Share

Empat

Penulis: _starlakim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 14:34:09

Arina memandang tak percaya pada apa yang baru saja ia alami.

' Apa semuanya akan berakhir disini?'

Hatinya mulai bertanya tanya.

" Jangan mentang mentang bokap gue percayain restauran kecil ini ke lo. Lo jadi seenaknya sendiri disini! "

Gadis itu mulai ketakutan mendengar perkataan pria dihadapannya itu, dan menundukkan kepalanya sedalam mungkin.

"Kenapa gak jawab! Udah ngerasa bos lo disini!" Bentak Zaid dengan nada yang lumayan keras.

Arina tetap terdiam seribu bahasa. Untuk mengangkat kepala saja rasanya ia tak mampu.

Ia tau duduk permasalahannya, ia sadar namun ia juga takut untuk mengakuinya.

Selama ini ia pikir semua akan aman dan baik baik saja. Toh ini hanya restauran kecil yang tidak ada apa apanya, dibandingkan dengan sumber kekayaan keluarga Gamawan yang lainnya.

"Lo jujur dan ngaku depan gue, atau gue tuntut lo di pengadilan!"

Arina tak kuasa, ia bersimpuh di depan Zaid. Terlihat dari sorot wajahnya yang sangat ketakutan.

"Ampun Tuan, ampun."

Hanya itu kata kata yang bisa keluar dari mulut Arina.

"500 juta memang bukan uang yang banyak! Tapi kejujuran lo lebih penting dari segalanya. Kalo lo butuh, lo bisa ngomong ke bokap gue baik baik. Pasti dia bakal nolong kok, nggak kek gini caranya! Penghianatan nggak bisa diampuni si kalo kata gue!"

"Tuan Zaid maafin saya, saya janji nggak bakal ngulangin hal ini lagi. Sa-saya khilaf tuan. Tolong maafkan saya. " Pinta Arina dengan berderai air mata.

Zaidan tertawa sarkas, "karena bokap lo berjasa di kehidupan gue, gue gak akan pecat lo. Tapi mulai sekarang lo kerja kaya karyawan lainnya. Dan gue bakal ambil alih restauran ini mulai sekarang! "

Gadis berambut panjang itu tak bisa berkutik dan hanya bisa menurut. Ia yang hanya lulusan SMA itu tak bisa berbuat banyak. Zaman sekarang cari kerja tanpa ada gelar lumayan sulit.

Apalagi dengan gaji yang dibilang besar , diatas rata rata UMR. Skill saja tidak cukup, jika tidak disertai orang dalam.

"Tunggu apalagi! Sana kerja! " Usir Zaid dengan wajah datarnya.

Tanpa ekspresi dan tanpa emosi.

"Oh ya! Siapa yang bertugas di pencucian piring! Beberapa staf dapur mengeluhkan tak ada yang mau bekerja disana! Kenapa? Restauran kita ini bersih? Kenapa tidak ada yang mau? Seharusnya kamu bisa mencari karyawan khusus untuk hal itu."

Arina meneguk salivanya, ia salah untuk kedua kalinya. Karena terlena akan kepercayaan Tuan Gama padanya membuatnya menjadi tak bertanggung jawab.

Dengan bangga ia merekrut teman temannya untuk bekerja bersamanya. Menjanjikan pekerjaan yang enak, padahal mereka tidak punya skill apa apa.

Alhasil tak ada yang mau bekerja di tempat pencucian piring. Namun dengan segera ia ingat pada sella. Anak baru yang dengan senang hati bekerja di bagian itu .

"Saya sudah menemukan orangnya pak, dia sedang bekerja sekarang. "

'Syukurlah ada gadis itu, jadi aku tidak akan kena marah untuk yang kedua kalinya ' batin Arina merasa sedikit lega.

Zaidan tak menjawab , hanya mengangguk kemudian lanjut melihat ponselnya

***

Di SMA Purna Bangsa, beberapa murid terlihat tengah asyik bersenda gurau. Ada yang sekedar berbincang, bergelak tawa, hingga yang saling kejar mengejar pun ada.

