Share

Bab 4

Author: FDL22
last update Last Updated: 2023-04-02 02:58:54

Jovita POV

Rumah ibu mertuaku memang tidak terlalu jauh dari rumah kami dibandingkan dengan rumah keluarga angkat ku. Harusnya aku bisa lebih sering datang kemari, tapi karena Bunda Septiah sangatlah irit bicara seperti Mas Endrick, aku jadi sungkan kemari. Takut melakukan kesalahan dan berujung dia emosi.

Mas Endrick sudah tidak punya ayah lagi, beliau meninggal sekitar lima tahun yang lalu makanya rumah ini terasa sepi ditinggali Bunda sendirian bersama asisten rumah tangga yang kebetulan sangat dekat dengan keluarga suamiku.

Untungnya Mbak Rara datang, jadi sedikit ramai karena kehadirannya di rumah ini.

Aku sedang mencuci piring bekas makan malam, ditemani Mbak Rara yang juga tengah mencuci piring. Seperti biasa kami bercerita banyak hal entah itu tentang pekerjaan mbak Rara ataupun cerita-cerita masa kecil suamiku yang lucu.

"Kalo sama Bang Endrick itu, ngebosenin banget deh pokoknya. Aku paling males kalo ajak dia ngobrol, lebih-lebih dari patung."

"Hehe, tapi Mas Endrick itu sekali ngomong langsung ke poinnya mbak. Jadi gak susah nebak-nebak dia maunya apa," bela ku. Tentu saja aku membela Mas Endrick, dia suami yang sangat aku cintai.

"Iya sih, tapi masa ke kamu juga irit bicara gitu sih, Vit? Bang Endrick keterlaluan banget kalo emang gitu ke kamu," celotehnya. Aku hanya membatin saja. Mbak Rara tidak tahu bagaimana cerewetnya Mas Endrick ketika kami bercinta. Semuanya dia komentari apalagi mulutnya tidak tahu yang namanya menyaring. Semua kata disebut.

"Ya kalo sifatnya udah gitu emang sulit mengubahnya, mbak. Yang penting Vita tau kalo Mas Endrick baik sama Vita dan Rama," balasku. Mbak Rara mengiyakan saja, dia terlihat masih kesal sepertinya karena sifat Mas Endrick tidak pernah berubah.

Selepas mencuci piring, aku pun pamit ke kamar Mas Endrick karena tadi aku meninggalkan Rama bersamanya.

Ceklek!

"Mas? Rama rewel?"

"Nggak, dia nungguin kamu."

Aku tersenyum kecil, putraku langsung tersenyum-senyum melihat ku muncul. Rama sangat menggemaskan, untungnya dia mudah mengekspresikan perasaan jadi aku bisa lebih tenang. Bisa stres lama-lama kalau sifatnya sama seperti Mas Endrick juga, hehe.

"Ah, Rama gak sabar lagi mau nenen ya?" candaku lalu berusaha meraih tubuh Rama, tapi suamiku menahan tanganku.

"Ganti dulu pakaian kamu. Kan habis dari dapur," titahnya. Ya ampun, suamiku ini sangat protektif kepada anak kami padahal pakaianku bersih. Tapi ada benarnya juga sih, lebih baik mengantisipasi.

"Iya, mas."

Aku berjalan ke arah tas yang aku bawa lalu memutuskan untuk mandi sekali lagi. Daripada suamiku berceloteh terus-menerus, ada baiknya aku mandi saja.

...

Jam 7 pagi kami sekeluarga pulang setelah menginap di rumah ibu mertuaku. Ketika berpamitan dengannya, wajah Bunda Septiah sangat kaku. Dia hanya mengangguk kecil dan menyampaikan pesan kalau kami harus sering-sering menginap di rumahnya. Aku tahu dia tidak mungkin membenciku, tapi karena sifatnya aku jadi sungkan sekali.

