Sesudah mengakhiri panggilan, Shawn langsung melemparkan ponselnya ke atas meja. Yvonne pun tercengang hingga berdiri diam di samping tanpa berani bersuara. Orang biasa sekalipun tidak akan bisa menerima kekasih mereka berhubungan dengan mantan, apalagi Shawn yang begitu sombong."Errr ...," ucap Yvonne dengan lirih. Shawn sedang marah besar sehingga keberadaan Yvonne sangat mengganggunya untuk sekarang. Lantaran tidak bisa tenang, Shawn mondar-mandir tanpa henti, juga menggertakkan giginya dengan geram. Terpancar kemarahan yang tak terkendali dari sorot matanya.Shawn tahu bahwa dirinya begitu marah, karena wanita yang diinginkannya ternyata begitu murahan. Kenangan indah malam itu seketika hancur. Dia tidak bisa berlama-lama di tempat ini karena suara yang menjijikkan itu terus terngiang di telinganya. Jadi, Shawn bergegas meninggalkan ruang privat.Yvonne tanpa sadar mengikutinya. "Pak Shawn ...."Shawn yang murka sontak berteriak, "Minggir!"Yvonne langsung menghentikan langkah kak
Lagi pula, memang Shawn yang memperkenalkan wanita ini kepadanya. Itu sebabnya, Harvey sama sekali tidak peduli.Begitu mendengar jawaban ini, Yvonne langsung merasa kecewa. Ternyata, Shawn ingin menjebaknya lagi."Aku punya ruang privat pribadi di sini. Kita akan bersenang-senang nanti. Sebenarnya, aku merasa aneh. Kenapa Shawn nggak mau mencicipi wanita sepertimu? Jangan-jangan, dia memang nggak suka pada wanita?" ucap Harvey seraya menatap Yvonne.Shawn sudah jomblo selama bertahun-tahun. Siapa pun yang mengenalnya pasti tahu bahwa pria ini hanya memiliki teman pria. Banyak orang yang mengatakan bahwa dia impoten atau gay. Pokoknya, pria ini memang tidak terlihat normal.Yvonne pun tersenyum sinis mendengarnya. Bukannya Shawn tidak menyukai wanita, pria ini hanya tidak menyukai dirinya! Lihatlah Shawn yang begitu marah saat melihat Jolene masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. Dia semarah ini tentu karena peduli pada Jolene."Tapi, aku harus berterima kasih pada Shawn. Tanpa ba
Di ruang tamu, terlihat Kayla Gaboury yang mengenakan piama sutra dan duduk di sofa dengan postur seksi. Ketika melihat Yvonne, Kayla mengangkat alisnya seraya berkata, "Oh, ternyata Yvonne."Yvonne seketika mengepalkan tangannya dengan erat. Selama ibunya sakit-sakitan, wanita murahan ini tinggal di kediaman Keluarga Staford? Kemudian, tatapannya tertuju pada pergelangan tangan Kayla yang mengenakan gelang giok mahal. Sepertinya, Calvin sudah menjadi kaya karena uang pemberian Keluarga Jamison.Yvonne merasa sangat getir melihat situasi ini. Dia berkata dengan dingin, "Aku mau bertemu Calvin."Kayla menyibakkan rambut merahnya yang keriting, lalu membalas, "Ayahmu nggak ada di rumah."Yvonne langsung berbalik mendengarnya. Tiba-tiba, Kayla menghentikannya. "Sebentar. Kamu bukan datang untuk meminta uang, 'kan? Kamu sudah menjadi Nyonya Muda Keluarga Jamison, masa masih kekurangan uang? Biar kuberi tahu dulu, kami nggak akan memberimu sepeser pun. Biaya pengobatan ibumu itu sudah sanga
Xavier bertemu dengan Shawn yang memasuki area kantor. Dia bergegas maju untuk menyapa, "Pak Shawn."Shawn meliriknya sekilas, lalu bertanya dengan jengkel, "Kamu sudah menyelidiki hal itu?"Xavier pun menggerutu dalam hati, 'Memangnya aku bisa jurus 1.000 bayangan? Pekerjaanku hari ini sangat banyak.'"Be ... belum, aku mau keluar untuk menyelidikinya sekarang," jawab Xavier dengan gugup. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bosnya ini begitu marah?Saat ini, sekretaris perusahaan menghampiri dan melapor, "Pak Shawn, resepsionis bilang ada wanita yang ingin bertemu denganmu.""Apa itu Jolene ...." Xavier masih ingin melanjutkan kata-katanya, tetapi dia melihat raut wajah Shawn sangat suram dan terlihat marah. Dia buru-buru menutup mulutnya.Suasana seketika menjadi tegang. Kemudian, Shawn memerintahkan dengan dingin, "Xavier, bawa dia ke atas.""Baik." Tidak berselang lama, Xavier pun membawa Jolene ke ruang kantor presdir. Shawn berdiri di samping meja kerja. Dia melepaskan jasnya, l