Sudah bisa dipastikan kalau suasananya seceria itu, pastilah itu jam kosong. Surganya anak sekolahan.

Fadil yang duduk dibangku pojok paling belakang terlihat berpangku tangan. Ia memandang ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Woy! Siapa yang namanya Fadil!" Teriak, seorang cowok berpakaian olahraga. Beberapa orang dengan seragam yang sama berdiri mengikutinya di belakang.

Awalnya tak ada yang bersuara, namun cowok yang bernama Arga itu menggebrak meja di hadapannya.

Brak

Si gendut tomy yang ketakutan , langsung mengarahkan telunjuknya ke arah Fadil.

Cowok berkulit putih itu masih tak menyadari apa yang tengah terjadi. Karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Dil! Fadil! " Terlihat Reza menyikut tubuh Fadil.

"Paan?" Tanya Fadil singkat.

"Liat siapa yang datang?!" Ucap Reza setengah berbisik.

Reza terlihat ketakutan, bagaimana tidak. Geng Arga adalah salah satu geng yang ditakuti di sekolah mereka. Jadi , jika berurusan dengannya pasti akan menjadi masalah besar.

Dengan enggan Fadil memalingkan kepalanya, namun tak ada keterkejutan sama sekali.

"Kenapa?" Tanyanya singkat, padat dan jelas.

"Beraninya kamu menyakiti hati adikku! Brengsek sialan!" Ucap Arga setengah berteriak.

"Tunggu tunggu, adikmu? Siapa? " Tanya Fadil kebingungan.

"Aisila Brengsek!"

"Ah Aisila, itu adikmu. Pantas saja mirip, sama sama suka buat drama! "

"Beraninya lo! " Teriak Arga merangsek masuk dan langsung mencengkeram kerah baju Fadil.

"Kalo mau ribut jangan disekolah! Malu diliat yang lain! Lagi pula, adik lo yang kegatelan tuh! Diperhatiin dikit baper!"

"Bajingan! Sialan!"

Bukk

Pukulan Arga melayang begitu saja, mengenai pipi kanan wajah Fadil. Cowok itu hanya meringis, namun kemudian suara tawanya menggema.

"Lo ketawa! Nantangin gue lo!"

Saat keadaan semakin memanas, bel pulang sekolah berbunyi. Seakan ikut merasakan hawa panas dan ingin membuat keadaan mendingin.

Fadil menyingkirkan tangan Arga yang masih memegangi kerah bajunya.

" Kalo lo segitunya pengen ngehajar gue! Gue tunggu lo diluar sekolah, pengecut!"

Fadil bergegas mengambil tasnya dan beranjak pulang. Reza teman sebangkunya ikut membuntut di belakang cowok jangkung itu.

Dengan muka merah padam karena menahan emosi, Arga menggebrak meja di depannya.

Reza setengah berlari mengikuti langkah Fadil yang gontai.

"Lo gila ya dil. Berani beraninya lo Nantangin geng mereka! Sakit lo! Gak waras!" Ucap Reza yang tak habis pikir dengan tingkah sahabatnya itu.

"Santai aja bro, gue siap nerima semua konsekuensinya. "

"Wah bener bener lo ya! Pokoknya lo harus berhati hati, jangan sampe lengah. Abis ini lo langsung pulang. Diem tuh dirumah jangan nongkrong nongkrong!"

"Dih, astaga mulai lagi. Mirip emak emak tau gak, kalo lo kaya gitu. Nanti nama lo berubah jadi emak reza loh bukan Reza Fadma Negara lagi. " Fadil terkekeh.

Mereka berdua memang sudah bersahabat sedari kecil. Sifat mereka sebenarnya hampir sama. Namun perkara satu dua hal membuat Fadil kini berubah.

"Dil, gue serius. Noh muka lo aja udah bonyok gitu! Nurut ya sama gue. "

"Geli ah rez! Udah udah sono pulang, gue mau mampir dulu ke suatu tempat "

"Kemana? Tumben biasanya lo ngajak gue? "

"Dah jangan banyak tanya, pulang sono." Usir fadil sembari mendorong pelan tubuh sahabatnya itu.