Mas Endrick saja jarang bercengkrama dengan Bunda Septiah, apalagi aku yang menantunya ini?

"Perlengkapan Rama masih ada semua, Vit? Susu, popok, sabun mandi?" tanyanya setelah mobil sampai di garasi. Setelah ini Mas Hendrick langsung pergi bekerja, jadi dia tidak bisa lama-lama di rumah.

"Stok susu aja yang mulai habis, mas."

"Ya sudah, nanti malam kita beli stok susu formula buat Rama ."

Aku mengangguk saja, memang sudah kebiasaan kami pergi bersama-sama untuk membeli keperluan Rama . Jangan lupakan kalau Mas Endrick itu selalu menomorsatukan anaknya. Apapun keperluan Rama , dia pasti selalu ingat.

"Saya berangkat dulu," pamitnya. Aku buru-buru mendekati Mas Endrick lalu mencium bibirnya sekilas. Hitung-hitung sebagai usahaku untuk merebut hati Mas Endrick yang sekeras dan sedingin es batu itu.

Kulihat dia terdiam sejenak setelah mendapat ciuman dariku. Mungkin dia terkejut karena biasanya aku tidak pernah bersikap agresif seperti itu. Baguslah kalau dia sama sekali tidak menolak ciuman ku.

"Kok bengong, mas? Katanya tadi mau berangkat kerja?" tanyaku sambil menahan ketawa melihat wajahnya yang masih kebingungan. Dia tampak salah tingkah, aku bisa melihat semburat merah di pipinya meski tipis sekali! Kena juga dia akhirnya.

"Ya, ingatkan saya untuk beli kondom," celetuknya dan kini malah aku yang bersemu merah. Astaga, dia malah membicarakan soal kondom dan bukannya balik mencium kening ku.

Mas Endrick masuk lagi ke mobil dan perlahan mobilnya menjauh dari rumah. Aku menghela napas lelah, harus pintar-pintar memikirkan cara untuk membuat suamiku itu meleleh. Aku mulai bosan melihat dia yang kaku, aku ingin suamiku lebih mengekspresikan dirinya kepadaku. Tapi bukan berarti aku tidak mencintainya lagi, karena aku mencintai Mas Endrick makanya aku ingin dia bersikap berbeda.

Siang ini aku berencana untuk mencari kesibukan di rumah. Pilihan ku cuma membuat makanan-makanan yang resepnya aku temukan dari internet. Ya karena aku juga masih dalam tahapan belajar memasak, aku harus memperluas kemampuan ku. Waktu awal-awal menikah, masakan ku selalu keasinan dan hambar. Mas Endrick yang sangat perfeksionis itu selalu mengomentari masakan ku. Jika kurang di lidahnya, dia pasti selalu memberikan kritik dan saran. Beruntungnya aku, Mas Endrick selalu menghabiskan makanan yang aku buat. Walaupun keasinan, dia tetap memakannya. Haha, suamiku tidak romantis tapi tidak juga menyakitkan hati dengan kalimatnya.

Drrt! Drrt!

Dering ponselku terdengar, aku lekas mengangkatnya karena temanku semasa sekolah menelepon.

"Hai, Jovita! Apa kabar nih, kangen tau pengen ketemu," sapa nya.

"Baik kok, Lena. Kamu juga apa kabarnya?"

"Baik, eh besok mau gak kumpul sama temen-temen kita dulu? Itu Zahra katanya ngajakin karokean, udah lama kali Vit kita gak jalan bareng," ajaknya. Aku menggigit bibir karena bimbang, di antara teman-teman ku dulu memang cuma aku yang sudah menikah. Mereka semua sibuk kuliah dan bekerja, makanya aku jarang bertemu mereka yang sering kumpul-kumpul.

"Hmm, aku takut gak bisa Len. Tau sendiri aku udah ada bayi. Bingung nanti gimana," sesal ku.

