Share

Bab 373

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Shawn nggak marah, aku yang marah! Kamu sengaja ingin mengadu domba kami? Aku nggak nyangka, ternyata kamu orang seperti ini," jawab Yvonne.

Niat Harvey hanya untuk membuat Shawn marah.

Yvonne sangat marah. Meskipun tahu tindakannya akan merugikan Yvonne, Harvey tetap melakukannya.

Harvey tersenyum canggung. "Aduh, kok kamu berbicara kayak gitu? Kalau Shawn marah dan nggak memercayai kamu, berarti dia nggak mencintai kamu!"

"Enyah dari hadapanku!" kata Yvonne sambil menatap Harvey dengan tajam.

Bukan masalah tidak cinta atau tidak percaya. Jika Shawn berada di posisi Yvonne, Yvonne pun pasti marah mengetahui Shawn bermalam bersama wanita lain. Yvonne dapat memahami kemarahan Shawn.

Apalagi Shawn dan Yvonne belum lama bersama. Mereka masih perlu membina kepercayaan terhadap satu sama lain.

"Kirimkan semua rekaman CCTV tadi malam kepada Shawn," Yvonne memerintahkan.

Harvey tidak bergeming.

Yvonne mengerutkan alis dan bertanya, "Kenapa? Nggak mau? Jangan lupa, aku yang mengoperasi ibumu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 374

    Yvonne tidak banyak bertanya, dia diam mendengarkan percakapan Simon dan Paulo.Yvonne tahu, semua orang memiliki rahasia. Dia bukan orang yang suka mengorek masalah orang lain.Melihat Yvonne yang kelihatan tidak suka bergosip dan cerdas, Paulo pun menjawab, "Baiklah.""Aku akan mengatur semuanya. Besok pagi dia yang akan melakukan pemeriksaan tahap awal. Aku memahami kekhawatiranmu, aku akan membatasi ruang geraknya agar tidak banyak berkomunikasi dengan orang luar," jawab Simon."Baiklah, terima kasih." Paulo bangkit berdiri dan pamit.Setelah Paulo pergi, Yvonne masih tidak bergeming.Simon mengangguk puas dan bertanya, "Kamu tidak penasaran?""Penasaran, tapi mengorek rahasia orang bukanlah tindakan yang etis," jawab Yvonne.Simon tersenyum, lalu menarik lacinya dan mengeluarkan sebuah dokumen. Sesaat melihat dokumen yang dikeluarkan, Yvonne langsung membelalak.Dokumen tersebut berisi riwayat pasien yang memiliki wajah mirip dengan ibunya Shawn.Jadi, barusan Simon dan Paulo seda

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 375

    Kalau dibilang berhubungan, kedua orang tua Shawn telah meninggal. Namun kalau dibilang tidak berhubungan, wajah wanita itu sangat mirip dengan ibunya Shawn.Besok pagi Yvonne akan bertemu dengan wanita itu. Yvonne bukanlah orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tetapi masalah ini menyangkut kehidupan Shawn. Jadi Yvonne harus mencari tahu apa hubungan Paulo dengan wanita itu.Ditambah, sepertinya Paulo tidak ingin orang lain mengetahui tentang wanita tersebut. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.Setelah mengatur ruang CT-Scan dan ruang operasi, Yvonne kembali ke ruangan Simon untuk mencarinya. Namun Simon sedang tidak berada di tempat.Yvonne membuka laci kerja Simon dengan ragu-ragu. Pada akhirnya dia tetap memberanikan diri untuk membuka dokumen yang berisi data diri pasien.Sesaat membaca riwayat penyakitnya, Yvonne terkejut hingga membelalak. Berdasarkan catatan riwayat, Simon pernah mengoperasi kepala wanita yang bernama Danila ini.Simon adalah dokter bedah jantung, kena

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 376

    Neil menghentikan langkahnya, lalu menoleh dan berkata, "Jangan tanya apa-apa. Anas benar, aku yang salah."Yvonne tak dapat berbuat banyak, dia mengangguk sambil menjawab, "Jaga dirimu baik-baik."Neil menarik napas panjang, lalu pergi meninggalkan rumah sakit, sedangkan Yvonne kembali bekerja.....Di kediaman Keluarga Staford.Anas sedang membereskan barang-barangnya dengan dibantu Samantha."Kalau kami kangen Yvonne, sering-seringlah main ke sini, anggap saja rumah sendiri. Ini adalah kamarmu, kamu boleh datang kapan saja," kata Samantha dengan lembut.Anas yang sejak tadi berusaha tegar pun tak dapat membendung air matanya. Dia meneteskan air mata dan memeluk Samantha. "Terima kasih, Bi.""Jangan sungkan." Samantha menepuk pundak Anas."Kamu adalah sahabatnya Yvonne. Sebelumnya kamu telah banyak membantu kami di saat-saat susah. Aku sudah menganggapmu seperti anak sendiri." Smaantha tersenyum lembut.Anas menangis dan terharu saat mendengar ucapan Samantha.Setelah selesai mengema

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 377

    Harvey menantang Shawn secara frontal."Oh ya?" Shawn tersenyum sinis, suaranya yang rendah mengandung amarah yang besar.Harvey menatap Shawn dengan waspada. "Iya. Kalau kamu melihatnya, kamu pasti bakal marah. Tidak ada terjadi apa-apa di antara aku dan Yvonne. Aku menghapus semua rekaman CCTV karena takut kamu salah paham."Semakin Harvey berusaha menjelaskan, Shawn justru makin curiga."Pasti terjadi sesuatu yang memalukan, makanya kamu menghapus rekaman CCTV." Xavier muak melihat Harvey. Di mata Xavier, Harvey adalah pria yang tidak tahu malu.Harvey terjebak di dalam permainan sendiri, ekspresi Shawn juga terlihat sangat muram. Apakah Harvey harus lanjut menjelaskan?Jika Harvey lanjut menjelaskan atau menunjukkan video yang ada di ponsel, apakah Shawn akan makin salah paham?Sudahlah ...."Kami tidak melakukan apa-apa. Terserah mau percaya atau tidak." Harvey membalikkan badan dan pergi.Harvey berlari, dia takut ditangkap Shawn. Gerak-gerik Harvey mencurigakan, tidak aneh kalau

