Beranda / Romansa / Cinta posesif sang CEO / Bab 9 Perasaan nyaman bersamamu

Share

Bab 9 Perasaan nyaman bersamamu

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 05:16:11

Jonathan menyalakan fitur navigasi canggih di samping kemudi saat telah berada di dalam mobil. Mereka berkendara selama setengah jam saat Jonathan memarkir mobil di sebuah kawasan perbukitan. Dari tempat mereka berhenti, tampak pemandangan cantik lampu-lampu kota berada di bawah mereka.

“Ayo,”ajak Jonathan sembari membuka pintu mobil. Emily menurut tanpa kata.

“Kubantu duduk,”ucapnya kepada Emily. Jonathan meraih pinggang Emily, membantu wanita itu duduk di atas kap mobil. Ia menyusul duduk di samping Emily.

Lama keduanya saling diam. Menikmati keindahan lampu kota.

Emily berpaling ke arah Jonathan. “Terima kasih.”

Jonathan menatap Emily. Ia tahu wanita itu tengah menyembunyikan perasaannya. Entah itu sedih atau marah. Jonathan merapat ke tubuh Emily. . Lengan kokohnya meraih kepala Emily, merengkuhnya dalam dekapan.

“Aku tak pernah mengalami situasi seperti ini, jadi maaf aku tak bisa melakukan hal lain untuk menghiburmu.”

Emily melingkarkan lengan di pinggang Jonathan. “ini saja sudah cukup, bos.”

“Tapi maukah kau mengatakan sesuatu untuk menyemangatiku?”tanyanya kemudian

“Berikan aku contoh,”ucap Jonathan.

“Katakan kalau Oliver menyesal melepaskanku.”

Jonathan tersenyum. “Dia pria bodoh. Dia pasti menyesal meninggalkanmu.”

“Katakan kalau Oliver sebenarnya masih memikirkanku.”

Jonathan menghela nafas panjang. “Baiklah,”Jonathan menjeda ucapannya. “Pria itu pasti memikirkanmu setiap saat.”

“Katakan,”Emily mendongak. “Si Caroline itu gadis yang jelek.”

Jonathan mengerutkan kening. “Mana mungkin?Dia cantik sekali, Em.”Jonathan menahan tawa.

Emily melepas cubitan di pinggang Jonathan. Pria itu mengaduh kesakitan sembari tergelak.

“Baiklah. Tak ada wanita yang bisa mengalahkan kecantikanmu, Emily.”

Keduanya terdiam sejenak. Emily mencerna kembali perasaannya. Tidak tepat jika dikatakan patah hati. Itu terjadi empat tahun yang lalu. Tapi melihat Oliver kembali seperti melihat kegagalan masa mudanya. Ia merasa rapuh dan hancur.

Air mata jatuh perlahan di pipinya. Semakin lama semakin terdengar isaknya. Pundaknya tampak bergetar

Jonathan mempererat pelukan.

“Kupikir aku sudah melupakannya, tapi melihatnya sekarang mengapa masih terasa sakit?”

Jonathan mengusap rambut Emily. “Kau masih mencintainya?”

Emily diam. Apakah ia masih mencintai Oliver?Setelah laki-laki itu menghancurkan hatinya?Membiarkannya sendirian membangun masa depan yang telah porak poranda?

“Aku tidak tahu,”jawab Emily jujur.

Jonathan mencium rambut Emily sekilas. Serumit itukah cinta? Jonathan tak pernah merasakan jatuh cinta kepada seorang wanita manapun. Kebersamaan dengan beberapa wanita hanya untuk bersenang-senang. Untuk kebutuhan masing-masing tanpa harus memiliki komitmen apapun. Jika berpisah, tak ada yang merasa dirugikan dan diuntungkan sepihak.

“Bagaimana rasanya jatuh cinta, Em?”tanya Jonathan saat tangis Emily mereda.

Emily diam mengenang awal bertemu Oliver. “Jika kamu jatuh cinta, kamu akan memikirkannya setiap saat.”

Jonathan terdiam. Berfikir tentang sesuatu yang saat ini dirasakannya.

“Kita ingin mengorbankan banyak hal untuknya. Merasa berempati dan menikmati semua kebersamaan.”

Tanpa sadar Jonathan mempererat rengkuhan tangannya.

