Share

Bab 7

Author: FDL22
last update Last Updated: 2023-07-17 02:10:10

Jovita POV

Hari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik.

Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik.

"Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi pada makan," titah Bunda. Aku mengangguk lalu memintanya untuk menjaga Rama sebentar sementara aku mencari suamiku dulu. Mas Endrick pasti belum makan siang juga.

"Mas?"

Aku menemuinya di dapur dan dia sedang berbincang dengan seorang perempuan. Oh, aku kenal wanita itu. Dia Mbak Chika, tetangga di ujung jalan dan menjanda. Tapi kenapa sepertinya Mas Endrick dekat sekali ya dengannya?

"Kenapa, Vit?"

"Vita siapin makan ya? Mumpung yang lain juga lagi pada makan. Oh, mbak Chika juga udah makan?"

"Aku gak makan, Vita. Lagi diet soalnya, hehe." Aku mengangguk-angguk saja lalu pamit bersama suamiku ke halaman belakang rumah di mana pesta ulang tahun Rama digelar. Aneh sekali, kenapa aku merasa tidak enak melihat kedekatan Mbak Chika dan Mas Endrick?

"Gak usah mikir aneh-aneh, Vita. Saya gak selingkuh," celetuk Mas Endrick. Astaga, kalimatnya membuat aku terkejut bukan main. Dari mana dia tahu kalau aku sedang berpikiran seperti itu?

"Siapa yang mikir gitu? Mas Endrick kepedean deh."

"Terus kenapa cemberut gitu? Apalagi kalo bukan mikir aneh-aneh tentang saya?" balasnya dan aku cuma mendengus kesal. Hmm, awas saja sampai dia selingkuh. Aku potong sosisnya lalu ku telan langsung!

"Gak ada ih. Ya udah, mas Endrick makan dulu."

Cepat-cepat aku menyiapkan makan siang untuk suamiku dan diriku sendiri. Pesta ulang tahun ini masih berlangsung, jadi aku harus tetap ceria.

...

Papa dan mamah juga Bunda Septiah masih betah di rumah sampai malam hari. Mereka sibuk mengajak Rama bermain dan membuka kado-kado yang didapat Rama hari ini. Salah satunya adalah kado dari Mbak Rara. Kotaknya besar, dia memberikan mainan mahal untuk Rama dan aku sangat bersyukur sekali. Mainan baru Rama sudah hampir penuh, jadi tidak perlu repot-repot membeli lagi yang mana itu akan menghabiskan uang. Aku harus pintar-pintar mengatur keuangan karena Mas Endrick mempercayakannya kepadaku.

"Ini bajunya lucu banget. Untung ukurannya gede soalnya Rama kan embul nya minta ampun," ujar mama sembari menunjukkan baju tidur untuk bayi berusia satu tahun. Aku menanggapi dengan tawa kecil, mamah yang paling antusias membuka kado.

"Ini juga ada yang kasih topi buat Rama. Cocok nih dipakek pergi jalan," tambah Bunda Septiah sembari menunjukkan topi yang dia temukan di salah satu kado.

Rama saat ini sedang menikmati botol susunya. Sudah jam tidur Rama, dia pasti mengantuk.

"Besok aja Vita rapikan kado-kadonya. Udah malem soalnya ini," sahut ku. Mereka pun mengerti dan akhirnya memutuskan untuk pulang setelah membantuku dan Mas Endrick membersihkan bungkus kado yang berserakan.

Aku saja pusing melihat ruang tamu jadi berantakan karena kado-kado, besok akan aku rapikan.

"Mas, tolongin ini si Rama. Vita mau mandi dulu," pintaku sembari

menyerahkan Rama ke Mas Endrick. Putraku sempat terbangun, tapi kembali tidur saat berada di pelukan papanya.

"Mandi bareng, Vit. Saya juga belum mandi," titahnya. Aku tersenyum geli mendengarnya. Kami memang sering mandi bersama. Bukan hal aneh apabila Mas Endrick ingin mandi bersamaku.

