Beranda / Romansa / Cinta Vampir Terakhir / Sebenarnya Siapa Kamu?

Share

Sebenarnya Siapa Kamu?

Penulis: Ratu Pertiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 18:09:23

Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.

‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.

Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”

Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.

“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.

“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana bunuh diri yang gagal, tapi ia mengeluhkan tentang situasi saat ini.

Marco hanya tersenyum, bersandar di daun pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Dokter Louise memeriksa tubuh Rena dengan teliti dan tersenyum setelahnya. “Kondisimu sudah pulih, hanya saja jangan terkena angin dingin untuk sementara. Terlebih di luar sedang turun salju.”

“Baik, dok. Terima kasih.” Rena mengangguk paham. Selama ini Rena tidak pernah keluar dari kamar bagaikan tahanan rumah.

Ada rasa senang, takut dan juga bosan. Rena senang karena dirinya tinggal di tempat yang nyaman serta semua kebutuhannya selalu terpenuhi, meskipun dirinya bosan harus berada di dalam kamar. Di sisi lain dirinya juga takut karena ia tidak tahu siapa pria yang menolongnya dan merasakan bahwa pria itu sangat berbahaya.

“Kalau begitu saya permisi,” pamit dokter Louise setelah selesai memeriksa Rena.

Sedangkan Marco masih berada di kamar Rena, ia ingin menjelaskan semua akan tetapi Marco tidak ingin maksud dan tujuannya membuat Rena semakin ketakutan.

“Sebenarnya siapa kamu?” Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir merah muda Rena.

“Jangan khawatir, aku tidak bermaksud jahat. Aku hanya menolong mu, anggap saja aku penolong hidup mu.” Marco menjawab tanpa beban.

Sikapnya yang dingin dan misterius malah membuat Rena semakin penasaran. “Dari mana kau tahu kalau aku mati karena seorang pria?”

“Aku melihatmu dari kejauhan, saat kau pergi setelah melihat seorang pria sedang berjalan bersama wanita dan kau begitu sangat terkejut.” Memang benar bahwa Marco melihat kejadian itu dan ia berada di sana.

Kata-kata Marco lebih masuk akal dibandingkan dengan mengatakan bahwa dirinya bisa membaca pikiran Rena.

Rena terdiam dan tertunduk, ada rasa malu bahwa seorang telah memperhatikan dirinya di saat pikirannya sedang kalut. “Terima kasih atas pertolonganmu. Karena aku sudah baik-baik saja maka tidak ada alasan bagiku untuk tetap tinggal di sini.”

“Tunggu. Kau bisa tinggal di sini beberapa hari lagi untuk memulihkan kondisimu.” Marco berusaha menahan Rena agar tetap tinggal tanpa harus dipaksa.

Rena hanya tersenyum lembut dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak ingin membuatmu kerepotan, terlebih masih banyak yang perlu aku urus di luar sana. Sekali lagi terima kasih atas bantuan, tuan.”

“Marco. Namaku Marco.” Marco memperkenalkan dirinya sebelum Rena pergi, setidaknya wanita itu tahu namanya.

Lagi-lagi Rena tersenyum dan pergi meninggalkan mansion milik Marco.

Luke melihat kepergian Rena dari balik kaca ruang kerja Marco, perasaannya lega karena Rena pergi dari hadapannya dan Marco.

“Luke! Aku harus bagaimana? Dia pergi begitu saja, lihat bahkan dia tidak menoleh sedikit pun,” keluh Marco gelisah.

“Hahahaha ... Kenapa kau panik? Tidak ada yang mengincar wanita itu, kau hanya butuh waktu untuk mendekatinya dengan tenang. Justru kalau dia terlalu lama di sini akan mendapatkan masalah besar.” Luke mencoba menenangkan sahabatnya.

Ucapan Luke memang benar, Marco mulai bisa tenang dan memikirkan bagaimana cara untuk mendekati Rena. Kali ini dia merasa bahwa langit sedang berpihak padanya, menemukan cara agar memulihkan klan vampir yang hampir binasa.

Selama ini Marco terus mencari keturunan penyihir hebat ke seluruh dunia dan di saat dirinya mulai menyerah justru dia bertemu dengan Rena yang memiliki ciri-ciri sama seperti buku kuno.

Rena keluar dari mansion bergaya klasik, lebih mirip sebuah kastil sebenarnya. Bangunan besar tersebut dibangun dengan batu-batu yang dipahat, dengan hiasan patung Gargoyle bertaring dan bersayap di berbagai sudutnya. Melangkahkan kakinya di halaman berumput, hangatnya sinar mentari pagi segera menyentuh kulitnya, nyaman. Entah mengapa dia merasa beban hidup tak seberat kemarin, seolah dia lupa kalau baru sehari yang lalu hendak menghabisi hidupnya sendiri.