"Yah, kan kita gak lama Vita. Kalo dititipkan sama mama kamu gak bisa ya?"

"Gak bisa sih, anak aku rewel kalo sama orang," jawabku kian murung. Ah, aku ingin sekali kumpul-kumpul dengan temanku tapi pasti Mas Endrick tidak membolehkan.

"Hmm ya udah deh, kalo kamu ngubah pikiran nanti telepon aku lagi ya? Aku jemput deh besok."

"Iya, makasih Len." Sambungan pun terputus, aku menatap ponselku dalam diam karena ingin sekali pergi dengan teman-teman ku tapi pasti tidak boleh.

...

Malam-malam kami pergi ke supermarket untuk membeli keperluan Rama. Mas Endrick memang selalu menepati janjinya.

" Udah cukup, Vit?

" Udah mas ini aja ..

Dia mengangguk lalu mendorong troli belanjaan ke meja kasir, dia membayar barang yang kami beli dengan kartu miliknya, itu uang yang berbeda dengan uang yang selalu dia berikan padaku, mas Endrick memang teroganisir mengenai segala hal.

Setelah selesai berbelanja, kami pun lekas pulang, ingat sekali lagi kalau urusan selesai maka waktunya pulang, jangan harap bisa jalan jalan ke tempat yang lain jika sedang bersama mas Endrick .

" Mas tadi siang temen Vita nelpon "

" Temen yang mana ?" tanya nya .

" Temen SMA , cewek kok, dia ngajak jalan boleh .."

" Gak boleh, rawat saja dirumah Rama " potong nya, aku melipat bibir ku, rasanya sedikit menyebalkan karena mas Endrick membatasi kegiatan ku seperti ini, dia memang jarang melarang ku melakukan sesuatu, tapi kenapa yang ini harus dia larang .

" Tapi kan cuma sebentar mas, Vita udah lama gak ketemu temen temen, jadi pengen ikut kumpul "

" Kalo saya bilang gak boleh ya berarti boleh, Vita saya gak suka hal seperti ini dibantah, Rama rentan sakit, temen temen kamu juga gak bisa dipastikan kebersihannya ,jadi saya gak bakal kasih izin kamu buat pergi, " tita nya semakin otoriter .

Aku menahan sesak, tubuhku merapat di sandaran mobil lalu mengalihkan mataku ke luar jendela, mas Endrick kejam sekali padahal aku cuma pergi bertemu teman-teman dan mana mungkin pula aku sengaja membuat Rama sakit.

Sesampainya di rumah, aku tetap diam saja , ku gendong Rama masuk kedalam rumah tanpa memerhatikan mas Hendrick yang membawa barang belanjaan kami , Dia pun sama sekali tidak berusaha bertanya soal aku yang diam, apa tidak ada sekali saja dia memikirkan aku di kepala nya ?

" Bobok sama mamah ya, sayang ? Ajak aku kepada Rama setelah pakaiannya aku ganti dan aku susui, biasanya Rama tidur di boks bayi dan selalu begitu, tapi malam ini aku ingin jauh jauh dari mas Endrick dulu, aku sedang dalam mode merajuk entah sampai kapan.

" Kenapa Rama tidur di ranjang kita ? Biarin dia tidur di boks bayi biar leluasa,"

" Gamau Vita mau bobok sama Rama pokoknya, mending mas Endrick aja yang tidur di boks bayi nya Rama, tolak aku mentah mentah,

" Saya gak suka sikap kamu yang begini Vita, belajar jadi dewasa sedikit " tegur mas Endrick.

Mataku memicing menatap nya, sesekali dia harus menerima amarahku juga, padahal aku cuma minta satu hal darinya, tapi dia tidak memenuhi keinginan ku, aku cuman bertemu teman apa salahnya ?

" Mas Endrick nyebelin, Vita males banget, jangan ganggu Vita sama Rama tidur " titah ku tapi sepertinya tidak dia dengar karena mas Endrick sesuka hatinya menggendong Rama lalu memindahkan nya ke dalam boks bayi .