Segera aku pergi ke kamar mandi lalu melucuti baju, menyisakan bra dan celana dalam ku. Ku nyalakan air di bathub lalu mencampurkan aroma harum yang memanjakan tubuh dan pikiran. Berendam berdua bersama Mas Endrick mungkin bukan pilihan buruk. Aku ingin rileks sejenak setelah seharian ini lelah mengurusi pesta.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka dan tertutup. Aku melirik dari ekor mataku, Mas Endrick melangkah mendekat sambil membuka pakaiannya juga sehingga dia telanjang bulat di depanku.

"Berendam, Vit?" tanya Mas Endrick dan ku jawab anggukan. "Pegal-pegal soalnya, mas. Enakan berendam dulu."

Dia tidak mengatakan apapun lagi. Mas Endrick duluan masuk ke bak mandi besar itu lalu memintaku untuk ikut masuk.

"Sini."

Aku menurut lalu menanggalkan sisa pakaian ku sebelum ikut berendam dengannya. Ah, rasanya hangat dan menenangkan apalagi bersama Mas Endrick.

Capek banget mas. Hari ini super sibuk, mana ruang tamu kita masih berantakan sama kado- kado, adu ku.

Posisi posisinya tepat di depan Mas Endrick, dia menarik bahuku agar bersandar di atas dadanya dan itu nyaman sekali. Saya senang Mas Endrick melihat melunak akhir-akhir ini.

"Itu gara-gara kamu nekad ngadain pesta. Saya udah bilang kalo repot mending gak usah," balasnya. Astaga, kukira Mas Endrick sudah melunak. Nyatanya dia masih sama menyebalkan seperti biasanya.

"Ih mas Endrick... Rama kasian dong kalo gak dirayain. Gak ada kenangannya

nanti."

48%

Bukannya mendapat balasan, saya malah merasakan kecupan di pundak

kanan saya. Beberapa kali bibir Mas Endrick mencium sekitar leher dan pundak, itu membuatku geli bukan main.

"Duduk yang benar, Vita."

Mas Endrick membaliknya dengan mudah sehingga kini aku benar-benar duduk berhadapan dengannya. Bisa melihat wajah tampan Mas Endrick yang seribu kali lebih tampan jika dia sedang bersemangat seperti ini. Aku menyukai ketampanannya.

Telunjukku menyentuh pipinya, mengusap bagian rahang tegas itu dan bersyukur karena tidak ada wanita lain yang bisa menikmati ini. Cuma aku yang bisa memiliki Mas Endrick.

"Mas, apa Mas Endrick cinta sama Vania?" tanyaku karena sudah kelewat penasaran. Dari dulu saya tidak pernah mendengarnya dari mulut. Saya ingin tahu sekali.

"Kamu bukan anak SMA lagi, Van. Cinta-cintaan kayak gitu cuma buatanak kecil," jawab Mas Endrick Huft, harusnya aku tahu kalau dia pasti akan mengatakan sesuatu yang seperti itu. Kalau aku menuntutnya untuk menjawab, nanti dia malah marah-marah.

"Mungkin bagi mas Endrick gak penting, tapi Vita anggap itu penting. Jadi Vita mau bilang kalo Vita cinta mati sama Mas Endrick," balasku berharap dia akan melakukan hal yang sama, tapi rupanya tidak. Matanya yang tajam seperti mata pisau itu cuma menatap ku dalam diam tak lupa dengan

kilatan gairah yang terpancar dari dalam tatapannya.

"Saya senang mendengarnya."

Aku tidak tahan lalu segera menciumnya. Kami berciuman panas, Mas Endrick menekan punggungku agar semakin menempel padanya lalu perlahan bergerak ke arah payudaraku.

Hap!

Aku menutup mata menikmati permainan di puncak payudara ku. Dia sangat pintar memanjakan perempuan, sentuhannya selalu membuatku mendamba dan ingin lebih.

"Ahhh...pelan aja mas..."

Rasanya semakin geli di ujung dadaku. Mas Endrick menjilat, menggigit, dan sesekali menghisapnya dengan kuat. Dia jauh lebih brutal dari Rama ketika menyusu.

