Home / Romansa / Cinta Terlarang / Roti Bakar AI Murmer

Share

Roti Bakar AI Murmer

Author: Evi Tamala
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jam tiga sore gerobak telah di kirim ke kosan. Lalu aku dan Alif mulai menata semua peralatan dan perlengkapan di atas gerobak serapi mungkin, agar terlihat enak di pandang mata. Alif juga membuat tulisan mengenai harga roti itu dari yang harga 10 ribu sampai 20 ribu tergantung banyaknya keju, susu dan selai yang mereka minta.

Setelah selesai semua, sehabis sholat maghrib, aku dan Alif pun langsung berangkat, aku dan Alif bergantian mendorong gerobak tersebut hingga sampai taman. Aku mencari tempat yang cukup strategis, setelah menemukannya barulah aku dan Alif menetapkan akan jualan di sana. Alif yang teriak-teriak, memanggil orang-orang untuk membeli roti bakar sedangkan aku yang sibuk melayani mereka.

"Ayo guys, beli, harga murah meriah, rasanya pun jangan di tanya karena yang pasti akan membuat ketagihan. Roti Bakar AI murmer, di coba dulu guys, kalau suka, bisa nambah lagi belinya. Roti bakar ini berbeda dari yang lain, karena selain yang membuatnya seorang laki-laki tampan, ia juga bisa membuat roti yang biasa aja menjadi luar biasa, ayo guys, beli. Cuma 10 ribu aja bisa membuat kalian kenyang dan tidur dengan nyenyak," teriak Alif membuat orang-orang pada penasaran dan akhirnya banyak yang mau mencoba.

"Al, bantuin aku dulu ya, kasihan ini yang pada ngantri," ucapku karena aku sudah kewalahan melayaninya sendiri. Alif yang gak sadar kalau sudah banyak pembeli hanya tertawa, ia pun segera membantuku untuk melayani para pembeli.

"Roti yang sudah di panggang, kamu potong aja kayak gini, terus di lipat pakai kertas minyak lalu jangan lupa di ikat pakai karet, terus masukkan plastik mika. Oh ya jangan lupa untuk menanyakan pesanan mereka, biar aku fokus membuat roti bakarnya aja, biar cepet," ucapku. 

"Oke, beres mah." Alif pun mulai memotong roti seperti yang di ajari olehku, untunglah aku dan Alif membeli peralatan dan pperlengkapan yang cukup lengkap, hingga memudahkan aku dan Alif bergerak lebih cepat. Alif juga menanyakan pesanan mereka apa aja, sedangkan aku hanya membuat apa yang di ucapkan oleh Alif.

"Ayo berbaris ya guys, harus antri, gak boleh menyerobot, okey, semuanya pasti kebagian. Ini roti juga masih banyak, cukup kalau sampai 150 orang," ucap Alif karena melihat orang yang baru datang menyerobot atau menerobos orang yang sudah mengantri dari tadi.

"Ayo guys, antri guys, biar yang sudah memesan lama gak nunggu lebih lama lagi, yang baru datang bisa berdiri di belakang yang sudah ngantri dari tadi guys, antri yang rapi selain enak di lihat juga lebih mudah guys, buat aku nanya pesnanan kalian," ucap Alif lagi, sungguh aku malu sebenarnya kayak gini, tapi jika malu terus, bisa-bisa gak akan ada yang membeli jika Alif gak teriak-teriak kayak tadi.

Aku dan Alif terus bekerja sama membuat roti bakar sesuai pesanan mereka, sampai-sampai baju kaosku basah oleh keringat. Bahkan kakiku juga pegal karena terus berdiri, tapi karena yang beli banyak, setidaknya itu bisa membuatku senang dan tak memperdulikan rasa lelah.

Mungkin karena ini juga hari pertama, banyak orang yang penasaran dan ingin mencobanya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 11 malam, roti sebanyak 150 biji pun habis tak tersisa.

"Akhirnya hari pertama banyak yang beli, semoga ini bukan hanya di hari pertama aja, tapi juga seterusnya," ucapku.

