Share

Bab 6

Author: FDL22
last update Last Updated: 2023-07-16 02:29:26

Jovita POV

Pagi ini aku ingin menebus kesalahan yang aku lakukan dua hari lalu. Setelah berpikir dengan jernih, ini memang murni kesalahan ku. Aku tidak mendengarkan ucapan Mas Endrick dan lebih memilih untuk membuatnya khawatir karena membawa Adam ke tempat karokean yang berisik.

Ku tatap kotak bekal makanan yang aku siapkan untuk Mas Endrick. Meskipun dia tidak pernah meminta dibuatkan bekal makan siang, ini kulakukan untuk menebus kesalahan.

"Vita, saya berangkat dulu."

"Eh tunggu mas!" Aku langsung meraih kotak makan itu lalu bergegas menghampiri suamiku yang sedang memakai sepatunya.

"Ini, Vita udah siapin bekal makan. Nanti dimakan ya, mas?" lapor ku dengan senyum sumringah.

Dia menatap ku sebentar lalu menyambut kotak makan yang kuberikan. "Ya, terima kasih Vit"

"Hmm, mas Endrick mau kalo Vita buatin bekal tiap hari? Kali aja kan Mas males makan di luar," tawar ku dan dijawab gelengan olehnya.

"Gak usah, saya gak mau nambah kerjaan kamu pagi-pagi."

Aku menekukkan bibir, kenapa Mas Endrick tidak mau merepotkan ku padahal aku senang mengurusi segala kebutuhannya.

"Vita buatin bekal lagi nanti ya? Masa kerjaan kecil gitu dibilang ngerepotin sih mas?" balasku masih dengan wajahku yang cemberut.

"Ya terserah kamu kalo gitu. Masak yang simpel aja biar gak susah," balasnya kemudian beranjak pergi dengan mobil.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil, dia berbalik lalu mendekati ku lagi sebelum tiba-tiba aku merasakan ciuman lembut di atas bibirku.

Jangan tanya betapa merona nya pipiku. Tumben sekali Mas Endrick berinisiatif untuk mencium bibirku sebelum dia berangkat kerja. Namun, aku suka dengan perlakuannya pagi ini. Dia terasa berbeda sekali.

"Kamu baik-baik sama Rama di rumah, saya kerja dulu."

Aku mengangguk senang sembari melambaikan tangan begitu mobilnya meninggalkan pekarangan rumah kami. Baiklah, rutinitas kembali seperti biasanya. Awalnya kupikir pertengkaran kami akan panjang, tapi untunglah semuanya sudah mereda.

...

"Mama lagi di jalan ke rumah kamu, Vit. Kangen nih sama Rama ," ucap mama ku di telepon. Aku terkikik mendengar ucapannya, mama memang sangat menyayangi Rama.

" Rama doang nih yang dikangenin? Kok sama anak sendiri nggak?" canda ku dan mama tertawa di seberang sana.

Hubungan ku dan keluarga angkat ku sangatlah baik. Meskipun tidak ada ikatan darah di antara kami, aku dan orang tuaku sangatlah dekat. Mamah bahkan tidak mau menyebutku anak angkat, baginya aku adalah putri kesayangannya dan aku senang akan hal itu.

"Ya kangen lah, nak. Kamu sih gak ke rumah, jadi susah ketemunya. Ya udah, mama tutup dulu teleponnya ya?"