“Merasa nyaman di dekatnya?”tambah Jonathan.

Emily tersenyum. “Berapa banyak wanita yang telah kau buat jatuh cinta padamu?”

“Aku tidak tahu, aku tak pernah menanyakan perasaan mereka,”jawab Jonathan jujur. “Hubunganku dengan mereka sebatas…kau tahu,”Jonathan mengedikkan bahu. “Puas dan terpuaskan,”Ia tersenyum.

Emily mendongakkan kepala.“Ugh dasar playboy,”Emily bergerak menjauhkan diri. Tapi lengan Jonathan tak membiarkan wanita itu menjauh.

“Ayolah Em, cuacanya mulai dingin. Aku butuh kehangatan sekarang.”Jonathan tertawa. “Kamu terasa hangat.”

Emily berhenti bergerak. Merasakan pelukan Jonathan yang mulai terasa nyaman baginya.

“Semenjak menikah aku sudah kehilangan teman-temanku, aku hilang kontak dengan mereka. Aku tidak punya teman untuk berbagi kesedihan seperti ini.”Emily melirik Jonathan. “Bos, maukah kamu menjadi temanku?”

Alis Jonathan berkerut. “Teman?”Tiba-tiba dengan gerakan tak terduga ia mencium bibir Emily.

Emily tersentak kaget. Dadanya berdebar kencang.

“Bolehkan teman melakukan ini?”bisiknya di depan wajah Emily.

Emily melepaskan lengan Jonathan dan merengut. “Tentu saja tidak.”

“Kalau begitu aku tidak mau menjadi temanmu,”Jonathan terkekeh.

Emily mendengus kesal berusaha berpaling, menutupi pipinya yang terasa memanas.

“Kamu cantik, Em.”Jonathan menyentuh pipi Emily yang merona.

“Come on, Sir. Rayuanmu tidak mempan untukku,”bohong Emily. Hatinya terasa hangat.

Jonathan tergelak. “Aku tidak merayu, Em. Aku tidak suka merayu.”

“Kamu baru saja melakukannya.”

“Aku mengatakan kebenaran.”

Emily menyembunyikan wajahnya yang tersipu. Sudah berapa lama ia tidak mendengar rayuan seperti ini dari seorang laki-laki?

“Terima kasih kalau begitu, kau membuatku merasa sepuluh tahun lebih muda,”kelakar Emily.

“Kamu belum setua itu.”Tangan Jonathan bergerak mengelus pipi dan sudut mata Emily dengan lembut.”Lihatlah tak ada kerutan samasekali,”guraunya

Emily menjauhkan wajahnya dari tangan iseng Jonathan. “Kamu sudah mulai menunjukkan sifat asli, pria playboy,”dengus Emily.

“Apakah menurutmu aku playboy?”

“Menurutmu apa istilahnya untuk mulut manis seperti ini?”

“Kamu belum pernah merasakan mulut manisku, Em.”Jonathan mengerlingkan matanya, mendekatkan wajah.

Emily tertegun dan baru tersadar arti ucapan Jonathan. Ia bergegas turun dari kap mobil. “Dasar playboy. Ayo pulang.”

Jonathan tergelak. Emily memperhatikan pria itu. Tidak, ia harus tahu diri. Lihatlah saat lelaki itu tertawa seperti saat ini. Tawanya. Gestur tubuhnya. Sangat mempesona. Wanita mana yang tidak akan meleleh melihat pemandangan indah seperti itu. Tapi itu bukan untuknya.

Jonathan turun dari kap mobil masih dengan tawa. Ia melepas jas, menyampirkan ke bahu Emily.

“Pakailah, udara semakin dingin.”

Emily mengenakan jas milik Jonathan.

“Kamu tidak ingin menginap di apartemenku?”goda Jonathan lagi dengan menahan senyum. Mereka telah berada di dalam mobil.

Emily memutar bola matanya lucu. “Untuk apa?Merasakan mulut manismu?”

Jonathan terkekeh kembali. “Tidak itu saja, Em. Kita bisa melakukan banyak hal,”bisiknya merayu.

Emily tertawa. “Cari gadis lain, jangan aku. Hidupku sudah susah.”