"Aamiiin, tapi sumpah, kakiku sakit dari tadi berdiri terus, juga kerongkonganku rasanya kering gara-gara teriak terus. Akan tetapi semua itu rasanya terbayarkan dengan usaha kita yang laris manis," ujar Alif tersenyum dan aku pun membenarkan ucapannya. Memang aku sendiri juga merasa kakiku terasa sakit berdiri berjam-jam namun seperti kata Alif barusan, semuanya seakan terbayarkan dengan habisnya roti bakar sebanyak 150 bungkus. Siapa yang akan menyangka, 150 roti bungkus itu tak sedikit, terlebih ini merupakan hari pertama jualan. Namun, Allah melancarkan rezekiku dan Alif, sehingga untuk hari pertama jualan, semuanya berjalan lancar.

"Iya, besok jangan lupa untuk beli roti lebih banyak lagi dan juga selai sama susunya, kalau keju, meses dan menteganya masih banyak," 

"Oke de besok kita belanja bareng ya. Kita bisa fokus sama usaha kita dulu, toh masuk kampus kan masih Senin depan. Ada waktu tiga hari untuk menikmati hidup dan fokus ama usaha kita,"

"Iya, sekalian besok habis belanja jalan-jalan, yuk," ajakku. Jika seharian cuma di kosan terus sama malamnya jualan, bosen juga lama-lama. Paling gak harus keluar bentar untuk refreshing alias menikmati hidup.

"Boleh, biar gak stres kan di kosan mulu," sahut Alif senang dengan ajakanku.

"Iya udah sekarang ayo pulang, biar bisa segera mandi, sholat lalu istirahat. Oh ya tadi aku nyisain dua roti bakar buat makan malam kita, kamu satu, aku satu. Kamu juga belum nyobain kan rasanya, masak yang jualan gak tau rasanya hehe," godaku.

"Iya juga ya, okelah nanti aku makan di kosan. Makasih ya, aku gak nyangka kamu ingat buat nyisain untuk kita berdua," seru Alif seperti terharu. Awalnya juga aku lupa, baru pas sisa 10 biji, aku ingat dan langsung menyisakan dua bungkus roti untuk makan malam buatku dan juga Alif.

"Iya dong, iya sudah ayo pulang,"

"Ayo."

Aku dan Alif pun pulang bersama, mendorong gerobak secara bergantian.

"Ham, menurut kamu Shafa gimana?" tanya Alif tiba-tiba sambil mendorong gerobak.

"Kenapa kamu bahas Shafa. Naksir ya?" godaku.

"Hehe, iya. Aku naksir dia hehe," jawabnya jujur.

"Ck, baru juga ketemu tadi. Itu pun cuma sebentar, udah naksir segala," celetukku.

"Hehe namanya juga naksir Ham, masa ia harus nunggu waktu lama baru boleh naksir. Tapi Ham, entah kenapa aku merasa dia itu sukanya ke kamu ya, bukan ke aku?" tanya Alif membuatku mengernyitkan dahi.

"Mungkin cuma perasaan kamu aja kali. Mana mungkin dia suka sama aku," seruku. 

"Ya mungkin saja, Ham. Kamu kan ganteng," ucapnya. Seakan ia tak percaya diri dengan apa yang ada di dirinya saat ini.

"Emang kamu gak ganteng?" tanyaku balik.

"Iya ganteng sih, tapi lebih ganteng kamu," paparnya.

"Sudahlah, jangan bahas ini, yang jelas aku gak suka dia. Jika kamu emang suka sama dia, ya kamu rebut hatinya. Nanti kalau sudah masuk kampus, kamu bisa PDKT sama dia, asal jangan sampai kelewat batas. Kalau aku sendiri, aku masih mau fokus sama usaha dan nuntut ilmu aja dulu, soalnya aku gak mau buat Abi dan Umi kecewa," balasku yang tiba-tiba teringat dengan Abi dan Umiku di kampung.

"Aku juga mau fokus nuntut Ilmu, Ham. Bukan cuma kamu aja, tapi kan naksir juga tak masalah, Ham. Yang penting seperti kata kamu barusan, tidak melewati batas dan jangan sampai perasaan ini membuat aku lalai dengan sekolah dan usaha kita berdua," ujar Alif mengungkapkan perasaannya.

"Iya kamu benar." Tuturku tersenyum.

Tak terasa aku dan Alif pun sudah sampai di depan kosan. Aku langsung membantu Alif menaruh gerobak. Untunglah di halaman kosanku ada tempar parkiran sehingga aku bisa menaruh gerobak itu di sudut parkir yang terlihat ke CCTV. Jadi jika ada yang mencurinya, aku bisa meminta ibu kos untuk memperlihatkan CCTV nya.