"Iya, ma. Hati-hati di jalan," balasku lalu sambungan telepon dimatikan. Aku meletakkan ponsel ke atas meja bundar di ruang keluarga lalu bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Kalau mama ku yang datang, aku tidak terlalu begitu khawatir. Beda lagi jika mertuaku yang bertamu, hatiku benar-benar ketar-ketir dibuatnya. Watak Bunda Septiah mirip sekali seperti Mas Endrick, dia lebih sering diam dan hanya akan berbicara jika ada yang mau dia bahas. Suasana jadi mengerikan jika Bunda Septiah ada di sini, tapi bukan berarti aku tidak menyukainya. Walau dia diam begitu, aku menyayangi mertuaku. Dia sering juga memberikan nasihat yang baik dan tidak jarang membelaku apabila ada sesuatu yang salah. Bagiku dia memang ibu mertua yang cukup sempurna terlepas dari wataknya yang dingin.

salah. Bagiku dia memang ibu mertua yang cukup sempurna terlepas dari wataknya yang dingin.

"Nggghh, maaa!" Aku tersentak begitu mendengar suara Rama yang mencoba memanggil ku. Aku selalu mengawasi Rama melalui alat monitor bayi yang selalu aku bawa.

Segera aku menghampiri Rama yang aku tinggal di ruang mainnya. Matanya berkaca-kaca tidak sabaran ingin aku gendong. Sepertinya Rama sudah bosan main sendirian di ruang main.

" Rama laper ya nak? Kita mamam atau mau nenen hmm?" tanyaku sembari menggendongnya. Tangan kecil dan gemuknya menyentuh wajahku, menjelajah apapun yang bisa dia gapai.

"Nanti nenek mau ke sini. Rama mamam sama nenek aja ya?"

Dia tertawa-tawa mendengar suaraku. Cuma Rama yang mengerti aku. Dia tahu jika suasana hatiku sedang baik atau tidak. Hehe,aku jadi penasaran kira-kira kalau punya anak lagi apakah sifatnya akan menuruni ku atau Mas Endrick?

Tidak lama kemudian, mama ku pun sampai. Aku tebak yang dia cari pertama kali pastilah Rama.

" Rama... Nenek dateng!"

Benar kan kubilang?

Aku menjumpai mamah lalu mencium punggung tangannya sebelum menyerahkan Rama kepadanya. Lihat betapa mamah menyayangi Rama, dia tidak berhenti menciumi pipi gemuk putraku.

"Mamah sendirian aja? Papa ke mana mah?" tanyaku setelah kami duduk santai di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Papamu itu kan sok sibuk terus, tadi pagi buru- buru ke kantor."

Aku mengangguk-angguk saja, papa memang orang yang sibuk tapi dia tipe laki-laki yang menyayangi keluarga. Meski usianya sudah cukup tua, dia masih semangat bekerja. Katanya dia senang meluangkan waktu di kantor daripada bosan di rumah.

"Ya udah, mama mau makan siang gak? Vita udah siapin makanan soalnya," tawar ku. Mamah mengangguk lalu kami bersama-sama ke ruang makan. Seperti biasa, kalau mamah di sini sudah pasti Rama selalu berada di gendongannya. Kerjaan ku tinggal tidur menunggu mamah puas mengurus Rama.

"Makin pinter nih kamu masak, ini rasanya udah pas."

"Iya dong, Vita kerjaan di rumah tiap hari ya masak doang makanya lama-lama pinter," balasku dan mama tersenyum geli mendengarnya. Tidak sekali dua kali aku curhat tentang keseharian ku, hampir setiap hari aku menelepon mama dan mengatakan betapa aku bosan melihat dapur rumah ku sendiri.

"Ajakin lah si Endrick liburan, Vit. Kalian kan butuh jalan-jalan juga berduaan doang. Rama biar mamah sama papa yang urus," usul mamah. Aku sebenarnya sudah kepikiran untuk mengajak suamiku liburan berdua, tapi waktunya selalu tidak tepat. Dia menjabat sebagai kepala program studi di kampus, otomatis pekerjaannya pun bertambah. Jika aku mengajak liburan, pasti dijawab tidak.

"Mas Endrick pasti sibuk, mah. Biasa orang penting kan selalu sibuk," balasku sedikit tidak semangat. Mamah terlihat tidak senang dengan ucapan ku, aku terlalu cepat menyerah.

