Home / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Bab 4 : Hobi Lain Valerie

Share

Bab 4 : Hobi Lain Valerie

Author: sukanulisajaa
last update Last Updated: 2024-02-27 14:21:22

Valerie bekerja sampai larut malam. Untung besok akhir pekan, ia bisa beristirahat sebelum senin jadwalnya sudah full lagi dengan meeting-meeting. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Valerie meregangkan badannya. Sudah 20 Surat Perjanjian yang berhasil ia sign hari ini. Benar-benar melelahkan.

“Val ayo pulang, gue udah teler banget,” ujar Intan dari luar ruangannya.

“Duluan duluan, gue masih mau beberes,” ujar Valerie.

“Yaudah gue duluan yaa,” ujar Intan sambil berlalu dari ruangan Valerie.

Valerie mengedarkan pandangannya. SPK yang sudah di sign sudah bertumpuk rapih di mejanya, tinggal dikirim ke masing-masing klien. Ia melihat laptopnya, sudah semua rapih, ia tinggal mematikannya. Valerie teringat, ia belum membuka hp nya sama sekali seharian, dan seingatnya tadi ada notifikasi ketika ia di mobil.

Valerie membuka hpnya, muncul sebuah nama yang mengirimkan pesan, Risko. Valerie mengerutkan kening. Ia berfikir ada revisi dengan perjanjiannya, akan sangat memakan waktu jika memang ada perubahan di perjanjian kerjasama mereka.

Klik.

Pesan dari Risko terbuka.

-Hi, if you don’t mind. I wanna ask you something, but it’s not bout our bussines. Its personal.  May I?-

Hhh

Valerie menghembuskan nafas lega, ini bukan perkara pekerjaan.

-Go ahead-

Sent.

Read.

“Wah masih online dia, cepet banget read nya,” Valerie bergumam sendiri.

Ting. Masuk lagi pesan dari Risko.

-Are you in a relationship with someone?-

“Hahahahhaha,” Valerie tertawa. Risko adalah tipenya sekali. Pekerja keras, telaten, dan tidak pernah basa-basi. Segala yang dibicarakan selalu tepat pada intinya.

-Nope. I’m a single agent (Intan named me like that)-

Sent.

Read.

Di kantornya, senyum Risko terbentang. Ia merasa ada kesempatan untuk mendekati Valerie secara personal.

-So, can we?-

Risko Sent.

-Can we what?-

Valerie Sent.

-Being more than bussines partner-

Risko Sent.

-You are so obvious-

Valerie Sent.

-Hahaha I’m sorry. How bout lunch tommorrow?-

Risko Sent.

Valerie menimbang-nimbang. Dia sangat malas jika harus keluar rumah. Ia ingin dirumah seharian, bermalas-malasan ria dengan tempat tidurnya. Valerie meletakkan hpnya dan bersiap-siap untuk pulang. Ia akan memikirkan selagi jalan pulang saja nanti.

Valerie mengunci pintu ruangannya, berjalan ke arah parkiran. Ternyata di kantor masih ada beberapa accounting yang lembur. Valerie menyapa mereka semua dan berlalu sebelum ia mendengar ada yang membicarakan dirinya.

Di kantor, Valerie sering kali menjadi perbincangan dan gosip bagi orang divisi lain karna dirinya yang belum juga menikah di usia yang sudah bisa dibilang matang. Namun bagi Valerie, menikah bukanlah tujuan hidupnya. Banyak yang menikah namun tidak bahagia, untuk apa? Lebih baik ia sendiri namun bisa menikmati hidup.

 Valerie masuk ke dalam mobil, menyalahkan mesin dan radio. Ia menunggu beberapa saat di parkiran sebelum keluar. Valerie mengeluarkan hpnya dan membalas pesan dari Risko.

-Gimana kalo kamu dateng kerumah saya?-

Sent.

Read. Risko ini benar-benar tipe orang fast respon ternyata.

-With my pleasure. Sent the address-

Risko Sent.

Valerie mengirimkan Risko alamat rumahnya.

-Saya kirim share loc nanti kalo udah dirumah-

Sent.

Read.

Tidak ada jawaban. Valerie mulai mengendarai mobil nya membelah ibukota yang tidak pernah tidur ini. Dalam perjalanan pulang, Valerie kembali teringat pembicaraan tadi siang dengan Intan. Apa dirinya benar-benar belum bisa melupakan Faris? Apa dirinya masih saja berpura-pura sibuk hanya untuk mengindari memikirnya Faris?

