Share

Bab 13

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Pak, kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Yvonne yang samar-samar merasakan firasat buruk.

"Kamu juga tahu apa akibatnya jika diboikot seluruh rumah sakit." Hank berjeda sebelum melanjutkan, "Sepertinya, kariermu sebagai dokter harus berhenti di sini. Nggak akan ada rumah sakit yang berani merekrutmu lagi."

Yvonne benar-benar syok dengan kabar mendadak ini. Dia mengepalkan dan melonggarkan tangannya berulang kali, lalu akhirnya berkata, "Pak Hank, aku sangat mencintai pekerjaanku. Selain itu, aku nggak boleh kehilangan pekerjaan."

"Aku juga ingin membantumu, tapi nggak ada yang bisa kulakukan." Hank sungguh menyayangkan hal ini. Padahal, dia sangat mengagumi profesionalisme dan keterampilan medis Yvonne. Hanya saja, dia tidak punya kemampuan untuk melindungi Yvonne.

"Kalau ingin mempertahankan pekerjaan ini, kamu harus mencari Shawn dan minta maaf karena sudah menyinggungnya," ujar Hank yang berbaik hati memperingatkan.

"Aku ...." Yvonne seketika kehabisan kata-kata. Kesalahpahaman Shawn terhadapnya tidak akan bisa diselesaikan dengan meminta maaf. Dia tahu bahwa Shawn melakukan semua ini bukan hanya karena masalah kemarin malam, tetapi juga karena statusnya sebagai istri Shawn. Jadi, pria ini mungkin ingin membalas dendam, sekaligus membuatnya mundur dari pernikahan ini.

Yvonne menarik napas dalam-dalam, lalu membalas, "Aku sudah mengerti."

"Pikirkanlah cara untuk dirimu sendiri," ucap Hank.

Kemudian, Yvonne pun kembali ke departemennya dengan murung. Dia tidak akan mendapatkan apa pun jika memohon pada Shawn. Bagaimanapun, pria ini ingin bercerai darinya. Di sisi lain, Yvonne telah menandatangani surat jaminan dengan Graham. Jika mengatakan pada Shawn bahwa dirinya bersedia untuk bercerai, dia hanya akan menjadi orang yang mengingkari janji.

Tiba-tiba, Yvonne merasa mual hanya untuk sesaat. Sesudah menenangkan suasana hatinya, Yvonne menyalakan komputernya. Dia mencoba untuk melamar pekerjaan di rumah sakit lain, tetapi langsung ditolak mentah-mentah. Kini, dia menyadari betapa berbahayanya pemboikotan ini.

Namun, Yvonne tidak boleh kehilangan pekerjaannya. Dia juga tidak memiliki banyak teman sehingga hanya bisa mencari Neil. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya menelepon Neil.

Telepon segera tersambung. Kemudian, terdengar suara Neil di ujung telepon. "Halo, Yvonne?"

"Kamu sibuk nggak? Aku ingin bertemu sebentar," tanya Yvonne yang menahan suara seraknya karena sedih. Dia berusaha agar Neil tidak merasakan keanehan apa pun.

Neil langsung menyetujuinya, "Nggak, kita bisa bertemu."

Keduanya pun membuat janji di sebuah restoran. Selesai merapikan diri, Yvonne bergegas keluar dari rumah sakit.

Yvonne tiba duluan. Setelah Neil tiba, dia mengira Yvonne ingin menanyakan tentang donor jantung ibunya. Begitu duduk, dia langsung berkata, "Aku belum menemukan jantung yang sesuai."

Yvonne memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitahunya, "Ibuku sudah melakukan operasi."

"Hah?" Neil sungguh tercengang. Dia segera bertanya, "Kapan? Kenapa aku nggak tahu?"

"Kemarin. Aku nggak sempat memberitahumu," jawab Yvonne.

Neil mengejapkan matanya, lalu berkata dengan lega, "Baguslah kalau begitu. Semuanya lancar, 'kan?"

Yvonne mengangguk sebagai jawaban. Melihat ekspresinya yang sedih, Neil bertanya, "Ada masalah?"

Yvonne pun menjawab dengan terpaksa, "Aku akan kehilangan pekerjaanku."

Neil sontak terkejut. Kemudian, dia bertanya dengan marah, "Kenapa? Pak Hank berani memecatmu?"

"Aku telah menyinggung seseorang," balas Yvonne.

"Siapa? Katakanlah, aku akan menuntut keadilan untukmu!" sahut Neil.