"Awas aja kalo lo sampe kenapa kenapa!" Teriak Reza yang mulai berjalan menjauh.

Fadil tertawa, kemudian ia melangkah pergi. Berjalan menuju suatu tempat yang sedari pagi sudah ia pikirkan.

Namun saat, sudah memasuki jalan dipinggiran taman. Geng Arga menghadangnya, dengan tongkat bisbol di masing masing tangan mereka.

"Kena lo sekarang!" Ucap Arga penuh kemenangan.

Bab terkait

  • Cinta Untuk Anseara   Lima

    Fadil yang sudah menduga ini sejak awal, tetap berjalan santai. Seperti tak mengetahui ada orang di hadapannya. "Woi!!" Teriak Arga mencoba memburu Fadil.Fadil tersenyum, dan berbelok masuk menuju taman. Ia sengaja, agar tidak ada orang yang mencampuri urusan mereka.Arga yang sudah di kuasai emosi, langsung melayangkan tinjunya. Kali ini Fadil berani melawan, ia menangkisnya dengan mudah.Kemudian membalikkan keadaan dengan cepat. Mengunci tangan Arga dengan kencang. Membuat cowok blasteran itu meringis kesakitan."Brengsek! Sialan! Berani beraninya lo giniin adek gue! " Umpat Arga sembari menahan sakit ."Salah gue dimana! Adek lo yang suka sama gue. Terus salah gue kalo gue gak suka balik ke dia?! Salah gue gitu!" Disinilah sifat Fadil mulai keluar. Ia memang dikenal anti membuat masalah di sekolahan. Bukan karena tidak bisa, melainkan tidak mau. Ia harus lulus dengan predikat baik , sebagai siswa yang baik juga tentunya."Salah lah! Kurang apa sih ais itu! Dia cantik, putih , b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Cinta Untuk Anseara   Satu

    Hembusan angin malam terasa membelai kulit dengan begitu agresif. Tetesan air dari langit kelabu malam pun, menambah ketidak ramahan dunia malam itu. Tatkala seorang wanita berjalan seorang diri, di keheningan malam. Wajahnya begitu sayu, seperti tak ada darah yang mengalir di dalamnya. Meski tidak diperhatikan, tapi nampak begitu jelas, kedua kakinya bergetar hebat saat melangkah. "Ya Tuhan tolong aku! Aku harus bisa, aku harus mampu, aku pasti bisa sembuh, ini hanya sensasi sesaat." lirihnya sembari merangkul batang pohon yang berada tepat di sampingnya. Nafasnya semakin tak beraturan, ia memejamkan matanya erat-erat. Berusaha sekuat tenaga, menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh. Anseara , adalah nama wanita itu. Hari ini merupakan hari pertamanya bekerja, setelah beberapa tahun hanya menjadi ibu rumah tangga. Namun sekuat apapun ia berusaha, kegelisahan dalam dirinya membuatnya kalah. Anseara akhirnya terduduk, di atas rumput hijau yang sedari tadi menemani kakinya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Cinta Untuk Anseara   Dua

    "Brengsek!" Teriak Fadil benar benar tak bisa menahan emosinya.Mendengar kata kata kasar yang keluar dari mulut anak semata wayangnya itu, membuat Wira bertambah emosi.Laki laki itu menarik kerah baju anaknya, dengan mata yang dipenuhi amarah. Ia kembali melayangkan pukulan ke wajah Fadil.Plak"Beraninya kamu sama Ayah!""Sayang udah!" teriak wanita muda yang bernama Sera itu. Ia berusaha Menarik kekasihnya itu agar menjauh dari Fadil.Wira mundur melepaskan cengkeramannya.Fadil tersenyum sarkas."Kenapa! Kenapa aku nggak boleh semauku sendiri? padahal kamu bisa semau mu sendiri! " Semenjak kematian ibunya 1 tahun lalu , Fadil berubah menjadi sosok yang berbeda. Ia jadi anak nakal dan sering melawan ayahnya .Bukan tanpa sebab, kenyataan bahwa ibunya mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara bunuh diri, ditambah sang ayah yang tidak pernah berubah. Membuatnya semakin membenci sang ayah, Prawira Atmaja.Ibunya, Sekar laras atmaja mengidap penyakit mental, Mixed Anxiety And Depresif

