Home / Romansa / Cinta Vampir Terakhir / Apa Aku Di Neraka?

Share

Apa Aku Di Neraka?

Author: Ratu Pertiwi
last update Last Updated: 2024-02-06 18:11:29

Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”

Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”

Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.

Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.

Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.

Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sama walau bosnya pelit. Paling tidak penghasilan yang dia dapat bisa membuatnya bertahan. Namun, rasa bosan kembali menantangnya untuk mengakhiri hidup.

“Kita sudah sampai,” ucap sopir muda yang sedang menoleh ke arah Rena, membuyarkan lamunannya.

‘Itu artinya aku sudah melamun lebih dari lima belas menit,’ batin Rena sembari menghela napas panjang, sementara tangannya membuka retsleting tas.

Dia mengerutkan alis dan sempat tak percaya pada matanya sendiri saat melihat tasnya dipenuhi dengan lembaran uang. Mencoba keluar dari situasi tersebut, diambilnya dua lembar dan menyerahkannya ada sang sopir.

Pria itu menerimanya dengan bingung. “Ini terlalu banyak, Nona.”

Sembari menutup retsleting tasnya, Rena tersenyum. “Tak apa, ambillah. Anda bisa makan enak hari ini.”

“Terima kasih. Semoga harimu menyenangkan,” balas si sopir.

Rena melangkah turun dan memasuki gedung apartemen tempat tinggalnya. Apartemen murah yang letaknya di pinggiran kota London. Lagi-lagi menghela napas panjang, dia melangkah memasuki lobi yang sepi.

“Jangan lupa uang sewa bulan ini segera dilunasi!” ucap pemilik apartemen empat lantai yang sedang duduk di balik meja resepsionis, bahkan tanpa menoleh.

Biasanya Rena akan mengacuhkannya. Wanita tak ramah dan berkacamata tebal tersebut memang selalu berucap begitu pada setiap penghuni yang melewati meja resepsionis lapuk warna merah marun kesayangannya. Namun, gadis itu teringat akan tumpukan uang di tasnya dan memutuskan untuk menghampiri si cerewet dan membungkam mulutnya.

Dia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tak ada pasang mata yang melihat, lalu membuka resleting tasnya. Bekerja sebagai kasir restoran membuatnya mampu menghitung uang dengan cepat, lalu meletakkannya di atas meja.

Si pemilik gedung melihat ke arah tumpukan uang dan wajah Rena bergantian. Agaknya heran dari mana pekerja rendahan sepertinya mendapat uang di tanggal krisis, tapi enggan bertanya karena malas berbasa-basi.

Rena tersenyum, senyum yang tak menyentuh matanya dan hanya dimaksudkan sebagai formalitas, sebelum berlalu memasuki elevator berisik satu-satunya jalan mencapai lantai tiga jika malas menapaki tangga ke tempat tinggal mungilnya yang bahkan tak memiliki jendela.

Dikeluarkannya kunci dari saku celana dan membuka pintu tersebut. Lagi-lagi dia menghela napas panjang melihat betapa berantakannya tempat itu. Dengan semangat baru untuk melanjutkan hidupnya, dia memutuskan untuk membereskan tempat tinggalnya. 

‘Harus ada yang berubah,’ batinnya, sebelum teringat akan uang di tas  yang belum bisa dia pastikan jumlahnya.

Sambil berbenah, Rena berpikiran untuk mencari tempat tinggal yang lebih baik dari apartemen tua tersebut. Paling tidak apartemen yang lebih baik dan tak bau apek, juga yang tak membuatnya berurusan dengan tetangga-tetangga pemabuk yang kerap bersikap kurang ajar, juga memiliki jendela dan kalau beruntung, ada balkonnya.

Beberapa jam berlalu. Rena baru saja kembali dari toko laundry dan mengempaskan bokongnya di tepi tempat tidur. Suasana hatinya jauh lebih baik karena tempat tinggalnya kini bersih dan rapi. Dia membuka kantung kertas dan mengeluarkan sebuah burger, lalu segera melahapnya, menutup makan malamnya dengan sebotol air mineral sebelum naik ke tempat tidur.

Gadis muda berhidung mancung tersebut tak menyangka hari liburnya bekerja akan dilalui dengan acara bunuh diri dan diakhiri dengan beberes. Besok dia harus bekerja kembali, sepertinya hanya satu shift karena harus berkeliling untuk mencari tempat tinggal baru setelahnya. Matanya terpejam saat rencana di kepalanya sudah matang.

**** 

Rena terbangun di tempat asing yang tak dia kenali. Dia bahkan tak ingat kapan pergi kemari.

‘Apa aku di neraka?’ batinnya, menyimpulkan bahwa Tuhan menghukumnya karena kemarin mencoba untuk bunuh diri.

Tempat tersebut gelap, lembab, dan dingin. Penerangan temaram hanya didapat dari obor yang menempel di tembok batu berlumut, beberapa meter dari sana.

“Tunggu dulu,” ucap seorang pria yang suaranya tak asing. Suara yang berat dan sedikit serak.

Rena menoleh ke kanan dan kiri untuk menemukan tempat sembunyi. Hasilnya nihil.

Tak sampai satu detik berlalu dan seorang pria muncul dari balik lorong.

‘Astaga!’ batin Rena. Jantungnya berdegup kencang.

‘Astaga!’ panik Rena dalam hati. Entah kenapa dia merasa harus bersembunyi, padahal keberadaannya di sana saja belum ditemukan alasannya.

Pria tinggi yang mengenakan setelan jas putih dan berpostur proporsional tersebut berjalan ke arahnya.

“Marco?” ucap Rena saat cahaya menerangi wajahnya.

Tentu saja dia mengenali penyelamatnya, wajah Marco kelewat ikonik. Dia kelewat tampan walau kulitnya terlalu pucat.

Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.

Related chapters

  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

    Last Updated : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

    Last Updated : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

    Last Updated : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Tampan

    Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi."Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sun

    Last Updated : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Sebenarnya Siapa Kamu?

    Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana b

    Last Updated : 2024-02-06

Latest chapter

  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

  • Cinta Vampir Terakhir   Apa Aku Di Neraka?

    Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sa

  • Cinta Vampir Terakhir   Sebenarnya Siapa Kamu?

    Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana b

  • Cinta Vampir Terakhir   Tampan

    Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi."Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status