Yap. Itulah yang harus dia lakukan SEKARANG JUGA. Sibuklah dan berhenti memikirkan Faris. Akhirnya Valerie memikirkan akan memasak apa untuk besok Risko datang kerumah. Valerie sangat suka masak. Ia suka sekali menggabung-gabungkan beberapa bahan yang ia suka.

Sampai di rumahnya, Valerie langsung memasak air untu dirinya mandi. Valerie berendam di dalam bathup sambil tetap memainkan hpnya. Ia sudah mengirim shareloc ke Risko dan Risko bilang akan datang besok jam 1 atau jam 2 siang.

Baiklah. Ia memiliki waktu untuk memasak sesuatu.

-Rather western or traditional food?-

Sent.

Read.

-Both. I love food-

Valerie tersenyum. Benar-benar tipenya. Valerie memutuskan untuk membuat spageti untuk appetizer dan nasi dengan ayam bakar untuk main course, untuk pelengkap ia akan membuat pudding. Valerie membuka aplikasi memesan bahan makanan online dan membayarnya agar besok pagi, barang-barang itu sudah bisa sampai di rumahnya.

Valerie menyelesaikan mandinya dan masuk ke dalam kamar. Dengan hanya menggunakan tangtop dan celana panjang longgar ia naik ke tempat tidur. Mematikan lampu dan mulai memejamkan mata. Setumpuk pekerjaan dan air hangat di akhir hari membuatnya dengan cepat tertidur nyenyak.

***

Hari masih menunjukan pukul 08.00, namun Valerie sudah sibuk di dapur. Bahan makanan yang ia pesan semalam sudah datang sejak setengah jam yang lalu. Khawatir akan kembali terlelap,  Valerie akhirnya mulai memasak.

Hari ini Valerie bahkan skip sarapan karna ia tahu siang ia akan makan yang banyak. Valerie mencintai makanan namun ia tetap harus menjaga badan dan kesehatannya agar tidak kebablasan.

Valerie mencuci ayam sampai bersih, kemudian ia membuat bumbu marinasi ayam bakar dengan memeraskan jeruk nipis dan mendiamkannya selama beberapa waktu. Sambil menunggu marinasi ayam, ia menyiapkan pudding.  Tadinya ia ingin membuat panakota, tapi pudding terdengar lebih simple dan sudah pasti enak.

Suara lagu American Idiot dari Greenday menggema dari dalam rumahnya. Ia sengaja menyetel lagu yang membangkitkan semangatnya. Sambil menggoyangkan badannya mengikuti hentakan lagu, Valerie dengan lihai mengolah semua bahan makanan agar menjadi makanan yang enak.

Kali ini Valerie akan membuat sebuah pudding yang terbuat dari roti tawar, susu, tepung maizena dan lain-lain. Sebenarnya bisa saja ia membuat pudding dari pudding instan, namun ia ingin memberikan kesan tersendiri untuk Risko. Ya barangkali Risko ingin membuat sebuah bisnis kuliner bersamanya, who knows?

Valerie mulai memblender roti, keju, agar-agar instan, tepung maizena, gula dan susu UHT. Kemudian Valerie memanaskannya di panci, ia memasaknya hingga berbuih. Harum yang dihasilkan sangat manis. Valerie mencelupkan jarinya dan mencobanya.

Senyumnya sumringah, ini enak. Lalu Valerie memasukkan biskuit hitam yang sudah dihancurkan di dasar cetakan, memadatannya kemudian menuang hasil yang ia rebus tadi. Dimasukkannya lagi serbuk biskuit hitam, dan adonanya lagi. Ia memasukkan kulkas dan tersenyum.

“Kamu jadi ya, harus enak,” Valerie berbicara dengan puddingnya.

 “Don’t wanna be an american idiot!” Tubuh Valerie bergerak kesana-kemari mengikuti lagu dan irama sambil tangannya terus memasak. Kali ini ia membuat bumbu rujak, namun tidak ia marinasi dengan ayam karna kuatir Risko tidak menyukainya.

Khusus untuk makanan pembuka yaitu Spageti, Valerie tidak akan mengolahnya sekarang, ia akan mengolah nanti, ketika Risko sudah mau sampai agar tetap hangat dinikmati.

