Share

Kita Hidup Berdampingan dengan Ketakutan

“Aca!”

Asa mengerucutkan bibirnya mendengar panggilan dari Janardana Kalasta atau yang biasa dipanggil Janar, tapi ia tak mengoreksi panggilan sepupunya tersebut. Janar pun langsung menggandeng tangan Asa untuk segera mengikutinya ke ruang bermain yang ada di lantai satu.

Sementara itu, Badai memilih menuju dapur dan mendapati Shua dengan suaminya, tengah duduk berhadapan di pantry sambil mengaduk teh yang masih mengepulkan uapnya.

“Teh?” tawar Shua begitu Badai bergabung dengan mereka dan duduk di sebelah suaminya.

Badai menggeleng. “Kopi?”

“Ck. Kenapa nyarinya yang nggak ada sih?” gerutu Shua. Walau begitu, ia tetap bergerak membuatkan kopi selagi suaminya mengobrol dengan Badai.

“Aku ke ruang bermain dulu deh, jagain anak-anak,” kata suami Shua begitu kopi Badai selesai dibuat. Lelaki itu menepuk bahu Badai beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar pergi.

“Thanks.” Badai bergumam pada Shua seraya mengambil gelas yang disodorkan perempuan itu.

Shua pun kembali duduk di tempatnya, b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status