Share

Bab 5

Penulis: FDL22
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-15 03:09:08

Vita POV

Pagi ini, aku masih murung seperti semalam. Mas Endrick tetap tidak memberijadi izin kepadaku terpaksa hari ini aku di rumah saja dan hanya bisa membayangkan betapa serunya berkumpul dengan teman-teman sekolah ku dulu.

"Saya berangkat, kamu jangan coba-coba kumpul dengan teman-teman apalagi membawa Rama. Saya hanya membolehkan kamu pergi ke rumah keluarga, tidak lebih. Ngerti?"

Aku hanya mengangguk malas, itu sempat diperhatikan Mas Endrlrick tapi dia tidak mengatakan apapun lalu masuk ke dalam mobil. Selama ini aku selalu menuruti semua kehendak Mas Endrick, tidak pernah sekalipun aku membantah walaupun untuk sesuai yang aku inginkan. Aku selalu mengesampingkan ego ku agar Mas Endrick tidak menegur ku. Tapi hari ini aku ingin sekali berbuat sebaliknya. Aku kesal, tiap kali meminta izin pasti tidak boleh dengan alasan Rama nanti sakit.

Setelah itu, aku pun mengambil ponsel lalu menelepon Lena untuk memberitahunya kalau aku ingin ikut kegiatan.

"Beneran mau ikut, Vit? Kalo gitu aku jemput deh sekitar jam 10 an yah?"

"Iya, aku ajak anak aku gak apa-apa kan? Soalnya gak ada yang jagain dia," tanyaku hati-hati. Aku takut mereka merasa risih karena aku membawa Rama tapi inilah satu-satunya kesempatan ku. Rama juga tidak bisa sembarang aku tinggalkan dengan keluarga.

"Santai aja, Vit. Ajak anak kamu sekalian."

Aku senang sekali, Lena tidak merasa terbebani dengan adanya Rama. Hum, aku tahu perbuatan ku pasti menimbulkan murka dari Mas Endrick tapi biarlah. Aku kesal karena dia selalu melarang ku melakukan aktivitas bersama teman-teman, jadi hari ini aku mau bersenang-senang sebentar.

...

Pergi dan berkumpul dengan teman-teman adalah hal yang mestinya aku lakukan di usiaku sekarang. Bayangkan saja, di antara mereka hanya aku yang sudah menikah dan itu sedikit menimbulkan kecanggungan. Bukannya aku tidak bersyukur karena telah berkeluarga, aku senang sekali, tapi ada masanya aku merindukan masa gadisku.

Lena mengajakku ke tempat karokean yang cukup luas karena katanya salah satu teman kami, Zahra, mau mentraktir. Aku menurut saja asalkan bisa bergabung dengan teman-teman.

Di sini cukup ramai, ada beberapa perempuan dan laki-laki di sini. Kalau Mas Endrick sampai tahu aku di sini, habislah aku dimarahi olehnya.

"Ih, Vita Jovita! Makin cantik aja deh yang udah punya bayi," sapa Zahra saat dia melihatku datang bersama Lena. Kuberikan senyuman kecil kepadanya, dulu Zahra juga teman baikku semasa sekolah.

"Hehe, bisa aja sih kamu Ra. Eh apa kabarnya nih? Masih sibuk kuliah ya?"

"Iya, Vit. Doain aja tahun depan bisa lulus deh. Eh iya, Vit kamu tau gak kalo kevin anak bimbingan suami kamu di kampus? Aku baru tau pas liat snap nya kemarin-kemarin."

Aku benar-benar baru tahu kalau ada kenalan ku yang merupakan mahasiswa bimbingan suamiku. Namun, Kevin tidak pernah ke rumah jadi aku tidak tahu. Hmm, itu hal yang biasa saja sih menurut ku. Maksudnya, tidak ada yang aneh kan jika mantan pacarku adalah anak bimbingan suamiku?

"Gak tau, Ra. Kan gak pernah ngobrol sama kevin lagi. Dia ikut kumpul emangnya?"

"Iyalah, tapi kayaknya belum dateng sih. Ya udah yuk, masuk ke dalem. Anak kamu gak apa-apa dibawa ke dalem?" tanya Zahra sambil melirik Rama yang tidur nyenyak di kereta bayi.

"Gak apa-apa, kan tempatnya gak sempit juga."

"Iya tapi bakal berisik soalnya, Vit."