"Membuatmu tegang, Vita. Aku suka."

"Hihi, ini punya mas Endrick kok. Bebas mau diapain," balasku sambil merayunya. Dia suka tiap kali aku menggoda, menurut Mas Endrick aku jauh lebih seksijika pandai menggoda.

"Hmm, aku suka berada di antara payudara kamu, Vit...." Dia menenggelamkan wajahnya diantara kedua payudaraku, bergerak di sana dan membuat sekujur bersalah kegelian. Tingkah Mas Endrick yang cerewet jika sedang bergairah memanglah langkahnya sekali

"Mau pindah ke kasur gak, mas? Lama-lama di dingin sini," ajak ku. Dia mengangguk cepat lalu kami pun lekas membersihkan diri dan pindah ke kamar. Aku tidak terlalu suka bercinta di kamar mandi, tempatnya dingin

dan licin. Rasanya tidak nyaman.

Brukk!

Aku membaringkan rumitnya ke atas ditambah disusul Mas Endrick yang langsung setengah menindih ku. Kami kembali berciuman, tidak lupa dengan tangan-tangan yang semakin liar bergerak ke sana kemari.

"Ahhh, mmmhh..."

Tangan Mas Endrick turun ke arah perut dan semakin menuju v4ginaku. Dia mengusap bagian itu beberapa kali sebelum mencoba memasukkan jari tengahnya ke dalam ku. Spontan aku melebarkan kedua kaki, memberinya akses untuk memasuki ku.

"V4gina mu basah, Vita. Daritadi gak sabar ya pengen dipuasin?" tanya Mas

Endrick di mode gairahnya yang memuncak. Aku mengangguk penuh damba sambil menuntun jarinya agar tetap berada

di dalam ku dan bergerak

"Uhhh, mass... Vita kerasa gatel banget di situ... Ahhh..."

Mas Endrick memundurkan tubuhnya hingga ke kepalanya tepat di depan pusat kantungnya. Dia melebarkan pahaku sebelum mulut nakalnya mengecup dan menjadi liar di bawah sana. Rasanya seperti tersengat oleh sesuatu tapi ini terasa nikmat sekali. Aku

selalu suka bagaimana lidah Mas Endrick beredar, menjentikkan bagian paling

sensitif di sana. Dia tidak pernah setengah-setengah saat memuaskan ku.

Mas Endrick selalu mengakhiri keinginan ku terlebih dahulu.

"Mmhhh..." Aku menekan kepala Mas Endrick, memaksanya untuk semakin lama bermain di v4ginaku. Entah sampai berapa lama, tapi aku tidak mau berhenti dengan cepat.

"Yaaa! Massa... Ahhh!" Mas Endrick menarik wajahnya menjauh, dia memasukkan dua jarinya lalu mulai mengocok dengan sedikit cepat Bunyi decakan v4gina basahku lantas mulai terdengar di telinga dan itu semakin membuat rasa gatal menjadi-jadi. Aku benar-benar seperti wanita haus belaian.

"Kamu cantik banget, Vita. Kamu suka ditusuk gini, hum?"

"Ngghh! Ahhh!"

"Jawab, Vit." Gerakan kedua jarinya terasa kian cepat dan membuatku tidak bisa menahan orgasme gejolak lebih lama lagi

" Vitaahh, sukaahh! Ahhh!"

Tubuhku bergetar hebat tandanya sudah mencapai puncak. Aku mengambil napas terburu-buru seperti oksigen menipis sekitar ku. Astaga, tadi itu luar biasa sekali.

Ku tatap Mas Endrick dengan pandangan lemas. Dia hanya tersenyum miring seperti mengejek lalu dia membaringkan tubuhnya di sampingku sebelum menarik pinggangku agar duduk di atasnya.

Aku masih sedikit lemas, tapi ku paksakan untuk duduk dengan benar di

dekat penisnya yang sudah keras seperti tombak

Ku pegang benda panjang seperti sosis besar itu lalu ku kocok pelan. Seperti biasa, Mas Endrick senang diperlakukan seperti itu. Dia senang ketika menyentuh langsung dengan benda pusakanya.