Yvonne merasa Neil mungkin mengenal Shawn. Sesudah ragu-ragu sejenak, dia melontarkan sebuah nama, "Shawn."

Neil hampir menyemburkan air yang diminumnya barusan. Dia pun bertanya lagi, "Jadi, gara-gara dia, kamu akan kehilangan pekerjaanmu?"

Yvonne menganggukkan kepalanya. Neil tidak bisa memikirkan alasan lain lagi sehingga bertanya, "Kenapa kamu bisa menyinggungnya? Apa karena Jolene?"

Shawn tidak mengadakan resepsi pernikahan sehingga tidak ada orang yang tahu tentang pernikahan ini. Selain itu, Shawn juga tidak ingin mengakui Yvonne sebagai istri sehingga dia tidak mengumumkan apa pun. Selain Keluarga Jamison dan Keluarga Staford, hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Bahkan, Neil tidak tahu apa-apa.

Yvonne tahu bahwa dia pasti akan bercerai dengan Shawn sehingga tidak memberi tahu Neil tentang hal ini. Jadi, satu-satunya hal yang bisa terpikir oleh Neil adalah hubungan Shawn dengan Jolene.

Sebelum Yvonne menjawab, Neil berkata lagi, "Aku juga baru pertama kali melihat Shawn begitu peduli pada seorang wanita. Sepertinya, dia sudah dibutakan. Gimana dia bisa menyukai Jolene?"

Yvonne tidak peduli siapa wanita yang disukai Shawn. Apalagi, selera masing-masing orang berbeda. Mungkin saja, Shawn memang menyukai tipe wanita seperti Jolene.

Namun, setelah mendengar ucapan ini, Yvonne bisa memastikan bahwa Neil memiliki hubungan dekat dengan Shawn. Dia bertanya dengan hati-hati, "Pria yang kamu suruh aku obati hari itu adalah Shawn, 'kan?"

Setelah mengetahui bahwa Xavier adalah asisten Shawn, Yvonne telah menduga akan hal ini. Dia bertanya pada Neil hanya untuk memastikan dugaannya.

"Ya, tapi jangan beri tahu siapa pun," jawab Neil. Dia sangat memercayai Yvonne. Jika tidak, dia tidak mungkin menyuruh Yvonne pergi hari itu.

Neil pun berpikir sesaat, lalu berkata, "Aku akan membantumu memohon pada Shawn."

Yvonne ingin memberi tahu Neil tentang hubungannya dengan Shawn. Namun, dia tidak tahu harus memulai dari mana sehingga hanya mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Astaga, nggak perlu begitu sungkan kepadaku. Waktu itu, kamu bilang mau mentraktirku makan," sahut Neil seraya tersenyum.

Yvonne pun menyunggingkan senyuman, lalu berkata, "Oke, aku akan mentraktirmu."

....

Di Grup Skyward, Shawn yang telah selesai rapat, berjalan masuk ke ruang kantornya.

Xavier menghampiri dan melapor, "Pak Shawn, aku melihat Nona Yvonne makan dengan Neil."

"Apa? Mereka berdua saling mengenal?" tanya Shawn yang menoleh dengan terkejut.

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 14

    Xavier juga tidak tahu. Dia juga merasa heran dan terkejut saat melihat Neil makan bersama Yvonne. Keduanya bahkan terlihat sangat bahagia. Kalau tidak kebetulan melewati restoran itu, dia tidak akan mengetahuinya. Xavier mengusulkan, "Bagaimana kalau aku panggil Dokter Neil kemari?"Mendengar usul ini, Shawn mengiakan dengan tidak acuh. Kemudian, Xavier langsung menelepon Neil.Sekitar 20 menit kemudian, Neil tiba di Grup Skyward. Begitu masuk, dia langsung berkata, "Kebetulan sekali, aku juga punya urusan denganmu ....""Kamu mengenal Yvonne?" sela Shawn. Neil pun tertegun sejenak, lalu mengangguk seraya menjawab, "Ya, dia adik kelasku. Dia yang mengobati lukamu waktu itu."Shawn bersandar pada sofa kulit berwarna cokelat. Sorot matanya tampak mendalam, sementara bulu matanya yang tebal dan panjang bergerak sesaat. Ternyata, Yvonne yang mengobatinya waktu itu? Hal ini cukup mengejutkannya."Omong-omong, Shawn, apa kamu bisa bersikap lebih baik padanya?" tanya Neil sembari mendekat da