Jonathan tertawa. Menyalakan mesin mobil sejenak sebelum berkendara menuju rumah sakit. Malam ini sungguh berkesan untuknya. Tiba-tiba saja kebersamaan dengan Emily seperti menjadi candu baginya. Ia tak ingin berpisah dengan wanita itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 10 Sebuah Undangan

    Caroline menepati ucapannya. Dua undangan tiba di meja sekretaris Jonathan siang itu. “Excuse me, sir. Ada undangan untukmu.” Jonathan menerima undangan itu dan membaca sekilas. Acara pernikahan Oliver dan Caroline Sabtu pekan ini. “Terima kasih,Ernette.” Wanita tua itu mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan ruangan sang CEO. Jonathan berfikir sesaat sebelum meraih ponselnya dan mengirim gambar undangan itu kepada Emily. Beberapa menit kemudian muncul pesan balasan dari Emily. “Aku tidak perlu datang.” Jonathan mengetikkan sesuatu. “Tunjukkan padanya kamu baik-baik saja. Jangan biarkan mereka senang.” “Aku tidak perlu membuktikan apapun pada mereka.” “Kamu yakin?” Tak ada balasan dari Emily. Jonathan merasa tidak perlu memaksa Emily lagi. Keputusan Emily pasti telah dipertimbangkan dengan baik. Jonathan melanjutkan pekerjaannya kembali saat setengah jam kemudian muncul pesan dari Emily. “Menurutmu, apakah aku harus datang?” Jonathan tersenyum. Ia menge

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 11 Pernikahan Oliver dan Caroline

    Satu jam lagi acara pernikahan akan dimulai. Oliver dan keluarganya telah menyewa sebuah ruangan mewah di sebuah hotel bintang lima. Undangan terbatas di kalangan tertentu. Hanya rekan bisnis dan teman terdekat. Sementara di apartemen Jonathan, di salah satu kamar telah tertata rapi gaun-gaun malam koleksi terbaik musim ini. Jonathan telah mempersiapkan semuanya. Ia telah menyewa tim Make up artist terbaik yang diketahuinya dari salah satu rekan bisnis pemilik perusahaan kosmetik. Emily membeku di tempatnya berdiri saat beberapa orang berpakaian seragam mulai berdatangan di apartemen Jonathan. Mereka dengan sigap memperkenalkan diri dan memberitahu Emily untuk bersiap di kamar yang telah disediakan. “Tidakkah menurutmu ini sangat berlebihan?”gerutunya ke arah Jonathan sebelum menghilang dari balik pintu kamar. Jonathan tak berkomentar. Ia sendiri sibuk mempersiapkan diri di kamarnya. Jonathan mengenakan tuxedo hitam yang melekat erat di tubuhnya. Tuxedo shaw lapel yang dipaduk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 12 Jonathan dan ‘monster’nya

    Thanksgiving merupakan hari bahagia bagi sebuah keluarga untuk bisa merayakan tradisi dan berkumpul bersama. Tapi tidak dengan Jonathan, undangan yang diterimanya dari James siang itu benar-benar membuatnya sakit kepala. Keluarga besar William Walker akan merayakan Thanksgiving dan mengundang hampir seluruh keluarga dekat. “Aku mohon luangkan waktumu untuk datang, Nathan,”ucap James di seberang telepon. “Kita ini keluarga. Apapun yang terjadi. Apapun masalahmu dengan Pamela dan Jacob, kuharap tidak membuat kita terpisah sebagai keluarga.” Jonathan menghela nafas panjang. Satu hal yang paling dibencinya adalah berada di rumahnya dan mengenang berbagai kenangan buruk masa kecilnya. “Entahlah, James, Aku banyak kerjaan.” “Meskipun di hari libur?” Jonathan memaki dalam hati. Alasan yang buruk sekali. “Kau bisa mengundang temanmu juga, Nath,”bujuk James lagi. “Atau kekasihmu,”James sedikit menyelidik. Jonathan tidak bersuara. Ia tidak ingin berbagi kehidupan pribadi dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 13 Makan malam keluarga