"Keras banget, mas..."

"Ya, itu tugas kamu bikin dia lemas," balas Mas Endrick. Aku tertawa kecil lalu perlahan mulai menuntun penisnya masuk ke dalam v4gina ku. Terasa sangat besar dan sesak di bawah sana. Aku bisa merasakan seberapa

kerasnya Mas Endrick di dalam ku

Tubuh ku mulai naik turun dibantu Mas Endrick. Aku selalu ingat rasanya tiap kali tubuh kami menyatu. Ada suatu perasaan senang dan lega di hatiku. Aku semakin jatuh cinta pada suamiku dan itu adalah sebuah perasaan nyata. Entahlah apakah dia bisa merasakan setiap cintaku? Karena aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaan suamiku selama ini. Saya tidak bisa merabanya.

"Vita. Simpen ini."

Aku yang sedang melipat pakaian baru Rama lantas menoleh saatsuamiku menyerahkan sesuatu kepadaku.

Mataku melotot tidak percaya. Ini adalah tiket pesawat ke Lombok dan tanggal kepergiannya hari Minggu nanti.

"Lombok, mas? Buat apaan?"

Dia menatapku malas. "Bulan madu, Vita. Waktu itu kamu mau bulan

madu kan? Kita bisa berangkat Minggu nanti. Saya juga sedang libur, jadi bisa menghabiskan paling tidak tiga sampai empat hari."

Senyumku kian melebar, tak menyangka Mas Endrick mengingat soal permintaan ku dua bulan yang lalu. Lekas saja aku berdiri dari atas kasur untuk memeluknya erat. Aku semakin mencintai suamiku ini meskipun aku tidak tahu apa dia punya rasa yang sama karena Mas Endrick sepertinya tidak menyukai kata-kata cinta yang menggelikan.

"Mas Endrick baik banget! Makin cinta deh sama mas Endrick, hehe..."

"Ya, saya tidak mau ada hutang janji sama kamu."

Seperti biasa, dia selalu tidak mau aku puji. Ada saja kalimatnya yang menyebalkan untuk didengar.

"Berarti kita bisa program hamil lagi, mas? Vita pengen hamil, mas. Rama udah bisa dikasih adek kok," tanyaku penuh harap. Aku rindu masa-masa kehamilan dan kuharap Mas Endrick mau mengabulkan yang satu ini.

Dia memegangi pinggangku semakin merapat tak lupa dengan tatapannya yang memabukkan. "Itu juga tujuannya, Vita. Aku mau bikin kamu hamil lagi."

Aku semakin bahagia, nyatanya suamiku tetap ingin memiliki anak dariku. Setidaknya aku bisa bertahan dengan kenyataan itu.

"Mau bayi cewek, tapi jangan nurunin sifat mas Endrick." Aku buru-buru meninggalkannya sambil membawa pakaian yang sudah aku lipat. Mas Endrick sempat menegur ku, tapi aku hanya tertawa-tawa. Hah,

keluarga kecilku ini memang sesuatu sekali.

BERSAMBUNG ...

Related chapters

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 8

    Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 9

    Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam

    Last Updated : 2023-07-19
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 10

    Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric

    Last Updated : 2023-07-20
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 11

    Author POVSepuluh hari berbulan madu dilewati dengan penuh cinta dan keseruan. Vita tidak henti-hentinya menceritakan apa saja kegiatan seru yang dia lakukan selama berbulan madu, tentunya dia tidak menceritakan mengenai hubungan ranjang. Vita cuma berbagi kisah seru soal pantai dan beragam aktivitas lainnya.Dia juga membeli banyak sekali cinderamata padahal sudah diperingatkan untuk tidak memboros. Kebiasaan Vita ini terkadang membuat Endrick geleng-geleng kepala saja."Pokoknya seru deh, tapi pas diajak mas Endrick buat selancar, Vita gak mau. Ngeri loh ma, itu ombaknya gede kalo tenggelem kan gimana coba?" celoteh Vita dengan ekspresi antusias yang tidak hilang dari wajahnya.Mereka tiba di Jakarta dua jam yang lalu, Endrick mengambil jadwal penerbangan pagi karena dirinya sudah tidak sabar menemui Rama setelah sepuluh hari ditinggal. Makanya, dari tadi cuma Vita yang terlihat sibuk sendirian bercerita dan membagikan cinderamata. Endrick sudah sibuk menggendong Rama dan mengajakn

