Beranda / Romansa / Cinta kedua tuan Nathan / Viola tertangkap kembali

Share

Viola tertangkap kembali

Penulis: kimmy ara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 14:39:29

Nathan mencoba menahan tangan wanita gila itu sebisanya. Rasanya rambutnya rontok dan kulit kepalanya terkelupas. Sudut matanya sampai berair karena merasakan sakit yang sangat.

“Berhenti! Berhenti, aku tidak akan menyakitimu.” Nathan berteriak. Ia ngos-ngosan. Tidak menyangka kalau tenaga seorang gadis bertubuh mungil di depannya bisa sekuat itu. Diusapnya kepala berkali-kali untuk menghilangkan rasa sakit yang masih bertahan. Sial! Harusnya tadi aku tidak menolongnya, batin Nathan.

Viola yang mendadak berhenti, terlihat bingung dan kaku. Kedua tangannya masih dipegang dengan erat oleh Nathan. Untuk beberapa lama, Nathan belum bicara sampai ia berhasil menetralkan nafas.

“Aku hanya ingin membantu, oke?!” ucapnya kemudian perlahan melepaskan tangan Viola.

Wanita itu membeku, antara merasa bersalah dan kedinginan. Nathan bisa melihatnya dengan jelas, jadi sekali lagi ia mengajak Viola untuk masuk ke dalam mobil. Kali ini sambil membukakan pintu untuknya.

“Maaf!” Viola hanya mengucapkan kata itu sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Ia sudah tidak tahan dengan rasa dingin yang sejak tadi membekukan seluruh aliran darahnya.

Nathan diam saja dan ikut masuk ke dalam mobil. Menyalakan mesin dan fokus menyetir. Di sampingnya, Viola merasa sangat nyaman karena Nathan menyalakan pemanas. Namun begitu, Viola tetap tampak canggung. Tangannya sibuk membetulkan letak pakaian yang mengekspos sebagian besar tubuhnya. Nathan melihat hal itu, lalu ia menunjuk ke arah belakang, meminta Viola untuk ikut melihat ke arah sana.

“Disitu ada pakaian istriku. Kamu boleh pakai,” ucapnya.

Viola mengangguk pelan. Ternyata dia sudah punya istri, batinnya. Ia kemudian melongok ke belakang dan asal ambil satu kemeja dari dalam paper bag, lalu memakainya berlapis dengan dress yang ia pakai sebelumnya. Nathan melirik dan tersenyum lebar.

“Kenapa? Apakah ada yang salah?” tanya Viola heran.

Nathan menggeleng dan terus menyetir. “Dimana alamatmu? Aku akan mengantarkanmu pulang,” ucap Nathan tanpa melihat ke arah Viola.

Ia menyebutkan alamat sahabatnya. Tidak ingin pulang karena pasti ibunya akan memarahinya habis-habisan. Ia bahkan takut ibunya akan menjualnya kembali. Mungkin saja hal itu akan terjadi kembali, bukan? Viola membantin.

**

Setelah mengucapkan terima kasih, Viola naik ke atas, ke lantai tiga gedung apartemen itu dan menekan bel di salah satu kamar. Itu kamar tempat Sarah, sahabatnya tinggal. Tidak ada yang menjawab. Pasti Sarah masih ada di tempat kerjanya. Akhirnya Viola hanya bisa duduk pasrah di depan pintu apartemen dan menunggu hingga gadis itu kembali.

Tubuh lelah dan perut keroncongan membuat Viola kembali mengantuk. Mungkin juga karena pengaruh obat bius yang diberikan pengawal Edward tadi belum benar-benar hilang. Ia teramat sangat lelah dan mulai memejamkan mata untuk istirahat.

Viola terbangun saat merasakan hentakan yang kuat pada pergelangan tangannya. Ia membuka mata dan membelalak kala melihat Christ, saudara laki-lakinya ada di sana bersama dua orang pria yang tidak dikenalnya. Mereka memeganginya di kiri dan kanan membuatnya tidak bisa bergerak.

“Bawa dia!” perintah Christ.

“Apa yang kakak lakukan? Lepaskan aku, Kak! Aku mau dibawa ke mana?”