Setelah menaruh gerobak di tempat yang aman, aku dan Alif pun pergi ke kamar masing-masing dengan membawa roti bakar, rasa lelah rasanya membuatku ingin segera merebahkan tubuhku di atas kasur lalu tidur. Tapi aku ingat, aku belum sholat isya' jadi aku hanya bisa istirahat sebentar, melepas rasa lelah. Lalu lanjut mandi, sholat, setelah itu makan roti bakar untuk mengobati rasa perih di perutku, baru setelah itu aku bisa tidur dengan nyenyak.

Sesaat sebelum aku tidur, tiba-tiba aku teringat Alif. Walaupun aku baru mengenalnya, akan tetapi aku dan Alif sudah terlihat sangat akrab sekali, mungkin karena aku dan dia sama-sama dari kampung, sama-sama ngekos, sama-sama mahasiswa baru, sama-sama mengambil jurusan manajemen bisnis dan sama-sama jauh dari orang tua dan keluarga. Sehingga membuat aku dan Alif layaknya seorang sahabat yang sudah kenal puluhan tahun. Apalagi usiaku dan Alif juga sama dan hanya selisih dua bulan. Jadi membuat aku dan Alif selalu nyambung saat ngomong berdua dan aku berharap, aku dan Alif bisa terus akrab seperti ini. 

Related chapters

  • Cinta Terlarang   Wanita Yang Menarik Perhatian Ilham

    Satu Minggu telah berlalu. Selama seminggu berturut-turut, setiap malamnya aku dan Alif tak pernah absen jualan roti bakar di taman. Keuntungannya pun lumayan. Setiap uang yang di peroleh di bagi tiga, untuk modal, untukku dan untuk Alif. Aku juga tak hanya jualan ofline tapi juga online untuk menambah penghasilan. Bagi mereka yang malas keluar, bisa memesan lewat online dan nanti ada ojol yang akan menjemputnya dan mengantarkan ke mereka yang memesan. Tentu ongkos kirimnya di tanggung oleh pihak pemesan atau pembeli.Dan kini di Hari Senin, aku dan Ilham pun mulai kuliah. Aku menggunakan celana hitam dan baju kemewa warna putih dan juga sepatu hitam sesuai instruksi yang di terima lewat pesan grup. Ini adalah hari pertama OSPEK, yang merupakan singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus yang tujuannya untuk mengenalkan mahasiswa baru tentang dunia perkulihaan. Mahasiswa baru biasanya akan di kenalkan pada istilah-istilah dasar dan sistem diperguruan tinggi.&nb

  • Cinta Terlarang   Kuliah Di Hari Pertama

    Hari-hari menjalani ospek di lewati dengan suka cita, tak ada kekerasan fisik, tak ada hukuman berat, tak ada bentakan atau teriakan yang membuat anak maba merasa takut. Bahkan Alif yang tadinya merasa takut menjalani ospek malah sangat menikmatinya. Memang seperti inilah ospek yang sebenarnya bukan membunuh mental para anak maba. Tidak seperti universitas di luaran sana, setiap kali ospek selalu di kasih hukuman yang tak masuk akal, bahkan ada yang sampai mendapatkan kekerasan fisik, di bentak dan lain sebagainya. Entah itu ospek atau ingin mengerjai anak maba, mungkin karena di kasih kepercayaan jadi bisa semena-mena menyiksa anak orang. Memang tak semua kampus kayak gitu, tapi setiap tahun pasti ada yang berjatuhan korban hingga miris liatnya. Entah mereka punya hati nurani apa gak saat menyiksa anak maba. Kita hanya bisa berdoa semoga di jauhkan dari hati yang keras hingga tak punya belas kasih pada orang lain.Setelah satu Minggu menjalani ospek, hari ini adalah ha

  • Cinta Terlarang   Rasa Yang Salah

    Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu. Aku dan Nesya semakin hari semakin akrab dan rasa kagumku semakin hari juga semakin membuncah, entah kenapa setiap kali ada di dekatnya aku merasa sangat nyaman sekali.Sedangkan Shafa, ia juga selalu mencari perhatianku, padahal sedikitpun aku tak tertarik dengannya. Aku bahkan sampai merasa gak enak sendiri sama Alif, karena Alif mengatakan padaku, ia menyukainya."Ham, kamu suka kan sama Nesya?" tanyanya waktu itu."Enggak," jawabku berbohong."Kamu mungkin bisa membohongiku, Ham. Tapi kamu tak bisa membohongi diri kamu sendiri. Aku bisa melihat kalau kamu mulai nyaman dengan Nesya begitupun dengan aku. Hanya saja sayangnya cintaku bertepuk sebelah tangan, karena wanita yang aku cintai, ternyata mencintai kamu," balas Alif."Aku gak mau mengurus percintaan dulu, aku ingin fokus kuliah agar bisa membahagiakan orang tuaku, aku juga ingin fokus sama usaha kita, biar bisa maju dan berkembang. Lagian