    Last Updated : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 12

    Author POVTuk!Vita meletakkan sebuah foto tepat di atas meja kerja suaminya. Dia melipat tangan, menunggu Endrick menjelaskan alasan mengapa ada foto wanita lain di laci kerja suaminya ini."Sudah saya duga kamu membuka laci saya karena isi di dalam laci ini jadi berantakan," gumam Endrick. Dia menatap lurus ke mata Vita tanpa mau menjelaskan apapun. Endrick tidak macam-macam, foto itu bukanlah apa-apa jika Vita memang bertanya."Mas Endrick jangan alihkan pembicaraan kita. Sekarang Vita minta kejelasan," titah Vita.Endrick menghela napas berat, dia berdiri lalu mengambil foto yang diserahkan istrinya ini. Dia tidak pernah suka terlibat drama ataupun dituduh, jadi kesalahpahaman ini harus diluruskan."Saya gak selingkuh. Berapa kali saya harus bilang sama kamu, saya bukan seseorang yang kayak gitu. Ya, benar ini foto Bu Chika, tetangga kita yang sedang kamu cemburui. Saya bukan sengaja menyimpan foto ini, dia adalah calon dosen di prodi saya. Saya menyimpan fotonya karena alasan pe

    Last Updated : 2023-07-21
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 13

    Author POVKeinginan Vita untuk berkencan akhirnya dipenuhi oleh Endrick. Hari Minggu siang, mereka menitipkan Rama kepada orang tua Vita karena wanita itu merengek ingin pergi berdua. Endrick tidak bisa membantah lagi, dia sudah pusing menanggapi sikap Vita yang berubah sangat manja.Jadilah siang ini dia mengajak istrinya ke salah satu pusat perbelanjaan yang besar. Kebetulan sedang ada festival makanan Asia yang diselenggarakan selama seminggu ke depan, jadi suasana tampak lebih padat dari biasanya.Vita tentu sangat senang sekali, dia mengajak Endrick ke sana kemari mencicipi berbagai makanan khas daerah lain. Wanita itu terlihat sangat bahagia sampai-sampai Endrick kembali terpesona menikmati kecantikan wajah Vita yang tersenyum."Ah! Pa, ini enak banget loh! Mau cobain dimsum nya gak?" tawar Vita sambil menyodorkan potongan kecil makanan di tangannya. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu meja makan kosong, hampir semuanya dipenuhi orang-orang dan untungnya mereka masih men

    Last Updated : 2023-07-22
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 13

    Author POV"Masih cemberut aja sih, pa? Itu udah mau ilang kok bekasnya," celetuk Vita sesaat setelah dia meletakkan piring berisi ayam kecap sebagai menu makan malam mereka hari ini.Sejak Endrick pulang ke rumah tadi sore, wajah pria itu terlihat mengerikan sekali. Bibirnya kian tipis, tatapannya makin tajam dan ada plester di lehernya yang Vita duga untuk menutupi bekas ciuman.Endrick tidak menanggapi ucapan Vita, dia mengambil piringnya yang sudah terisi nasi lalu menambahkan ayam kecap dan beberapa menu lainnya. Vita masih menahan tawa, lucu sekali melihat suaminya yang merajuk ini. Endrick tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun selama mereka menikah dan sekarang dia sangat menggemaskan walaupun masih susah payah dengan wajah dinginnya itu."Oh iya, besok ada temen mama--""Vit, bisa gak ubah panggilan itu. Saya benar-benar risih dan kali ini serius," potong Endrick. Vita terdiam sejenak, dia menatap wajah Endrick yang tidak main-main dan sepertinya dia memang tidak suka denga

    Last Updated : 2023-07-23
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 15