    Kepala pelayan dengan ramah membawa mereka ke sebuah kamar di lantai dua. “Silahkan masuk tuan Jonathan, kami akan membawa barang bawaan anda segera.” “Terima kasih, Paul.” Paul mengangguk dan membungkuk hormat sebelum berlalu pergi. “Apakah kita akan tinggal dalam satu kamar, Sir?”tanya Emily gugup. Ia mengamati sekeliling. Lampu chandelier bergantung di tengah ruangan. Di samping tempat tidur tampak tirai mewah model overlay warna coklat senada dengan sprei ranjang. “Kita ini sepasang kekasih, Em, tak mungkin mereka memberi kita kamar berbeda.”Jonathan menahan senyum. Suasana hatinya telah berubah. “Dan biasakan memanggilku sayang seperti tadi, oke?”Ia tersenyum puas. “Oh come on, Sir,” “Hei..” “Sayang…” “Itu lebih baik,”seru Jonathan “Tapi dimana aku harus tidur?”Emily memperhatikan, meski kamar tidur itu tampak luas dan berinterior mewah, tapi hanya ada satu ranjang dan sofa kecil . “Tentu saja di ranjang, Sayang, ”goda Jonathan. “Berdua?” “Tenang, tidurku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 14 Emily tenggelam

    “Sialan!”Jonathan memaki pelan.”Emily.”Ia memanggil wanita di sebelahnya. Emily terbangun dari tidurnya saat tangan kokoh Jonathan mengguncang tubuhnya pelan. Suasana kamar gelap gulita. Emily ingat jika dirinya tidak pernah mematikan lampu kamar. Ia ingat kata-kata Jonathan jika saat tidurpun ia selalu menyalakan lampu. “Tunggu sebentar.”Emily sadar kepanikan yang mulai menyerang Jonathan. Entah sejak kapan lelaki itu berusaha membangunkannya. Emily mengambil handphone dari atas nakas di samping tempat tidur dan menekan tombol senter. Kamar sedikit terang. Emily menoleh ke arah Jonathan yang terduduk di ranjang sembari menyadarkan kepala di sandaran ranjang. Dengan sedikit terburu, Emily turun dari tempat tidur dan menyalakan saklar lampu. Tampaknya mati lampu. Ia segera bergerak perlahan menuju jendela, menyibakkan gorden untuk memastikan di luar juga mati lampu. Suasana taman gelap gulita. Hanya sedikit penerangan dari cahaya bulan. “Bagaimana keadaanmu?”Emily bergerak ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 15 Siapa Pelakunya

    Jonathan menyiram tubuhnya sebanyak mungkin berusaha meredam gejolak hasratnya. Menjelang pagi tadi ia terbangun dan menyadari Emily tertidur dengan memeluk lengannya. Sialnya itu membuat hasratnya tiba-tiba bangkit dan ia memaki berkali-kali berusaha menahan gairah. Ini pertama kalinya bagi Jonathan harus berjuang menekan hasratnya sendiri. Baginya sangat mudah mendapat wanita untuk penyaluran nafsu seks. Mereka juga dengan sukarela tanpa imbalan apapun melayaninya. Tapi dengan Emily tidak akan semudah itu. “Hidupku sudah seperti pastor,”keluhnya membatin. Sudah hampir enam bulan ia tidak berhubungan seks dengan wanita manapun. Bayangan Emily membuatnya tak berminat mencari wanita lain. Gila!Runtuknya lagi dalam hati. Perasaan apa ini? Jonathan keluar dari kamar mandi dan segera menyadari Emily tak ada di ruangan. Kemana wanita itu? Pintu kamar tertutup rapat tapi jendela menuju balkon terbuka lebar hingga membuat tirai kamar beberapa kali bergerak tertiup angin. Jonathan bergeg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 16 Pulang

    Tak ada lagi yang bisa dilakukan Jonathan. Sepanjang pagi hingga menjelang siang ia tak sekalipun keluar kamar. Untuk makan siang pun, Jonathan meminta Paul membawakan makanan untuknya dan Emily. Sebuah ketukan terdengar saat waktu makan siang berakhir. Jonathan membuka pintu dan menemukan wajah khawatir Nyonya Averie, sang ibu “Sayang.”Averie memeluk putranya. “Aku khawatir sekali, kudengar tadi di bawah kekasihmu hampir tenggelam.” “Ya ma.”Jonathan mengurai pelukan .”Apakah kau baru datang?” “Iya, maaf kemarin aku ada acara di tempat lain jadi tak bisa kesini.”Avery melangkah masuk dan mendapati Emily yang tengah duduk berbaring di ranjang. “Apakah ini kekasihmu?Apakah dia Emily?”Wajah Averie masih cantik di usianya yang 60 tahun lebih. Pakaian yang dikenakannya sederhana tapi terkesan anggun dan mahal. Dia membuka kedua tangan lebar memeluk Emily. “Oh sayang, apakah kamu baik-baik saja?”Dia memeluk erat Emily. “Aku sudah membaik Nyonya Averie,”Emily balas memeluk. "Apa k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 17 Undangan Nyonya Averie

