Share

BAB 33 Tidak Ingin Ia Terluka

“Terima kasih sudah mengantarku ayah,” ujar Nicha sembari membuka sabuk pengamannya.

Pak Faris hanya mengangguk pelan. “Kalau nanti kau mau di jembut, telepon Rangga saja ya,” katanya.

Nicha mengangguk. “Baiklah ayah,” balas Nicha bercermin di kaca spion untuk mengatur poninya yang agak berantakan karena saat di perjalanan terkena angin.

“Oh ya. kemarin Rangga meminta nomor telepon dokter Gilang.” Pak Faris baru ingat kejadian kemarin.

Nicha menghentikan aktifitasnya. “Benarkah?” Ia melihat ayahnya kaget. Selintas banyak pikiran negatif muncul di otaknya.

“Kenapa dia meminta nomor Gilang?” tanyanya lagi.

“Rangga bilang banyak yang ingin ia bicarakan dengan dokter tentang perkembanganmu,” jelas ayahnya.

Nicha mengangkat alisnya masih kaget. “Kenapa kau kaget begitu?” tanya pak Faris.

Raut wajah wanita itu langsung berubah. Ia tersenyum ringan. “Tidak ada apa-apa ayah, kalau begitu aku pergi dulu ya,” pamitnya agak tergesa-gesa.

Nicha keluar dari mobil dan langsung menyeberang untuk mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status