  • Cinta Terlarang   Lancar Jaya

    Setelah puas bermain Basket, aku dan Alif pun pamit pulang lebih dulu sedangkan yang lain masih terus bermain entah sampai jam berapa. Sesampai di kos, aku dan Alif masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan salat Ashar karena jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Selesai salat, aku masih menyempatkan waktu mengaji walaupun hanya beberapa lembar saja sambil nunggu adzan Maghrib. Setelah adzan Maghrib, aku dan Alif pun bersiap-siap menata dagangan di gerobak, baru setelah itu aku langsung berangkat bareng Alif.Sesampai di taman, aku langsung melayani pelanggan yang ternyata ada dua orang yang sudah menunggu di taman, menunggu roti bakar buatanku karena kata mereka, rasanya sangat enak dan pas di lidah.Sedangkan Alif ia juga ikut membantuku, ia tak perlu lagi teriak-teriak seperti di awal. Karena kini usaha ini juga sudah mulai terkenal di daerah ini."Oh ya, Ham. Ini ada yang order lima orang, katanya mau di ambil setengah jam lagi, ia masih d

  • Cinta Terlarang   Pesanan Nesha

    Keesokan harinya aku dan Alif pergi jalan-jalan karena besok sudah harus masuk kuliah lagi jadi tak mungkin bisa jalan-jalan kecuali nunggu hari Jumat.Pertama-tama aku dan Alif pergi ke Taman Bungkul naik ojek, sampai ke jalan besar, aku memilih berhenti dan naik Bus Surabaya, aku dan Alif memilih keliling dulu sebelum akhirnya berhenti di dekat Taman Bungkul.Untuk menggunakan Bus Surabaya tak perlu pakai uang, cukup bayar dengan botol bekas. Jadi lumayanlah hemat uang. Untung aku dan Alif setiap beli minuman botol, botolnya gak pernah di buang dan selalu di simpan sehingga bisa di manfaatkan di saat seperti ini.Di Taman Bungkul, kami hanya sebentar, sekitar dua jam saja, lalu lanjut pergi ke Tugu Pahlawan. Di sana, aku bisa menikmati pemandangan yang bagus dan juga bisa melihat-lihat sejarah pahlawan, bahkan jika masuk ke museum, kita bisa melihat berbagai macam peralatan pahlawan yang di simpan baik sampai sekarang.Setelah puas melihat-lihat Tugu Pa

  • Cinta Terlarang   Suka Sholawatan

    Suka SholawatanJam 8 malam, Nesha datang dengan membawa mobilnya yang biasa ia pakai ke kampus. Kebetulan Alif juga lagi gak ada, ia pergi ke kosan untuk mengambil roti yang kurang dua dus lagi."Hei, gimana laris?" tanyanya sambil duduk di kursi plastik yang aku sediakan. Emang aku menyediakan 5 kursi plastik. Dua di antaranya di pakai untuk aku dan Alif, sedangkan yang tiga untuk pelanggan yang menunggu, biar gak capek berdiri terus, jadi bisa duduk biar lebih nyaman nunggunya."Alhamdulillah, laris," jawabku sambil sibuk membolak-balikkan roti yang ada di atas panggangan, setelah itu aku lanjut memakai mentega di roti yang mau aku bakar. Dan lanjut menaruh selai di tengah-tengah roti yang sudah aku belah jadi dua bagian.Roti yang sudah matang aku angkat lalu aku taruh di kertas minyak yang sudah aku siapkan. Gara-gara tak ada Alif, aku jadi kerepotan sendiri."Gimana pesananku, sudah selesai?" tanyanya lagi."Belum, kurang lima belas bu

