Share

Bab 78

Author: Azzurra
last update Last Updated: 2025-04-22 10:14:10

Bola mata Excel membola, "Bekas Niken?? gue masih perjaka ting-ting. Ayo Ras, kita nyobain lagi." Excel membopong Laras ke atas ranjang, walau Laras berontak lelaki ini tak peduli, tangannya dengan kuat mengangkat dan merebahkan Laras di pembaringan.

Dengan cepat Laras bangun dan menghindar, bak kelinci kecil sedang dalam buruan, wajah Laras terlihat khawatir.

"Jangan macem-macem, Bang!" Salak Laras.

Kakinya Loncat dari tempat tidur ke atas sofa.

Tunggu!!

Kanya kalo baru pertama kali sakit, kenapa ini nggak ada berasa apa-apa ya??? pikir Laras.

Excel bangun kaki kokohnya sampai di sofa dengan hanya sekali loncatan. Dengan kuat Excel mencekal tangan Laras yang sudah bersiap menghindar.

Lengan kekar Excle melingkar di pinggang Laras. Nafas mereka memburu, dada yang saling melekat bergerak naik turun. Laras memasang wajah penuh permohonan.

"Lepasin Cel." pinggul Laras bergerak gerak menimbulkan gesekan. Tangannya memukul-mukul dada Excel.

Bagi lelaki ini, tangan Laras yang memukul t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta itu Love   Bab 79

    Laras berjalan pelan, hatinya berdebar, bukan karna mengingat ciuman mereka tetapi sedang menimbang jawaban apa yang tepat jika Irma dan yang lain bertanya. Perasaan gadis ini begitu lega ketika dia sampai di depan pintu kamar, dan tak ada pandangan mencurigakan dari teman-temannya. "Bang, gue masuk." Lirih Laras bersuara. "Nanti sampe Jakarta langsung ngabarin, ya."Laras segera membuka pintu, tetapi tangannya di cekal Excel. "Bang." Netra Laras memohon agar Excel tak berulah. "Nanti ada yang liat." Laras semakin khawatir, karna Excel sedah menyentuh pinggangnya. Excel melepas tangan dari pinggang Laras. "Gue, nyusul ke Jakarta, tungguin di rumah." Excel mengecup kening Laras, dan pergi meninggalkan Laras dengan perasaan tidak rela. Assalamualaikum. Salam Laras ketika sudah di dalam. Alya dan Irma menengok. "Tumben lo akur sampe tidur bareng."Pasokan oksigen tetiba di rasa berhenti mendengar penuturan Alya. Laras terpaku di tempat entah harus menjawab apa. "Dari dulu juga ak

    Last Updated : 2025-04-22
  • Cinta itu Love   Bab 80

    Mulut kedua anak ini menganga, bulu matanya mengerjab-ngerjab. "Berarti punya Excel kecil, kalo elo nggak ngerasain sakit," ujar Alya. Hah!! Laras dan Irma saling tatap. "Sayang banget, cowo keren begitu anunya kecil." timpal Irma. Laras membenarkan letak duduk, dia diam sesaat. Melihat Laras murung, Irma berinisiatif menghibur. "Tenang Ras. Banyak dokter canggih, dia 'kan banyak duit, lo cari dokter hebat buat ngobatin anu-nya." "Ishh ... Ngapain repot-repot. Untung tes drive dulu si Laras. Ini gunanya tes drive sebelum nikah, jadi tau dia unggul nggak, udah tinggal, Ras. Jangan di terusin," Saran Laras. "Menjerumuskan banget nih bocah satu, tes Drive, kalo Lo punya 20 pacar semua mau Lo tes?" pelotot Irma.Alya terkekeh.Laras melongo frustasi, "Masalahnya gue udah di nikahin sama Excel.""Apa!!" kembali suara kedua gadis ini menggema memenuhi kabin pesawat. Seorang pramugara tampan mendekat mengingatkan agar berbicara lebih pelan karna bisa mengganggu kenyamanan penumpang la