    Author POVSekitar jam 11 siang Endrick dan keluarganya berangkat dari Jakarta menuju Bandung. Perjalanan menempuh waktu sekitar dua sampai tiga jam hingga akhirnya mereka sampai di hotel tempat tujuan. Ada beberapa pihak dari fakultas yang juga ikut dan rupanya Endrick merupakan salah satu perwakilan dari prodi nya.Setelah check in, dia mengajak anak dan istrinya untuk beristirahat lebih dulu karena selepas ini Endrick harus langsung pergi lagi bersama rekan kerjanya. Ternyata jadwal mereka ada di jam dua, jadi harus lebih cepat."Papa berangkat dulu ya, nak? Rama istirahat di sini," pamitnya kepada Rama yang setengah tertidur di atas ranjang kamar hotel karena lelah. Endrick mencium pipi gemuk Rama lalu dia pun membawa ransel miliknya beserta kunci mobil."Jangan lupa kunci pintu kamar, Vit."Vita mengangguk kecil, dia tengah tidak bersemangat karena kepikiran soal permintaannya tadi pagi. Vita meminta Endrick untuk belajar mencintai, tapi suaminya itu tidak memberikan respon. Ada

    Last Updated : 2023-07-25

Latest chapter

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 26

    Penulis POV*Kok rumah sepi? Bik Sari dan Mang Sofyan mana?" tanya Endrick jadi dia masuk ke rumah setelah bekerja."Pulang lebih awal, mas. Katanya nanti malem ada hajatan di dekat rumahmereka jadi harus dateng," jawab Vania sembari membantu suaminyamembuka kancing kemeja, ini adalah kebiasaan Vita, dia selalu ingin ikut andil dalam setiap kesibukan Endrick termasuk melepas pakaian. "Hmm," balas Endrick. Dia menatap wajah Vita yang tampak tengah berpikir,tidak seperti biasanya Vita bermuka masam seperti ini."Ada apa?""Hmm? Kenapa mas?""Kamu kenapa?" balas Endrick Vita yang menyadarinya lantas menggeleng kecil. Dia cuma memikirkan soal wanita yang mencurigakan itu. Bagaimana jika selama ini Chika mencoba untuk dekat dengan Endrick tapi Vita tidak ada di sana untuk menghentikannya?"Jangan dipendam, Cepat bilang kalo ada yang mengganggu pikiran kamu," ucap Endrick lagi tapi Vita cuma diam saja. Dia meraih plastik berisi cemilan untuk Rama lalu menyimpannya di lemari dapur. Nanti

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 25

    Penulis POVSeperti rencana Vita kemarin, pagi ini dia dan suaminya menjemput kedua anak mereka yang dititipkan di rumah keluarga Vita. Sebenarnya Vita agak sedikit cemas meninggalkan kedua anaknya karena dia tahu seberapa rewelnya Shafira jika sudah malam dan Rama terkadang ikut gelisah jika adiknya rewel"Nah, itu mama papanya dateng.." Mamanya Vita sumringah menatap kedatangan anak dan menantunya di pagi hari yang cerah itu.Kedua tangan dan kaki Shafira bergerak lincah saat melihat orang tuanyadatang. Dia yang paling terlihat tidak sabar dipeluk oleh papanya lagi "Untung banget gak macet loh ma di jalan, biasanya kan daerah sini sukamacet kalo pagi," seru Vita setelah dia mencium punggung tanganmamanya. Endrick pun melakukan hal yang sama lalu segera pria itu meraihtubuh gembul Shafira yang semakin tidak sabar ingin dipeluk olehnya. "Hei, sayang..." Dikecupnya pipi Shafira, padahal baru berpisah tapi rasa rindunya sangat besar sekali. Rasanya seperti Endrick tidak melihat anak-

