsyat ini membuat Yvonne mati rasa untuk se