" Iihh apaan sih , mas " bantah Ku berusaha menahan nya tapi sekali lagi dia tidak mendengarkan aku.

Tubuh menjulang mas Endrick berbalik ke arah ku, Dia dan tatapan matanya yang tajam itu malah membuat aku semakin ciut dan tidak percaya diri, bagaimana caranya untuk berani di tatap sedemikian rupa oleh mas Endrick?

" Jangan suka ngebantah saya, Vita , apa yang saya perintahkan itu untuk kebaikan kamu dan Rama , Bukan semata-mata demi menuruti keinginan saya sendiri. Jika saya tidak mengizinkan, maka harus kamu turuti."

Aku semakin menekukkan bibir. Kebaikan aku dan Adam? Yang aku tahu hanyalah Mas Endrick yang protektif terhadap Rama. Oh, mungkin dia memang sama sekali tidak peduli padaku.

"Mas Hendrick jahat sama Vita. Masa semua hal gak boleh dilakuin? Mas Endrick mau jadiin Vita tahanan?"

"Pikiran kamu dangkal banget ternyata. Saya bilang ini untuk kamu dan Rama, saya hanya berusaha melindungi kalian. Apa itu masih kamu anggap seperti dipenjara?"

Aku merasa terkena skak mat. Mas Endrick ada benarnya juga, tapi aku tidak mungkin menyerah kan?

"Untuk Rama doang kan? Mas Endrick mana peduli sama Vita," cicit ku. Mendengar itu, dia pasti merasa aku sangat memprihatinkan.

"Ngabisin waktu dan tenaga ngobrol sama kamu."

Kulihat Mas Endrick mengambil posisi tidur di sebelahku. Dia berbaring terlentang dan mulai memejamkan mata, beda denganku yang masih komat-kamit sendirian karena kesal.

Sengaja aku tidur memunggunginya, aku sangat kesal malam ini karena tidak diberi izin sama sekali padahal ini baru pertama kalinya aku ingin berpergian dengan teman-teman ku.

Kurasakan ranjang sedikit bergerak lalu pelukan hangat Mas Endrick terasa di belakang tubuhku. Memang biasanya dia tidur sambil memeluk ku, tapi rasanya kesal sekali malam ini.

"Jauh-jauh sana, mas. Vita lagi males sama Mas Hendrick, ngapain peluk-peluk segala?" celoteh ku. Mas Endrick tidak mengatakan apapun, tapi tangannya tetap bersikeras memelukku padahal sudah aku tepis berulangkali.

"Tidur, Vita. Atau kamu mau saya tidurin malam ini?" Mendengar ancamannya, aku lantas terpaku seperti patung. Tiba-tiba seperti ada kupu-kupu lagi di perutku dan kali ini jauh lebih brutal dari sebelumnya.

Oh Tuhan, padahal aku ingin memulai perang dingin dengan Mas Endrick tapi malah aku yang salah tingkah. Benar-benar hati perempuan sulit diterka.

.

Berlanjut...

Related chapters

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 5

    Vita POVPagi ini, aku masih murung seperti semalam. Mas Endrick tetap tidak memberijadi izin kepadaku terpaksa hari ini aku di rumah saja dan hanya bisa membayangkan betapa serunya berkumpul dengan teman-teman sekolah ku dulu. "Saya berangkat, kamu jangan coba-coba kumpul dengan teman-teman apalagi membawa Rama. Saya hanya membolehkan kamu pergi ke rumah keluarga, tidak lebih. Ngerti?"Aku hanya mengangguk malas, itu sempat diperhatikan Mas Endrlrick tapi dia tidak mengatakan apapun lalu masuk ke dalam mobil. Selama ini aku selalu menuruti semua kehendak Mas Endrick, tidak pernah sekalipun aku membantah walaupun untuk sesuai yang aku inginkan. Aku selalu mengesampingkan ego ku agar Mas Endrick tidak menegur ku. Tapi hari ini aku ingin sekali berbuat sebaliknya. Aku kesal, tiap kali meminta izin pasti tidak boleh dengan alasan Rama nanti sakit. Setelah itu, aku pun mengambil ponsel lalu menelepon Lena untuk memberitahunya kalau aku ingin ikut kegiatan. "Beneran mau ikut, Vit? Kalo

