Share

121. Menang?

“Kenapa kamu bohong padaku?” Suara dingin di belakangku, memecah keheningan dalam ruang lobby rumah sakit yang besar dan megah itu.

Deg! Jantungku berhenti berdetak sejenak. Aku merasakan darah surut dari wajahku, membuatku memucat. Dengan tangan gemetar, aku berbalik, napasku tersangkut di tenggorokan.

Gabriel berdiri diam, menatapku tanpa ekspresi, tapi matanya mengunci pandanganku sehingga membuat lututku lemas. Satu kata pun tidak keluar dari bibirku.

“Kenapa diam? Merasa bersalah karena sudah menipuku?” sindir Gabriel dengan tatapan tajam.

“Ikut aku!” Karena tidak menjawab pertanyaanku, Gabriel merangkul bahuku dengan lembut, tapi disertai ketegasan yang terasa begitu nyata.

“Kamu mau ngapain?” ucapku sambil mencoba untuk menghindar dari sentuhannya.

“Aku hanya ingin bicara denganmu.”

“Bisa kita bicara nanti saja!”

“Tidak bisa,” ucap Gabriel geram. “Jangan pernah mencoba untuk menghindar dariku,” lanjutnya dengan pandangan mata menuduh.

Aku menunduk menyadari kebenaran dari ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status