Shawn menarik dasinya dengan kesal sambil mendengkus dingin. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa wanita yang berhubungan dengannya pada malam itu masih perawan. Sementara itu, Jolene sudah memiliki kekasih. Dilihat dari hubungan mereka yang begitu mesra, Jolene pasti sudah pernah berhubungan intim dengan kekasihnya itu."Kamera pengawas dirusak seseorang waktu itu sehingga tidak meninggalkan bukti apa pun. Aku akan pergi memeriksanya lagi. Mungkin saja, ada sesuatu yang salah. Alangkah bagusnya kalau Pak Shawn memberi wanita itu barang sebagai tanda pengenalan malam itu," keluh Xavier sembari mengurus pekerjaannya."Sebentar," ujar Shawn untuk menghentikannya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Lupakan saja masalah ini."Jika dipikirkan kembali, mana ada wanita baik-baik yang bersedia berhubungan intim dengan pria asing? Wanita itu menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Shawn, lalu Shawn berharap dia adalah wanita yang suci? Permintaannya ini terlalu tinggi. Bagi Shawn, semua ini
Selama bekerja beberapa tahun ini, Yvonne tidak memiliki simpanan apa pun karena gajinya selalu digunakan untuk membayar biaya pengobatan ibunya. Lantaran tidak bisa menjadi dokter lagi, dia terpaksa melakukan pekerjaan lain untuk sementara waktu ini. Dia hanya bisa merelakan impiannya menjadi dokter militer.Bukannya Yvonne menyerah, tetapi dia terpaksa menerima kenyataan ini. Jika masih ada kesempatan, dia tentu akan menjadi dokter kembali. Setelah keluar dari rumah sakit, dia pun menaiki taksi untuk kembali ke vila."Nyonya, kamu sakit? Kenapa wajahmu begitu pucat?" tanya Leah begitu melihat Yvonne pulang."Nggak," jawab Yvonne sambil menggeleng. Kemudian, dia melepaskan sepatunya dan berjalan masuk."Kamu nggak kerja hari ini?" tanya Leah lagi. Yvonne selalu sibuk sebelumnya, bahkan terkadang harus piket malam.Mendengar ini, Yvonne seketika merasa sedih. Dia mendongak menatap Leah. Dia memang seharusnya bekerja sekarang, tetapi ...."Aku cuti hari ini," sahut Yvonne sembari tersen
Yvonne tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Setelah mendongak dan menatap Shawn sejenak, dia baru mengerti maksud pria ini. Namun, Yvonne tidak menanggapinya karena tahu bahwa Shawn pasti akan mengejeknya lagi. Dia pun menunduk dan makan dengan suapan besar, agar makanannya segera habis.Shawn mengernyit melihat Yvonne yang mengabaikannya. Kemudian, dia bertanya, "Untuk apa makan secepat itu? Tidak ada yang berebut makanan denganmu."Shawn merasa dirinya sendiri sangat aneh. Entah mengapa, ketika melihat Yvonne yang makan dengan begitu lahap, dia sama sekali tidak merasa wanita ini tidak sopan. Sebaliknya, dia justru merasa tingkah Yvonne cukup menggemaskan. Yvonne jauh lebih natural daripada para wanita yang selalu pura-pura bersikap anggun.Sesudah menghabiskan makanannya, Yvonne meminum air. Kemudian, dia menimpali dengan galak, "Terserah aku mau bagaimana, apa urusannya denganmu!"Lagi pula, Yvonne sudah kehilangan pekerjaannya sekarang gara-gara Shawn. Tidak ada lagi yang perlu ditak
"Berhenti berpura-pura. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Kamu pasti sangat kecewa karena pria itu gagal menodaiku, 'kan?" tanya Yvonne sambil menggertakkan giginya dan berusaha menahan emosinya.Shawn sontak melemparkan Yvonne, lalu berteriak, "Aku tidak melakukannya!"Yvonne hampir terjatuh ke lantai. Untungnya, ada Leah yang memapahnya sehingga dia bisa berdiri dengan stabil."Kamu adalah istriku. Dengan statusmu itu, aku tidak mungkin menyuruh pria lain menodaimu. Siapa juga yang mau istrinya bercinta dengan pria lain!" seru Shawn. Kemudian, dia bertanya dengan wajah suram, "Siapa pria itu?"Yvonne menatap Shawn. Berdasarkan sikap pria ini, dia tidak mungkin menyangkal kalau memang dia yang melakukannya. Bagaimanapun, Shawn sangat sombong. Dia bukan tipe orang yang tidak berani mengakui perbuatannya."Cepat beri tahu aku, siapa orangnya!" desak Shawn yang tidak mengerti mengapa dia merasa kesal mendengar Yvonne hampir dinodai oleh pria lain."Pria waktu itu ...," jawab Yvonne. Se