Share

Cinta Vampir Terakhir
Cinta Vampir Terakhir
Penulis: Ratu Pertiwi

Tampan

Penulis: Ratu Pertiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 18:07:47

Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.

Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.

Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi.

"Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.

Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sungai yang dingin. Wanita cantik dengan mata biru yang malang, dibuang orang tuanya dan harus berakhir di panti asuhan.

Tekadnya sudah bulat, ia menjatuhkan diri ke sungai dan memejamkan mata. Merasakan air dingin menyentuh kulitnya dan perlahan air itu masuk ke sela-sela tubuhnya.

'Selamat tinggal dunia yang kejam,' batinnya pasrah.

Tidak jauh dari jembatan sosok pria tampan justru sedang memperhatikan apa yang Rena lakukan. Pria itu tersenyum samar dan bergegas masuk ke dalam sungai untuk menyelamatkan Rena.

"Gadis bodoh, kau pikir mati adalah jalan satu-satunya?" maki pria itu.

Marco Reus, pria tampan dan awet muda. Sosok yang selalu menjadi idaman wanita karena kekayaannya dan ketampanannya itu berhasil menemukan tubuh Rena yang hampir menyentuh dasar sungai.

Dengan kekuatan Marco, Rena berhasil keluar dari sungai dalam kondisi tidak sadarkan diri. "Tubuhnya sudah dingin, aku harus segera bawa dia ke mansion. Jika aku bawa ke rumah sakit akan begitu banyak masalah." Marco memutuskan membawa Rena pulang dan ia bersedia untuk merawatnya.

Tidak lama kemudian Marco sudah sampai di mansion miliknya. Ia memerintahkan semua pelayan untuk mengganti pakaian Rena dan membuatkan beberapa obat herbal.

"Di mana dokter Louise? Panggil dia sekarang untuk memeriksa wanita ini," titahnya kepada salah satu pelayan.

"Baik, tuanku." Pelayan itu segera pergi mencari dokter Louise.

Luke mendengar suara berisik di ruang tamu langsung bergegas keluar dari ruang kerjanya, melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ia juga mencium aroma manusia dan melihat sosok wanita yang sedang dibawa oleh pelayan masuk ke kamar tamu.

"Marco! Apa kau sudah gila membawa manusia ke dalam mansion milikmu?" ucap Luke sahabat Marco yang selalu ada di sampingnya.

"Kenapa? Aku tidak memiliki pilihan lain, terlebih wanita itu bisa bekerja untukku. Dia akan bergantung kepadaku karena aku telah menyelamatkan hidupnya." Marco menjawab dengan acuh seolah kekhawatiran Luke tidak ada artinya.

"Mengapa kau menjadi bodoh seperti ini? Dia akan mengetahui semua rahasia kita, jangan harap manusia itu akan berhutang budi kepadamu. Kau sudah melihat sendiri betapa busuknya manusia!" omel Luke panjang lebar.

Marco hanya menatap Luke dengan tajam. Ia tidak ingin mendengar ocehan Luke lebih banyak lagi. Sedangkan Luke yang mendapat tatapan itu hanya bisa menghela napas panjang. "Terserah kau saja, aku sudah mengingatkanmu."

Luke membanting pintu kamar Marco saat ia keluar. Marco tersenyum miring dan meraih gelas berisi cairan merah yang sudah disediakan oleh pelayan. "Kau tidak tahu, Luke. Darah wanita itu berbeda dan jauh lebih harum dari manusia lain."

Perlahan Rena membuka matanya. 'Apa aku sudah di surga? Hangat dan juga mewah,' batin Rena saat melihat langit-langit kamar yang mewah dengan ukiran berwarna emas. Sudah empat hari lamanya Rena tidak sadarkan diri.

Luka Rena memang terbilang parah, selain air yang masuk hingga ke kepala, ia juga mengalami hipotermia. Untung saja Marco dan dokter pribadinya berhasil menyelamatkan Rena.