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POV"Bagus kan gaunnya, Vit? Mbak sengaja pilihkan yang itu buat kamu. Momennya pas kan buat nanti malem?"Vita tertawa kecil menanggapi ocehan saudari iparnya di panggilan video.Sepuluh menit yang lalu ada paket yang datang dan ditujukan untuk Vita.Dia lekas menelepon Rara dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan hadiah yang sangat indah, yaitu sebuah gaun pesta"Sekali lagi makasih ya mbak. Vita gak perlu bongkar lemari deh buatmilih gaun hehe," balas Vita.Malam ini dia memang ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan untuknya dan Endrick, hanya berdua saja. Vita berpikir itu bukan sesuatu yang berat mengingat cuma ada mereka berdua nanti malam.Sebentar lagi mamanya Vita datang menjemput Rana dan Shafira. Hanya untuk malam ini saja, Vita ingin menikmati keromantisan bersama suaminya. Ini adalah harijadi pernikahan mereka yang ketiga, Vita inginkenangan yang manis་ Ya udah deh, mbak tutup dulu ya teleponnya? Soalnya mau ke dokter kandungan, Vit. Biasalah, jad

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POVEndrick mengakui bahwa dirinya punya rasa cemburu yang terkadang sangat menakutkan dan juga menyebalkan. Dia bisa melakukan apapun untuk membuktikan kebenciannya bahkan sampai mengulik semua kejadian- kejadian mencurigakan demi mendukung praduga aneh di kepalanya.Seperti malam ini misalnya, Endrick tidak lepas memandangi Vita yang sibuk dengan ponselnya. Dia curiga, belum lagi Vita tersenyum-senyum sendiri Tadi siang Vita bertemu dengan seorang kenalan laki-laki dan bertukar nomor telepon. Ada kemungkinan malam ini mereka berbincang-bincang di telepon kan?"Berhenti main ponsel Ini udah malem, titah Endrick. Vita menoleh, dia menatap bingung ke arah suaminya. Wajah Endrick terlihat suram sekaliseperti kurang tidur."Masih jam setengah delapan malem, Mas Rama aja masih asyik nonton tv," balas Vita sambil melirik putra sulung mereka yang terbaring di kasur sambil menonton acara kartun yang dia lihat melalui saluran tv anak-anak"Makanya ajak anak tidur, bukannya sibuk bale

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 22

    Author POVSejak mendengar pengakuan cinta dari Endrick, Vita merasa hubungan antaramereka berdua makin erat dan berbeda dari sebelumnya. Pengakuan cintaitu telah menembus dinding kokoh yang selama ini berdiri transparan di antara mereka berdua. Vita merasakan hari-harinya kian bebas dan bahagia karena mengetahui perasaan yang sebenarnya di dalam hati Endrick.Ini sudah tepat tiga bulan sejak Shafira lahir dan ini adalah tiga bulan terbaik dalam pernikahannya. Vita tidak menginginkan hal lain di dunia ini selain cinta suaminya. Dia sudah cukup bersyukur kepada Tuhan karena telahmelembutkan hati sang suami yang sekeras batu.Grep!Vita mendekap Endrick dari belakang. Pria itu sedang sibuk memasang paku di dinding karena ada beberapa bingkai foto terbaru yang hendak dipajang.Tentu saja foto-foto itu merupakan foto anak-anak mereka. "Jangan di sini, Vita. Nanti kamu kena paku," titah Endrick. Vita menggeleng kecil, dia menempelkan pipinya di punggung Endrick yang menurut Vitasangat

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 21

    Author POVDi pertengahan bulan Mei, Vita akhirnya siap untuk melahirkan anak keduanya bersama Endrick. Sesuai dengan tanggal perkiraan yang ditentukan di masa awal kehamilan, Minggu ini Vita akan melahirkanSejak satu Minggu sebelumnya, Endrick sudah mempersiapkan semuakebutuhan untuk sang istri. Dia sudah menyiapkan kamar perawatan yangnyaman di rumah sakit, beberapa perlengkapan ibu yang baru melahirkandan juga perlengkapan bayi. Semuanya sudah terorganisir dengan baik danVita sangat berterima kasih sekali kepada suaminya. Tengah malam di hari Jum'at Vita masih meringis kesakitan di bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti ingin robek saja. Dia menangis dan mengadu betapa rasa sakitnya yang luar biasa sekali. Endrick bahkan tidak sempat makan dan minum lagi demi menemani istrinya berjuangmelahirkan bayi mereka.Endrick memanjatkan doa di dalam hati, dia mengusap perut besar Vita berharap melalui itu rasa sakit yang dialami istrinya perlahan berkurang Vita pun tidak berhenti m

