Share

Bab 22

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Shawn menarik dasinya dengan kesal sambil mendengkus dingin. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa wanita yang berhubungan dengannya pada malam itu masih perawan. Sementara itu, Jolene sudah memiliki kekasih. Dilihat dari hubungan mereka yang begitu mesra, Jolene pasti sudah pernah berhubungan intim dengan kekasihnya itu.

"Kamera pengawas dirusak seseorang waktu itu sehingga tidak meninggalkan bukti apa pun. Aku akan pergi memeriksanya lagi. Mungkin saja, ada sesuatu yang salah. Alangkah bagusnya kalau Pak Shawn memberi wanita itu barang sebagai tanda pengenalan malam itu," keluh Xavier sembari mengurus pekerjaannya.

"Sebentar," ujar Shawn untuk menghentikannya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Lupakan saja masalah ini."

Jika dipikirkan kembali, mana ada wanita baik-baik yang bersedia berhubungan intim dengan pria asing? Wanita itu menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Shawn, lalu Shawn berharap dia adalah wanita yang suci? Permintaannya ini terlalu tinggi. Bagi Shawn, semua ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Bayumi
kisah cinta yg indah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 23

    Selama bekerja beberapa tahun ini, Yvonne tidak memiliki simpanan apa pun karena gajinya selalu digunakan untuk membayar biaya pengobatan ibunya. Lantaran tidak bisa menjadi dokter lagi, dia terpaksa melakukan pekerjaan lain untuk sementara waktu ini. Dia hanya bisa merelakan impiannya menjadi dokter militer.Bukannya Yvonne menyerah, tetapi dia terpaksa menerima kenyataan ini. Jika masih ada kesempatan, dia tentu akan menjadi dokter kembali. Setelah keluar dari rumah sakit, dia pun menaiki taksi untuk kembali ke vila."Nyonya, kamu sakit? Kenapa wajahmu begitu pucat?" tanya Leah begitu melihat Yvonne pulang."Nggak," jawab Yvonne sambil menggeleng. Kemudian, dia melepaskan sepatunya dan berjalan masuk."Kamu nggak kerja hari ini?" tanya Leah lagi. Yvonne selalu sibuk sebelumnya, bahkan terkadang harus piket malam.Mendengar ini, Yvonne seketika merasa sedih. Dia mendongak menatap Leah. Dia memang seharusnya bekerja sekarang, tetapi ...."Aku cuti hari ini," sahut Yvonne sembari tersen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 24

    Yvonne tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Setelah mendongak dan menatap Shawn sejenak, dia baru mengerti maksud pria ini. Namun, Yvonne tidak menanggapinya karena tahu bahwa Shawn pasti akan mengejeknya lagi. Dia pun menunduk dan makan dengan suapan besar, agar makanannya segera habis.Shawn mengernyit melihat Yvonne yang mengabaikannya. Kemudian, dia bertanya, "Untuk apa makan secepat itu? Tidak ada yang berebut makanan denganmu."Shawn merasa dirinya sendiri sangat aneh. Entah mengapa, ketika melihat Yvonne yang makan dengan begitu lahap, dia sama sekali tidak merasa wanita ini tidak sopan. Sebaliknya, dia justru merasa tingkah Yvonne cukup menggemaskan. Yvonne jauh lebih natural daripada para wanita yang selalu pura-pura bersikap anggun.Sesudah menghabiskan makanannya, Yvonne meminum air. Kemudian, dia menimpali dengan galak, "Terserah aku mau bagaimana, apa urusannya denganmu!"Lagi pula, Yvonne sudah kehilangan pekerjaannya sekarang gara-gara Shawn. Tidak ada lagi yang perlu ditak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 25

    "Berhenti berpura-pura. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Kamu pasti sangat kecewa karena pria itu gagal menodaiku, 'kan?" tanya Yvonne sambil menggertakkan giginya dan berusaha menahan emosinya.Shawn sontak melemparkan Yvonne, lalu berteriak, "Aku tidak melakukannya!"Yvonne hampir terjatuh ke lantai. Untungnya, ada Leah yang memapahnya sehingga dia bisa berdiri dengan stabil."Kamu adalah istriku. Dengan statusmu itu, aku tidak mungkin menyuruh pria lain menodaimu. Siapa juga yang mau istrinya bercinta dengan pria lain!" seru Shawn. Kemudian, dia bertanya dengan wajah suram, "Siapa pria itu?"Yvonne menatap Shawn. Berdasarkan sikap pria ini, dia tidak mungkin menyangkal kalau memang dia yang melakukannya. Bagaimanapun, Shawn sangat sombong. Dia bukan tipe orang yang tidak berani mengakui perbuatannya."Cepat beri tahu aku, siapa orangnya!" desak Shawn yang tidak mengerti mengapa dia merasa kesal mendengar Yvonne hampir dinodai oleh pria lain."Pria waktu itu ...," jawab Yvonne. Se

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 26

    Harvey mengangguk untuk mengakui. Dia memang tertarik pada Yvonne, tetapi tidak tahu apa yang disukainya dari wanita ini. Mungkin, karena wanita ini sulit untuk ditaklukkan? Pokoknya, dia memiliki kesan yang cukup mendalam terhadap Yvonne yang terus melukainya.Shawn tahu bahwa Harvey tidak berhasil menodai Yvonne sehingga amarahnya mereda. Namun, ketika mendengar Harvey menyukai Yvonne, amarahnya kembali berkecamuk, bahkan jauh lebih dahsyat dari sebelumnya."Apa yang kamu sukai darinya?" tanya Shawn. Dia benar-benar tidak tahu apa keunggulan yang dimiliki Yvonne. Memangnya apa yang pantas disukai dari wanita itu? Apa lagi yang dia miliki selain sikapnya yang genit?"Aku juga nggak tahu. Pokoknya, aku ingin mendapatkannya," jawab Harvey tanpa berpikir sedetik pun.Shawn mengernyit mendengarnya. Dia merasa jengkel, seolah-olah barang miliknya diincar seseorang. Kemudian, Shawn berteriak dengan nada memperingatkan, "Menjauhlah darinya!"Harvey pun tampak heran. Apa yang terjadi? Setelah