"Dia pasti mau-mau aja, percaya deh. Coba kamu ajakin liburan ke Bandung atau ke Yogyakarta gitu. Kan banyak tempat wisata atau kalo perlu ke Bali sekalian. Bulan madu lah Vita," ucap mama lagi dan aku jadi kepikiran. Bulan madu? Selama menikah dan punya anak dengan Mas Endrick, kami tidak pernah bulan madu. Setelah menikah dia langsung memboyongku ke rumah ini dan sama sekali tidak ada bulan madu. Hmm, apa ini kesempatan ku untuk mengajaknya bulan madu walaupun telat?

Sepertinya ide yang bagus untuk aku coba, tidak ada salahnya juga.

Malam hari, seperti biasa setelah melakukan perawatan kulit, aku pun lekas beranjak untuk tidur. Mas Endrick sudah lebih dulu berbaring sambil memainkan ponselnya. Sepertinya sedang membaca email atau pesan penting karena Mas Endrick pantang bermain ponsel saat malam hari kecuali ada berita yang harus dia ketahui.

"Mas."

"Hmm," sahut mas Endrick sambil tetap serius dengan ponselnya. Aku berdecak pelan, dia ini benar-benar seperti batu es. Tiap kali mencoba mendekat, aku pasti merasa menggigil.

"Tadi mama ke rumah. Kami ngobrol banyak," ucapku sambil mencari posisi yang nyaman di dalam pelukan suamiku. Kuletakkan tanganku ke atas dada mas Hendrick lalu memainkan kancing piyama nya yang terbuka di bagian atas.

Ku lirik matanya yang masih sibuk membaca tiap kata di layar ponsel dan ku tebak itu memang berita yang serius.

"Ih, mas Endrick... Dengerin Jovita dulu dong." Aku mulai merengek di depannya. Mendengar rengekan ku yang aneh, dia akhirnya menatapku. Astaga, ditatap seperti itu oleh Mas Endrick malah membuat aku salah tingkah.

"Ada apa?"

"Gini mas, kita bulan madu yuk?"

"Gak."

Aku terkejut karena secepat itu dia menolak. Astaga, aku pikir dia akan mengatakan 'lya Vita , ayo kita bulan madu dan bikin dedek bayi' dan yang ku dapat hanyalah penolakan!

Aku duduk sambil menatap tidak percaya kepadanya. Bisa-bisanya dia menolak ajakan ku untuk bulan madu. Ku kira lelaki manapun tidak mampu menolak tawaran yang menguntungkan ini.

"Kok gitu sih, mas? Emangnya mas Endrick gak mau berduaan sama Vita?"

Dia menghela napas panjang sebelum berbaring membelakangi ku. Aku kesal sekali, kenapa dia menolak ku?

"Ih, mas Endrick jawab dulu. Kok gak mau?"

"Gak ada waktunya. Saya sibuk."

Aku menarik bahunya agar dia kembali menatap ku dan rupanya mas Hendrick lebih memilih tidur.

"Masss... Nyebelin banget ih," rengek ku lagi.

"Tidur, Vit. Kamu kayak nyamuk, ribut banget."

Pipiku merah karena kesal. Hmm, awas saja Mas Endrick!

"Ya udah, kalo gitu mas Endrick p puasa sebulan!"

Dengan kesal aku kembali berbaring dan membelakanginya. Suatu keajaiban, aku mendengar suara tawa walaupun sangat kecil. Kurasakan ranjang melesak lalu sebuah tangan merayap di balik pinggang ku.

"Kamu mau bulan madu ke mana memangnya, Vit?" Dia berbisik di telinga ku. Aku menggigit bibir, berusaha tidak terpancing olehnya. Aku tahu jika aku bergerak sedikit saja, Mas Endrick tidak akan melepas ku malam ini.

"Vita mau tidur," balasku.