Aku tetap meyakinkan Zahra kalau semuanya baik-baik saja , hmm, aku tau ini merupakan tindakan yang ceroboh tapi semuanya sudah terlanjur juga .

Ternyata seru berkumpul dengan teman teman ku semasa sekolah, kami bercerita banyak hal mengenai masa lalu dan planning di masa depan meskipun aku tidak punya rencana hebat karena kini aku sudah menjadi ibu rumah tangga ,

Kevin rupanya memang datang, dia sempat melirik ku tapi kami tidak mengobrol karena aku tidak mau membicarakan apapun dengan Kevin.

Tentang dia yang merupakan mahasiswa di kampus yang dimana suamiku mengajar, aku tidak terlalu mempersalahkan nya, bukan sesuatu yang aneh atau mendebarkan jika itu terjadi .

Keseruan yang aku rasakan tidak berlangsung begitu lama saat Rama mulai rewel dan menangis, berulang kali aku berusaha mendiamkan nya bahkan sampai izin ke lobi depan hanya untuk mendiamkan putraku yang menangis gelisah.

" Rama gak betah ya ? Maaf ya nak, mamah malah bawa kamu kesini "

" Mau aku anterin pulang, Vita ?

Suara Kevin sedikit mengagetkan aku, entah kapan dia berada disini, tapi dia sudah duduk didepan ku dan memandang khawatir kepada Rama ,

Aku sempat melirik nya sebelum menggeleng pelan tanda bahwa dia tidak perlu repot-repot untuk mengantar ku pulang .

" Gak usah Vin, aku bareng Lena ."

Kevin seperti nya sudah paham maksudku, dia hanya mengangguk memaklumi, ya udah deh , ngomong ngomong semoga langgeng sama pak Endrick, Aku gak pernah sempat ngucapin ke kamu waktu kamu nikah sama dosen pembimbing aku.

Hmm, apa Kevin sedang menyinggung ku, karena tidak aku undang di hari pernikahan ku dengan mas Endrick ? Apa peduliku?

" Iya, makasih "

Kevin berdiri lalu duduk di sebelah ku dan membuat ku menaikan satu alis, sekarang dia mau apa ?

" Foto dulu dong Vit , masa udah lama gak ketemu terus gak foto ? Buat keperluan i***a story' nih "

Aku bergeser lebih jauh dari nya agar tidak terlihat seperti orang pacaran, Bisa mati aku jika mas Endrick tiba-tiba melihat aku dengan Kevin.

Belum sempat memberi jawaban, Kevin malah asal memotret saja, pria ini sangat tidak mengerti sopan santun , " Eh ngapain langsung foto sih Vin ? Hapus dulu itu " pinta ku .

" Santai aja kali Vit, aku juga foto foto sama Zahra, Lena dan yang lain, masa dengan kamu kamu dihapusin ? Balas nya , aku berdecak kesal lalu buru buru meninggalkan Kevin disana , biarlah dia sibuk dengan urusan nya , tujuanku kemari bukan untuk mendekatkan diri dengan kevin, aku cuma ingin menikmati hari bersama teman teman ku, ada dia disini malah membuat ku risih .

Kenapa perasaanku jadi sedikit tidak enak ya? Seperti akan ada sesuatu yang akan terjadi di depan ku, Huff,, semoga ini cuma perasaan ku saja .

....

Tanpa terasa sudah nyaris tiga jam Kami berada di tempat ini, Rama memang rewel beberapa kali, Tapi untung lekas ku diamkan, masalah Kevin tadi tidak terlalu aku bahas karena aku kemari juga untuk melepas penat .

Saat sedang asyik mengamati teman teman ku bergantian menyanyi, kurasakan ponsel ku bergetar di saku celana, aku buru buru membuka ponsel dan mengecek siapa yang menelepon .

Mataku melebar ngeri, mas Endrick menelepon ku dana seperti nya dia tau aku pergi .

Buru buru aku menitipkan Rama kepada Lena lalu pergi begitu saja ke toilet agar suaranya tidak terlalu berisik .

" Halo.. mas ? Sapa aku dengan nada penuh kewaspadaan , ini gawat, jika dia tau aku pergi maka habislah aku .

