Leah menjawab, "Aku kurang tahu. Ini undangannya."Leah tidak tahu karena dia tidak membuka undangan tersebut.Yvonne penasaran, lalu membuka undangan yang diberikan oleh Leah. Yvonne langsung menegakkan tubuh saat membaca nama Neil yang tertera di halaman undangan. "Neil menikah?"Kemudian Yvonne melihat nama mempelai wanita yang akan dinikahi Neil. "Yasmine Lokra."Jadi ini wanita yang dihamili Neil?Raut wajah Yvonne terlihat masam. Cepat sekali Neil berpindah hati, padahal Neil dan Anas baru berpisah beberapa hari yang lalu. Anas pasti sedih kalau mengetahui pernikahan Neil."Hah ...." Yvonne menghela napas.Shawn tidak bergeming. Meskipun bersahabat, Shawn tidak pernah mencampuri kehidupan pribadi Neil. Shawn juga berharap Yvonne tidak banyak bertanya."Neil sudah dewasa, dia bisa membuat keputusan sendiri. Kamu tidak perlu cemas," kata Shawn kepada Yvonne.Yvonne tahu teorinya, tetapi dia turut sedih setiap mengingat Anas. "Aku nggak peduli sama pernikahan Neil, aku mencemaskan
"Sini, mendekat! Kuberi tahu." Shawn tersenyum licik.Yvonne mendekat dengan ragu-ragu sambil menjulurkan kepalanya.Kemudian Shawn menarik pinggang Yvonne dan mendekapnya dengan erat.Yvonne menahan dada Shawn, wajahnya tampak memerah. "Kamu mau ngapain?""Memberi tahu alasan aku tersenyum." Shawn berbisik di telinga Yvonne, nada bicaranya terdengar nakal dan menggoda. "Apakah aku menularkan kepintaranku di tempat tidur?"Yvonne tersipu malu, dia memelototi Shawn dan membentaknya. "Kamu ... nggak tahu malu!"Shawn tersenyum. "Ngapain mesti malu? Kalau aku malu-malu, kita tidak akan punya anak."Yvonne tercengang, bukankah Shawn adalah pria dingin yang arogan? Kenapa sekarang dia justru berperilaku seperti pria mesum?"Sudah, jangan bercanda! Cepat cari dokter untuk membaca hasil CT-Scan ibumu." Yvonne ketakutan melihat Shawn yang bersikap centil.Shawn merasa bisa menjadi dirinya sendiri setiap bersama Yvonne."Em." Shawn sengaja bercanda dengan Yvonne untuk melupakan keresahannya. Na
Belakangan ini Neil sangat sibuk. Dia harus mengurus masalah keluarga, percintaan, dan perusahaan. Dia tidak memiliki waktu untuk bertemu dengan Shawn, ada banyak informasi yang telah dilewatkannya.Yvonne melirik Shawn. Yvonne yakin, Shawn tidak akan inisiatif menceritakan masalah pribadinya kepada orang lain."Pasien itu adalah ibu kandung Shawn," Yvonne mewakili Shawn untuk menjawab pertanyaan Neil."Apa?" Neil tercengang, informasi ini terlalu mengejutkan.Bukankah orang tua Shawn sudah meninggal? Bagaimana ibu kandungnya bisa tiba-tiba muncul?"Kami juga belum tahu bagaimana ibunya bisa selamat," jawab Yvonne.Neil membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna informasi ini. Sulit dipercaya!Meskipun Neil tidak mengetahui jalan pikiran Shawn, dia cukup memahami watak sahabatnya."Aku mengerti .... Ternyata ini alasan kenapa kamu melepaskan Thiago dan Grup Skyward?" Neil yakin dengan tebakannya. Shawn tidak mungkin melepaskan Thiago dengan mudah. Asalkan Shawn memberikan perintah, mak
Yvonne harus tenang, dia tidak boleh panik. "Cepat, lakukan resusitasi jantung.""Tidak ada gunanya." Simon merasa operasi ini tidak mungkin berhasil. Dia sengaja memanggil Yvonne kemari untuk menjadikan Yvonne sebagai kambing hitam."Kata siapa? Belum dicoba!" Yvonne mengabaikan Simon, lalu melakukan semua yang bisa diusahakan.Yvonne menekan dada Danila, satu kali, dua kali .... Penyelamatan semacam ini sangat melelahkan, kepala Yvonne tampak berkeringat dingin.Keringat Yvonne mengalir membasahi wajahnya. "Dia harus selamat, tidak boleh mati! Tidak boleh!"Yvonne tidak mau menyerah, tetapi detak jantung di monitor terus menurun."Sudah tidak ada harapan." Simon berusaha membujuk Yvonne.Yvonne berteriak histeris, "Diam!"Yvonne harus menyelamatkan Danila! Danila tidak boleh meninggal, dia harus diselamatkan!Shawn hanya memiliki satu keluarga yang tersisa, Danila adalah orang yang penting bagi Shawn.Detak jantung di monitor menunjukkan garis lurus."Setengah jam sudah berlalu, dia