Viola berteriak dan menjerit histeris. Beberapa penghuni apartemen membuka pintu, tapi Christ berbohong dengan mengatakan kalau Viola adalah adiknya yang sakit jiwa. Orang-orang yang tadinya penasaran kembali masuk ke dalam apartemen masing-masing. Walaupun Viola sudah mengatakan kalau kakaknya berbohong dan dia tidak sakit jiwa, tapi karena sejak tadi mereka melihatnya berteriak dan terus berontak, mereka pada akhirnya tidak percaya dan lebih mempercayai ucapan Christ.

Mereka kembali ke rumah, dan itu membuat Viola sedikit lega. Setidaknya ia tidak harus tidur dengan orang asing. Semarah apapun keluarganya nanti, Viola bertekad akan tetap diam selama ia tidak kembali dijual untuk menjadi pembayar hutang.

**

“Ma, kami sudah membawa Viola kembali. Dia kabur ke rumah Sarah,” ucap Christ lalu memberi isyarat kepada dua pria yang memegangi Vio agar membawa wanita itu masuk.

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Viola begitu ia dihadapkan dengan ibunya.

“Berani-beraninya kamu kabur dari kamar Tuan Partkinson! Kamu ingin melihat seluruh keluarga ini mati gara-gara kamu? Dasar anak berguna!”

Seperti biasa, Helena selalu mengucapkan kata-kata itu. Viola bahkan sudah tidak terpengaruh lagi. Ia bergeming dengan pipi memerah bergambar bekas telapak tangan ibunya. Mulutnya terkunci rapat. Bahkan setetes air mata tidak ada di wajahnya.

Helena berbalik, berjalan ke arah nakas lalu mengambil sebuah kunci dari laci. Berjalan ke kamar Viola dan membuka pintu, “Mulai saat ini, kamu tidak boleh keluar rumah! Kamu harus diam di kamarmu sampai aku mendapatkan orang yang akan membelimu dengan harga paling tinggi,” ucap Helena lalu memberi aba-aba agar pengawal itu membawa Viola padanya.

Viola membeliak mendengar ucapan ibunya. Ia tidak menyangka kalau ibunya begitu buta akan uang sehingga tidak melihat penderitaan anaknya sendiri.

Viola menghiba, menjatuhkan diri bersimpuh di kaki ibunya. “Aku akan melakukan apapun. Aku akan bekerja siang malam dan akan memberikan semua uangku untuk ibu, asalkan aku tidak dijual pada orang asing, Bu. Aku mohon.” Wanita itu menangis pilu, berharap ibunya mengasihaninya.

Helena meraih tubuh putrinya dan membantunya berdiri. Dirapikannya anak rambut yang berantakan di sekitar pelipis Viola. Menyelipkannya kembali ke balik telinga lalu tiba-tiba mendorong putrinya itu ke belakang. Dua orang yang sejak tadi tetap siaga di belakang, dengan sigap menangkap dan menahan tubuh Viola. Helena memberi isyarat dengan tatapan agar mereka membawanya ke kamar. Gadis itu kembali berontak. Namun usahanya sia-sia karena dua pria itu jauh lebih kuat daripada dirinya.

Tubuhnya yang kurus didorong dan jatuh dengan keras ke atas lantai kamar yang dingin. Ibunya berdiri di ambang pintu sambil bersedekap. “Jangan coba-coba untuk kabur kalau tidak mau ayahmu yang lagi-lagi akan menjadi korban keegoisanmu,” ancam ibunya lalu menutup pintu kamar dengan kuat dan menguncinya dari luar.

“Jaga dia jangan sampai kabur lagi,” perintah Helena pada dua pria tadi. Keduanya mengangguk dan mengambil posisi di kiri dan kanan pintu.

Helena mengambil ponsel dan mengabari Edward bahwa Viola sudah ditemukan. Karena kepandaian Helena berbicara, Edward tidak marah padanya, atas kaburnya Olivia, Bahkan pria itu mau membantunya melakukan rencananya yang lain. Tentunya dengan imbalan yang tidak main-main.