Telapak tangan Mas Endrick bergerak masuk ke dalam daster yang aku kenakan lalu berhenti di depan dada. Aku berdecak pelan sambil mencoba menjauhkan tangan nakalnya dariku tapi Mas Endrick masih bersikeras.

"Gak mau! Vita gak mau dipegang-pegang sama mas Endrick!"

"Saya berhak, Vit. Nenen kamu punya saya," balasnya dan membuat aku tambah kesal bukan main. Padahal harusnya dia yang kesal, tapi ini malah aku yang bernasib malang.

"Ngggh! Mas endrick ihh!" Tubuhku menggeliat geli tiap kali tangannya meremas payudara ku. Benar- benar licik sekali Mas Endrick, dia menggunakan kesempatan ini untuk menggauli ku.

Dia membalik tubuhku sehingga aku tertelungkup di atas tubuhnya. Aku menekukkan bibir, menatapnya tidak suka karena berbuat mesum tiba-tiba.

"Pokoknya Mas Endrick puasa satu bulan penuh. Vania gak mau."

"Yakin kamu bisa tahan? Saya tidak pernah permasalahkan harus puasa atau tidak, bukannya kamu yang selalu ingin dimanja?" balasnya. Aku menjadi salah tingkah, tiba-tiba teringat dulu aku marah-marah karena Mas Endrick tidak ingin meniduri ku setelah 40 hari melahirkan Rama. Astaga, dia ini selalu tahu kelemahan ku.

Posisiku duduk tepat di perutnya, mundur sedikit saja maka sesuatu di antara pahanya itu terasa di belahan pantat ku. Mas Endrick memang minim ekspresi, tapi sekali berulah dia sungguh brutal.

Kedua tangan Mas Endrick memegangi pinggang ku, membuat gerakan naik turun seolah kami sedang bercinta. Aku tidak menolak atau memberi respon, aku hanya duduk diam sambil memegangi piyama tidurnya.

"Kalo kamu mau bulan madu, tunggu saya gak sibuk. Bulan ini saya masih sibuk dengan urusan kampus. Tunggu semester ganjil berakhir maka kita bisa liburan," jelas Mas Endrick. Jadwalnya memang harus mengikuti apa yang sudah ditetapkan kampus tempat Mas Endrick mengajar. Dia tidak bisa tiba-tiba pergi liburan dan menelantarkan mahasiswanya.

"Tapi lama, Vita mau sekarang."

"Sabar. Masih ada banyak waktu untuk liburan atau bulan madu. Saya akan beritahu kamu kalo udah gak sibuk," balasnya.

Aku kembali cemberut. Ya sudahlah, tidak bisa dipaksakan juga. Aku tidak mau terlihat seperti perempuan manja jika merengek-rengek terus seperti ini.

"Mundur dikit duduknya, biar pas."

Huh, bukannya diajak liburan aku malah diajak bercinta olehnya.

"Udah malem, mas..."

Dia tidak menjawab, tapi tangannya tanpa tahu malu menarik tali daster yang ku kenakan sehingga bagian atas tubuhku terbuka untuknya.

"Nunduk sini, Vit."

Aku menurut saja lalu membiarkan mulutnya menghisap puting susuku sesukanya. Meski marah, sulit bagiku menolak ajakan bercinta. Kegiatan ini sungguh nikmat, aku selalu terlena di dalam pelukannya.

BERSAMBUNG ...