" Saya di depan tempat karaokean gak jelas kamu itu, pulang sekarang "

Aku memejamkan mata seolah mas Endrick ada didepan ku sekarang, tanganku mulai merasa dingin , ternyata mas Endrick tahu tapi dari mana dia bisa tahu? Jangan jangan

Ini pasti karena i***a story'nya kevin tadi ! Aku lupa kalau akun media sosial ku juga terhubung di ponsel mas Endrick, pasti lah di menerima notifikasi dari Kevin dan melihat nya . astaga astaga kenapa aku bisa ceroboh sekali ?

" Ma, mas maaf, dengerin penjelasan Vita "

Belum sempat aku menyelesaikan kalimat, mas Endrick lebih dulu memutuskan telepon ku . Sekarang aku cuma bisa pasrah saja, ini seperti detik detik kematian yang sangat buruk.

Aku kembali ke ruangan tadi lalu menjelaskan situasi kepada lena, mereka semua ikut panik terlebih lagi Kevin yang merasa bersalah kepadaku, katanya dia tidak berniat memberitahu mas Hendrick, dia tidak tau kalo akun media sosial ku juga dipegang suami ku.

" Duhh gimana ni Vit ? Aku sama Kevin temenin ya? Kamu bantu jelasin juga " ucap Lena yang ikut merasa bersalah, aku menggeleng kecil, sudahlah biar aku yang kena sembur.

" Gak usah , aku sama Rama pulang dulu ya? Maaf nih jadi bikin gak nyaman karena tiba-tiba ada masalah " sesalku. Lena mengangguk prihatin dan berharap aku tidak terkena amarah yang besar .

Aku pergi keluar bersama Rama dan benar saja, mas Endrick dengan tatapan dinginnya itu sudah menunggu menyandar di pintu mobil sambil melipat kedua tangannya .

" Masukk "

" I- iya, mas "

Dia menggendong Rama lalu mendudukkannya di kursi khusus bayi agar Rama aman selama di perjalanan, setelah kereta bayi Rama telah dilipat dan dimasukkan, aku pun masuk mobil dan duduk diam .

Suamiku menghidupkan mesin, dia mengendarai mobil dalam diam dan itu membuatku serba salah, aku duduk gelisah, ingin mengajaknya bicara tapi ragu dia akan marah .

" Say gak suka tingkah kamu yang begini Vita , kamu mematahkan kepercayaan saya sama kamu dan itu ada konsekuensinya "

Aku merinding takut mendengarnya berbicara seperti itu, menelan air liur saja terasa sulit sekali karena aku tahu tindakan ku kali ini memang sangat salah.

" Maaf, mas Vita janji gak akan ulangi lagi, Vita cuma... Cuma mau nikmatin waktu sama teman teman, Vita bosen dirumah "

" Dan kamu mau bikin Rama sakit? Itu mau kamu ?

Aku lekas menggeleng, rasanya perih sekali karena dia menuduh ku seperti itu, aku tahu aku salah, tapi tidak mungkin aku sengaja melukai putraku sendiri.

" Nggak gitu mas,, Vita jagain Rama terus, Kenapa mas Endrick gak bisa percaya sama Vita ? Emangnya Vita Setega itu biarin Vita sakit ? Balas ku sedikit membantah ucapannya .

" Lucu kamu, bilang gak mungkin tega tapi nekad bawa anak ke tempat gak beres kayak begitu, kumpul kumpul sama orang gak jelas, di tempat rawan penyakit, itu yang kamu bilang gak bakal tega? Yang saya lihat cuma kamu lebih mementingkan ego dari pada logika, dan itu tindakan orang bodoh."

Air mataku berkumpulan di pelupuk mata, rasanya sakit sekali karena di tegur seperti itu oleh mas Endrick, aku tahu bagaimana jika mas Endrick marah, tapi tidak pernah menduga kalau dia memandangku seperti itu.

Aku tidak mau menjawab perkataaan mas Endrick dan lebih memilih menyudutkan diriku di pinggir mobil lalu menangis, aku kesal, kecewa mendengar ucapan mas Hendrick, Aku tahu aku salah, tapi apakah dia tidak mau introspeksi dulu? Kenapa selalu menyalahkan aku .

Beberapa menit penuh keheningan, aku merasakan mobil berjalan lambat lalu berhenti di pinggir jalan, kurasakan ada memegang lenganku dan berusaha menariknya, tapi aku lekas menepisnya .

" Vita "

" Nggak mau ," tolak ku "

" Liat saya dulu "

" Vita gak mau " ucap ku lagi dan suara ku terdengar bergetar getar karena menangis.