Bab terkait

  • Cinta kedua tuan Nathan   Aku menemukannya, tapi keluarganya tidak baik

    Di rumah, Nathan sedang duduk di depan televisi dengan sebuah buku di tangan. Ada secangkir kopi dan satu piring kecil kue yang belum disentuh sama sekali. Ia tidak menonton, ataupun membaca buku di tangannya karena sejak tadi pikirannya terus tertuju pada wanita aneh yang ia temui tadi. Entah kenapa Nathan merasakan sesuatu yang ia yakini adalah perasaan iba pada wanita itu. Nathan bahkan tidak menyadari kehadiran Samantha yang sejak tadi memerhatikannya dari depan pintu kamar. “Sedang memikirkan apa?” tanya Samantha yang sedang berjalan ke arahnya kemudian duduk di samping anaknya. Pria berusia 35 tahun itu menoleh, tersenyum pada ibunya dan mencium pipinya sekilas. “Bukan apa-apa, Mom,” katanya. Samantha ikut tersenyum, dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Pura-pura menonton televisi, padahal dalam hati sedang mencari kalimat yang tepat untuk mengutarakan sesuatu pada putranya. “Cecillia dimana? Mommy tidak melihatnya sudah hampir dua minggu,” tanya Samantha hati-hati. Putranya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta kedua tuan Nathan   Kau sangat Cantik!

    Ah ….” Harapan Samantha seketika pupus. Mungkin wanita yang akan ia temui itu tidak sebaik yang ia bayangkan. Mungkin dulu ia tidak sengaja menyelamatkan Nathan. Mungkin ia menyesal melakukannya. Mungkin waktu sudah mengubah watak dan sifatnya menjadi jahat. “Kabarnya juga, keluarganya sedang mencari orang kaya yang mau menikahi anaknya dengan syarat mampu melunasi semua hutang-hutang keluarganya dan mau memberikan mahar sesuai yang mereka tentukan.” Samantha membelalak, kaget. “Itu pernikahan atau pegadaian.” Maria yang sejak tadi hanya diam memerhatikan tiba-tiba bicara. Ia begitu gemas dengan kelakuan orang tua jahat seperti itu. Memanfaatkan anak sendiri demi keserakahan pribadi. Samantha dan Hilda bahkan kaget mendengar celetukan Maria. “Menurutmu, apakah wanita itu memiliki sifat yang sama dengan keluarganya?” Samantha bertanya karena penasaran. “Saya tidak sempat menanyakan hal itu. Tapi, bagaimana kalau Nyonya menemui suster yang di panti asuhan itu untuk mengkonfirmasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta kedua tuan Nathan   Berapa yang harus kubayar?

    Namun sebelum ia sempat melakukannya, terdengar suara ribut dari depan. Baik Helena, Brown maupun yang lain tampak sedikit takut kalau-kalau saja yang datang adalah polisi, tapi mereka tahu itu tidak mungkin terjadi. “Ada apa di luar?” Helena berteriak untuk menghilangkan rasa takutnya. Seorang anak buah Edward muncul dengan tergopoh-gopoh. Setelah membungkuk hormat ia mulai bicara. “Ada wanita tua dan ajudannya di depan. Mereka ingin bertemu dengan Nona Viola,” ucapnya. Wajahnya memerah dan tubuhnya gemetar. “Usir saja. Katakan kalau Viola tidak bisa diganggu!” tegas Helena. Tangannya mengibas di udara, menyuruh pengawal itu pergi melaksanakan perintahnya. Namun, pengawal itu bergeming, tubuhnya semakin gemetar. Helena mengerutkan kening, “Ada apa? Bukannya cuma wanita tua saja? Kenapa kau sampai gemetar begitu?” cerca Helena. Wajahnya tampak sangat tidak puas. Di tempat duduknya, Viola merasa seperti mendapatkan sebuah peluang. Tidak penting siapa yang datang untuk menemuinya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Cinta kedua tuan Nathan   Wanita penyelamat

    “Tuan Brown membayarnya dua milyar.” Helena berkata dengan cepat. Menutup matanya dengan kedua tangan mengatup kuat di depan dada. Ia tidak berani menatap wajah Tuan Brown. Samatha tersenyum senang. “Kau tidak bisa melakukan ini padaku Helena. Aku sudah banyak membantumu dan kuperingatkan, Edward tidak akan tinggal diam kalau kamu membatalkan kesepakatan kita.” Tuan Brown mulai putus asa. Wajah dan pelipisnya berkeringat dan ia seka dengan sapu tangan. Sesekali ia melirik Viola, memastikan gadis itu tidak berniat untuk berontak. “Edward akan mengerti, Tuan Brown dan aku akan mengembalikan uangmu tanpa kurang satu sen pun,” ucap Helena semakin berani dan yakin untuk mengambil keputusan. Setelah itu ia beralih pada Samantha, “Jadi, berapa yang akan Anda bayar, Nyonya?” katanya sambil tersenyum ramah dan mempersilahkan mereka duduk. Viola bahkan tidak percaya ibunya bisa berubah secepat itu. Baru saja ia meremehkan dan mengusir wanita tua itu dan sekarang ia sudah bersikap sangat ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Cinta kedua tuan Nathan   Anggota keluarga baru