    Last Updated : 2025-04-22
  • Cinta itu Love   Bab 81

    Mobil berjalan merayap. Jam pulang kerja sudah di pastikan macet hingga akar-akarnya. Nata menatap Excle yang menjambak rambutnya frustasi. "Jangan main paksa. Biarin dia menyesuaikan diri. Yang penting dia udah jadi milik kamu, nggak bakal ada yang bisa nikung kamu. Sekarang kamu fokus belajar. Mengembangkan diri. Buktikan kamu bukan lelaki yang dia sangka kan. Jadi Excel yang bisa melebarkan sayap Wijaya semakin bekibar. Dengan melihat keberhasilan mu cepat atau lambat dia akan mendekat.""Sekarang pun aku bisa kasih apa yang dia butuh, dan mau.""Berarti perempuanmu special. Dia tak mau memiliki lelaki yang hanya mengandalkan hasil warisan." Mata Nata mengerling, senyumnya lebar penuh kepuasan menampakkan gigi kekuningan akibat rokok. "Dia!!" Gigi Excel bergemelutuk menahan emosi. Tangannya mengepal memukul kaca mobil. Nata tersenyum. Mengingat Laras menyindir kejantanan Excel, membuat wajah putranya seketika merah padam malu. "Kamu sama dia belum ngapa-ngapain. Temen kamu Nik

    Last Updated : 2025-04-23
  • Cinta itu Love   Bab 1. Pertandingan

    Sorak sorai bergemuruh mengelilingi lapangan olah raga. Axel! Pak Bagas! Axel! Pak Bagas! Masing-masing kubu menyorakkan nama jagoan mereka. Tak pelak Laras dengan lantang menyebutkan nama kedua lelaki ini, untuk memberikan semangat. "Ishhh, elo dukung siapa? Exel apa Pak Bagas!?" seru Irma, menyikut lengan Laras. Dengan kikuk Laras mengusap tengkuknya. Bibirnya mengulas senyum canggung. "Gue dukung keduanya." Lalu kembali menyorakkan nama kedua lelaki yang berada di lapangan. Terlihat beberapa orang yang kini berada di area lapangan sedang memperebutkan benda berbentuk bulat, dua orang saling berhadapan menunggu bola yang dengan indah melayang tepat di atas kepala mereka. Pandangan mereka tajam membidik bola, badan mereka meloncat tinggi dengan kedua tangan menjulur mencoba meraih bola basket yang sedang meluncur ke arah mereka. Hap!! Dengan tangkas Exel menangkap bola, lalu meliukkan badan mencoba menghindari tangan Bagas yang mencoba merebut bola dari t

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 2 Terpesona pada Pandangan Pertama.

    “Gagal makan enak, padahal ATM ngajakin nongkrong,” ucap Irma, terlihat dari kaca spion bibirnya di lipat kesal. “Gue yang traktir deh kesukaan lo, anggap aja kita lagi makan di cafe mahal." Laras mencoba membujuk. Juga sedikit merajuk. Melihat expresi Laras membuat Irma sedikit terenyuh. “Ya udah dehhh demi yang lagi jatuh cintrong,” ucapnya ceria seperti sedia kala. Melihat senyum Irma sudah kembali seperti biasa, membuat Laras memacu motor dengan semangat tinggi menuju rumah Irma yang tak lain rumah cowo incarannya. Dalam perjalanan ke rumah Irma Laras mengingat kejadian lalu saat pertama melihat Bagaskara si guru tampan yang mampu membuat dadanya bergetar. “Prit, prit, prit, rapatkan barisan kalian." Titah seseorang yang langsung dituruti para siswa. Para sisiwa berbaris rapih, Laras berada pada barisan terakhir karna memang dia tak menyukai pelajaran olah raga. “Perkenalkan saya guru pengganti Pak Arif yang sedang cuti beberapa bulan kedepan karna sedang sakit keras.

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 3. Pertama Kenalan.

    Irma masih terus membicarakan Excel, aku termenung mengingat kebodohanku waktu itu pertama kali bertemu dengan Exel, si lelaki datar yang ternyata begitu perhatian. "Kamu telat juga?"tanyaku sok akrab pada lelaki berwajah jutek di sebelahku. Sepertinya kami sama-sama terlambat pagi ini. Aku menarik lengan lelaki yang belum pernah aku lihat ini. "Lewat sini aja, biar nggak ketauan guru piket."Lelaki itu hanya diam mengikuti langkahku. "Elo kelas berapa? Kok gue belum pernah liat elo ya?" tanyaku pelan juga sambil berjalan pelan agar tak terdeteksi guru piket. Dia tak menjawab berondongan pertanyaanku, kami sampai di depan lorong, "Eh kenalin, Laras." Aku menjulurkan tangan, di sambut olehnya, walau wajahnya tetap datar. "Axel," ucap lelaki berwajah jutek ini, yang kini sedang menjabat tanganku. Senyumku canggung menatap matanya. "itu muka apa tembok, datar plus dingin banget," Aku hanya bisa membatin, netraku mengerjap beberapa kali karna beradu pandang dengannya. Aku grogi, tat

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 4. Semakin Marah.