Valerie sering lupa waktu ketika sudah memasak, ia melihat jam dan kaget karna waktu sudah menunjukan pukul 12.00. Ia baru saja selesai masak nasi dan membakar ayam. Puddingnya sudah aman di kulkas,  brarti ia hanya tinggal megolah spageti.

Valerie mengambil hpnya, mencari nama Risko untuk mengirimkannnya pesan.

-Nanti kalo udah sampe, ketok aja ya. Kalo 2 kali ketokan belum saya sautin berarti saya masih mandi. Kamu masuk aja tunggu di dalam-

Sent.

Read.

-Okey-

Sent.

Related chapters

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 5 : Awal Kedekatan dengan Risko

    Risko datang tepat jam 2. Ia mengetuk pintu. Sekali, tidak ada jawaban. Dua kali, masih tidak ada jawaban. Akhirnya Risko membuka pintu dan masuk ke dalam, sesuai dengan pesan yang diterimanya dari Valerie.Warna monokrom langsung memenuhi penglihatan Risko. Semua barang yang ada di rumah Valerie hanya memiliki 3 warna. Hitam, putih dan abu-abu. Itupun abu-abu hanya sedikit sekali, hitam dan putih yang mendominasi segalanya.Tatanan ruang tamu Valerie sangat rapih, tidak ada satupun barang yang tidak pada tempatnya. Lebih tepatnya, tidak terlalu banyak barang di ruangan itu. Hanya sofa berukuran sedang 2 buah, dengan lemari buku di sampingnya. Sisanya hanya terbentang karpet bulu berwarna hitam. Suasana yang nyaman untuk ngobrol tanpa terkesan formal.Kemudian bergeser sedikit ada sebuah meja makan besar berbentuk bulat, dan 3 buah kursi yang mengelilinginya. Juga sebuah kulkas di dekatnya.Risko duduk di sofa sambil masih mengamati ruangan ini. Di depan ruangan yang sedang di dudukin

    Last Updated : 2024-02-27
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 6 : Kecintaan Valerie terhadap kuliner

    “Usaha hamburger kamu masih jalan sampe sekarang?” tanya Valerie.“Masih. Tapi jangan kamu bayangin usaha hamburger saya usaha yang besar, berkembang pesat dan punya franchise dimana-mana. Usaha hamburger saya usaha keluarga yang bahkan orangtua saya gamau anaknya ada yang colek-colek resep mereka hahha," Risko tertawa. Satu hal yang Valerie dapat dari Risko adalah, di luar pekerjaan, Risko orang yang sangat suka tertawa. “Orang tua kamu keren. Saya mau banget usaha makanan dari dulu tapi ga bisa-bisa. Mungkin karna masih kerja kali ya. Ajak saya dong ke usaha keluarga kamu,” pinta Valerie.“Boleh, kapan-kapan kamu saya ajak yaa ke warung hamburger punya orangtua saya,” janji Risko.“Kalo kamu emang niat mau usaha yang beneran, kamu harus berani buat keluar dari zona nyaman kamu di kantor Val,” nada bicara Risko semakin lama sudah semakin santai. Sudah seperti bicara dengan teman dan bukan partner bisnis lagi.“Itu yang belom saya bisa. Saya ngerasa kayak saya ga akan bisa kayak seka

    Last Updated : 2024-02-28
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 7 : Kenyataan Pahit

    Valerie mengulat. Senin pagi. Saatnya ia bekerja kembali. Valerie melihat ke arah jam di kamarnya, baru pukul 2. Ia masih memiliki banyak waktu.Semalam, Valerie tertidur terlalu cepat, sekitar pukul 7, jadilah ia bangun terlalu dini. Valerie menguncir rambutnya, membawa hpnya bersamanya dan keluar dari kamarnya.Valerie meletakkan hpnya di atas meja, mengambil gelas yang berukuran sedang. Membuka toples kopi, menuangkan kopi 3 sendok dan gula pasir 1 sendok. Menyeduhnya dengan air panas sedikit, dan sisanya di masukkannya es batu.Es kopi kesukaan Valerie sudah siap dinikmati. Ia tidak peduli pagi, siang, sore atau malam, es kopi tetaplah juaranya. Valerie duduk di meja makan, menikmati kopi sambil membuka hpnya. Ada 1 pesan dari Risko yang belum ia buka semalam.-Oke goodnight Valerie. Have a very best dream-Valerie tersenyum membaca pesan dari Risko.Hari Sabtu, mereka mengobrol sampai sore sekali, sampai Valerie hampir lupa mengeluarkan

