"Berhenti berpura-pura. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Kamu pasti sangat kecewa karena pria itu gagal menodaiku, 'kan?" tanya Yvonne sambil menggertakkan giginya dan berusaha menahan emosinya.Shawn sontak melemparkan Yvonne, lalu berteriak, "Aku tidak melakukannya!"Yvonne hampir terjatuh ke lantai. Untungnya, ada Leah yang memapahnya sehingga dia bisa berdiri dengan stabil."Kamu adalah istriku. Dengan statusmu itu, aku tidak mungkin menyuruh pria lain menodaimu. Siapa juga yang mau istrinya bercinta dengan pria lain!" seru Shawn. Kemudian, dia bertanya dengan wajah suram, "Siapa pria itu?"Yvonne menatap Shawn. Berdasarkan sikap pria ini, dia tidak mungkin menyangkal kalau memang dia yang melakukannya. Bagaimanapun, Shawn sangat sombong. Dia bukan tipe orang yang tidak berani mengakui perbuatannya."Cepat beri tahu aku, siapa orangnya!" desak Shawn yang tidak mengerti mengapa dia merasa kesal mendengar Yvonne hampir dinodai oleh pria lain."Pria waktu itu ...," jawab Yvonne. Se
Harvey mengangguk untuk mengakui. Dia memang tertarik pada Yvonne, tetapi tidak tahu apa yang disukainya dari wanita ini. Mungkin, karena wanita ini sulit untuk ditaklukkan? Pokoknya, dia memiliki kesan yang cukup mendalam terhadap Yvonne yang terus melukainya.Shawn tahu bahwa Harvey tidak berhasil menodai Yvonne sehingga amarahnya mereda. Namun, ketika mendengar Harvey menyukai Yvonne, amarahnya kembali berkecamuk, bahkan jauh lebih dahsyat dari sebelumnya."Apa yang kamu sukai darinya?" tanya Shawn. Dia benar-benar tidak tahu apa keunggulan yang dimiliki Yvonne. Memangnya apa yang pantas disukai dari wanita itu? Apa lagi yang dia miliki selain sikapnya yang genit?"Aku juga nggak tahu. Pokoknya, aku ingin mendapatkannya," jawab Harvey tanpa berpikir sedetik pun.Shawn mengernyit mendengarnya. Dia merasa jengkel, seolah-olah barang miliknya diincar seseorang. Kemudian, Shawn berteriak dengan nada memperingatkan, "Menjauhlah darinya!"Harvey pun tampak heran. Apa yang terjadi? Setelah
Shawn menatap tubuh Yvonne yang indah. Tatapannya menjadi agak mendalam, sementara sorot matanya menjadi agak bergairah. Dia berusaha keras menahan diri, lalu bertanya, "Kamu kira bisa merayuku dengan cara seperti ini?"Faktanya, Shawn memang tergoda dengan tubuh Yvonne. Hanya saja, harga dirinya tidak mengizinkan dia untuk memiliki pemikiran apa pun terhadap Yvonne."Aku ... aku nggak bermaksud begitu," timpal Yvonne yang menarik handuk untuk menutupi tubuhnya."Lain kali, jangan pernah memperlihatkan tubuhmu yang kotor itu di hadapanku!" Selesai mengatakan ini, Shawn langsung keluar dengan membanting pintu. Dia bergegas berjalan ke kamar di samping agar tidak melihat Yvonne lagi. Hanya saja, tubuh Yvonne yang seksi terus muncul di benaknya, bak adegan film paling seru yang terus berulang.Shawn benar-benar tidak bisa mengendalikan pikirannya. Saking gelisahnya, dia pun menarik dasinya. Jelas-jelas dasinya tidak ketat, tetapi dia merasa sangat sesak sekarang. Suasana hati yang buruk i
Yvonne menjawab, "Nggak." Hubungannya dengan Shawn hanya sebatas status. Jadi, dia memang tidak punya pacar.Everly seketika tersenyum lebar. Dia merangkul lengan Yvonne dengan mesra, lalu berkata, "Aku butuh bantuanmu."Everly memiliki karakter yang baik. Dia sangat menjaga Yvonne selama beberapa hari ini. Namun, sikapnya yang seperti ini justru membuat Yvonne merasa tidak nyaman.Yvonne perlahan-lahan menarik lengannya, lalu membalas, "Katakan saja. Aku pasti membantumu kalau bisa. Tapi, kalau nggak bisa, aku hanya bisa minta maaf."Everly ragu-ragu sejenak, sebelum menjelaskan, "Suamiku adalah bos Farmasi Robust. Dia memiliki tim sendiri. Beberapa tahun ini, mereka terus meneliti obat untuk kanker. Mereka telah menginvestasi banyak uang dan akhirnya ada sedikit kemajuan sekarang. Tapi, mereka kekurangan dana. Dia ingin mencari investor, tapi nggak semua orang ingin berinvestasi.""Sekarang, ada perusahaan yang ingin berinvestasi untuknya. Mereka sudah membuat janji temu hari itu, ta