Related chapters

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 7

    Jovita POVHari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik. Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik. "Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 8

    Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 9

    Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam

    Last Updated : 2023-07-19
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 10

    Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric

    Last Updated : 2023-07-20
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 11

    Author POVSepuluh hari berbulan madu dilewati dengan penuh cinta dan keseruan. Vita tidak henti-hentinya menceritakan apa saja kegiatan seru yang dia lakukan selama berbulan madu, tentunya dia tidak menceritakan mengenai hubungan ranjang. Vita cuma berbagi kisah seru soal pantai dan beragam aktivitas lainnya.Dia juga membeli banyak sekali cinderamata padahal sudah diperingatkan untuk tidak memboros. Kebiasaan Vita ini terkadang membuat Endrick geleng-geleng kepala saja."Pokoknya seru deh, tapi pas diajak mas Endrick buat selancar, Vita gak mau. Ngeri loh ma, itu ombaknya gede kalo tenggelem kan gimana coba?" celoteh Vita dengan ekspresi antusias yang tidak hilang dari wajahnya.Mereka tiba di Jakarta dua jam yang lalu, Endrick mengambil jadwal penerbangan pagi karena dirinya sudah tidak sabar menemui Rama setelah sepuluh hari ditinggal. Makanya, dari tadi cuma Vita yang terlihat sibuk sendirian bercerita dan membagikan cinderamata. Endrick sudah sibuk menggendong Rama dan mengajakn

    Last Updated : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 12

    Author POVTuk!Vita meletakkan sebuah foto tepat di atas meja kerja suaminya. Dia melipat tangan, menunggu Endrick menjelaskan alasan mengapa ada foto wanita lain di laci kerja suaminya ini."Sudah saya duga kamu membuka laci saya karena isi di dalam laci ini jadi berantakan," gumam Endrick. Dia menatap lurus ke mata Vita tanpa mau menjelaskan apapun. Endrick tidak macam-macam, foto itu bukanlah apa-apa jika Vita memang bertanya."Mas Endrick jangan alihkan pembicaraan kita. Sekarang Vita minta kejelasan," titah Vita.Endrick menghela napas berat, dia berdiri lalu mengambil foto yang diserahkan istrinya ini. Dia tidak pernah suka terlibat drama ataupun dituduh, jadi kesalahpahaman ini harus diluruskan."Saya gak selingkuh. Berapa kali saya harus bilang sama kamu, saya bukan seseorang yang kayak gitu. Ya, benar ini foto Bu Chika, tetangga kita yang sedang kamu cemburui. Saya bukan sengaja menyimpan foto ini, dia adalah calon dosen di prodi saya. Saya menyimpan fotonya karena alasan pe

    Last Updated : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 13

    Author POVKeinginan Vita untuk berkencan akhirnya dipenuhi oleh Endrick. Hari Minggu siang, mereka menitipkan Rama kepada orang tua Vita karena wanita itu merengek ingin pergi berdua. Endrick tidak bisa membantah lagi, dia sudah pusing menanggapi sikap Vita yang berubah sangat manja.Jadilah siang ini dia mengajak istrinya ke salah satu pusat perbelanjaan yang besar. Kebetulan sedang ada festival makanan Asia yang diselenggarakan selama seminggu ke depan, jadi suasana tampak lebih padat dari biasanya.Vita tentu sangat senang sekali, dia mengajak Endrick ke sana kemari mencicipi berbagai makanan khas daerah lain. Wanita itu terlihat sangat bahagia sampai-sampai Endrick kembali terpesona menikmati kecantikan wajah Vita yang tersenyum."Ah! Pa, ini enak banget loh! Mau cobain dimsum nya gak?" tawar Vita sambil menyodorkan potongan kecil makanan di tangannya. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu meja makan kosong, hampir semuanya dipenuhi orang-orang dan untungnya mereka masih men

    Last Updated : 2023-07-22
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 13