Aku mendengar helaan nafas sebelum tiba-tiba bahuku ditarik lalu dibiarkan tenggelam dalam pelukannya, tangisan ku terasa semakin keras, luluh juga rupanya di dalam dekapan hangat suamiku ini, Astaga, aku sedang kesal, tapi aku butuh pelukan nya.

" Saya cuma ingin yang terbaik untuk kamu dan Rama, saya gak mau kalian kenapa-kenapa makanya saya tegas sama kamu, maaf sudah membentak kamu, Vita " bisiknya sambil mengucup pelipis ku, aku memejamkan mata lalu mengangguk kepadanya, jika mas Endrick bersikap seperti ini, mana bisa aku marah lagi.

" Vita takut dimarahin kaya gitu , mas jangan ulangi lagi " balasku dan dia hanya mengangguk saja.

Entahlah apakah dia mendengarkan permintaanku kali ini , kita lihat saja .

" Ya , saya tidak akan ulangi "

Perasaanku jadi lumayan tenang, aku tidak suka bertengkar seperti ini dengan suamiku, aku akui ini memang salah ku, seharusnya aku tidak bertingkah seperti tadi .

" Maafin Vita, mas , harusnya Vita dengerin kata mas Endrick " aku mendongak menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, dia cuma menatapku tanpa ekspresi apapun lalu perlahan wajah nya mendekat dan mencium bibir ku lembut .

Mas Endrick, bagaimana bisa aku tidak terpesona oleh semua perlakuan mu ?

BERSAMBUNG ..

Bab terkait

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 6

    Jovita POVPagi ini aku ingin menebus kesalahan yang aku lakukan dua hari lalu. Setelah berpikir dengan jernih, ini memang murni kesalahan ku. Aku tidak mendengarkan ucapan Mas Endrick dan lebih memilih untuk membuatnya khawatir karena membawa Adam ke tempat karokean yang berisik. Ku tatap kotak bekal makanan yang aku siapkan untuk Mas Endrick. Meskipun dia tidak pernah meminta dibuatkan bekal makan siang, ini kulakukan untuk menebus kesalahan. "Vita, saya berangkat dulu.""Eh tunggu mas!" Aku langsung meraih kotak makan itu lalu bergegas menghampiri suamiku yang sedang memakai sepatunya. "Ini, Vita udah siapin bekal makan. Nanti dimakan ya, mas?" lapor ku dengan senyum sumringah. Dia menatap ku sebentar lalu menyambut kotak makan yang kuberikan. "Ya, terima kasih Vit""Hmm, mas Endrick mau kalo Vita buatin bekal tiap hari? Kali aja kan Mas males makan di luar," tawar ku dan dijawab gelengan olehnya. "Gak usah, saya gak mau nambah kerjaan kamu pagi-pagi."Aku menekukkan bibir, ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 7

    Jovita POVHari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik. Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik. "Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 8

    Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 9

    Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 10

    Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 11

    Author POVSepuluh hari berbulan madu dilewati dengan penuh cinta dan keseruan. Vita tidak henti-hentinya menceritakan apa saja kegiatan seru yang dia lakukan selama berbulan madu, tentunya dia tidak menceritakan mengenai hubungan ranjang. Vita cuma berbagi kisah seru soal pantai dan beragam aktivitas lainnya.Dia juga membeli banyak sekali cinderamata padahal sudah diperingatkan untuk tidak memboros. Kebiasaan Vita ini terkadang membuat Endrick geleng-geleng kepala saja."Pokoknya seru deh, tapi pas diajak mas Endrick buat selancar, Vita gak mau. Ngeri loh ma, itu ombaknya gede kalo tenggelem kan gimana coba?" celoteh Vita dengan ekspresi antusias yang tidak hilang dari wajahnya.Mereka tiba di Jakarta dua jam yang lalu, Endrick mengambil jadwal penerbangan pagi karena dirinya sudah tidak sabar menemui Rama setelah sepuluh hari ditinggal. Makanya, dari tadi cuma Vita yang terlihat sibuk sendirian bercerita dan membagikan cinderamata. Endrick sudah sibuk menggendong Rama dan mengajakn