"Akhirnya kau bangun juga." Suara barito Marco mengagetkan Rena.

Wanita itu melihat ke sumber suara dan mendapati sosok pria berpunggung tegap.

"Tampan." Satu kata yang lolos dari bibir Rena dengan suara berbisik.

"Siapa kau dan di mana aku?" tanya Rena, suaranya masih lemah karena ia terlalu banyak meminum air sungai.

Marco membalikkan tubuhnya dan menatap Rena. Langkahnya mendekati Rena yang masih berbaring di atas ranjang.

"Kau hampir mati dan aku yang menyelamatkanmu. Sekarang kau ada di rumahku," jawab Marco acuh.

"Kenapa kau menyelamatkan aku, aku tidak butuh diselamatkan dan aku juga tidak mau hidup lagi di dunia ini!" Seketika emosi Rena memuncak, kilasan ingatan tentang Vio kembali hadir.

"Baru kali ini aku menemukan wanita sebodoh dirimu! Belum saatnya kau mati mengapa menyalahi takdir!" bentak Marco.

Rena ketakutan saat mendengar suara tinggi Marco. Begitu mengerikan dan membuat Rena gemetaran. Marco duduk di bibir ranjang, wajahnya mendekati wajah Rena.

"Kau masih muda dan cantik. Hidupmu terlalu berharga, mati demi pria brengsek, sungguh menyedihkan," bisik Marco di telinga Rena.

"Itu bukan urusanmu, mengapa kau peduli denganku." Rena kembali melontarkan ucapan sinis.

Marco tersenyum samar, kata-kata Rena masuk akal dan ia juga datang secara tiba-tiba lalu mencampuri urusan Rena.

"Jelas saja aku peduli denganmu, kau memiliki sesuatu yang berharga di dalam dirimu. Aku bisa melihatnya tapi kau terlalu bodoh tidak menyadarinya." Marco tidak bisa menjelaskan semua alasannya. Ia juga tidak ingin Rena takut dan semakin mendorong wanita itu untuk mati sia-sia.

Kini Rena terdiam, tentu saja dia bingung dengan ucapan Marco. Rena menatap punggung Marco yang kian menjauh dan menghilang di balik pintu kamar.

"Siapa dia sebenarnya, semua ucapannya begitu membingungkan. Dia tahu masalahku dan dia jauh lebih paham siapa diriku. Ini ... sangat aneh," ucap Rena pada diri sendiri.

Luke melihat Marco tersenyum lebar semakin membuatnya bingung serta penasaran. "Marco, jelaskan kepadaku siapa wanita itu sebenarnya?"

"Suatu saat kau akan tahu dan kau akan bersedia melindungi dia dengan nyawamu." Kali ini jawaban Marco membuat Luke semakin gila.

Ia tahu bahwa Marco tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Namun Luke selalu tahu tujuan Marco, hanya saja kali ini dia tidak tahu sama sekali.

Di malam yang sunyi dan angin bertiup kencang membuat Rena mengeratkan selimut. Tubuhnya yang lemah menjadi sangat sensitif terhadap udara dingin. Ia berusaha untuk memejamkan mata, akan tetapi hatinya semakin tidak tenang.

Suara pintu berderit membuat Rena semakin takut, ia merasa dirinya tidak aman. Suara langkah kaki kian mendekati ranjang di mana Rena berbaring, Rena mencengkeram selimut dengan erat dan terus memejamkan mata sambil berdoa.

'Tuhan, kali ini aku mohon lindungi aku.'

*** 

Bab terkait

  • Cinta Vampir Terakhir   Sebenarnya Siapa Kamu?

    Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana b

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Apa Aku Di Neraka?

    Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

  • Cinta Vampir Terakhir   Apa Aku Di Neraka?

    Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sa

  • Cinta Vampir Terakhir   Sebenarnya Siapa Kamu?

    Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana b

  • Cinta Vampir Terakhir   Tampan

    Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi."Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status