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 8 : Valerie mendapat pandangan lagi

    Valerie berangkat ke kantor, berharap pikirannya akan teralihkan dengan setumpuk pekerjaan yang menumpuk. Valerie melewati kumpulan ibu-ibu yang masih berbelanja di tukang sayur, mereka terdiam melihat mobil Valerie lewat. Tersenyum padanya.Munafik, pikir Valerie.Setelah mobil Valerie lewat, mereka kembali melanjutkan menggunjing.“Tuh bener kan, pagi banget berangkatnya. Karyawan apaan berangkat jam segini coba, emangnya OB,” ucap salah satu ibu-ibu.“Ya mungkin kantornya jauh Bu, jadi berangkat pagi-pagi,” kata Si Tukang Sayur.“Ah si Mamang emang ga bisa nih kalo dibilangin. Ya bu yaa,” Ibu-ibu yang lain mengangguk mengiyakan.Valerie melihatnya dari kaca spion mobilnya, ia kembali kesal. Ia kesal karna beberapa fakta menyakitkan yang selama ini ia hindari.Pertama, fakta bahwa dirinya belum menikah bahkan takut untuk menikah atau sekedar memiliki komitmen. Kedua, fakta bahwa orang-orang mengira dirinya memiliki banyak uang karna bekerja yang bukan-bukan, padahal untuk mencapai p

    Last Updated : 2024-03-02
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 9 : Valerie atasan yang tegas

    “Ah selesai juga. Cepet kan kalo saya bantuin, coba tadi kamu sendirian pasti jam segini belum selesai cuci piringnya,” kata Valerie.“Bu, saya minta maaf ya sama sekali saya ga ada maksud buat nyuruh Bu Valerie bantuin saya cuci piring. Tangan Ibu jadi kotor pasti,” ucap Daus dengan nada panik.“Kamu kenapa?” Valerie yang bingung kenapa Daus sepanik itu.“Saya takut dipecat Bu, karna Bu Valerrie udah bantuin saya cuci piring,” ujar Daus.“Hahaha ga bakalan. Udah ah, saya mau masuk dulu ya. Mau ganti baju. Masa saya kerja pake kaos begini,” Valerie memang masih menggunakan kaos dan celana jeans. Ia membawa baju kerjanya, sengaja ia belum berganti pakaian agar ketika kerja, bajunya tidak lecek.Valerie masuk ke ruangannya, mengeluarkan dari tasnya baju kerja yang akan ia pakai. Hari ini ia akan memakai blouse berwarna pink dan celana hitam panjang. Hari ini tidak ada pertemuan dengan klie

    Last Updated : 2024-03-03
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 10 : Emosi Valerie meningkat

    “Ehm..”Valerie berdeham. Ia, Intan dan ketiga staffnya sudah duduk di ruang meeting. Suasana tegang menyelimuti mereka. Valerie yang memimpin meeting duduk di paling pojok, dimana semua peserta meeting dapat melihatnya secara langsung.Disa, Dewi dan Kumala hanya bisa menunduk, sama sekali tidak berani memandang Valerie. Aura Lady Boss yang keluar dari diri Valerie benar-benar kuat. Intan saja yang sahabatnya, tidak berani sama sekali menegur Valerie jika auranya sudah seperti ini.“Tadinya hari ini saya ingin meeting membahas kinerja dan pencapaian kita bulan lalu, namun saya urungkan karna ternyata ada hal yang lebih penting..” Suara Valerie menggantung di udara. Intan mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Valerie mengesampingkan masalah kinerja, ia adalah orang paling strick dan tepat waktu yang ia tahu. Jika ada yang digeser atau dibatalkan, berarti hal ini benar-benar penting.“Barangkali ada yang belum tahu mengapa pembahasan kinerja saya geser, saya akan menceritakan sebuah kis

    Last Updated : 2024-03-11
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 11 : Pendamai Amarah Valerie