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 12

    Author POVTuk!Vita meletakkan sebuah foto tepat di atas meja kerja suaminya. Dia melipat tangan, menunggu Endrick menjelaskan alasan mengapa ada foto wanita lain di laci kerja suaminya ini."Sudah saya duga kamu membuka laci saya karena isi di dalam laci ini jadi berantakan," gumam Endrick. Dia menatap lurus ke mata Vita tanpa mau menjelaskan apapun. Endrick tidak macam-macam, foto itu bukanlah apa-apa jika Vita memang bertanya."Mas Endrick jangan alihkan pembicaraan kita. Sekarang Vita minta kejelasan," titah Vita.Endrick menghela napas berat, dia berdiri lalu mengambil foto yang diserahkan istrinya ini. Dia tidak pernah suka terlibat drama ataupun dituduh, jadi kesalahpahaman ini harus diluruskan."Saya gak selingkuh. Berapa kali saya harus bilang sama kamu, saya bukan seseorang yang kayak gitu. Ya, benar ini foto Bu Chika, tetangga kita yang sedang kamu cemburui. Saya bukan sengaja menyimpan foto ini, dia adalah calon dosen di prodi saya. Saya menyimpan fotonya karena alasan pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 13

    Author POVKeinginan Vita untuk berkencan akhirnya dipenuhi oleh Endrick. Hari Minggu siang, mereka menitipkan Rama kepada orang tua Vita karena wanita itu merengek ingin pergi berdua. Endrick tidak bisa membantah lagi, dia sudah pusing menanggapi sikap Vita yang berubah sangat manja.Jadilah siang ini dia mengajak istrinya ke salah satu pusat perbelanjaan yang besar. Kebetulan sedang ada festival makanan Asia yang diselenggarakan selama seminggu ke depan, jadi suasana tampak lebih padat dari biasanya.Vita tentu sangat senang sekali, dia mengajak Endrick ke sana kemari mencicipi berbagai makanan khas daerah lain. Wanita itu terlihat sangat bahagia sampai-sampai Endrick kembali terpesona menikmati kecantikan wajah Vita yang tersenyum."Ah! Pa, ini enak banget loh! Mau cobain dimsum nya gak?" tawar Vita sambil menyodorkan potongan kecil makanan di tangannya. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu meja makan kosong, hampir semuanya dipenuhi orang-orang dan untungnya mereka masih men

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22

Bab terbaru

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 26

    Penulis POV*Kok rumah sepi? Bik Sari dan Mang Sofyan mana?" tanya Endrick jadi dia masuk ke rumah setelah bekerja."Pulang lebih awal, mas. Katanya nanti malem ada hajatan di dekat rumahmereka jadi harus dateng," jawab Vania sembari membantu suaminyamembuka kancing kemeja, ini adalah kebiasaan Vita, dia selalu ingin ikut andil dalam setiap kesibukan Endrick termasuk melepas pakaian. "Hmm," balas Endrick. Dia menatap wajah Vita yang tampak tengah berpikir,tidak seperti biasanya Vita bermuka masam seperti ini."Ada apa?""Hmm? Kenapa mas?""Kamu kenapa?" balas Endrick Vita yang menyadarinya lantas menggeleng kecil. Dia cuma memikirkan soal wanita yang mencurigakan itu. Bagaimana jika selama ini Chika mencoba untuk dekat dengan Endrick tapi Vita tidak ada di sana untuk menghentikannya?"Jangan dipendam, Cepat bilang kalo ada yang mengganggu pikiran kamu," ucap Endrick lagi tapi Vita cuma diam saja. Dia meraih plastik berisi cemilan untuk Rama lalu menyimpannya di lemari dapur. Nanti

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 25

    Penulis POVSeperti rencana Vita kemarin, pagi ini dia dan suaminya menjemput kedua anak mereka yang dititipkan di rumah keluarga Vita. Sebenarnya Vita agak sedikit cemas meninggalkan kedua anaknya karena dia tahu seberapa rewelnya Shafira jika sudah malam dan Rama terkadang ikut gelisah jika adiknya rewel"Nah, itu mama papanya dateng.." Mamanya Vita sumringah menatap kedatangan anak dan menantunya di pagi hari yang cerah itu.Kedua tangan dan kaki Shafira bergerak lincah saat melihat orang tuanyadatang. Dia yang paling terlihat tidak sabar dipeluk oleh papanya lagi "Untung banget gak macet loh ma di jalan, biasanya kan daerah sini sukamacet kalo pagi," seru Vita setelah dia mencium punggung tanganmamanya. Endrick pun melakukan hal yang sama lalu segera pria itu meraihtubuh gembul Shafira yang semakin tidak sabar ingin dipeluk olehnya. "Hei, sayang..." Dikecupnya pipi Shafira, padahal baru berpisah tapi rasa rindunya sangat besar sekali. Rasanya seperti Endrick tidak melihat anak-