  • Cinta Terlarang   Prank Yang Menjengkelkan

    Keesokan harinya seperti biasa aku dan Alif berangkat kuliah dengan jalan kaki. Sebelumnya aku dan Alif mampir di Warung Buk Asih untuk sarapan pagi.Setelah berjalan beberapa menit, sampailah aku dan Alif di lingkungan kampus. Mungkin karena masih terlalu pagi, jadi hanya beberapa orang aja yang datang."Lif, ke kantin yuk?" ajakku."Ngapain? Kita kan udah sarapan tadi di Warung Buk Asih," sahutnya."Ya ... kita minum teh aja yuk sambil nunggu temen yang lain datang," jawabku."Aku mau ke perpus aja," balasnya."Ngapain?" tanyaku penasaran."Aku mau cari Novel buat aku baca di kosan nanti. Bosen main game terus," jawabnya."Oh perlu aku temenin?" tanyaku lagi."Enggak usah. Kamu ke kantin aja dulu, nanti setelah aku menemukan novel kesukaanku, aku akan nyamperin kamu," ucapnya."Oke, aku ke kantin dulu kalau gitu," ujarku. Alif pun menganggukkan kepala.Lalu aku dan Alif berpencar, aku ke kiri sedangka

  • Cinta Terlarang   Alif's Feelings

    Pov Alif Perkenalkan namaku Alif, aku mempunyai sahabat bernama Ilham, dia laki-laki yang sangat baik, tampan, gagah, sholeh, ulet dan cinta akan kebersihan. Dia juga pekerja keras dan punya semangat belajar yang tinggi. Andai aku jadi perempuan, aku pasti mencintainya. Sayangnya aku laki-laki, jadi aku hanya sekedar mengaguminya saja. Beberapa bulan mengenalnya membuat aku mulai mengenal sifat dia, termasuk gerakan tubuhnya yang membuat aku mengerti. Seperti saat ia yang ternyata diam-diam menyukai salah satu teman kami yang tak lain bernama Nesha, sayangnya dia wanita yang berbeda keyakinan dengannya. Walaupun ia tak cerita, namun aku tau ia selalu berperang batin dengan apa yang ia rasakan. Di satu sisi, ia mulai mengenal cinta, bahkan mungkin Nesha merupakan cinta pertama untuknya tapi di sisi lain, ia sadar bahwa mereka tak mungkin bersatu, terlebih ia tak mau mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah mengizinkan dirinya untuk kuliah di kota, jauh dari A

Latest chapter

  • Cinta Terlarang   Alif's Feelings

    Pov Alif Perkenalkan namaku Alif, aku mempunyai sahabat bernama Ilham, dia laki-laki yang sangat baik, tampan, gagah, sholeh, ulet dan cinta akan kebersihan. Dia juga pekerja keras dan punya semangat belajar yang tinggi. Andai aku jadi perempuan, aku pasti mencintainya. Sayangnya aku laki-laki, jadi aku hanya sekedar mengaguminya saja. Beberapa bulan mengenalnya membuat aku mulai mengenal sifat dia, termasuk gerakan tubuhnya yang membuat aku mengerti. Seperti saat ia yang ternyata diam-diam menyukai salah satu teman kami yang tak lain bernama Nesha, sayangnya dia wanita yang berbeda keyakinan dengannya. Walaupun ia tak cerita, namun aku tau ia selalu berperang batin dengan apa yang ia rasakan. Di satu sisi, ia mulai mengenal cinta, bahkan mungkin Nesha merupakan cinta pertama untuknya tapi di sisi lain, ia sadar bahwa mereka tak mungkin bersatu, terlebih ia tak mau mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah mengizinkan dirinya untuk kuliah di kota, jauh dari A

  • Cinta Terlarang   Prank Yang Menjengkelkan

    Keesokan harinya seperti biasa aku dan Alif berangkat kuliah dengan jalan kaki. Sebelumnya aku dan Alif mampir di Warung Buk Asih untuk sarapan pagi.Setelah berjalan beberapa menit, sampailah aku dan Alif di lingkungan kampus. Mungkin karena masih terlalu pagi, jadi hanya beberapa orang aja yang datang."Lif, ke kantin yuk?" ajakku."Ngapain? Kita kan udah sarapan tadi di Warung Buk Asih," sahutnya."Ya ... kita minum teh aja yuk sambil nunggu temen yang lain datang," jawabku."Aku mau ke perpus aja," balasnya."Ngapain?" tanyaku penasaran."Aku mau cari Novel buat aku baca di kosan nanti. Bosen main game terus," jawabnya."Oh perlu aku temenin?" tanyaku lagi."Enggak usah. Kamu ke kantin aja dulu, nanti setelah aku menemukan novel kesukaanku, aku akan nyamperin kamu," ucapnya."Oke, aku ke kantin dulu kalau gitu," ujarku. Alif pun menganggukkan kepala.Lalu aku dan Alif berpencar, aku ke kiri sedangka

