Share

Bab 14

Xavier juga tidak tahu. Dia juga merasa heran dan terkejut saat melihat Neil makan bersama Yvonne. Keduanya bahkan terlihat sangat bahagia. Kalau tidak kebetulan melewati restoran itu, dia tidak akan mengetahuinya. Xavier mengusulkan, "Bagaimana kalau aku panggil Dokter Neil kemari?"

Mendengar usul ini, Shawn mengiakan dengan tidak acuh. Kemudian, Xavier langsung menelepon Neil.

Sekitar 20 menit kemudian, Neil tiba di Grup Skyward. Begitu masuk, dia langsung berkata, "Kebetulan sekali, aku juga punya urusan denganmu ...."

"Kamu mengenal Yvonne?" sela Shawn. Neil pun tertegun sejenak, lalu mengangguk seraya menjawab, "Ya, dia adik kelasku. Dia yang mengobati lukamu waktu itu."

Shawn bersandar pada sofa kulit berwarna cokelat. Sorot matanya tampak mendalam, sementara bulu matanya yang tebal dan panjang bergerak sesaat. Ternyata, Yvonne yang mengobatinya waktu itu? Hal ini cukup mengejutkannya.

"Omong-omong, Shawn, apa kamu bisa bersikap lebih baik padanya?" tanya Neil sembari mendekat dan duduk.

Shawn mengangkat alisnya sambil bersandar dengan semakin santai. Semua orang yang mengenalnya dengan baik pasti tahu bahwa dia akan berpikir semakin cermat saat bersikap semakin santai.

Apakah hubungan Neil dengan Yvonne sedekat itu? Tiba-tiba, Shawn merasa jengkel. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa perasaan seperti ini muncul di benaknya. Kemudian, Shawn pun menyahut, "Kamu ingin membantunya? Memangnya kalian punya hubungan apa?"

"Dia adik kelasku, kami dari universitas kedokteran yang sama. Dia lebih muda 2 tahun dariku. Aku dengar, ayahnya punya wanita simpanan sehingga memperlakukan ibunya dengan sangat buruk. Ketika masih kuliah, Yvonne harus bekerja paruh waktu untuk membayar biaya kuliahnya. Aku sangat kasihan padanya," jelas Neil yang hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu Yvonne.

Neil khawatir Yvonne akan kehilangan pekerjaannya dan berharap Shawn bisa memaafkannya. Dia melanjutkan, "Makanya, aku begitu menjaganya. Kami termasuk teman baik. Shawn, dia butuh uang untuk mengobati ibunya yang sakit. Tolong maafkan dia untuk kali ini, ya? Kalau dia dipecat, hidupnya pasti akan sangat susah. Aku nggak tahu gimana dia menyinggungmu, tapi tolong maafkan dia demi aku."

Ekspresi Shawn sama sekali tidak berubah. Meskipun demikian, dia mulai merasa kasihan pada Yvonne. Kehidupan wanita ini cukup menyedihkan, tetapi ini bukan alasan untuk memaafkannya. Shawn pun bersandar dengan semakin santai dan culas, lalu menimpali dengan nada nakal, "Aku tidak keberatan untuk memaafkannya. Tapi, dia harus memohon kepadaku."

Neil tahu bahwa Shawn masih merasa kesal dengan Yvonne. Dia kembali menjelaskan, "Dia nggak akan mencariku kalau bukan karena sudah putus asa."

Neil tahu bahwa Yvonne tidak suka merepotkan orang lain. Mendengar ini, Shawn justru mendengkus dingin seraya membatin, 'Putus asa? Kalau putus asa, kenapa wanita ini tidak langsung mencariku? Itu artinya, dia masih belum putus asa!'

"Shawn ...." Neil masih ingin berbicara, tetapi Shawn tidak ingin mendengarnya lagi. Shawn langsung menyela dengan tidak sabar, "Sudah kubilang, suruh dia temui aku."

Neil tahu bahwa tidak ada gunanya meskipun dia berbicara panjang lebar. Jadi, dia berkata, "Tapi, kamu jangan terlalu menyulitkannya. Bagaimanapun, dia pernah mengobatimu."

Kemudian, Shawn tiba-tiba melirik sambil bertanya dengan tidak acuh, "Kamu menyukainya?" Kalau tidak, mengapa Neil begitu membelanya? Apakah hubungan mereka sebaik ini? Jangan-jangan, Neil adalah pria yang berhubungan intim dengan Yvonne?

Neil buru-buru menjelaskan, "Bukan begitu, aku memang menyukainya ... eh, lebih tepatnya, aku ini mengaguminya. Sebenarnya, dia cukup menarik. Ketika masa kuliah, banyak pria yang mengejarnya. Tapi, semua ditolak olehnya. Dia sangat menjaga kesuciannya, dia ini gadis baik-baik. Kalau aku nggak punya wanita yang kusukai, mungkin aku akan menyukainya juga. Haha ...."