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Cinta Untuk Anseara   Tiga

    Sorot mentari menyela masuk, melewati gorden biru yang terlihat usang. Namun cukup indah menghiasi kamar yang sangat polos itu. Anseara sudah siap untuk berangkat bekerja, karena hari ini ia mendapatkan sift pagi.Namun dering ponsel yang menggema, menghentikan aktifitasnya. Setelah semalaman berjuang mengatasi penyakitnya, kali ini ia harus berjuang kembali dengan nomor yang menghubunginya sepagi itu. 'DAUS' begitu nama yang terpampang di layar ponselnya.Wanita itu berusaha mengabaikannya, karena orang itu adalah mantan suaminya. Orang yang sudah membuatnya sakit seperti ini. Namun semakin ia mengabaikannya, semakin banyak panggilan dari nomor lain terus menerus masuk. Membuatnya sangat terganggu. Ia tau itu semua adalah nomor daus, karena selama ini Ara tak pernah memberikan nomornya pada orang lain, selain keluarganya.Merasa sudah sangat diabaikan, kini daus kembali mengirimkan ancaman."AKU AKAN MENCULIK ANAK ANAK! HINGGA KAMU TAK DAPAT MENEMUI MEREKA LAGI JALANG!""BERANINYA

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Cinta Untuk Anseara   Lima

    Fadil yang sudah menduga ini sejak awal, tetap berjalan santai. Seperti tak mengetahui ada orang di hadapannya. "Woi!!" Teriak Arga mencoba memburu Fadil.Fadil tersenyum, dan berbelok masuk menuju taman. Ia sengaja, agar tidak ada orang yang mencampuri urusan mereka.Arga yang sudah di kuasai emosi, langsung melayangkan tinjunya. Kali ini Fadil berani melawan, ia menangkisnya dengan mudah.Kemudian membalikkan keadaan dengan cepat. Mengunci tangan Arga dengan kencang. Membuat cowok blasteran itu meringis kesakitan."Brengsek! Sialan! Berani beraninya lo giniin adek gue! " Umpat Arga sembari menahan sakit ."Salah gue dimana! Adek lo yang suka sama gue. Terus salah gue kalo gue gak suka balik ke dia?! Salah gue gitu!" Disinilah sifat Fadil mulai keluar. Ia memang dikenal anti membuat masalah di sekolahan. Bukan karena tidak bisa, melainkan tidak mau. Ia harus lulus dengan predikat baik , sebagai siswa yang baik juga tentunya."Salah lah! Kurang apa sih ais itu! Dia cantik, putih , b

  • Cinta Untuk Anseara   Empat

    Arina memandang tak percaya pada apa yang baru saja ia alami.' Apa semuanya akan berakhir disini?' Hatinya mulai bertanya tanya." Jangan mentang mentang bokap gue percayain restauran kecil ini ke lo. Lo jadi seenaknya sendiri disini! "Gadis itu mulai ketakutan mendengar perkataan pria dihadapannya itu, dan menundukkan kepalanya sedalam mungkin. "Kenapa gak jawab! Udah ngerasa bos lo disini!" Bentak Zaid dengan nada yang lumayan keras.Arina tetap terdiam seribu bahasa. Untuk mengangkat kepala saja rasanya ia tak mampu.Ia tau duduk permasalahannya, ia sadar namun ia juga takut untuk mengakuinya.Selama ini ia pikir semua akan aman dan baik baik saja. Toh ini hanya restauran kecil yang tidak ada apa apanya, dibandingkan dengan sumber kekayaan keluarga Gamawan yang lainnya."Lo jujur dan ngaku depan gue, atau gue tuntut lo di pengadilan!"Arina tak kuasa, ia bersimpuh di depan Zaid. Terlihat dari sorot wajahnya yang sangat ketakutan."Ampun Tuan, ampun." Hanya itu kata kata yang b