    Tap, tap, tap .... Aku menaiki satu persatu anak tangga dengan semangat empat lima menuju perpustakaan. Terdengar suara bercakap-cakap di depan sana. Oohh ... Alya rupanya, tapi tunggu! sebentar! siapa gerangan lawan bicara Alya. “OMG, Pak Bagas,” gumamku, walau hati berdebar-debar grogi melihat wajah tampan Pak Bagas, tetap kulajukan kakiku mengarah pada keberadaan mereka. Terlihat mereka sedang tertawa. “Ooohh ternyata mudah ya Pak, dari semalam saya bingung soal ini!” ucap Alya sambil memberi senyum pepso**nt. “Pak." Ku anggukan kepala saat Pak Bagas menengok ke arahku. Tak pernah aku duga si dia yang selalu bermuka dingin di hadapanku ini memberikan senyum menawan. "Ya Allah." Aku seperti terhipnotis terus menatap ke arah Pak Bagas. Dan tiba-tiba, Gubrak. Aawww .... Pintu tak tau diri itu mencium wajah cantikku yang kini terasa kebas. Ternyata pintu di tutup sebelah. Ku usap-usap wajahku yang sakit. Terlihat Alya tersenyum mengejek, “Hati-hati, pintu jang

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 5. Rem Mulut Blong.

    “Laras, setelah pulang sekolah kamu ke kantor ibu dulu ya.” Bu Ida guru BK sekolahku memanggil di depan kelas dengan suara mendayu-dayu merdu. Guru BK di sekolahku terkenal cantik mempesona. Suaranya lemah lembut, dandanannya selalu matching, siapapun yang masuk ke ruangannya akan keluar dengan wajah cerah, entah apa yang dilakukan di dalam karna ruangan tertutup rapat. Tok,tok,tok ... Ku ketuk pintu ruang kantor Bu Ida. “Silahkan masuk,” ucap suara di dalam dengan aksen ramah. Aku masuk dan terperanjat kaget, ku dapati Pak Bagas sudah duduk di kursi tersangka. Kepalanya menegok ke arahku, tatapannya tajam seperti menembus jantungku. “Silahkan duduk Laras,” ucap Bu Ida sopan. Guru BK yang satu ini memang lembut, cantik, sopan. Kalo aku disuruh menilai attitudenya aku kasih angka 9,9. Kenapa ga 100? Karna yang maha sempurna hanya milik Allah. Aku duduk di sebelah Pak Bagas yang terlihat santai. Hatiku dag dig dug tak karuan karna duduk bersebelahan dengan Arjunaku. Ku

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Cinta itu Love   Bab 81

    Mobil berjalan merayap. Jam pulang kerja sudah di pastikan macet hingga akar-akarnya. Nata menatap Excle yang menjambak rambutnya frustasi. "Jangan main paksa. Biarin dia menyesuaikan diri. Yang penting dia udah jadi milik kamu, nggak bakal ada yang bisa nikung kamu. Sekarang kamu fokus belajar. Mengembangkan diri. Buktikan kamu bukan lelaki yang dia sangka kan. Jadi Excel yang bisa melebarkan sayap Wijaya semakin bekibar. Dengan melihat keberhasilan mu cepat atau lambat dia akan mendekat.""Sekarang pun aku bisa kasih apa yang dia butuh, dan mau.""Berarti perempuanmu special. Dia tak mau memiliki lelaki yang hanya mengandalkan hasil warisan." Mata Nata mengerling, senyumnya lebar penuh kepuasan menampakkan gigi kekuningan akibat rokok. "Dia!!" Gigi Excel bergemelutuk menahan emosi. Tangannya mengepal memukul kaca mobil. Nata tersenyum. Mengingat Laras menyindir kejantanan Excel, membuat wajah putranya seketika merah padam malu. "Kamu sama dia belum ngapa-ngapain. Temen kamu Nik

  • Cinta itu Love   Bab 80

    Mulut kedua anak ini menganga, bulu matanya mengerjab-ngerjab. "Berarti punya Excel kecil, kalo elo nggak ngerasain sakit," ujar Alya. Hah!! Laras dan Irma saling tatap. "Sayang banget, cowo keren begitu anunya kecil." timpal Irma. Laras membenarkan letak duduk, dia diam sesaat. Melihat Laras murung, Irma berinisiatif menghibur. "Tenang Ras. Banyak dokter canggih, dia 'kan banyak duit, lo cari dokter hebat buat ngobatin anu-nya." "Ishh ... Ngapain repot-repot. Untung tes drive dulu si Laras. Ini gunanya tes drive sebelum nikah, jadi tau dia unggul nggak, udah tinggal, Ras. Jangan di terusin," Saran Laras. "Menjerumuskan banget nih bocah satu, tes Drive, kalo Lo punya 20 pacar semua mau Lo tes?" pelotot Irma.Alya terkekeh.Laras melongo frustasi, "Masalahnya gue udah di nikahin sama Excel.""Apa!!" kembali suara kedua gadis ini menggema memenuhi kabin pesawat. Seorang pramugara tampan mendekat mengingatkan agar berbicara lebih pelan karna bisa mengganggu kenyamanan penumpang la