    Jonathan memutuskan untuk mempercepat acara menginap. Malam itu ia mengajak Emily pulang. “Aku akan mengantarmu pulang,”ujar Jonathan singkat saat mereka berdua telah berada di dalam mobil. “Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja.”Emily berpaling ke arah Jonathan di sampingnya. “Bukankah acara malam ini penting untuk keluarga besarmu?” “Yang terpenting keselamatanmu, Em. Aku tak tahu lagi cara menemukan pelakunya. Apa kau tidak ingat apapun saat kejadian itu?” Emily mencoba mengingat sesuatu. “Maaf, saat itu aku panik, aku tidak ingat apapun.” “Tak apa, kita pulang sekarang.” Keduanya berkendara pulang. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Akhir tahun di Weston Corp. Kesibukan dimulai di awal bulan Desember. Mulai dari audit internal hingga persiapan libur Natal dan tahun baru. Padatnya jadwal meeting Jonathan dengan seluruh divisi membuatnya jarang bertemu Emily. Hanya menyempatkan mengirim pesan pesan singkat. “Kamu lembur lagi malam ini?”Jonathan mengi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06

Bab terbaru

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 59 Merelakan Weston Corp

    Jonathan berdiri di depan puing-puing bangunan resort bekas kebakaran. Ia terdiam lama. Emily ingin mendekat dan memberi semangat untuk Jonathan tapi ia enggan untuk mengganggu Jonathan yang tengah merenung. Lelaki itu tangguh. Hanya masalah seperti itu takkan menggoyahkan jiwanya. Emily yakin itu. Jonathan berbalik menghadapnya. Dengan senyum. "Aku sudah mengasuransikan properti ini. Tapi untuk membangunnya kembali butuh waktu lama. " Ia berbicara tidak hanya pada Emily, tapi juga ditujukan pada Lucas. "Dengan berat hati, aku harus menghentikan operasional resort. Aku akan bertanggungjawab memberikan hak kalian sesuai kesepakatan. " Sekarang ia benar-benar berdiri di depan Lucas. Lucas menghormati keputusan Jonathan. Setelah keduanya memberikan briefing singkat pada seluruh karyawan dan memberikan kesempatan untuk berpamitan, Jonathan dan Emily berkendara pulang. "Setelah urusan pembayaran gaji selesai, aku ingin kita pergi ke Manchester atau Wales, " ucap Jonathan saat kedu

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 58 Kebebasan Jonathan

    Emily dirawat di rumah sakit karena terlalu banyak menghirup asap. Saluran pernapasan nya mengalami iritasi dan peradangan. Dalam kesempatan terakhir, Emily sempat hampir merasa dirinya telah mati. Kilasan kilasan peristiwa asing masuk ke dalam ingatannya dan Emily yakin mungkin inilah saat waktu nya telah berakhir di dunia. Tapi Tuhan masih menginginkan ia hidup. "Emily, kau sudah sadar? " Aldera yang pertama kali menyapanya. Emily mengerjapkan mata, suasana kamar yang serba putih dan bau khas rumah sakit membuatnya pening. "Ibu, apa yang terjadi? " "Kau pingsan saat resort kebakaran. " Emily terkesiap. "Kebakaran? " tanyanya panik. "Bagaimana orang-orang di dalam resort? " "Tak ada korban jiwa, Sayang. " Emily bersyukur dalam hati. "Kai yang membawa mu keluar dari ruangan. " "Kai?"Tiba-tiba ia teringat akan Kai. Juga sesuatu yang terjadi di masa lalu. Jonathan yang meminta maaf atas perbuatan adiknya yang berusaha menceburkan nya ke dalam kolam dan yang berusaha

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 57 Dalang di balik kebakaran