  • Cinta Untuk Anseara   Tiga

    Sorot mentari menyela masuk, melewati gorden biru yang terlihat usang. Namun cukup indah menghiasi kamar yang sangat polos itu. Anseara sudah siap untuk berangkat bekerja, karena hari ini ia mendapatkan sift pagi.Namun dering ponsel yang menggema, menghentikan aktifitasnya. Setelah semalaman berjuang mengatasi penyakitnya, kali ini ia harus berjuang kembali dengan nomor yang menghubunginya sepagi itu. 'DAUS' begitu nama yang terpampang di layar ponselnya.Wanita itu berusaha mengabaikannya, karena orang itu adalah mantan suaminya. Orang yang sudah membuatnya sakit seperti ini. Namun semakin ia mengabaikannya, semakin banyak panggilan dari nomor lain terus menerus masuk. Membuatnya sangat terganggu. Ia tau itu semua adalah nomor daus, karena selama ini Ara tak pernah memberikan nomornya pada orang lain, selain keluarganya.Merasa sudah sangat diabaikan, kini daus kembali mengirimkan ancaman."AKU AKAN MENCULIK ANAK ANAK! HINGGA KAMU TAK DAPAT MENEMUI MEREKA LAGI JALANG!""BERANINYA

  • Cinta Untuk Anseara   Dua

    "Brengsek!" Teriak Fadil benar benar tak bisa menahan emosinya.Mendengar kata kata kasar yang keluar dari mulut anak semata wayangnya itu, membuat Wira bertambah emosi.Laki laki itu menarik kerah baju anaknya, dengan mata yang dipenuhi amarah. Ia kembali melayangkan pukulan ke wajah Fadil.Plak"Beraninya kamu sama Ayah!""Sayang udah!" teriak wanita muda yang bernama Sera itu. Ia berusaha Menarik kekasihnya itu agar menjauh dari Fadil.Wira mundur melepaskan cengkeramannya.Fadil tersenyum sarkas."Kenapa! Kenapa aku nggak boleh semauku sendiri? padahal kamu bisa semau mu sendiri! " Semenjak kematian ibunya 1 tahun lalu , Fadil berubah menjadi sosok yang berbeda. Ia jadi anak nakal dan sering melawan ayahnya .Bukan tanpa sebab, kenyataan bahwa ibunya mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara bunuh diri, ditambah sang ayah yang tidak pernah berubah. Membuatnya semakin membenci sang ayah, Prawira Atmaja.Ibunya, Sekar laras atmaja mengidap penyakit mental, Mixed Anxiety And Depresif

  • Cinta Untuk Anseara   Satu

    Hembusan angin malam terasa membelai kulit dengan begitu agresif. Tetesan air dari langit kelabu malam pun, menambah ketidak ramahan dunia malam itu. Tatkala seorang wanita berjalan seorang diri, di keheningan malam. Wajahnya begitu sayu, seperti tak ada darah yang mengalir di dalamnya. Meski tidak diperhatikan, tapi nampak begitu jelas, kedua kakinya bergetar hebat saat melangkah. "Ya Tuhan tolong aku! Aku harus bisa, aku harus mampu, aku pasti bisa sembuh, ini hanya sensasi sesaat." lirihnya sembari merangkul batang pohon yang berada tepat di sampingnya. Nafasnya semakin tak beraturan, ia memejamkan matanya erat-erat. Berusaha sekuat tenaga, menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh. Anseara , adalah nama wanita itu. Hari ini merupakan hari pertamanya bekerja, setelah beberapa tahun hanya menjadi ibu rumah tangga. Namun sekuat apapun ia berusaha, kegelisahan dalam dirinya membuatnya kalah. Anseara akhirnya terduduk, di atas rumput hijau yang sedari tadi menemani kakinya m

DMCA.com Protection Status