    Author POV"Masih cemberut aja sih, pa? Itu udah mau ilang kok bekasnya," celetuk Vita sesaat setelah dia meletakkan piring berisi ayam kecap sebagai menu makan malam mereka hari ini.Sejak Endrick pulang ke rumah tadi sore, wajah pria itu terlihat mengerikan sekali. Bibirnya kian tipis, tatapannya makin tajam dan ada plester di lehernya yang Vita duga untuk menutupi bekas ciuman.Endrick tidak menanggapi ucapan Vita, dia mengambil piringnya yang sudah terisi nasi lalu menambahkan ayam kecap dan beberapa menu lainnya. Vita masih menahan tawa, lucu sekali melihat suaminya yang merajuk ini. Endrick tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun selama mereka menikah dan sekarang dia sangat menggemaskan walaupun masih susah payah dengan wajah dinginnya itu."Oh iya, besok ada temen mama--""Vit, bisa gak ubah panggilan itu. Saya benar-benar risih dan kali ini serius," potong Endrick. Vita terdiam sejenak, dia menatap wajah Endrick yang tidak main-main dan sepertinya dia memang tidak suka denga

    Last Updated : 2023-07-23

Latest chapter

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 26

    Penulis POV*Kok rumah sepi? Bik Sari dan Mang Sofyan mana?" tanya Endrick jadi dia masuk ke rumah setelah bekerja."Pulang lebih awal, mas. Katanya nanti malem ada hajatan di dekat rumahmereka jadi harus dateng," jawab Vania sembari membantu suaminyamembuka kancing kemeja, ini adalah kebiasaan Vita, dia selalu ingin ikut andil dalam setiap kesibukan Endrick termasuk melepas pakaian. "Hmm," balas Endrick. Dia menatap wajah Vita yang tampak tengah berpikir,tidak seperti biasanya Vita bermuka masam seperti ini."Ada apa?""Hmm? Kenapa mas?""Kamu kenapa?" balas Endrick Vita yang menyadarinya lantas menggeleng kecil. Dia cuma memikirkan soal wanita yang mencurigakan itu. Bagaimana jika selama ini Chika mencoba untuk dekat dengan Endrick tapi Vita tidak ada di sana untuk menghentikannya?"Jangan dipendam, Cepat bilang kalo ada yang mengganggu pikiran kamu," ucap Endrick lagi tapi Vita cuma diam saja. Dia meraih plastik berisi cemilan untuk Rama lalu menyimpannya di lemari dapur. Nanti

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 25

    Penulis POVSeperti rencana Vita kemarin, pagi ini dia dan suaminya menjemput kedua anak mereka yang dititipkan di rumah keluarga Vita. Sebenarnya Vita agak sedikit cemas meninggalkan kedua anaknya karena dia tahu seberapa rewelnya Shafira jika sudah malam dan Rama terkadang ikut gelisah jika adiknya rewel"Nah, itu mama papanya dateng.." Mamanya Vita sumringah menatap kedatangan anak dan menantunya di pagi hari yang cerah itu.Kedua tangan dan kaki Shafira bergerak lincah saat melihat orang tuanyadatang. Dia yang paling terlihat tidak sabar dipeluk oleh papanya lagi "Untung banget gak macet loh ma di jalan, biasanya kan daerah sini sukamacet kalo pagi," seru Vita setelah dia mencium punggung tanganmamanya. Endrick pun melakukan hal yang sama lalu segera pria itu meraihtubuh gembul Shafira yang semakin tidak sabar ingin dipeluk olehnya. "Hei, sayang..." Dikecupnya pipi Shafira, padahal baru berpisah tapi rasa rindunya sangat besar sekali. Rasanya seperti Endrick tidak melihat anak-

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POV"Bagus kan gaunnya, Vit? Mbak sengaja pilihkan yang itu buat kamu. Momennya pas kan buat nanti malem?"Vita tertawa kecil menanggapi ocehan saudari iparnya di panggilan video.Sepuluh menit yang lalu ada paket yang datang dan ditujukan untuk Vita.Dia lekas menelepon Rara dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan hadiah yang sangat indah, yaitu sebuah gaun pesta"Sekali lagi makasih ya mbak. Vita gak perlu bongkar lemari deh buatmilih gaun hehe," balas Vita.Malam ini dia memang ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan untuknya dan Endrick, hanya berdua saja. Vita berpikir itu bukan sesuatu yang berat mengingat cuma ada mereka berdua nanti malam.Sebentar lagi mamanya Vita datang menjemput Rana dan Shafira. Hanya untuk malam ini saja, Vita ingin menikmati keromantisan bersama suaminya. Ini adalah harijadi pernikahan mereka yang ketiga, Vita inginkenangan yang manis་ Ya udah deh, mbak tutup dulu ya teleponnya? Soalnya mau ke dokter kandungan, Vit. Biasalah, jad