Shawn langsung menatap Neil dengan sorot mata mengejek. Dia membatin, 'Kamu sudah buta? Dari mana wanita ini terlihat suci? Kalau dia memang wanita baik-baik, mana mungkin dia berselingkuh dan mencari pria lain saat malam pertama!'

Begitu memikirkan hal ini, wajah Shawn menjadi sangat murung. Neil tidak menyadari keanehan pada Shawn. Dia hanya menghela napas dalam hatinya karena tidak berdaya. Setelah keluar dari perusahaan, dia berdiri di pintu masuk untuk menelepon Yvonne.

....

Sesudah berpisah dengan Neil, Yvonne pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Ketika masih dalam perjalanan, dia menerima panggilan dari Neil.

Neil meminta maaf karena gagal membujuk Shawn. Yvonne tahu betul karakter Shawn. Jadi, dia hanya menyahut, "Nggak apa-apa, kamu nggak perlu memikirkan masalah ini."

Setelah mengakhiri panggilan, Yvonne mengatur suasana hatinya sebelum memasuki instalasi rawat inap. Begitu melihat Yvonne masuk, suster yang berjaga langsung berkata, "Ibumu sudah siuman."

Yvonne sontak dipenuhi antusiasme. Dia menimpali, "Serius?"

"Ya, cepat jenguk ibumu. Aku berniat meneleponmu tadi, tapi kamu sudah datang," balas suster itu.

"Terima kasih banyak," ujar Yvonne. Ibunya sudah dipindahkan ke bangsal biasa. Setelah mendorong pintu bangsal, dia pun melihat ibunya yang sudah sadar. Yvonne awalnya merasa ragu, lalu bergegas menghampiri ibunya.

"Ibu ...." Yvonne ingin tersenyum lebar kepada ibunya. Namun, saking bahagianya, dia meneteskan air mata kebahagiaan.

"Yvonne ...." Samantha Hackbert mengangkat tangannya dengan lemas. Yvonne pun buru-buru meraih tangan ibunya. Bisa dikatakan bahwa ini adalah hal paling melegakan di hidupnya.

"Maafkan Ibu," ujar Samantha. Dia tahu bahwa penyakitnya sangat parah. Putrinya pasti setuju untuk menikah dengan anggota Keluarga Jamison sehingga dia bisa sembuh sekarang. Jika tidak, Yvonne tidak mungkin bisa mengeluarkan uang sebanyak ini untuk mengobati penyakitnya.

Kemudian, Samantha berkata dengan mata memerah, "Ibu benar-benar nggak tega denganmu. Lebih baik Ibu mati saja ...."

"Ibu, kalau nggak ada Ibu, aku mana mungkin lahir ke dunia ini?" timpal Yvonne sembari memegang tangan ibunya dengan erat. Jika ibunya tidak mengalami distosia hingga melukai organnya, dia pasti masih bisa mengandung. Calvin juga tidak akan membencinya hingga mencari wanita lain di luar.

"Apa ... kamu baik-baik saja di kediaman Keluarga Jamison?" tanya Samantha dengan hati-hati sambil menatap putrinya. Dia khawatir Yvonne direndahkan oleh mereka.

Yvonne menyunggingkan senyuman agar ibunya bisa tenang, lalu menjawab, "Aku sangat baik. Kakek Graham dan Shawn sangat baik kepadaku. Ibu nggak perlu khawatir. Yang harus Ibu lakukan sekarang adalah menjaga kesehatan dengan baik."

Yvonne pura-pura bersikap santai. Melihat ini, Samantha pun merespons dengan singkat karena sudah merasa lelah. Samantha masih perlu banyak beristirahat. Yvonne terus menemani di sisinya. Setelah Samantha tidur, dia baru pergi.

Langit sudah gelap. Cuaca jelas-jelas sangat panas, tetapi Yvonne malah merasa sangat dingin. Dia tahu bahwa dirinya harus menghadapi Shawn.

Lantaran tidak bisa menghindar, Yvonne akhirnya mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Shawn. Dia sudah pasrah dengan semuanya sekarang.

Namun, Yvonne malah mendapati bahwa tidak tidak memiliki nomor ponsel Shawn. Jadi, dia terpaksa kembali ke vila dulu. Setibanya di depan pintu, dia sontak melihat mobil Shawn. Pria ini datang lagi ke vila?
Comments (1)
goodnovel comment avatar
urie cimoet
Sejauh ini bagus cerita nya sat set sat set gak bertele2 sukaaa...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status