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 15

    Yvonne memang telah membuat keputusan. Namun, dia tetap saja ketakutan saat teringat dirinya harus menghadapi Shawn. Dia masih mengingat jelas betapa kasarnya perlakuan Shawn kemarin. Pada akhirnya, Yvonne menarik napas dalam-dalam dan memberanikan diri untuk melangkah masuk.Begitu membuka pintu, terlihat Leah yang tersenyum seraya menyapa, "Nyonya sudah pulang?"Yvonne mengiakan sembari melihat ke dalam. Dia mendapati bahwa ada orang yang duduk di dalam, tetapi tidak bisa melihat wajah orang itu.Leah pun berkata dengan lirih, "Tuan Shawn ada di sini."Yvonne melepaskan sepatunya, lalu berjalan masuk. Dia berusaha untuk memaksakan senyuman, lalu mengambil inisiatif untuk menyapa, "Pak Shawn."Shawn meletakkan majalah ekonomi di tangannya, lalu meliriknya sekilas dan menyindir, "Pak Shawn?"Wanita ini tidak ingin bercerai darinya, tetapi berpura-pura tidak ingin dekat dengannya. Dia jual mahal, ya?Yvonne sudah meminta maaf sebelumnya. Sekarang, dia berkata lagi dengan tulus, "Maafkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 16

    Yvonne mimpi buruk. Dia bermimpi dirinya dililit oleh 2 ekor ular besar hingga tidak bisa bernapas. Tepat ketika mengira dirinya akan mati, muncul sebuah cahaya. Dia pun berusaha keras meraih cahaya tersebut.Yvonne mengira dirinya akan terselamatkan, tetapi malah tiba-tiba terbangun. Begitu membuka mata, dia langsung melihat pria dengan pakaian acak-acakan di hadapannya. Shawn bahkan terlihat sangat marah, seperti ingin melahapnya hidup-hidup.Dalam sekejap, Yvonne pun tersadar kembali. Dia bangkit dan meringkuk di ujung sofa dengan takut, lalu bertanya dengan suara yang bergetar dan agak serak karena baru bangun, "Kamu ... apa yang kamu lakukan?"Shawn seketika tersenyum mengejek. Wanita ini yang menarik piamanya, tetapi masih berpura-pura ketakutan. Dia pun menjawab, "Jelas-jelas kamu yang bernafsu, makanya pura-pura menyerangku saat tidur."Yvonne terkejut mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya dengan perlahan, lalu memelototi Shawn sambil membantah dengan yakin, "Aku nggak sepert

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 17

    Ternyata, Shawn tidak tidur di kamar Yvonne kemarin malam. Kamarnya sangat rapi, bahkan Shawn tidak menyentuh apa pun.Yvonne memasuki kamarnya, lalu mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah pergi ke rumah sakit, dia baru tahu bahwa Hank telah memberi posisinya kepada dokter lain. Dia tidak punya tempat di rumah sakit ini lagi. Hal ini membuatnya merasa sangat kecewa.Sesudah keluar dari rumah sakit, Yvonne termangu sambil berdiri di anak tangga. Dia tahu bahwa dia tidak punya pilihan lain lagi sekarang.Malamnya, Yvonne datang ke Blue Bridge yang disebutkan Shawn. Ketika hendak masuk, dia tiba-tiba melihat Jolene. Mengapa Jolene datang kemari? Begitu teringat pada hubungan Jolene dengan Shawn, Yvonne pun tidak merasa heran lagi.Yvonne akhirnya melangkah masuk, lalu mengikuti Jolene dengan murung. Dia melihat Jolene masuk ke sebuah ruang privat, tetapi tidak ada Shawn di dalamnya. Sebaliknya, terlihat seorang pria kaya raya yang pernah mengejar Jolene pada masa kuliah.Meskipun pria in