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POVEndrick mengakui bahwa dirinya punya rasa cemburu yang terkadang sangat menakutkan dan juga menyebalkan. Dia bisa melakukan apapun untuk membuktikan kebenciannya bahkan sampai mengulik semua kejadian- kejadian mencurigakan demi mendukung praduga aneh di kepalanya.Seperti malam ini misalnya, Endrick tidak lepas memandangi Vita yang sibuk dengan ponselnya. Dia curiga, belum lagi Vita tersenyum-senyum sendiri Tadi siang Vita bertemu dengan seorang kenalan laki-laki dan bertukar nomor telepon. Ada kemungkinan malam ini mereka berbincang-bincang di telepon kan?"Berhenti main ponsel Ini udah malem, titah Endrick. Vita menoleh, dia menatap bingung ke arah suaminya. Wajah Endrick terlihat suram sekaliseperti kurang tidur."Masih jam setengah delapan malem, Mas Rama aja masih asyik nonton tv," balas Vita sambil melirik putra sulung mereka yang terbaring di kasur sambil menonton acara kartun yang dia lihat melalui saluran tv anak-anak"Makanya ajak anak tidur, bukannya sibuk bale

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 22

    Author POVSejak mendengar pengakuan cinta dari Endrick, Vita merasa hubungan antaramereka berdua makin erat dan berbeda dari sebelumnya. Pengakuan cintaitu telah menembus dinding kokoh yang selama ini berdiri transparan di antara mereka berdua. Vita merasakan hari-harinya kian bebas dan bahagia karena mengetahui perasaan yang sebenarnya di dalam hati Endrick.Ini sudah tepat tiga bulan sejak Shafira lahir dan ini adalah tiga bulan terbaik dalam pernikahannya. Vita tidak menginginkan hal lain di dunia ini selain cinta suaminya. Dia sudah cukup bersyukur kepada Tuhan karena telahmelembutkan hati sang suami yang sekeras batu.Grep!Vita mendekap Endrick dari belakang. Pria itu sedang sibuk memasang paku di dinding karena ada beberapa bingkai foto terbaru yang hendak dipajang.Tentu saja foto-foto itu merupakan foto anak-anak mereka. "Jangan di sini, Vita. Nanti kamu kena paku," titah Endrick. Vita menggeleng kecil, dia menempelkan pipinya di punggung Endrick yang menurut Vitasangat

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 21

    Author POVDi pertengahan bulan Mei, Vita akhirnya siap untuk melahirkan anak keduanya bersama Endrick. Sesuai dengan tanggal perkiraan yang ditentukan di masa awal kehamilan, Minggu ini Vita akan melahirkanSejak satu Minggu sebelumnya, Endrick sudah mempersiapkan semuakebutuhan untuk sang istri. Dia sudah menyiapkan kamar perawatan yangnyaman di rumah sakit, beberapa perlengkapan ibu yang baru melahirkandan juga perlengkapan bayi. Semuanya sudah terorganisir dengan baik danVita sangat berterima kasih sekali kepada suaminya. Tengah malam di hari Jum'at Vita masih meringis kesakitan di bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti ingin robek saja. Dia menangis dan mengadu betapa rasa sakitnya yang luar biasa sekali. Endrick bahkan tidak sempat makan dan minum lagi demi menemani istrinya berjuangmelahirkan bayi mereka.Endrick memanjatkan doa di dalam hati, dia mengusap perut besar Vita berharap melalui itu rasa sakit yang dialami istrinya perlahan berkurang Vita pun tidak berhenti m