    Kebakaran cepat menyebar dari arah gudang persediaan. Suasana yang sebelumnya sunyi berubah menjadi riuh oleh suara alarm kebakaran dan lalu lalang orang yang panik menuju pintu keluar. Lucas menerima telepon dari keamanan resort tentang beberapa orang yang mencurigakan. "Dua orang cari pelakunya, yang lain segera amankan pengunjung, " perintah Lucas sembari mengeluarkan senjata api dari laci meja kamar tidurnya. Ia bergerak keluar kamar. Sebelumnya ia telah mengkoordinasi staff yang masih bekerja di sif malam untuk melakukan protokol kebakaran. Di luar kamar terlihat Simon dan Kai yang kebingungan mencari sesuatu. "Kau melihat Emily? " tanya Kai panik. Lucas menggeleng. "Kukira dia di kamarnya. " "Tidak ada, aku sudah mencarinya ke sana, " ucap Kai sembari melakukan panggilan telepon. "Aku juga tidak bisa menghubungi Mateo. " "Kau sudah mencarinya di gudang?" tanya Lucas "Gudang sudah terbakar habis, pemadam kebakaran sudah dalam perjalanan ke sini. " "Aku akan m

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 56 Kebakaran Resort Oak beach

    "Ada apa?" tanya Emily tak sabar. Oliver memandang Emily sesaat. Wanita itu semakin terlihat cantik saat kali terakhir ia melihatnya. "Aku ingin minta maaf. " Oliver berterus terang. "Aku memaafkanmu, Oliver. Aku sudah bilang kan aku sudah berdamai dengan masa lalu. " Oliver mengetuk telunjuknya di meja. Tampak berfikir sebelum mengatakan sesuatu. "Sebenarnya aku mandul. " Emily terperanjat, tapi berusaha untuk memasang raut wajah datar. "Setelah pernikahanku dengan Caroline, aku diam-diam memeriksakan kesehatan ku termasuk masalah kesuburan." Emily masih mencerna ucapan Oliver. Ia dan Jonathan belum berkesempatan memeriksakan diri ke dokter. Harusnya Emily bahagia mendengar kabar itu, setidaknya selama pernikahan dengan Oliver bukan dirinya yang mandul. Tapi demi melihat wajah muram Oliver, tiba-tiba ia merasa ikut sedih. "Aku tak tahu harus bilang apa. " Oliver tersenyum pahit. "Kau pasti juga mendengar kabar tentang kehamilan Caroline, kan? " Emily tidak me

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 55 Oliver yang tak pantang menyerah

    Jonathan terlibat perkelahian dengan sesama narapidana. Dua orang narapidana berniat melecehkan Jonathan karena dianggap pria "yang terlalu cantik". Tanpa mereka tahu jika Jonathan memiliki kemampuan bela diri di level tinggi. Namun, sebuah pisau tajam tak ayal menggores wajah Jonathan dari telinga hingga ke pipi. Setelah perawatan ala kadarnya, ketiga narapidana yang terlibat dalam perkelahian dimasukkan ke dalam sel isolasi. Jonathan dikurung di sel isolasi. Sel yang hanya berukuran 2 x 3 meter tanpa jendela. Saat telah berada di dalam, phobia Jonathan kambuh. Ia terduduk di lantai sel karena kesulitan bernafas. Beberapa saat yang menegangkan tiba-tiba ia teringat Emily. Dengan sisa kesadaran Jonathan mencoba mengingat apa yang dilakukan Emily dulu saat berada di lift. Tenang, ambil nafas panjang, hembuskan. Ia memejamkan mata, membayangkan wajah istrinya. Jonathan melakukan beberapa kali hingga 5 menit berlalu dan kepanikannya mulai mereda. Sialan. Ia harus mulai terbiasa dengan

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 54 Karma

    Berita tentang penahanan Jonathan menjadi topik hangat di kalangan pebisnis. Dan Oliver baru menyadari jika resort Oak Beach ternyata milik Jonathan. Unity corp memiliki beberapa jenis bidang usaha di antara nya produksi kebutuhan hotel ameneties. Ia menelepon bagian pemasaran. Memastikan perusahaannya bisa memberikan penawaran produk hotel ameneties menguntungkan bagi resort Oak Beach. Ia memiliki ide untuk bisa mendekati Emily lagi. "Berikan harga terendah khusus untuk resort Oak Beach, aku ingin kerjasama dengan resort itu. " Tak menunggu lama, 2 hari berikutnya Lucas sendiri yang menghubungi pihak pemasaran Unity corp. "Aku ingin contoh produk, jika mutu produk Unity corp bisa bersaing dengan barang sejenis yang telah kami pakai, kami akan gunakan produk kalian. " Seminggu kemudian kesepakatan kerjasama dilakukan. Tanpa sepengetahuan Emily karena memang untuk operasional penginapan, semua dibawah perintah Lucas, Emily hanya sekedar mengawasi administrasi harian. Oliver