    Last Updated : 2023-07-15
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 6

    Jovita POVPagi ini aku ingin menebus kesalahan yang aku lakukan dua hari lalu. Setelah berpikir dengan jernih, ini memang murni kesalahan ku. Aku tidak mendengarkan ucapan Mas Endrick dan lebih memilih untuk membuatnya khawatir karena membawa Adam ke tempat karokean yang berisik. Ku tatap kotak bekal makanan yang aku siapkan untuk Mas Endrick. Meskipun dia tidak pernah meminta dibuatkan bekal makan siang, ini kulakukan untuk menebus kesalahan. "Vita, saya berangkat dulu.""Eh tunggu mas!" Aku langsung meraih kotak makan itu lalu bergegas menghampiri suamiku yang sedang memakai sepatunya. "Ini, Vita udah siapin bekal makan. Nanti dimakan ya, mas?" lapor ku dengan senyum sumringah. Dia menatap ku sebentar lalu menyambut kotak makan yang kuberikan. "Ya, terima kasih Vit""Hmm, mas Endrick mau kalo Vita buatin bekal tiap hari? Kali aja kan Mas males makan di luar," tawar ku dan dijawab gelengan olehnya. "Gak usah, saya gak mau nambah kerjaan kamu pagi-pagi."Aku menekukkan bibir, ke

    Last Updated : 2023-07-16
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 7

    Jovita POVHari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik. Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik. "Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 8

    Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 9

    Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam

    Last Updated : 2023-07-19
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 10

    Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric

    Last Updated : 2023-07-20
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 11

    Author POVSepuluh hari berbulan madu dilewati dengan penuh cinta dan keseruan. Vita tidak henti-hentinya menceritakan apa saja kegiatan seru yang dia lakukan selama berbulan madu, tentunya dia tidak menceritakan mengenai hubungan ranjang. Vita cuma berbagi kisah seru soal pantai dan beragam aktivitas lainnya.Dia juga membeli banyak sekali cinderamata padahal sudah diperingatkan untuk tidak memboros. Kebiasaan Vita ini terkadang membuat Endrick geleng-geleng kepala saja."Pokoknya seru deh, tapi pas diajak mas Endrick buat selancar, Vita gak mau. Ngeri loh ma, itu ombaknya gede kalo tenggelem kan gimana coba?" celoteh Vita dengan ekspresi antusias yang tidak hilang dari wajahnya.Mereka tiba di Jakarta dua jam yang lalu, Endrick mengambil jadwal penerbangan pagi karena dirinya sudah tidak sabar menemui Rama setelah sepuluh hari ditinggal. Makanya, dari tadi cuma Vita yang terlihat sibuk sendirian bercerita dan membagikan cinderamata. Endrick sudah sibuk menggendong Rama dan mengajakn

    Last Updated : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 12

    Author POVTuk!Vita meletakkan sebuah foto tepat di atas meja kerja suaminya. Dia melipat tangan, menunggu Endrick menjelaskan alasan mengapa ada foto wanita lain di laci kerja suaminya ini."Sudah saya duga kamu membuka laci saya karena isi di dalam laci ini jadi berantakan," gumam Endrick. Dia menatap lurus ke mata Vita tanpa mau menjelaskan apapun. Endrick tidak macam-macam, foto itu bukanlah apa-apa jika Vita memang bertanya."Mas Endrick jangan alihkan pembicaraan kita. Sekarang Vita minta kejelasan," titah Vita.Endrick menghela napas berat, dia berdiri lalu mengambil foto yang diserahkan istrinya ini. Dia tidak pernah suka terlibat drama ataupun dituduh, jadi kesalahpahaman ini harus diluruskan."Saya gak selingkuh. Berapa kali saya harus bilang sama kamu, saya bukan seseorang yang kayak gitu. Ya, benar ini foto Bu Chika, tetangga kita yang sedang kamu cemburui. Saya bukan sengaja menyimpan foto ini, dia adalah calon dosen di prodi saya. Saya menyimpan fotonya karena alasan pe