    Hari sudah gelap saat Samantha dan yang lain tiba di rumah. Tidak ada siapapun di sana kecuali para pelayan. Samantha sedikit kecewa karena niatnya memberi kejutan pada Nathan jadi gagal. Namun ia menepis rasa kecewa itu karena setelah itu ia masih punya waktu banyak untuk mengenalkan Viola dengan Nathan -dan kalau takdir memungkinkan- Samantha ingin menjodohkan mereka. Namun sebelum itu ia harus melepas topeng kepalsuan Cecillia terlebih dahulu dan memastikan Nathan menyadari bahwa wanita itu sangat busuk.“Sekarang ini adalah rumahmu, Sayang,” ucap Samantha sambil mengelus rambut Viola yang hitam. Diperbaikinya letak poni Viola sambil menatap wanita itu lekat-lekat. “Kamu sangat manis,” katanya lagi. Viola tersipu malu dipuji begitu. Wajah yang kemerahan dengan bintik-bintik coklat di sekitarnya membuat kecantikannya semakin bertambah. Samantha sangat menyukai wajah itu. Polos dan natural tanpa sentuhan make up sedikitpun. “Terima kasih, Nyonya. Baru Anda yang mengatakan saya mani

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Cinta kedua tuan Nathan   Tikus kecil

    Sudah satu minggu sejak Viola tinggal di sana dan ia sangat penasaran dengan anak Nyonya Samantha yang pernah ia selamatkan dulu. Viola kerap berlama-lama duduk di ruang tamu dengan harapan bisa bertemu dengan anak laki-laki gemuk yang dulu menangis tak berdaya di gudang kosong itu. Seperti apa rupanya sekarang? pikir Viola, lalu perlahan senyumnya mengembang membayangkan sosok seorang pria gemuk dengan pipi bulat seperti bakpao muncul dari balik pintu itu. Apakah ia masih gemuk atau sudah tumbuh menjadi pria tinggi yang tampan? batin Viola lagi. Pintu terbuka. Viola mengangkat wajah dengan antusias. Berharap itu adalah orang yang ia harapkan. Namun semangatnya segera luntur begitu melihat orang yang muncul adalah seorang wanita. Tinggi langsing dan sangat cantik. Viola menatapnya dengan penuh kekaguman. Sementara wanita itu, ia menatap sekilas dan berlalu dengan penuh keanggunan. Sama sekali tidak peduli dengan Viola yang menatapnya penuh pemujaan.“Cantik sekali,” lirih Viola tanp

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Cinta kedua tuan Nathan   Cecillia wanita jahat?

    Seorang tukang kebun yang asyik memangkas tanaman hias di taman samping, merasa terhibur dengan kehadiran Viola di sana. Mereka bercakap-cakap sambil pria berusia 30-an itu terus melakukan tugasnya sementara Viola duduk di salah satu kursi yang memang sudah ada di sana sejak awal.“Jadi, nama anak Nyonya Samantha itu Nathan?” Viola memastikan. Carl -tukang kebun itu- mengangguk tanpa melihat ke arah Viola. Ia terus sibuk menggerakkan gunting besar di tangannya. “Dan istrinya itu namanya Cecillia. Dia seorang model Internasional,” lanjutnya.“Aku sudah tahu namanya, tapi aku baru tahu kalau dia seorang model. Pantas saja dia sangat cantik. Seperti seorang dewi,” ucap Viola dengan pandangan menerawang. Mengingat kembali betapa cantik dan anggunnya wanita itu. “Pasti Nathan sangat mencintai istrinya,” gumamnya lirih tanpa sadar. “Carl mengangguk. Tidak memperhatikan perubahan di wajah Viola. “Tuan Nathan sangat mencintainya bahkan tergila-gila padanya, tapi Nyonya Samantha sangat membe