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 53 Hukuman penjara untuk Jonathan

    Semua berjalan di luar rencana. Begitu tiba-tiba. Persidangan Anna tidak bisa diteruskan karena pelapor terjerat kasus hukum hingga akhirnya Anna bisa dibebaskan dengan jaminan dan menjalani hukuman sosial selama setahun penuh. Ia mendapat keringanan hukuman karena ini adalah pelanggaran hukum yang pertama kali dilakukannya. James menemui Jonathan untuk mengabarkan jika ia dengan terpaksa harus mengalihkan jabatan Jonathan kepada Jacob. "Weston harus tetap berjalan seperti biasa, Nathan. Aku tak mungkin mengambil alih tugasmu, jadi aku terpaksa memberikannya pada Jocob, " kata James waktu datang mengunjungi Jonathan di penjara 2 hari setelah penahanan pria itu. "Aku mengerti, James. Lakukan yang terbaik untuk Weston. " Jonathan rela melepas kepemimpinannya demi kelangsungan Weston. Sempat terdengar kabar saham Weston turun setelah berita penahanannya. Jonathan tidak mau hal itu berlangsung lama. Ia harus bertindak. Satu-satunya jalan adalah melepas jabatannya sebagai CEO We

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 52 I love you

    Emily panik saat mendengar kabar tentang suaminya yang saat ini berada di kantor polisi. Hampir pukul 10 malam, ketika ia buru-buru menuju kantor polisi dengan menggunakan taksi. Simon dan pengawalnya telah menyelesaikan waktu tugas dan Emily tak ingin merepotkan mereka. Emily menelepon pengacara perusahaan saat dalam perjalanan menuju kantor polisi. Ia tiba beberapa menit sebelum pengacaranya. "Nyonya, tunggu sebentar, saya akan berkoordinasi dengan petugas kepolisian, " jelas Adam tampak serius. Emily masih terlihat panik. "Anda harus menolongnya," pinta Emily memelas. "Saya akan lakukan yang terbaik, Nyonya. " Adam berbicara di depan loket informasi umum sementara Emily menunggu di kursi tunggu kepolisian. Sejurus kemudian Adam menghilang di balik pintu sebuah ruangan. Emily menanti dengan cemas. Apa yang terjadi? Dirinya hanya mendapat telepon tanpa penjelasan detail dari pihak kepolisian. Hingga sejam kemudian, Adam terlihat keluar dari ruangan tanpa Jonathan. "

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 51 Jebakan untuk Jonathan

    Averie datang berkunjung di apartemen Jonathan Minggu sore ini. Sebelumnya Jonathan menceritakan kondisi Emily saat Averie bersikeras menemui menantunya karena sewaktu Emily mengalami kecelakaan ia tidak bisa datang menemani. "Ini mama, Em. " Jonathan membawa Averie masuk dan memperkenalkannya pada Emily. Emily tertegun sesaat. Saat Averie memeluknya dengan kesedihan, ia balas memeluk meski wanita didepannya terasa asing bagi Emily. "Maafkan saya, Nyonya... " "Mama, Emily. " Averie melepas pelukan, memandang Emily. "Kau biasa memanggilku mama. " Emily mengangguk dengan senyum. "Mama."Ia membayangkan dulu dengan Nyonya Edith, ia terbiasa memanggil dengan sebutan nyonya karena mantan mertuanya tak mau dipanggil dengan panggilan mama. " Maaf, aku belum bisa mengingat semuanya." "Tak apa, Sayang. Aku sangat bersyukur kau bisa selamat dari kecelakaan itu," ucap Averie tulus. "Jangan memaksakan diri untuk mengingat, biarkan semua berjalan seperti biasa." Emily mengangguk. I

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status