  • Cinta Terlarang   Suka Sholawatan

    Suka SholawatanJam 8 malam, Nesha datang dengan membawa mobilnya yang biasa ia pakai ke kampus. Kebetulan Alif juga lagi gak ada, ia pergi ke kosan untuk mengambil roti yang kurang dua dus lagi."Hei, gimana laris?" tanyanya sambil duduk di kursi plastik yang aku sediakan. Emang aku menyediakan 5 kursi plastik. Dua di antaranya di pakai untuk aku dan Alif, sedangkan yang tiga untuk pelanggan yang menunggu, biar gak capek berdiri terus, jadi bisa duduk biar lebih nyaman nunggunya."Alhamdulillah, laris," jawabku sambil sibuk membolak-balikkan roti yang ada di atas panggangan, setelah itu aku lanjut memakai mentega di roti yang mau aku bakar. Dan lanjut menaruh selai di tengah-tengah roti yang sudah aku belah jadi dua bagian.Roti yang sudah matang aku angkat lalu aku taruh di kertas minyak yang sudah aku siapkan. Gara-gara tak ada Alif, aku jadi kerepotan sendiri."Gimana pesananku, sudah selesai?" tanyanya lagi."Belum, kurang lima belas bu

  • Cinta Terlarang   Pesanan Nesha

    Keesokan harinya aku dan Alif pergi jalan-jalan karena besok sudah harus masuk kuliah lagi jadi tak mungkin bisa jalan-jalan kecuali nunggu hari Jumat.Pertama-tama aku dan Alif pergi ke Taman Bungkul naik ojek, sampai ke jalan besar, aku memilih berhenti dan naik Bus Surabaya, aku dan Alif memilih keliling dulu sebelum akhirnya berhenti di dekat Taman Bungkul.Untuk menggunakan Bus Surabaya tak perlu pakai uang, cukup bayar dengan botol bekas. Jadi lumayanlah hemat uang. Untung aku dan Alif setiap beli minuman botol, botolnya gak pernah di buang dan selalu di simpan sehingga bisa di manfaatkan di saat seperti ini.Di Taman Bungkul, kami hanya sebentar, sekitar dua jam saja, lalu lanjut pergi ke Tugu Pahlawan. Di sana, aku bisa menikmati pemandangan yang bagus dan juga bisa melihat-lihat sejarah pahlawan, bahkan jika masuk ke museum, kita bisa melihat berbagai macam peralatan pahlawan yang di simpan baik sampai sekarang.Setelah puas melihat-lihat Tugu Pa

  • Cinta Terlarang   Lancar Jaya

    Setelah puas bermain Basket, aku dan Alif pun pamit pulang lebih dulu sedangkan yang lain masih terus bermain entah sampai jam berapa. Sesampai di kos, aku dan Alif masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan salat Ashar karena jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Selesai salat, aku masih menyempatkan waktu mengaji walaupun hanya beberapa lembar saja sambil nunggu adzan Maghrib. Setelah adzan Maghrib, aku dan Alif pun bersiap-siap menata dagangan di gerobak, baru setelah itu aku langsung berangkat bareng Alif.Sesampai di taman, aku langsung melayani pelanggan yang ternyata ada dua orang yang sudah menunggu di taman, menunggu roti bakar buatanku karena kata mereka, rasanya sangat enak dan pas di lidah.Sedangkan Alif ia juga ikut membantuku, ia tak perlu lagi teriak-teriak seperti di awal. Karena kini usaha ini juga sudah mulai terkenal di daerah ini."Oh ya, Ham. Ini ada yang order lima orang, katanya mau di ambil setengah jam lagi, ia masih d