    Last Updated : 2023-07-21

Latest chapter

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 26

    Penulis POV*Kok rumah sepi? Bik Sari dan Mang Sofyan mana?" tanya Endrick jadi dia masuk ke rumah setelah bekerja."Pulang lebih awal, mas. Katanya nanti malem ada hajatan di dekat rumahmereka jadi harus dateng," jawab Vania sembari membantu suaminyamembuka kancing kemeja, ini adalah kebiasaan Vita, dia selalu ingin ikut andil dalam setiap kesibukan Endrick termasuk melepas pakaian. "Hmm," balas Endrick. Dia menatap wajah Vita yang tampak tengah berpikir,tidak seperti biasanya Vita bermuka masam seperti ini."Ada apa?""Hmm? Kenapa mas?""Kamu kenapa?" balas Endrick Vita yang menyadarinya lantas menggeleng kecil. Dia cuma memikirkan soal wanita yang mencurigakan itu. Bagaimana jika selama ini Chika mencoba untuk dekat dengan Endrick tapi Vita tidak ada di sana untuk menghentikannya?"Jangan dipendam, Cepat bilang kalo ada yang mengganggu pikiran kamu," ucap Endrick lagi tapi Vita cuma diam saja. Dia meraih plastik berisi cemilan untuk Rama lalu menyimpannya di lemari dapur. Nanti

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 25

    Penulis POVSeperti rencana Vita kemarin, pagi ini dia dan suaminya menjemput kedua anak mereka yang dititipkan di rumah keluarga Vita. Sebenarnya Vita agak sedikit cemas meninggalkan kedua anaknya karena dia tahu seberapa rewelnya Shafira jika sudah malam dan Rama terkadang ikut gelisah jika adiknya rewel"Nah, itu mama papanya dateng.." Mamanya Vita sumringah menatap kedatangan anak dan menantunya di pagi hari yang cerah itu.Kedua tangan dan kaki Shafira bergerak lincah saat melihat orang tuanyadatang. Dia yang paling terlihat tidak sabar dipeluk oleh papanya lagi "Untung banget gak macet loh ma di jalan, biasanya kan daerah sini sukamacet kalo pagi," seru Vita setelah dia mencium punggung tanganmamanya. Endrick pun melakukan hal yang sama lalu segera pria itu meraihtubuh gembul Shafira yang semakin tidak sabar ingin dipeluk olehnya. "Hei, sayang..." Dikecupnya pipi Shafira, padahal baru berpisah tapi rasa rindunya sangat besar sekali. Rasanya seperti Endrick tidak melihat anak-

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 23

    Penulis POV"Bagus kan gaunnya, Vit? Mbak sengaja pilihkan yang itu buat kamu. Momennya pas kan buat nanti malem?"Vita tertawa kecil menanggapi ocehan saudari iparnya di panggilan video.Sepuluh menit yang lalu ada paket yang datang dan ditujukan untuk Vita.Dia lekas menelepon Rara dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan hadiah yang sangat indah, yaitu sebuah gaun pesta"Sekali lagi makasih ya mbak. Vita gak perlu bongkar lemari deh buatmilih gaun hehe," balas Vita.Malam ini dia memang ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan untuknya dan Endrick, hanya berdua saja. Vita berpikir itu bukan sesuatu yang berat mengingat cuma ada mereka berdua nanti malam.Sebentar lagi mamanya Vita datang menjemput Rana dan Shafira. Hanya untuk malam ini saja, Vita ingin menikmati keromantisan bersama suaminya. Ini adalah harijadi pernikahan mereka yang ketiga, Vita inginkenangan yang manisą¼‹ Ya udah deh, mbak tutup dulu ya teleponnya? Soalnya mau ke dokter kandungan, Vit. Biasalah, jad