Cahaya pagi segera membuatnya otomatis memicingkan mata. Baru dia sadari kalau semua ruangan yang disinggahi di mansion milik Carlos jendelanya selalu tertutup rapat oleh korden tebal. Semua penerangan berasal dari lampu, seolah sinar matahari memang tak dibiarkan lolos ke dalamnya.

Matanya segera beradaptasi bersamaan dengan buyarnya pikiran tentang interior mansion yang baru akan dia tinggalkan, berkat pekerja berseragam kemeja putih berlapis vest hitam yang mengangguk sopan padanya. Rena membalas anggukan pria berkumis putih tersebut dan segera berlalu saat melihatnya melanjutkan menyapu daun-daun kering yang berguguran di halaman.

Ada yang aneh dengan tempat itu, gapi mungkin saja Carlos hanya salah satu orang super kaya yang suka gaya hidup eksentrik. Rena berusaha mengenyahkan pikiran tentang si tuan rumah yang tampan sekaligus menakutkan tersebut saat tangannya menyentuh pintu gerbang dan mendorongnya sedikit membuka sebelum menyelip keluar dari sana.

Dilihatnya jalan lebar yang sepi lengang di depan gerbang. Tangan yang menyentuh bahunya membuat Rena terlonjak kaget dan sontak menoleh ke samping. Entah sejak kapan pak tua yang baru saja menyapu halaman ada di sampingnya, raut rasa bersalah mewarnai wajahnya. Mungkin merasa tak enak telah mengagetkannya.

“Maaf mengagetkanmu, Nona,” ujarnya.

Rena mengangguk. Tak hanya rumahnya, penghuni, bahkan para pelayan di rumah itu sedikit aneh.

“Kau tak akan menemukan taksi di sini. Berjalanlah ke arah timur, lalu belok kiri, tak jauh dari sini ada jalan raya. Di sana baru kau akan menemukan taksi,” imbuh si staff rumah.

Bab terkait

  • Cinta Vampir Terakhir   Apa Aku Di Neraka?

    Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Vampir Terakhir   Tampan

    Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi."Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Cinta Vampir Terakhir   Mirip Dengannya Bukan?

    Sialnya, mimpi tentang pria yang menatapnya dari balik jendela dapur kembali berlanjut. Kali ini dia menyadari bahwa itu adalah Marco, hanya saja matanya berkilat merah dan dua gigi taringnya kelihatan tak normal, lebih panjang dan runcing dari seharusnya, saat pria itu menyebutkan namanya: Renata.Rena terbangun dengan keringat dingin di dahinya. Dia tak habis pikir mengapa memimpikan Marco dua malam berturut-turut, terlebih mimpinya cukup menyeramkan. Ditolehnya jam wajar berbentuk jerapah di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul tiga pagi. Mimpi menyeramkan tadi membuatnya gelisah dan baru bisa tertidur kembali satu jam kemudian.Lupa menyalakan timer alarm di jam waker membuat Rena hampir saja terlambat bekerja. Untung saja dia sampai tepat waktu. Bosnya jadi tak punya alasan untuk mengomel. Setelah meletakkan barang dan mengenakan apron seragam yang memiliki logo restoran di bagian dada, dia segera menemui Maria di dapur dan mengembalikan kotak makan milik wanita tersebut.“Ter

  • Cinta Vampir Terakhir   Cuma Mimpi

    Rena keluar dari gedung tersebut dengan senyum di wajahnya. Apartemen yang baru dia dapatkan melebihi ekspektasinya dan membuat moodnya jadi baik sekali. Saking baiknya dia sampai tak kesal saat mendengar nyonya pemilik gedung apartemen mengomel soal salah satu penghuni yang menumpuk sampah di depan unitnya.Sore itu juga, Rena mengemasi barang-barang miliknya yang tak begitu banyak, muat dimasukkan ke satu ransel dan satu tas besar. Sebelum jam makan malam, dia sudah berada di meja resepsionis lapuk warna merah marun dan meletakkan kunci bekas tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir.Nyonya Mirtle, si judes pemilik gedung menatapnya seolah menanyakan ‘Ada apa ini?’ dan dengan senang hati Rena mengatakan.“Aku telah menemukan tempat baru. Aku pindah saat ini juga, Nyonya Mirtle. Terima kasih atas—”“Pergilah, Nona Vasquez. Tak usah bicara yang tidak perlu,” potong wanita tersebut dengan wajah khas tak ramahnya.Rena menahan diri untuk tak memutar bola mata dan hanya mengedikkan ba