  • Cinta Terlarang   Rasa Yang Salah

    Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu. Aku dan Nesya semakin hari semakin akrab dan rasa kagumku semakin hari juga semakin membuncah, entah kenapa setiap kali ada di dekatnya aku merasa sangat nyaman sekali.Sedangkan Shafa, ia juga selalu mencari perhatianku, padahal sedikitpun aku tak tertarik dengannya. Aku bahkan sampai merasa gak enak sendiri sama Alif, karena Alif mengatakan padaku, ia menyukainya."Ham, kamu suka kan sama Nesya?" tanyanya waktu itu."Enggak," jawabku berbohong."Kamu mungkin bisa membohongiku, Ham. Tapi kamu tak bisa membohongi diri kamu sendiri. Aku bisa melihat kalau kamu mulai nyaman dengan Nesya begitupun dengan aku. Hanya saja sayangnya cintaku bertepuk sebelah tangan, karena wanita yang aku cintai, ternyata mencintai kamu," balas Alif."Aku gak mau mengurus percintaan dulu, aku ingin fokus kuliah agar bisa membahagiakan orang tuaku, aku juga ingin fokus sama usaha kita, biar bisa maju dan berkembang. Lagian

  • Cinta Terlarang   Kuliah Di Hari Pertama

    Hari-hari menjalani ospek di lewati dengan suka cita, tak ada kekerasan fisik, tak ada hukuman berat, tak ada bentakan atau teriakan yang membuat anak maba merasa takut. Bahkan Alif yang tadinya merasa takut menjalani ospek malah sangat menikmatinya. Memang seperti inilah ospek yang sebenarnya bukan membunuh mental para anak maba. Tidak seperti universitas di luaran sana, setiap kali ospek selalu di kasih hukuman yang tak masuk akal, bahkan ada yang sampai mendapatkan kekerasan fisik, di bentak dan lain sebagainya. Entah itu ospek atau ingin mengerjai anak maba, mungkin karena di kasih kepercayaan jadi bisa semena-mena menyiksa anak orang. Memang tak semua kampus kayak gitu, tapi setiap tahun pasti ada yang berjatuhan korban hingga miris liatnya. Entah mereka punya hati nurani apa gak saat menyiksa anak maba. Kita hanya bisa berdoa semoga di jauhkan dari hati yang keras hingga tak punya belas kasih pada orang lain.Setelah satu Minggu menjalani ospek, hari ini adalah ha

  • Cinta Terlarang   Wanita Yang Menarik Perhatian Ilham

    Satu Minggu telah berlalu. Selama seminggu berturut-turut, setiap malamnya aku dan Alif tak pernah absen jualan roti bakar di taman. Keuntungannya pun lumayan. Setiap uang yang di peroleh di bagi tiga, untuk modal, untukku dan untuk Alif. Aku juga tak hanya jualan ofline tapi juga online untuk menambah penghasilan. Bagi mereka yang malas keluar, bisa memesan lewat online dan nanti ada ojol yang akan menjemputnya dan mengantarkan ke mereka yang memesan. Tentu ongkos kirimnya di tanggung oleh pihak pemesan atau pembeli.Dan kini di Hari Senin, aku dan Ilham pun mulai kuliah. Aku menggunakan celana hitam dan baju kemewa warna putih dan juga sepatu hitam sesuai instruksi yang di terima lewat pesan grup. Ini adalah hari pertama OSPEK, yang merupakan singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus yang tujuannya untuk mengenalkan mahasiswa baru tentang dunia perkulihaan. Mahasiswa baru biasanya akan di kenalkan pada istilah-istilah dasar dan sistem diperguruan tinggi.&nb

  • Cinta Terlarang   Roti Bakar AI Murmer

    Jam tiga sore gerobak telah di kirim ke kosan. Lalu aku dan Alif mulai menata semua peralatan dan perlengkapan di atas gerobak serapi mungkin, agar terlihat enak di pandang mata. Alif juga membuat tulisan mengenai harga roti itu dari yang harga 10 ribu sampai 20 ribu tergantung banyaknya keju, susu dan selai yang mereka minta.Setelah selesai semua, sehabis sholat maghrib, aku dan Alif pun langsung berangkat, aku dan Alif bergantian mendorong gerobak tersebut hingga sampai taman. Aku mencari tempat yang cukup strategis, setelah menemukannya barulah aku dan Alif menetapkan akan jualan di sana. Alif yang teriak-teriak, memanggil orang-orang untuk membeli roti bakar sedangkan aku yang sibuk melayani mereka."Ayo guys, beli, harga murah meriah, rasanya pun jangan di tanya karena yang pasti akan membuat ketagihan. Roti Bakar AI murmer, di coba dulu guys, kalau suka, bisa nambah lagi belinya. Roti bakar ini berbeda dari yang lain, karena selain yang membuatnya seorang laki-l

DMCA.com Protection Status