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 18

    Sesudah mengakhiri panggilan, Shawn langsung melemparkan ponselnya ke atas meja. Yvonne pun tercengang hingga berdiri diam di samping tanpa berani bersuara. Orang biasa sekalipun tidak akan bisa menerima kekasih mereka berhubungan dengan mantan, apalagi Shawn yang begitu sombong."Errr ...," ucap Yvonne dengan lirih. Shawn sedang marah besar sehingga keberadaan Yvonne sangat mengganggunya untuk sekarang. Lantaran tidak bisa tenang, Shawn mondar-mandir tanpa henti, juga menggertakkan giginya dengan geram. Terpancar kemarahan yang tak terkendali dari sorot matanya.Shawn tahu bahwa dirinya begitu marah, karena wanita yang diinginkannya ternyata begitu murahan. Kenangan indah malam itu seketika hancur. Dia tidak bisa berlama-lama di tempat ini karena suara yang menjijikkan itu terus terngiang di telinganya. Jadi, Shawn bergegas meninggalkan ruang privat.Yvonne tanpa sadar mengikutinya. "Pak Shawn ...."Shawn yang murka sontak berteriak, "Minggir!"Yvonne langsung menghentikan langkah kak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 19

    Lagi pula, memang Shawn yang memperkenalkan wanita ini kepadanya. Itu sebabnya, Harvey sama sekali tidak peduli.Begitu mendengar jawaban ini, Yvonne langsung merasa kecewa. Ternyata, Shawn ingin menjebaknya lagi."Aku punya ruang privat pribadi di sini. Kita akan bersenang-senang nanti. Sebenarnya, aku merasa aneh. Kenapa Shawn nggak mau mencicipi wanita sepertimu? Jangan-jangan, dia memang nggak suka pada wanita?" ucap Harvey seraya menatap Yvonne.Shawn sudah jomblo selama bertahun-tahun. Siapa pun yang mengenalnya pasti tahu bahwa pria ini hanya memiliki teman pria. Banyak orang yang mengatakan bahwa dia impoten atau gay. Pokoknya, pria ini memang tidak terlihat normal.Yvonne pun tersenyum sinis mendengarnya. Bukannya Shawn tidak menyukai wanita, pria ini hanya tidak menyukai dirinya! Lihatlah Shawn yang begitu marah saat melihat Jolene masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. Dia semarah ini tentu karena peduli pada Jolene."Tapi, aku harus berterima kasih pada Shawn. Tanpa ba

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 20

    Di ruang tamu, terlihat Kayla Gaboury yang mengenakan piama sutra dan duduk di sofa dengan postur seksi. Ketika melihat Yvonne, Kayla mengangkat alisnya seraya berkata, "Oh, ternyata Yvonne."Yvonne seketika mengepalkan tangannya dengan erat. Selama ibunya sakit-sakitan, wanita murahan ini tinggal di kediaman Keluarga Staford? Kemudian, tatapannya tertuju pada pergelangan tangan Kayla yang mengenakan gelang giok mahal. Sepertinya, Calvin sudah menjadi kaya karena uang pemberian Keluarga Jamison.Yvonne merasa sangat getir melihat situasi ini. Dia berkata dengan dingin, "Aku mau bertemu Calvin."Kayla menyibakkan rambut merahnya yang keriting, lalu membalas, "Ayahmu nggak ada di rumah."Yvonne langsung berbalik mendengarnya. Tiba-tiba, Kayla menghentikannya. "Sebentar. Kamu bukan datang untuk meminta uang, 'kan? Kamu sudah menjadi Nyonya Muda Keluarga Jamison, masa masih kekurangan uang? Biar kuberi tahu dulu, kami nggak akan memberimu sepeser pun. Biaya pengobatan ibumu itu sudah sanga

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 21

    Xavier bertemu dengan Shawn yang memasuki area kantor. Dia bergegas maju untuk menyapa, "Pak Shawn."Shawn meliriknya sekilas, lalu bertanya dengan jengkel, "Kamu sudah menyelidiki hal itu?"Xavier pun menggerutu dalam hati, 'Memangnya aku bisa jurus 1.000 bayangan? Pekerjaanku hari ini sangat banyak.'"Be ... belum, aku mau keluar untuk menyelidikinya sekarang," jawab Xavier dengan gugup. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bosnya ini begitu marah?Saat ini, sekretaris perusahaan menghampiri dan melapor, "Pak Shawn, resepsionis bilang ada wanita yang ingin bertemu denganmu.""Apa itu Jolene ...." Xavier masih ingin melanjutkan kata-katanya, tetapi dia melihat raut wajah Shawn sangat suram dan terlihat marah. Dia buru-buru menutup mulutnya.Suasana seketika menjadi tegang. Kemudian, Shawn memerintahkan dengan dingin, "Xavier, bawa dia ke atas.""Baik." Tidak berselang lama, Xavier pun membawa Jolene ke ruang kantor presdir. Shawn berdiri di samping meja kerja. Dia melepaskan jasnya, l

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status