Ketika Shawn melangkah masuk, Yvonne sontak tercengang hingga sekujur tubuhnya menegang.Aiden bangkit dari kursinya, lalu menyapa dengan hormat, "Pak Shawn."Tatapan Shawn seketika tertuju pada Yvonne. Wanita ini biasanya tidak memakai riasan apa pun. Dia juga selalu mengenakan pakaian tertutup, tidak seperti hari ini yang mengenakan gaun bertali. Warna gaunnya yang merah, membuat kulitnya terlihat semakin putih.Ketika melihat Yvonne hanya terdiam, Aiden segera menariknya dan berkata, "Ayo, cepat berdiri, sapa Pak Shawn."Begitu Aiden menyentuh lengan Yvonne, tatapan Shawn menjadi agak suram. Untung saja, pikirannya masih jernih. Jika tidak, dia mungkin sudah menerjang dan menarik Yvonne ke tempatnya.Yvonne segera berdiri. Gaun yang pas badan ini memperlihatkan lekukan tubuhnya dengan sempurna, membuatnya terlihat lebih menawan dari biasanya.Shawn mengejapkan matanya yang memancarkan cahaya dingin. Di sisi lain, Yvonne merasa sangat gugup sekarang. Dia tidak menyangka bahwa pria ya
Beberapa hari ini, Shawn tidak pulang ke vilanya karena tidak ingin kejadian hari itu terulang lagi. Tanpa diduga, wanita ini malah tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia bahkan muncul dengan gaun yang begitu menggoda. Dilihat dari riasannya ini, dia pasti ingin merayu pria. Rasanya, Shawn ingin sekali mencekiknya.Jika pria yang datang hari ini bukan Shawn, apakah Yvonne akan bersikap genit dengan pria lain? Shawn merasa semakin kesal saat memikirkannya. Kemarahannya tidak terkendali lagi, hingga menguasai akal sehatnya. Dia ingin sekali memiliki Yvonne untuk sekarang!Shawn menyerbu dengan sangat cepat, sampai Yvonne tidak bisa mengetahui apa yang ingin dilakukan pria ini. Ketika bereaksi kembali, dia pun mendapati bahwa bibirnya telah dicium Shawn."Hmm!" Yvonne berusaha untuk melepaskan diri. Namun, begitu dia bergerak, kedua tangannya telah ditahan Shawn di belakang kursi.Shawn mencium dengan ganas tanpa sedikit pun kelembutan. Ciuman ini bak hukuman untuk Yvonne. Bibir Yvonne teras
Bagaimana Yvonne bisa mengenal Shawn? Jolene juga mendengar mereka membahas masalah perceraian? Ada apa ini?Jolene mengendap-endap dan berusaha menguping pembicaraan mereka.Yvonne masuk ke dalam mobil dan duduk dengan lesu. Dia menundukkan kepala dengan putus asa.Yvonne harus membuat keputusan yang sulit. Jika memilih pergi, berarti dia harus mengingkari janjinya kepada Kakek Graham.Tanpa Kakek Graham, Samantha tidak akan bisa menjalani operasi hingga sekarang. Bagi Yvonne, Kakek Graham telah berjasa untuk menyelamatkan ibunya.Kalau pergi begitu saja, Yvonne akan terlihat seperti orang yang tidak tahu diri. Yvonne merasa agak frustasi."Kamu ...." Yvonne mengangkat kepalanya. "Bukannya kamu sangat ingin bercerai denganku? Sekarang aku ingin bercerai, kenapa kamu malah menolak? Jangan bilang ... kamu menyukaiku?"Shawn tertegun, dia menyeringai dingin sambil berkata, "Aku tidak mau bercerai, aku ingin melihatmu menderita. Hem, menyukaimu? Jangan mimpi!"Yvonne menggigit bibirnya, p
Rambut Yvonne berantakan. Jolene seperti orang gila yang menjambak dan memarahi Yvonne, "Wanita jalan!"Setelah beberapa detik, Yvonne baru tersadar dan mendorong Jolene. Sepatu yang tinggi yang dipegang Yvonne pun tidak sengaja mengenai wajah Jolene hingga tergores."Kamu berani membalas?" Jolene memelotot, lalu mengangkat tangan dan hendak menampar wajah Yvonne.Sebelum Jolene melayangkan tamparan, Yvonne bergegas mengancamnya. "Kalau kamu berani bermain tangan, aku akan lapor polisi!"Jolene tersentak, tangannya menggantung canggung di udara.Shawn dan Yvonne tidak pernah mengumumkan berita pernikahannya. Apakah berarti Shawn tidak mencintai Yvonne?Jolene harus menenangkan diri, dia tidak boleh panik. Bagaimanapun, Shawn telah berjanji untuk menikahinya. Berarti, Shawn bisa menceraikan Yvonne kapan saja, 'kan?Sesaat memikirkan kemungkinan ini, Jolene pun merasa lebih baik.Reputasi Jolene sudah rusak saat dia meminta uang kepala Shawn. Jika kali ini Jolene memukul Yvonne sampai te