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Cinta kedua tuan Nathan   Percikan api

    “Apa yang kau lakukan?” tanya Samantha saat melihat Viola asyik mencorat-coret di atas kertas. “Aku sedang banyak waktu luang.” Viola berkata tanpa melihat ke arah Samantha. Ia masih sibuk menyapukan pensil warna di atas kertas. Samantha mendekat karena penasaran dan begitu terkejut dengan hasil sketsa yang dibuat oleh Viola. “K -kamu yang membuat ini?” katanya. Viola mengangguk ringan, sambil tersenyum ia melanjutkan pekerjaannya. “Apa kamu tahu kalau kamu berbakat? Ini sangat luar biasa, Viola,” ucap Samantha setengah memekik karena senang. Ia seperti mendapatkan harta karun tersembunyi. “Aku tahu. Guru di sekolahku dulu mengatakannya,” jawab Viola enteng. “Apakah bagus?” Ia bertanya kemudian setelah sketsanya selesai. Menunjukkan pada Samantha dengan wajah penuh kepuasan. “Sangat bagus, Sayang,” balas Samantha dengan wajah berbinar-binar. “Kenapa kamu tidak melanjutkan belajar seni atau desain grafis? Mommy yakin kamu akan sukses,” ucap Samantha antusias. Viola tersenyum. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29

Bab terbaru

  • Cinta kedua tuan Nathan   Salah Masuk Kamar

    Kata orang cinta itu buta, tapi bukan cinta saja yang buta, bahkan rasa benci pun ternyata tidak bisa melihat.~Viola~**Itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh Cecillia. Rasa benci telah menggelapkan matanya sampai-sampai ia tidak menyadari sandiwara Samantha dan Viola yang sengaja ingin membuatnya marah. Ia buta dan tidak bisa membedakan lagi mana yang benar dan mana yang hanya permainan. Ia pergi dari rumah untuk menghindari Nathan. Ia marah dan sangat membenci suaminya. Dan rasa marah itu ia luapkan dengan minum-minum di sebuah ruang VVIP salah satu bar langganannya. Di sampingnya, Cath duduk dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan. Wajah wanita itu datar, menatap Cecillia sambil memainkan gelas anggurnya. Cecillia balas menatap. “Aku muak! Aku sudah tidak tahan, Cath,” racaunya. Ia menyeret tubuh mendekat ke arah Catherine. Memangkas jarak diantara mereka hingga kini wajah keduanya saling berhadapan. “Aku hanya ingin hidup dengan tenang. Itu saja,” ucapnya lagi. Wajahnya

  • Cinta kedua tuan Nathan   Genderang Perang

    Namun ia hanya ingin membuat menantunya marah dan ternyata ia berhasil. Cecillia berbalik dengan cepat, lalu dengan wajah merah padam ia melangkah mendekati Samantha dan Viola yang masih duduk di tempatnya semula. “Apa maksud Mommy bicara seperti itu?” Cecillia membentak. Satu tangannya bertengger di pinggang menatap tajam pada Samantha dan Viola bergantian. Samantha balik menatap menantunya. “Apa? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan,” sanggahnya. Cecillia membelalak, membuka mulut hendak bicara, tapi Samantha mendahuluinya. “Dan sejujurnya Cecillia, kamu tidak pernah aku anggap ada di rumah ini. Jadi, tidak usah terlalu merasa bahwa dirimu berharga.” Ucapan Samantha yang dingin dan tajam itu menusuk tepat dan menghancurkan harga diri Cecillia yang tinggi. Ia menjerit kuat seperti orang kesetanan karena tidak terima dengan pernyataan Samantha. Ia merasa terhina. Viola kaget dengan reaksi Cecillia yang di luar nalar, berbeda dengan Samantha yang tetap bersikap biasa saja seo