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 23

    Penulis POVEndrick mengakui bahwa dirinya punya rasa cemburu yang terkadang sangat menakutkan dan juga menyebalkan. Dia bisa melakukan apapun untuk membuktikan kebenciannya bahkan sampai mengulik semua kejadian- kejadian mencurigakan demi mendukung praduga aneh di kepalanya.Seperti malam ini misalnya, Endrick tidak lepas memandangi Vita yang sibuk dengan ponselnya. Dia curiga, belum lagi Vita tersenyum-senyum sendiri Tadi siang Vita bertemu dengan seorang kenalan laki-laki dan bertukar nomor telepon. Ada kemungkinan malam ini mereka berbincang-bincang di telepon kan?"Berhenti main ponsel Ini udah malem, titah Endrick. Vita menoleh, dia menatap bingung ke arah suaminya. Wajah Endrick terlihat suram sekaliseperti kurang tidur."Masih jam setengah delapan malem, Mas Rama aja masih asyik nonton tv," balas Vita sambil melirik putra sulung mereka yang terbaring di kasur sambil menonton acara kartun yang dia lihat melalui saluran tv anak-anak"Makanya ajak anak tidur, bukannya sibuk bale

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 22

    Author POVSejak mendengar pengakuan cinta dari Endrick, Vita merasa hubungan antaramereka berdua makin erat dan berbeda dari sebelumnya. Pengakuan cintaitu telah menembus dinding kokoh yang selama ini berdiri transparan di antara mereka berdua. Vita merasakan hari-harinya kian bebas dan bahagia karena mengetahui perasaan yang sebenarnya di dalam hati Endrick.Ini sudah tepat tiga bulan sejak Shafira lahir dan ini adalah tiga bulan terbaik dalam pernikahannya. Vita tidak menginginkan hal lain di dunia ini selain cinta suaminya. Dia sudah cukup bersyukur kepada Tuhan karena telahmelembutkan hati sang suami yang sekeras batu.Grep!Vita mendekap Endrick dari belakang. Pria itu sedang sibuk memasang paku di dinding karena ada beberapa bingkai foto terbaru yang hendak dipajang.Tentu saja foto-foto itu merupakan foto anak-anak mereka. "Jangan di sini, Vita. Nanti kamu kena paku," titah Endrick. Vita menggeleng kecil, dia menempelkan pipinya di punggung Endrick yang menurut Vitasangat

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 21

    Author POVDi pertengahan bulan Mei, Vita akhirnya siap untuk melahirkan anak keduanya bersama Endrick. Sesuai dengan tanggal perkiraan yang ditentukan di masa awal kehamilan, Minggu ini Vita akan melahirkanSejak satu Minggu sebelumnya, Endrick sudah mempersiapkan semuakebutuhan untuk sang istri. Dia sudah menyiapkan kamar perawatan yangnyaman di rumah sakit, beberapa perlengkapan ibu yang baru melahirkandan juga perlengkapan bayi. Semuanya sudah terorganisir dengan baik danVita sangat berterima kasih sekali kepada suaminya. Tengah malam di hari Jum'at Vita masih meringis kesakitan di bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti ingin robek saja. Dia menangis dan mengadu betapa rasa sakitnya yang luar biasa sekali. Endrick bahkan tidak sempat makan dan minum lagi demi menemani istrinya berjuangmelahirkan bayi mereka.Endrick memanjatkan doa di dalam hati, dia mengusap perut besar Vita berharap melalui itu rasa sakit yang dialami istrinya perlahan berkurang Vita pun tidak berhenti m