Yvonne merasa permintaan ini sangat konyol. "Kamila meninggal akibat keserakahan dan keegoisan Paulo. Benar, Paulo telah menyelamatkan Kamila, tapi Paulo juga yang membunuhnya. Kalau Paulo tidak memasang chip untuk menghalangi ingatannya, Kamila tidak akan mengalami pendarahan otak hingga meninggal. Paulo adalah pembunuh! Sebagai anak kandung Kamila, Shawn memang seharusnya membalaskan dendam kematian ibunya.""Paulo sungguh mencintai Kamila." Simon tega mengorbankan Yvonne karena dia mengetahui semua pengorbanan yang dilakukan Paulo demi melindung Kamila."Paulo mencintai Kamila, tapi apakah Kamila mencintainya? Kalau Kamila mencintainya, kenapa Kamila malah menikah dengan ayahnya Shawn? Apakah Paulo memasang chip tersebut atas seizin Kamila?" Yvonne merasa Paulo terlalu egois. Paulo telah merebut kehidupan Kamila."Aku menolak permintaanmu! Aku tidak akan mengorbankan rumah tanggaku demi kalian. Di mataku, semua yang dilakukan Paulo bukan cinta, tapi ambisi yang gila!"Paulo telah me
Ketika membuka paket tersebut, Yvonne kaget melihat nama pengirimnya.Danila mengirimkan paket kepada Yvonne? Seketika, Yvonne pun langsung merasa gugup.Yvonne bergegas membawa paket tersebut ke ruangannya. Sesampainya di ruangan, Yvonne buru-buru membuka kotak tersebut untuk melihat isinya.Yvonne melihat sebuah kotak berwarna merah dan secarik surat yang tersimpan di dalam kotak paket. Yvonne tertegun selama beberapa saat.Sepertinya kotak ini adalah barang peninggalan Kamila. Dibandingkan dengan kepergian Kamila, Yvonne lebih sedih saat membayangkan reaksi Shawn.Apakah takdir sedang mempermainkan Shawn? Shawn baru menemukan ibu kandungnya, tetapi semua kebahagiaan Shawn malah direbut dalam waktu semalam.Kebahagiaan berlalu begitu saja. Tidak, Shawn bahkan belum sempat berbahagia.Yvonne menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu membuka kotak merah tersebut. Sesaat membuka kotak tersebut, Yvonne melihat sebuah cincin berlian yang menawan.Meskipun tidak mengetahui har
"Hah?" Simon melirik Paulo yang terlihat mengenaskan. "Paulo ...."Yvonne tidak bergeming. Kalau tidak membaca surat yang ditinggalkan Kamila, Yvonne tidak akan kembali ke sini."Aku bersedia melakukan permintaanmu," jawab Yvonne.Simon tercengang, apa yang membuat Yvonne berubah pikiran?Simon meragukan pendengarannya. "Apa katamu?""Aku yang melakukan operasi ini," jawab Yvonne."Tidak perlu, aku yang mencelakainya, semua bukan salahmu. Aku tidak ingin hidup, aku mau menyusul Kamila. Aku tidak membutuhkan pengorbananmu." Paulo bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu memeluk Kamila."Sebenarnya ... ingatannya sudah pulih." Ucapan Yvonne sontak membuat semua orang tercengang.Paulo mematung di tempat, dia berusaha keras untuk mencerna informasi yang diberikan Yvonne. "Apa katamu?"Simon tak kalah terkejut. "Bagaimana kamu tahu?""Kamila menulis surat untukku. Karena tidak tahu alamat rumah, dia mengirimkannya ke rumah sakit. Aku baru membaca suratnya.""Apa kata Kamila?" Paulo memegang k
"Dokter forensik telah memeriksa penyebab kematian Nyonya Besar. Nyonya Besar meninggal akibat dokter yang salah memotong serabut saraf saat operasi berlangsung. Operasi tersebut berisiko sangat tinggi. Bahkan dokter ahli pun belum tentu bisa berhasil. Aku juga telah menanyakan kepada 6 orang untuk memverifikasi dokter yang menangani operasi Nyonya Besar, termasuk Simon dan Kakak Ipar. Mereka mengatakan ...."Meskipun Dylan tidak menyebutkan nama, semua orang memahami maksudnya."Mungkin dia hanya berniat membantu. Dia adalah dokter bedah jantung, bukan ahli saraf. Jadi ...," Xavier berusaha membantu Yvonne untuk menjelaskan.Shawn berdiri membelakangi Dylan dan Xavier. Mereka berdua tidak berani berbicara terlalu banyak."Pergilah," kata Shawn.Dylan dan Xavier saling bertatapan, lalu menjawab secara serentak, "Kondisi ini bisa dimaklumi ....""Pergi! Kalian tidak mengerti?" Shawn memotong ucapan Dylan dan Xavier."Baik." Dylan dan Xavier pun berpamitan.Yvonne bersembunyi di balik te