  • Cinta kedua tuan Nathan   Percikan api

    “Apa yang kau lakukan?” tanya Samantha saat melihat Viola asyik mencorat-coret di atas kertas. “Aku sedang banyak waktu luang.” Viola berkata tanpa melihat ke arah Samantha. Ia masih sibuk menyapukan pensil warna di atas kertas. Samantha mendekat karena penasaran dan begitu terkejut dengan hasil sketsa yang dibuat oleh Viola. “K -kamu yang membuat ini?” katanya. Viola mengangguk ringan, sambil tersenyum ia melanjutkan pekerjaannya. “Apa kamu tahu kalau kamu berbakat? Ini sangat luar biasa, Viola,” ucap Samantha setengah memekik karena senang. Ia seperti mendapatkan harta karun tersembunyi. “Aku tahu. Guru di sekolahku dulu mengatakannya,” jawab Viola enteng. “Apakah bagus?” Ia bertanya kemudian setelah sketsanya selesai. Menunjukkan pada Samantha dengan wajah penuh kepuasan. “Sangat bagus, Sayang,” balas Samantha dengan wajah berbinar-binar. “Kenapa kamu tidak melanjutkan belajar seni atau desain grafis? Mommy yakin kamu akan sukses,” ucap Samantha antusias. Viola tersenyum. Ha

  • Cinta kedua tuan Nathan   Cecillia wanita jahat?

    Seorang tukang kebun yang asyik memangkas tanaman hias di taman samping, merasa terhibur dengan kehadiran Viola di sana. Mereka bercakap-cakap sambil pria berusia 30-an itu terus melakukan tugasnya sementara Viola duduk di salah satu kursi yang memang sudah ada di sana sejak awal.“Jadi, nama anak Nyonya Samantha itu Nathan?” Viola memastikan. Carl -tukang kebun itu- mengangguk tanpa melihat ke arah Viola. Ia terus sibuk menggerakkan gunting besar di tangannya. “Dan istrinya itu namanya Cecillia. Dia seorang model Internasional,” lanjutnya.“Aku sudah tahu namanya, tapi aku baru tahu kalau dia seorang model. Pantas saja dia sangat cantik. Seperti seorang dewi,” ucap Viola dengan pandangan menerawang. Mengingat kembali betapa cantik dan anggunnya wanita itu. “Pasti Nathan sangat mencintai istrinya,” gumamnya lirih tanpa sadar. “Carl mengangguk. Tidak memperhatikan perubahan di wajah Viola. “Tuan Nathan sangat mencintainya bahkan tergila-gila padanya, tapi Nyonya Samantha sangat membe

  • Cinta kedua tuan Nathan   Tikus kecil

    Sudah satu minggu sejak Viola tinggal di sana dan ia sangat penasaran dengan anak Nyonya Samantha yang pernah ia selamatkan dulu. Viola kerap berlama-lama duduk di ruang tamu dengan harapan bisa bertemu dengan anak laki-laki gemuk yang dulu menangis tak berdaya di gudang kosong itu. Seperti apa rupanya sekarang? pikir Viola, lalu perlahan senyumnya mengembang membayangkan sosok seorang pria gemuk dengan pipi bulat seperti bakpao muncul dari balik pintu itu. Apakah ia masih gemuk atau sudah tumbuh menjadi pria tinggi yang tampan? batin Viola lagi. Pintu terbuka. Viola mengangkat wajah dengan antusias. Berharap itu adalah orang yang ia harapkan. Namun semangatnya segera luntur begitu melihat orang yang muncul adalah seorang wanita. Tinggi langsing dan sangat cantik. Viola menatapnya dengan penuh kekaguman. Sementara wanita itu, ia menatap sekilas dan berlalu dengan penuh keanggunan. Sama sekali tidak peduli dengan Viola yang menatapnya penuh pemujaan.“Cantik sekali,” lirih Viola tanp

  • Cinta kedua tuan Nathan   Anggota keluarga baru

    Hari sudah gelap saat Samantha dan yang lain tiba di rumah. Tidak ada siapapun di sana kecuali para pelayan. Samantha sedikit kecewa karena niatnya memberi kejutan pada Nathan jadi gagal. Namun ia menepis rasa kecewa itu karena setelah itu ia masih punya waktu banyak untuk mengenalkan Viola dengan Nathan -dan kalau takdir memungkinkan- Samantha ingin menjodohkan mereka. Namun sebelum itu ia harus melepas topeng kepalsuan Cecillia terlebih dahulu dan memastikan Nathan menyadari bahwa wanita itu sangat busuk.“Sekarang ini adalah rumahmu, Sayang,” ucap Samantha sambil mengelus rambut Viola yang hitam. Diperbaikinya letak poni Viola sambil menatap wanita itu lekat-lekat. “Kamu sangat manis,” katanya lagi. Viola tersipu malu dipuji begitu. Wajah yang kemerahan dengan bintik-bintik coklat di sekitarnya membuat kecantikannya semakin bertambah. Samantha sangat menyukai wajah itu. Polos dan natural tanpa sentuhan make up sedikitpun. “Terima kasih, Nyonya. Baru Anda yang mengatakan saya mani