  • Cinta itu Love   Bab 79

    Laras berjalan pelan, hatinya berdebar, bukan karna mengingat ciuman mereka tetapi sedang menimbang jawaban apa yang tepat jika Irma dan yang lain bertanya. Perasaan gadis ini begitu lega ketika dia sampai di depan pintu kamar, dan tak ada pandangan mencurigakan dari teman-temannya. "Bang, gue masuk." Lirih Laras bersuara. "Nanti sampe Jakarta langsung ngabarin, ya."Laras segera membuka pintu, tetapi tangannya di cekal Excel. "Bang." Netra Laras memohon agar Excel tak berulah. "Nanti ada yang liat." Laras semakin khawatir, karna Excel sedah menyentuh pinggangnya. Excel melepas tangan dari pinggang Laras. "Gue, nyusul ke Jakarta, tungguin di rumah." Excel mengecup kening Laras, dan pergi meninggalkan Laras dengan perasaan tidak rela. Assalamualaikum. Salam Laras ketika sudah di dalam. Alya dan Irma menengok. "Tumben lo akur sampe tidur bareng."Pasokan oksigen tetiba di rasa berhenti mendengar penuturan Alya. Laras terpaku di tempat entah harus menjawab apa. "Dari dulu juga ak

  • Cinta itu Love   Bab 78

    Bola mata Excel membola, "Bekas Niken?? gue masih perjaka ting-ting. Ayo Ras, kita nyobain lagi." Excel membopong Laras ke atas ranjang, walau Laras berontak lelaki ini tak peduli, tangannya dengan kuat mengangkat dan merebahkan Laras di pembaringan. Dengan cepat Laras bangun dan menghindar, bak kelinci kecil sedang dalam buruan, wajah Laras terlihat khawatir."Jangan macem-macem, Bang!" Salak Laras.Kakinya Loncat dari tempat tidur ke atas sofa. Tunggu!!Kanya kalo baru pertama kali sakit, kenapa ini nggak ada berasa apa-apa ya??? pikir Laras. Excel bangun kaki kokohnya sampai di sofa dengan hanya sekali loncatan. Dengan kuat Excel mencekal tangan Laras yang sudah bersiap menghindar. Lengan kekar Excle melingkar di pinggang Laras. Nafas mereka memburu, dada yang saling melekat bergerak naik turun. Laras memasang wajah penuh permohonan."Lepasin Cel." pinggul Laras bergerak gerak menimbulkan gesekan. Tangannya memukul-mukul dada Excel. Bagi lelaki ini, tangan Laras yang memukul t

  • Cinta itu Love   Bab 77

    Keterkejutan mereka belum berakhir, pintu kamar tiba-tiba terbuka, netra mereka berdua membola melihat beberapa orang sudah ada di depan pintu. Laras masuk ke dalam bedcover tanpa sadar memeluk perut Excel. "Cel kenapa kita bisa ada di sini." Jantung Laras seperti berhenti berdetak mengetahui kenyataan mereka berdua sama sekali tak berbusana. Laras menutup mata, pasokan oksigen semakin menipis, yang bisa Laras lakukan saat ini adalah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Excel memutupi seluruh tubuh Laras hingga tak terlihat. Pandangan beberapa guru nyalang mentap kepadanya. "Kalian berbuat asusila. Laras Excel." Marni si guru killer juga Ida si guru BK menyuruh yang lain menunggu di depan pintu, lalu menutup pintu dan mengunci. "Excel Laras apa yang kalian lakukan di sini?" Tanpa bicara Excel mengambil sesuatu di laci nakas mengulurkan pada Ida, yang berdiri di sebelah ranjangnya. Ida membaca dokumen di kertas tersebut. Tak menyangka jika Excel memil