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POV"Bagus kan gaunnya, Vit? Mbak sengaja pilihkan yang itu buat kamu. Momennya pas kan buat nanti malem?"Vita tertawa kecil menanggapi ocehan saudari iparnya di panggilan video.Sepuluh menit yang lalu ada paket yang datang dan ditujukan untuk Vita.Dia lekas menelepon Rara dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan hadiah yang sangat indah, yaitu sebuah gaun pesta"Sekali lagi makasih ya mbak. Vita gak perlu bongkar lemari deh buatmilih gaun hehe," balas Vita.Malam ini dia memang ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan untuknya dan Endrick, hanya berdua saja. Vita berpikir itu bukan sesuatu yang berat mengingat cuma ada mereka berdua nanti malam.Sebentar lagi mamanya Vita datang menjemput Rana dan Shafira. Hanya untuk malam ini saja, Vita ingin menikmati keromantisan bersama suaminya. Ini adalah harijadi pernikahan mereka yang ketiga, Vita inginkenangan yang manis་ Ya udah deh, mbak tutup dulu ya teleponnya? Soalnya mau ke dokter kandungan, Vit. Biasalah, jad

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POVEndrick mengakui bahwa dirinya punya rasa cemburu yang terkadang sangat menakutkan dan juga menyebalkan. Dia bisa melakukan apapun untuk membuktikan kebenciannya bahkan sampai mengulik semua kejadian- kejadian mencurigakan demi mendukung praduga aneh di kepalanya.Seperti malam ini misalnya, Endrick tidak lepas memandangi Vita yang sibuk dengan ponselnya. Dia curiga, belum lagi Vita tersenyum-senyum sendiri Tadi siang Vita bertemu dengan seorang kenalan laki-laki dan bertukar nomor telepon. Ada kemungkinan malam ini mereka berbincang-bincang di telepon kan?"Berhenti main ponsel Ini udah malem, titah Endrick. Vita menoleh, dia menatap bingung ke arah suaminya. Wajah Endrick terlihat suram sekaliseperti kurang tidur."Masih jam setengah delapan malem, Mas Rama aja masih asyik nonton tv," balas Vita sambil melirik putra sulung mereka yang terbaring di kasur sambil menonton acara kartun yang dia lihat melalui saluran tv anak-anak"Makanya ajak anak tidur, bukannya sibuk bale

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 22

    Author POVSejak mendengar pengakuan cinta dari Endrick, Vita merasa hubungan antaramereka berdua makin erat dan berbeda dari sebelumnya. Pengakuan cintaitu telah menembus dinding kokoh yang selama ini berdiri transparan di antara mereka berdua. Vita merasakan hari-harinya kian bebas dan bahagia karena mengetahui perasaan yang sebenarnya di dalam hati Endrick.Ini sudah tepat tiga bulan sejak Shafira lahir dan ini adalah tiga bulan terbaik dalam pernikahannya. Vita tidak menginginkan hal lain di dunia ini selain cinta suaminya. Dia sudah cukup bersyukur kepada Tuhan karena telahmelembutkan hati sang suami yang sekeras batu.Grep!Vita mendekap Endrick dari belakang. Pria itu sedang sibuk memasang paku di dinding karena ada beberapa bingkai foto terbaru yang hendak dipajang.Tentu saja foto-foto itu merupakan foto anak-anak mereka. "Jangan di sini, Vita. Nanti kamu kena paku," titah Endrick. Vita menggeleng kecil, dia menempelkan pipinya di punggung Endrick yang menurut Vitasangat