  • Cinta kedua tuan Nathan   Wanita penyelamat

    “Tuan Brown membayarnya dua milyar.” Helena berkata dengan cepat. Menutup matanya dengan kedua tangan mengatup kuat di depan dada. Ia tidak berani menatap wajah Tuan Brown. Samatha tersenyum senang. “Kau tidak bisa melakukan ini padaku Helena. Aku sudah banyak membantumu dan kuperingatkan, Edward tidak akan tinggal diam kalau kamu membatalkan kesepakatan kita.” Tuan Brown mulai putus asa. Wajah dan pelipisnya berkeringat dan ia seka dengan sapu tangan. Sesekali ia melirik Viola, memastikan gadis itu tidak berniat untuk berontak. “Edward akan mengerti, Tuan Brown dan aku akan mengembalikan uangmu tanpa kurang satu sen pun,” ucap Helena semakin berani dan yakin untuk mengambil keputusan. Setelah itu ia beralih pada Samantha, “Jadi, berapa yang akan Anda bayar, Nyonya?” katanya sambil tersenyum ramah dan mempersilahkan mereka duduk. Viola bahkan tidak percaya ibunya bisa berubah secepat itu. Baru saja ia meremehkan dan mengusir wanita tua itu dan sekarang ia sudah bersikap sangat ma

  • Cinta kedua tuan Nathan   Berapa yang harus kubayar?

    Namun sebelum ia sempat melakukannya, terdengar suara ribut dari depan. Baik Helena, Brown maupun yang lain tampak sedikit takut kalau-kalau saja yang datang adalah polisi, tapi mereka tahu itu tidak mungkin terjadi. “Ada apa di luar?” Helena berteriak untuk menghilangkan rasa takutnya. Seorang anak buah Edward muncul dengan tergopoh-gopoh. Setelah membungkuk hormat ia mulai bicara. “Ada wanita tua dan ajudannya di depan. Mereka ingin bertemu dengan Nona Viola,” ucapnya. Wajahnya memerah dan tubuhnya gemetar. “Usir saja. Katakan kalau Viola tidak bisa diganggu!” tegas Helena. Tangannya mengibas di udara, menyuruh pengawal itu pergi melaksanakan perintahnya. Namun, pengawal itu bergeming, tubuhnya semakin gemetar. Helena mengerutkan kening, “Ada apa? Bukannya cuma wanita tua saja? Kenapa kau sampai gemetar begitu?” cerca Helena. Wajahnya tampak sangat tidak puas. Di tempat duduknya, Viola merasa seperti mendapatkan sebuah peluang. Tidak penting siapa yang datang untuk menemuinya,

  • Cinta kedua tuan Nathan   Kau sangat Cantik!

    Ah ….” Harapan Samantha seketika pupus. Mungkin wanita yang akan ia temui itu tidak sebaik yang ia bayangkan. Mungkin dulu ia tidak sengaja menyelamatkan Nathan. Mungkin ia menyesal melakukannya. Mungkin waktu sudah mengubah watak dan sifatnya menjadi jahat. “Kabarnya juga, keluarganya sedang mencari orang kaya yang mau menikahi anaknya dengan syarat mampu melunasi semua hutang-hutang keluarganya dan mau memberikan mahar sesuai yang mereka tentukan.” Samantha membelalak, kaget. “Itu pernikahan atau pegadaian.” Maria yang sejak tadi hanya diam memerhatikan tiba-tiba bicara. Ia begitu gemas dengan kelakuan orang tua jahat seperti itu. Memanfaatkan anak sendiri demi keserakahan pribadi. Samantha dan Hilda bahkan kaget mendengar celetukan Maria. “Menurutmu, apakah wanita itu memiliki sifat yang sama dengan keluarganya?” Samantha bertanya karena penasaran. “Saya tidak sempat menanyakan hal itu. Tapi, bagaimana kalau Nyonya menemui suster yang di panti asuhan itu untuk mengkonfirmasi

DMCA.com Protection Status