  • Cinta Vampir Terakhir   What The

    Bukannya melihat ke arahnya, Marco justru menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya. Sesosok wanita muncul dari balik lorong yang sama, wanita bergaun pengantin yang tampak tak asing. Tangan si wanita menyambut tangan Marco dan tubuhnya segera berada dalam pelukan pria tersebut.Mereka sedikit mengubah posisi dan Rena bisa melihat wajahnya sendiri, itu jelas dirinya. Itu benar dirinya, dalam balutan gaun mewah dan terlihat sangat anggun. Dirinya yang lain dan Marco saling menatap penuh cinta sebelum berciuman dengan mesra, membuatnya melongo tak percaya.“What the—”Umpatannya terpotong dering jam wajar yang membangunkan Rena dari tidur. Baru dia sadar kalau yang dia lihat barusan hanya mimpi.‘Benar-benar mimpi yang aneh,’ batinnya seraya duduk dan mengucek matanya.Segera dia ulurkan tangan untuk mendiamkan jam waker di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. Rena sempat merapikannya sebelum masuk ke kamar mandi mungil yang hanya dilengkapi dengan wastafel, toilet, dan showe

  • Cinta Vampir Terakhir   Apa Aku Di Neraka?

    Rena tersenyum. “Terima kasih telah memberitahuku, Tuan.”Seulas senyum terbit di wajah keriput tersebut. “Sama-sama. Hati-hati.”Gadis berambut pirang sepinggang tersebut melenggang pergi ke arah yang disebutkan oleh si pelayan. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di dalam taksi yang melaju ke alamat yang telah dia sebutkan, memandang ke luar kaca jendela dengan pikiran melayang tak tentu arah.Hidupnya tak seberat itu, tak pula mencekam atau berantakan. Renata Vasquez hanyalah gadis muda lulusan SMA yang kesepian. Dia tak punya waktu untuk bersosialisasi karena harus bekerja dua shift di luar jam sekolah untuk membiayai pendidikan dan hidupnya.Semenjak duduk di bangku SMP, panti asuhan yang menampungnya tak lagi bisa menanggung biaya hidupnya. Hanya ada dia dan seorang bayi perempuan yang diadopsi tak lama kemudian. Pengurus yang sudah sepuh meninggal tak lama kemudian dan Rena memutuskan untuk berjuang hidup sendiri.Selepas SMA, dia tetap bekerja dua shift di restoran yang sa

  • Cinta Vampir Terakhir   Sebenarnya Siapa Kamu?

    Luke menyeringai ketika melihat Rena, ia terus melangkah mendekati Rena. Seketika bau darah menyeruak menusuk hidung Luke, matanya membulat tak percaya.‘Jadi ini alasan Marco menolong manusia ini. Sekarang aku tahu betapa spesialnya darah wanita itu, ini gila. Aku tidak bisa menahan tubuhku agar tidak menikmati darah lezat miliknya.’ Dengan sekuat tenaga Luke menahan hasratnya, ia memilih untuk pergi dari kamar Rena dan menenangkan diri.Rena menghela napas lega setelah mendengar suara pintu yang di tutup secara kasar dan keras. “Aku benar-benar tidak paham di mana aku dan apa yang terjadi denganku.”Keesokan paginya Marco sudah berada di dalam kamar Rena bersama dokter Louise. Marco ingin memastikan bahwa Rena tidak memiliki kondisi yang serius.“Selamat pagi, nona Rena. Ada keluhan setelah kau bangun?” tanya dokter Louise ramah.“Pagi, dok. Aku merasa jauh lebih baik sekarang meskipun terkadang kepalaku masih merasa pusing.” Rena bukan mengeluhkan kondisi tubuhnya setelah rencana b

  • Cinta Vampir Terakhir   Tampan

    Seperti ini cinta, datang dan pergi. Setelah bahagia pasti ada kesedihan, pertemuan juga memiliki perpisahan. Renata menghela napas panjang ketika dirinya baru saja menyaksikan bahwa kekasih yang sudah berjalan lima tahun justru berselingkuh dengan wanita lain.Hancur, tentu saja itu yang terjadi pada Rena. Tidak hanya hati tapi masa depan yang sudah ia rangkai dengan baik bersama Vio. Rena merasakan seolah hidup sudah tidak bermakna lagi, ia tidak tahu ke mana langkah kaki akan membawanya.Tanpa sadar Rena sudah berdiri di jembatan London. Malam ini angin bertiup kencang membawa salju pertama, dingin tidak lagi ia rasakan. Hati dan pikirannya sudah hampa, tidak bisa merasakan apa pun lagi."Buat apa aku hidup jika semua sudah hancur. Mengapa hidupku tidak pernah menemui kebahagiaan, Tuhan! Salah apa aku sampai kau menghukum diriku seperti ini?!" teriak Rena frustrasi.Kaki jenjangnya mulai menaiki pagar jembatan tanpa ragu. Sekarang ia sudah berdiri tegak dan siap untuk terjun ke sun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status