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 378

    Xavier mengerti kenapa Harvey menghapus rekaman tersebut. Xavier sendiri pun ketakutan untuk menunjukkan rekamannya kepada Shawn.Harvey tidak menyangka ada orang akan meretas komputernya, makanya dia tidak pernah mengatur kata sandi. Ditambah, Harvey juga menaruh folder rekaman CCTV di desktop sehingga Xavier tidak perlu bersusah payah.Begitu berhasil meretas komputer Harvey, Xavier langsung menyalin rekaman tersebut tanpa perlu meretas kata sandi.Xavier telah memeriksa seluruh rekaman tersebut, makanya dia ragu untuk menunjukkannya kepada Shawn. Xavier saja marah saat melihatnya, apalagi Shawn?"Pak, mungkin ada salah paham ...," kata Xavier saat memperhatikan ekspresi Shawn.Raut wajah Shawn terlihat dingin. Seandainya Harvey tidak menjelaskan, mungkin Shawn tidak akan semarah ini. Namun mengingat semua penjelasan Harvey, amarah di hati Shawn terasa bergejolak. Ditambah dengan Xavier yang begitu ketakutan, Shawn yakin ada yang tidak beres."Bi!" Shawn memanggil Leah."Iya, Tuan?"

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 379

    Sesaat melihat Harvey, suasana hati Yvonne sontak berubah 180 derajat."Jadi ini masalah yang kamu bilang penting?" Yvonne bertanya kepada Niko.Niko tidak mengerti kenapa Yvonne marah. "Harvey meminta bantuanku, makanya aku mengajakmu ke sini. Aku merasa ini bukan permintaan yang sulit, lagi pula dia juga membantuku untuk mengumpulkan bukti pembunuhan yang dilakukan Jolene. Aku nggak bisa menolaknya ...."Harvey bergegas meminta maaf. "Aku salah, aku tahu kamu marah, aku tahu kamu nggak mau bertemu aku, makanya aku meminta bantuan Niko. Yvonne berikan aku kesempatan untuk meminta maaf."Yvonne tidak ingin memperpanjang masalah ini. "Aku harap, kamu berhenti bersikap kekanak-kanakan. Aku sudah nggak marah, kamu nggak perlu minta maaf. Aku masih ada urusan, aku harus pergi."Harvey menarik pergelangan tangan Yvonne. "Mumpung sudah sampai, aku ingin mengajakmu makan bersama. Hidangan di restoran ini sangat lezat.""Lepaskan!" kata Yvonne dengan ekspres dingin."Kenapa kamu selalu bersika

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 380

    Niko menghentikan mobilnya di tepi jalan. "Ada apa?"Yvonne menatap ke luar jendela, dia sedang melihat wanita yang berjalan memasuki hotel.Ketika melihat Yvonne yang membuka pintu mobil, Niko bertanya dengan kebingungan, "Kak, kenapa?"Yvonne beranjak keluar sambil menjawab, "Cari tempat parkir, lalu susul aku."Niko tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tetap mematuhi perintah Yvonne.Setelah memarkir mobilnya, Niko menyusul Yvonne masuk ke dalam hotel. Yvonne sedang bertanya kepada resepsionis, "Aku mau memesan kamar di sebelah kamar wanita yang baru masuk tadi.""Wanita yang mana?" tanya resepsionis.Yvonne menjawab, "Wanita yang barusan masuk, Bu Danila.""Oh." Resepsionis pun mengerti. "Kamarnya dipesan oleh Pak ....""Pak Paulo," jawab Yvonne.Mendengar Yvonne mengenal Paulo, resepsionis bertanya, "Anda mengenal Pak Paulo?""Kenal." Yvonne mengangguk.Karena Yvonne mengenal Paulo dan Danila, resepsionis bersedia memberikan kamar yang berada di samping Danila."Pak Paulo dan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 381

    Wanita tersebut berdiri di depan pintu, rambutnya yang panjang terurai indah ke belakang. Dia mengenakan gaun berwarna putih, riasan wajah yang tipis, dan anting mutiara yang sederhana. Penampilannya tampak menawan."Kamu siapa?" tanya wanita tersebut.Yvonne menatap wanita yang berdiri di hadapannya, wajahnya benar-benar mirip dengan di foto.Yvonne terbangun dari lamunannya dan menjawab, "Tolong aku ...."Niko menarik Yvonne sambil membentaknya, "Ikut aku masuk! Kamu harus diberi pelajaran. Kamu pikir bisa kabur dengan mudah?"Yvonne menatap Danila dengan tatapan memelas. "Kalau aku ikut, dia akan menghabisiku. Tolong aku."Danila kasihan melihat Yvonne yang dijambak dan ditarik oleh Niko. "Lepaskan wanita ini. Kalau tidak, aku akan lapor polisi.""Jangan ikut campur!" Niko menunjukkan wajah bengis, dia terlihat seperti penjahat sungguhan.Niko memiliki bakat menjadi aktor, aktingnya sama sekali tidak terlihat seperti dipaksakan.Danila mengerutkan alis. "Di sini ada kamera pengawas.

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status