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 20

    Author POVHari ini Jovita mendapatkan telepon dari saudari iparnya yang katanya sedang berkunjung ke Jakarta bersama suaminya karena ada berita bahagia yang ingin dibagi. Vita sudah bisa menduga, tapi dia enggan menceritakan itu lebih dulu.Oleh karena itu, di Sabtu sore dia menyiapkan perlengkapan Adam dan jugabaju ganti. Endrick berjanji akan mengajak mereka ke rumah Bunda Septiah, disana Rara dan suaminya berada."Ma... Ma... Tawat, ini..." "Kenapa, nak? Mainan pesawat nya mau dibawa juga?"Vita meraih tubuh Rama lalu mendudukkannya ke atas tempat tidur. Perut Vita yang semakin besar membuat dia agak kesulitan bergerak-gerak."Unyaa dam, tawatt.." celoteh Rama sembari menunjuk dirinya sendiri. Vita tertawa kecil, dia menganggukkan kepalanya menanggapi celotehanRama. Semakin hari Rama semakin pintar saja."Iya, sayang Mainan pesawatnya punya Rama," balas Vita.Mata bulat Rama memandang perut Vi5a dengan tatapan bingung. Diameletakkan telapak tangan kecilnya ke atas perut Vita l

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 19

    Penulis POVVita sebenarnya tidak diberikan izn untuk bepergian apalagi jika harus pergi sendiri tanpa ditemani oleh suaminya. Namun, hari ini Endrick memberinya izin karena tidak tahan dengan rengekan Vita yang diperpanjang hanya dia hanya diberi waktu dua jam untuk pergi dan harus diantar oleh Mang Sofyan. Endrick pun akhirnya mempekerjakan suami Bik Sari itu sebagai supir pribadi karena dia takut melakukan sesuatu saat Endrick tidak ada di rumah."Udah matiin dulu teleponnya, mas Ini Vita bentar lagi sampe"*Cuma dua jam, kalo kamu membangkang maka gak bisa lagi pergi-pergi.""Hmm iya tau. Nanti Vita kabarin kalo mau pulang," balas Vitamengiringi helaan napas bosan.Vita menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, hari ini Lena dan Zahra mengajaknya makan siang bersama di salah satu restoran. Tadinya mereka ingin mampir ke tempat Vita, tapi tidak sempat sehingga mereka pun memutuskan untuk bertemu di sini."Non, saya parkir di sini ya. Nanti kalo udah selesai, non Vita gak perlu rep

  • Cinta Suami yang Dingin Ā Ā Ā Bab 18

    Author POVSejak kejadian dua hari yang lalu, Endrick semakin protektif terhadap Vita. Dia memasang kamera cctv di kamar dan ruang tamu untuk memastikan keadaan Vania baik-baik saja. Vita sendiri tidak masalah dengan itu, diajustru senang karena suaminya memberikan perhatian yang berlebihan. Endrick juga berjanji menjadi lebih baik kepadanya. Dia mau menuruti keinginan Vita untuk bersikap romantis dan lebih sering memanjakannya, Selama dua hari ini semuanya berjalan sangat baik. Ini adalah hari-haripaling baik bagi Vitaa "Mas, lusa kita ada jadwal ke dokter. Jangan lupa ya?"Endrick yang sore hari ini sedang mencuci mobil, melirik Vita yang berdiri tidak jauh di dekatnya. Endrick memang sering mencuci kendaraan sendiri, biasanya dia lakukan di sore hari saat pekerjaannya selesai atau hari Minggu ketika tidak ada jadwal mengajar."Iya, saya ingat. Kamu jangan di sini, banyak busa dan sabun.""th, gak apa-apa. Kan Vita cuma liatin mas nyuci mobil. Masih lama ya, mas?" tanya Vita. Dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status