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 20

    Author POVHari ini Jovita mendapatkan telepon dari saudari iparnya yang katanya sedang berkunjung ke Jakarta bersama suaminya karena ada berita bahagia yang ingin dibagi. Vita sudah bisa menduga, tapi dia enggan menceritakan itu lebih dulu.Oleh karena itu, di Sabtu sore dia menyiapkan perlengkapan Adam dan jugabaju ganti. Endrick berjanji akan mengajak mereka ke rumah Bunda Septiah, disana Rara dan suaminya berada."Ma... Ma... Tawat, ini..." "Kenapa, nak? Mainan pesawat nya mau dibawa juga?"Vita meraih tubuh Rama lalu mendudukkannya ke atas tempat tidur. Perut Vita yang semakin besar membuat dia agak kesulitan bergerak-gerak."Unyaa dam, tawatt.." celoteh Rama sembari menunjuk dirinya sendiri. Vita tertawa kecil, dia menganggukkan kepalanya menanggapi celotehanRama. Semakin hari Rama semakin pintar saja."Iya, sayang Mainan pesawatnya punya Rama," balas Vita.Mata bulat Rama memandang perut Vi5a dengan tatapan bingung. Diameletakkan telapak tangan kecilnya ke atas perut Vita l

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 19

    Penulis POVVita sebenarnya tidak diberikan izn untuk bepergian apalagi jika harus pergi sendiri tanpa ditemani oleh suaminya. Namun, hari ini Endrick memberinya izin karena tidak tahan dengan rengekan Vita yang diperpanjang hanya dia hanya diberi waktu dua jam untuk pergi dan harus diantar oleh Mang Sofyan. Endrick pun akhirnya mempekerjakan suami Bik Sari itu sebagai supir pribadi karena dia takut melakukan sesuatu saat Endrick tidak ada di rumah."Udah matiin dulu teleponnya, mas Ini Vita bentar lagi sampe"*Cuma dua jam, kalo kamu membangkang maka gak bisa lagi pergi-pergi.""Hmm iya tau. Nanti Vita kabarin kalo mau pulang," balas Vitamengiringi helaan napas bosan.Vita menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, hari ini Lena dan Zahra mengajaknya makan siang bersama di salah satu restoran. Tadinya mereka ingin mampir ke tempat Vita, tapi tidak sempat sehingga mereka pun memutuskan untuk bertemu di sini."Non, saya parkir di sini ya. Nanti kalo udah selesai, non Vita gak perlu rep

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 18

    Author POVSejak kejadian dua hari yang lalu, Endrick semakin protektif terhadap Vita. Dia memasang kamera cctv di kamar dan ruang tamu untuk memastikan keadaan Vania baik-baik saja. Vita sendiri tidak masalah dengan itu, diajustru senang karena suaminya memberikan perhatian yang berlebihan. Endrick juga berjanji menjadi lebih baik kepadanya. Dia mau menuruti keinginan Vita untuk bersikap romantis dan lebih sering memanjakannya, Selama dua hari ini semuanya berjalan sangat baik. Ini adalah hari-haripaling baik bagi Vitaa "Mas, lusa kita ada jadwal ke dokter. Jangan lupa ya?"Endrick yang sore hari ini sedang mencuci mobil, melirik Vita yang berdiri tidak jauh di dekatnya. Endrick memang sering mencuci kendaraan sendiri, biasanya dia lakukan di sore hari saat pekerjaannya selesai atau hari Minggu ketika tidak ada jadwal mengajar."Iya, saya ingat. Kamu jangan di sini, banyak busa dan sabun.""th, gak apa-apa. Kan Vita cuma liatin mas nyuci mobil. Masih lama ya, mas?" tanya Vita. Dia

DMCA.com Protection Status