  • Cinta itu Love   Bab 76

    Tanpa curiga Laras menuju kamar Excel. Dia ketuk pintu kamar. Namun, tak ada balasan. Setelah beberapa kali ketuk tak ada balasan, Laras berniat pergi, tetapi ponsel dalam genggaman berdenting, sebuah pesan masuk. "Tungguin aja di dalem Ras. Gue keluar sebentar." Laras masuk ke dalam kamar. Bibirnya terperangah. Waahh kamar Excel gede banget. Laras melempar dirinya ke atas ranjang dan berguling. "Bau elo Cel." gumam Laras karna menindih bantal milik lelaki jangkung itu. Sesaat dia tersadar, cepat-cepat bangun dan merapikan kasur yang acak-acakan. "Sorry Bang, kebablasan." Laras duduk di sofa menyalakan televisi. Kemana sih ini Babang, Laras melirik jam di pergelangan tangan, udah jam 10. Pikir Laras. Gue tunggu lima menit lagi deh. Laras melihat gelas di atas meja, masih terisi penuh, "Gue minum ya Bang. Aus banget lupa nggak minum air putih dari tadi." Tanpa curiga Laras meminum air mineral di atas meja, juga memakan cemilan di dalam toples. Mulutnya terus mengunyah

  • Cinta itu Love   Bab 75

    Laras mengacak-acak rambut. Gara-gara Emak. Pake di nikahin paksa, jadinya galon deh. Akhirnya terlena sama si redflag itu. Dan akhirnya dia dapet lagi bibir gue. Uh ... Rugi. Rugi. Laras menghentak-hentakkan kaki merasa menyesal di cium Excel semalam. Mana rasanya indah, ya Tuhan. masih nempel rasanya itu bibir."Ras!!"Laras menengok, matanya membola mengetahui siapa yang memanggil, ia berlari menghindari lelaki yang memanggilnya. Duh tuh orang kenapa berkeliaran di kepala gue."Yah, pasti marah lagi." Excel hanya memandangi Laras yang berlari pontang panting seperti melihat penampakan.Bugh."Apaan sih, Ras, pake di bantiing begitu pintunya." Irma keluar kamar mandi dengan anduk terlilit di kepala. "Kalo Excel ke sini, bilang gue belum masuk kamar.""Oce." Irma menautkan jemari membentuk huruf O."Emang lebih baik lo nggak sama Excel, Ras." Irma bergumam setelah Laras masuk kamar mandi. *** Suara hingar bingar mengisi klub malam yang di datangi Roy Boy dan beberapa kawan l

  • Cinta itu Love   Bab 74

    "Cel, pesta lajang nanti malam?" tanya Boy, "Kita besok udah pulang.""Excel terlihat berfikir."Kalian boleh keluar malam?" "Pandai-pandai kita, lah.""Oke, nanti malam."Kapal berhenti, semua sibuk menggunakan alat savety, standard keamanan. Excel berjalan mendekati Laras tetapi Laras melengos enggan di dekati lelaki jangkung ini. Excel langsung mengerti. Bibirnya tersungging."Lo pasti cemburu, Ras." Seorang pemandu mendekati Laras mengecek apakah semua standar keamanan menyelam sudah terpasang dengan sempurna, atas permintaan Excel, karna Laras tak juga mau di dekati Excel."Oke. Semuanya sudah siap!!" Suara seorang lelaki mengudara, terbawa angin, memberikan arahan. "Karna kalian pemula jadi jangan berpencar, tetap tenang ketika di dalam air. Begitu terjun kita latihan pernafasan terlebih dahulu." Si pemandu terus memberikan arahan. "Ras, gue deg-degan," ujar Irma. "Sama, pengalaman pertama gue." Kekeh Laras. "Ras, Niken mepet Excel terus, kayanya niatan dia bakal di laksana

  • Cinta itu Love   Bab 73

    Excel meraih dagu Laras. Ada rona merah di pipi Laras. Pandangan Excel terasa berkabut, dia kembali menatap bibir Laras yang sudah membengkak, lalu kembali mendekat, tapi di hadang tangan Laras. "Jangan, Bang."Excel kembali pada keadaan, nafasnya sedikit memburu, darahnya menghangat, sesuatu di bawah sana sudah berubah bentuk. Dia menatap Laras lekat. Laras malu di tatap seperti oleh Excel. Gadis ini menggeliat, berusaha lepas dari pelukan Excel. Tangan Laras meraih handle pintu. "Bang, gue masuk, ya."Excel meraih tangan Laras mengecup, pelan. Lagi dan lagi membuat aliran darah Laras berdesir. Semut-semut kecil menggelitik di rambut-rambut kepalanya.Laras tersenyum Manis, lalu menghilang di balik pintu.Setelah pintu tertutup Excel berjalan dengan percaya diri, langkah tegapnya terlihat maskulin, bibirnya terulas senyum bahagia. "Dia galau di nikahin paksa, padahal suaminya gue. Bakal gue jerat elo Ras, sampe Lo klepek-klepek, kalo kemaren gue terus terang ngelamar elo, belum t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status