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 27

    Shawn menatap tubuh Yvonne yang indah. Tatapannya menjadi agak mendalam, sementara sorot matanya menjadi agak bergairah. Dia berusaha keras menahan diri, lalu bertanya, "Kamu kira bisa merayuku dengan cara seperti ini?"Faktanya, Shawn memang tergoda dengan tubuh Yvonne. Hanya saja, harga dirinya tidak mengizinkan dia untuk memiliki pemikiran apa pun terhadap Yvonne."Aku ... aku nggak bermaksud begitu," timpal Yvonne yang menarik handuk untuk menutupi tubuhnya."Lain kali, jangan pernah memperlihatkan tubuhmu yang kotor itu di hadapanku!" Selesai mengatakan ini, Shawn langsung keluar dengan membanting pintu. Dia bergegas berjalan ke kamar di samping agar tidak melihat Yvonne lagi. Hanya saja, tubuh Yvonne yang seksi terus muncul di benaknya, bak adegan film paling seru yang terus berulang.Shawn benar-benar tidak bisa mengendalikan pikirannya. Saking gelisahnya, dia pun menarik dasinya. Jelas-jelas dasinya tidak ketat, tetapi dia merasa sangat sesak sekarang. Suasana hati yang buruk i

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 28

    Yvonne menjawab, "Nggak." Hubungannya dengan Shawn hanya sebatas status. Jadi, dia memang tidak punya pacar.Everly seketika tersenyum lebar. Dia merangkul lengan Yvonne dengan mesra, lalu berkata, "Aku butuh bantuanmu."Everly memiliki karakter yang baik. Dia sangat menjaga Yvonne selama beberapa hari ini. Namun, sikapnya yang seperti ini justru membuat Yvonne merasa tidak nyaman.Yvonne perlahan-lahan menarik lengannya, lalu membalas, "Katakan saja. Aku pasti membantumu kalau bisa. Tapi, kalau nggak bisa, aku hanya bisa minta maaf."Everly ragu-ragu sejenak, sebelum menjelaskan, "Suamiku adalah bos Farmasi Robust. Dia memiliki tim sendiri. Beberapa tahun ini, mereka terus meneliti obat untuk kanker. Mereka telah menginvestasi banyak uang dan akhirnya ada sedikit kemajuan sekarang. Tapi, mereka kekurangan dana. Dia ingin mencari investor, tapi nggak semua orang ingin berinvestasi.""Sekarang, ada perusahaan yang ingin berinvestasi untuknya. Mereka sudah membuat janji temu hari itu, ta

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 29

    Ketika Shawn melangkah masuk, Yvonne sontak tercengang hingga sekujur tubuhnya menegang.Aiden bangkit dari kursinya, lalu menyapa dengan hormat, "Pak Shawn."Tatapan Shawn seketika tertuju pada Yvonne. Wanita ini biasanya tidak memakai riasan apa pun. Dia juga selalu mengenakan pakaian tertutup, tidak seperti hari ini yang mengenakan gaun bertali. Warna gaunnya yang merah, membuat kulitnya terlihat semakin putih.Ketika melihat Yvonne hanya terdiam, Aiden segera menariknya dan berkata, "Ayo, cepat berdiri, sapa Pak Shawn."Begitu Aiden menyentuh lengan Yvonne, tatapan Shawn menjadi agak suram. Untung saja, pikirannya masih jernih. Jika tidak, dia mungkin sudah menerjang dan menarik Yvonne ke tempatnya.Yvonne segera berdiri. Gaun yang pas badan ini memperlihatkan lekukan tubuhnya dengan sempurna, membuatnya terlihat lebih menawan dari biasanya.Shawn mengejapkan matanya yang memancarkan cahaya dingin. Di sisi lain, Yvonne merasa sangat gugup sekarang. Dia tidak menyangka bahwa pria ya

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 30

    Beberapa hari ini, Shawn tidak pulang ke vilanya karena tidak ingin kejadian hari itu terulang lagi. Tanpa diduga, wanita ini malah tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia bahkan muncul dengan gaun yang begitu menggoda. Dilihat dari riasannya ini, dia pasti ingin merayu pria. Rasanya, Shawn ingin sekali mencekiknya.Jika pria yang datang hari ini bukan Shawn, apakah Yvonne akan bersikap genit dengan pria lain? Shawn merasa semakin kesal saat memikirkannya. Kemarahannya tidak terkendali lagi, hingga menguasai akal sehatnya. Dia ingin sekali memiliki Yvonne untuk sekarang!Shawn menyerbu dengan sangat cepat, sampai Yvonne tidak bisa mengetahui apa yang ingin dilakukan pria ini. Ketika bereaksi kembali, dia pun mendapati bahwa bibirnya telah dicium Shawn."Hmm!" Yvonne berusaha untuk melepaskan diri. Namun, begitu dia bergerak, kedua tangannya telah ditahan Shawn di belakang kursi.Shawn mencium dengan ganas tanpa sedikit pun kelembutan. Ciuman ini bak hukuman untuk Yvonne. Bibir Yvonne teras

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status