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 20

    Author POVHari ini Jovita mendapatkan telepon dari saudari iparnya yang katanya sedang berkunjung ke Jakarta bersama suaminya karena ada berita bahagia yang ingin dibagi. Vita sudah bisa menduga, tapi dia enggan menceritakan itu lebih dulu.Oleh karena itu, di Sabtu sore dia menyiapkan perlengkapan Adam dan jugabaju ganti. Endrick berjanji akan mengajak mereka ke rumah Bunda Septiah, disana Rara dan suaminya berada."Ma... Ma... Tawat, ini..." "Kenapa, nak? Mainan pesawat nya mau dibawa juga?"Vita meraih tubuh Rama lalu mendudukkannya ke atas tempat tidur. Perut Vita yang semakin besar membuat dia agak kesulitan bergerak-gerak."Unyaa dam, tawatt.." celoteh Rama sembari menunjuk dirinya sendiri. Vita tertawa kecil, dia menganggukkan kepalanya menanggapi celotehanRama. Semakin hari Rama semakin pintar saja."Iya, sayang Mainan pesawatnya punya Rama," balas Vita.Mata bulat Rama memandang perut Vi5a dengan tatapan bingung. Diameletakkan telapak tangan kecilnya ke atas perut Vita l

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 19

    Penulis POVVita sebenarnya tidak diberikan izn untuk bepergian apalagi jika harus pergi sendiri tanpa ditemani oleh suaminya. Namun, hari ini Endrick memberinya izin karena tidak tahan dengan rengekan Vita yang diperpanjang hanya dia hanya diberi waktu dua jam untuk pergi dan harus diantar oleh Mang Sofyan. Endrick pun akhirnya mempekerjakan suami Bik Sari itu sebagai supir pribadi karena dia takut melakukan sesuatu saat Endrick tidak ada di rumah."Udah matiin dulu teleponnya, mas Ini Vita bentar lagi sampe"*Cuma dua jam, kalo kamu membangkang maka gak bisa lagi pergi-pergi.""Hmm iya tau. Nanti Vita kabarin kalo mau pulang," balas Vitamengiringi helaan napas bosan.Vita menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, hari ini Lena dan Zahra mengajaknya makan siang bersama di salah satu restoran. Tadinya mereka ingin mampir ke tempat Vita, tapi tidak sempat sehingga mereka pun memutuskan untuk bertemu di sini."Non, saya parkir di sini ya. Nanti kalo udah selesai, non Vita gak perlu rep

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 18

    Author POVSejak kejadian dua hari yang lalu, Endrick semakin protektif terhadap Vita. Dia memasang kamera cctv di kamar dan ruang tamu untuk memastikan keadaan Vania baik-baik saja. Vita sendiri tidak masalah dengan itu, diajustru senang karena suaminya memberikan perhatian yang berlebihan. Endrick juga berjanji menjadi lebih baik kepadanya. Dia mau menuruti keinginan Vita untuk bersikap romantis dan lebih sering memanjakannya, Selama dua hari ini semuanya berjalan sangat baik. Ini adalah hari-haripaling baik bagi Vitaa "Mas, lusa kita ada jadwal ke dokter. Jangan lupa ya?"Endrick yang sore hari ini sedang mencuci mobil, melirik Vita yang berdiri tidak jauh di dekatnya. Endrick memang sering mencuci kendaraan sendiri, biasanya dia lakukan di sore hari saat pekerjaannya selesai atau hari Minggu ketika tidak ada jadwal mengajar."Iya, saya ingat. Kamu jangan di sini, banyak busa dan sabun.""th, gak apa-apa. Kan Vita cuma liatin mas nyuci mobil. Masih lama ya, mas?" tanya Vita. Dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status