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 21

    Author POVDi pertengahan bulan Mei, Vita akhirnya siap untuk melahirkan anak keduanya bersama Endrick. Sesuai dengan tanggal perkiraan yang ditentukan di masa awal kehamilan, Minggu ini Vita akan melahirkanSejak satu Minggu sebelumnya, Endrick sudah mempersiapkan semuakebutuhan untuk sang istri. Dia sudah menyiapkan kamar perawatan yangnyaman di rumah sakit, beberapa perlengkapan ibu yang baru melahirkandan juga perlengkapan bayi. Semuanya sudah terorganisir dengan baik danVita sangat berterima kasih sekali kepada suaminya. Tengah malam di hari Jum'at Vita masih meringis kesakitan di bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti ingin robek saja. Dia menangis dan mengadu betapa rasa sakitnya yang luar biasa sekali. Endrick bahkan tidak sempat makan dan minum lagi demi menemani istrinya berjuangmelahirkan bayi mereka.Endrick memanjatkan doa di dalam hati, dia mengusap perut besar Vita berharap melalui itu rasa sakit yang dialami istrinya perlahan berkurang Vita pun tidak berhenti m

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 20

    Author POVHari ini Jovita mendapatkan telepon dari saudari iparnya yang katanya sedang berkunjung ke Jakarta bersama suaminya karena ada berita bahagia yang ingin dibagi. Vita sudah bisa menduga, tapi dia enggan menceritakan itu lebih dulu.Oleh karena itu, di Sabtu sore dia menyiapkan perlengkapan Adam dan jugabaju ganti. Endrick berjanji akan mengajak mereka ke rumah Bunda Septiah, disana Rara dan suaminya berada."Ma... Ma... Tawat, ini..." "Kenapa, nak? Mainan pesawat nya mau dibawa juga?"Vita meraih tubuh Rama lalu mendudukkannya ke atas tempat tidur. Perut Vita yang semakin besar membuat dia agak kesulitan bergerak-gerak."Unyaa dam, tawatt.." celoteh Rama sembari menunjuk dirinya sendiri. Vita tertawa kecil, dia menganggukkan kepalanya menanggapi celotehanRama. Semakin hari Rama semakin pintar saja."Iya, sayang Mainan pesawatnya punya Rama," balas Vita.Mata bulat Rama memandang perut Vi5a dengan tatapan bingung. Diameletakkan telapak tangan kecilnya ke atas perut Vita l

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 19

    Penulis POVVita sebenarnya tidak diberikan izn untuk bepergian apalagi jika harus pergi sendiri tanpa ditemani oleh suaminya. Namun, hari ini Endrick memberinya izin karena tidak tahan dengan rengekan Vita yang diperpanjang hanya dia hanya diberi waktu dua jam untuk pergi dan harus diantar oleh Mang Sofyan. Endrick pun akhirnya mempekerjakan suami Bik Sari itu sebagai supir pribadi karena dia takut melakukan sesuatu saat Endrick tidak ada di rumah."Udah matiin dulu teleponnya, mas Ini Vita bentar lagi sampe"*Cuma dua jam, kalo kamu membangkang maka gak bisa lagi pergi-pergi.""Hmm iya tau. Nanti Vita kabarin kalo mau pulang," balas Vitamengiringi helaan napas bosan.Vita menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, hari ini Lena dan Zahra mengajaknya makan siang bersama di salah satu restoran. Tadinya mereka ingin mampir ke tempat Vita, tapi tidak sempat sehingga mereka pun memutuskan untuk bertemu di sini."Non, saya parkir di sini ya. Nanti kalo udah selesai, non Vita gak perlu rep

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 18

    Author POVSejak kejadian dua hari yang lalu, Endrick semakin protektif terhadap Vita. Dia memasang kamera cctv di kamar dan ruang tamu untuk memastikan keadaan Vania baik-baik saja. Vita sendiri tidak masalah dengan itu, diajustru senang karena suaminya memberikan perhatian yang berlebihan. Endrick juga berjanji menjadi lebih baik kepadanya. Dia mau menuruti keinginan Vita untuk bersikap romantis dan lebih sering memanjakannya, Selama dua hari ini semuanya berjalan sangat baik. Ini adalah hari-haripaling baik bagi Vitaa "Mas, lusa kita ada jadwal ke dokter. Jangan lupa ya?"Endrick yang sore hari ini sedang mencuci mobil, melirik Vita yang berdiri tidak jauh di dekatnya. Endrick memang sering mencuci kendaraan sendiri, biasanya dia lakukan di sore hari saat pekerjaannya selesai atau hari Minggu ketika tidak ada jadwal mengajar."Iya, saya ingat. Kamu jangan di sini, banyak busa dan sabun.""th, gak apa-apa. Kan Vita cuma liatin mas nyuci mobil. Masih lama ya, mas?" tanya Vita. Dia

DMCA.com Protection Status