    Selama menunggu Intan di mobil, Valeri membuka-buka pesan whatsapp. Ia melihat siapa saja klien-klien besar yang harus ia temui. Namun ia terdiam dan ingat bahwa ia tidak memakai pakaian yang cukup formal untuk bertemu klien besar.Ia kembali mengingat kira-kira klien yang bisa didatangi hanya dengan menggunakan pakaian semi formal. Ah Risko.Valerie membuka kontak Risko. Menekan tombol panggil. Diangkat pada panggilan kedua. Ini berarti Risko sedang tidak terlalu sibuk.“Yes Val,” jawab Risko.“Kalo saya ke kantor kamu sekarang untuk review hasil kerjasama kita selama sebulan, gimana?” tanpa basa-basi, Valerie langsung bertanya pada Risko.“Oh iya boleh, kebetulan saya lagi di kantor. Kamu udah tau kantor saya?” tanya Risko.“Belum tau, boleh tolong do share location?” tanya Valerie.“Oke habis ini saya shareloc” jawab Risko.“Oke,” ujar Valerie. Ia

    Last Updated : 2024-03-12
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 12 : Risko si Pemberi Kejutan

    Valerie berjalan bersama Risko ke parkiran mobil. Ia sudah memberikan kunci mobilnya kepada Intan. Intan sudah duluan pergi ke kantor, habis dari sini, ia yakin ia akan diberondong beribu pertanyaan oleh Intan. Biarlah. Kali ini, ia yakin bersama Risko bisa memulihkan moodnya hari ini.Risko sudah duduk di belakang kemudi, kali ini ia sengaja tidak memakai supir, ia ingin menemani Valerie. Ia yakin Valerie hari ini ke kantornya bukan untuk membahas dan mereview kerjasama mereka. Ia yakin suasana hati Valerie sedang tidak baik namun ia mencoba profesional.“Jangan lupa pake seatbelt ya, karna perjalanan kita agak jauh,” ujar Risko.“Emang kita mau kemana?” tanya Valerie.“Makan siang,” jawab Risko enteng.“Ya ampun cuma makan siang aja jangan jauh-jauh. Waktu makan siang itu Cuma 1 jam,” kata Valerie.“Saya yakin kok anak buah kamu akan lebih seneng kalo bosnya makan siang sedikit le

    Last Updated : 2024-03-13

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 109 Risko Kasmaran

    Hari-hari selanjutnya dijalani Valerie dan Faris dengan masih bekerja di KS burger. Selama satu minggu Faris bekerja di sana sebagai pelayan banyak sekali pelajaran yang bisa ia ambil. Faris mengerti kenapa Risko bisa sebijaksana itu.Faris juga belajar untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas kepanetingannya sendiri, bagaimana ia harus menghargai orang lain, dan sama sekali tidak merasa diatas yang lainnya.Faris menilai, ilmu-ilmu seperti ini benar-benar mahal untuk dipelajari. Ia bisa menerapkannya di dunia kerja setelah ia masuk kerja nanti.“Val, hari ini aku izin lagi yaa. Mumpung masih ada Faris, jadi kamu enggak sendirian. Sabtu Minggu aku di sini kok,” ujar Risko.“Kamu belakangan izin mulu deh perasaan,” selidik Valerie.“Pacaran dia tuhhh,” Faris langsung menyerbu Risko begitu masuk ke dalam ruangan.“Seriusss Risko? Wahhh kenalin kaliiiiii pacarnyaaa,” ujar Valer

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 108 Pelajaran Berharga

    “Weiiii yang abis cari pacar, udah dapet?” tanya Faris begitu melihat Risko sampai di toko.“Hahhaa, enggak ada yang buang,” ujar Risko.“Seneng banget roman-romannya,” goda Faris.“Hahahha iya, lumayan lah. Gimana toko hari ini?” tanya Risko.“Aman, tenang aja. Setidaknya enggak ada ibu-ibu yang godain gue hari ini,” Faris sedang mengelap-ngelap meja. Ia benar-benar menikmati perannya dari hari ke hari bekerja di sini. Sepertinya Faris mulai berfikir ingin pindah Haluan menjadi pengusaha kuliner daripada kantoran.“Hahahah, bisa aja lo. Gue liat-liat makin jago aja ngelap mejanya. Udah deh Ris, gue ngeri lo kegirangan kerja ginian, inget lo CEO.”“Ternyata enak ya Ko kerja kayak gini,” Faris duduk di atas sebuah meja yang baru saja ia bersihkan. Apron seragam dari KS burger terlihat begitu pas di tubuh Faris.“Enaknya?” tanya Risko. Ia ikut duduk di seb

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 107 Berserah Pada Takdir

    Anita masih tersenyum lebar selesai dari menonton film yang berjudul Notebook.“Bagus filmnyaaaa,” ujar Anita.“Bagus filmnya apa suka endingnya?” tebak Risko.“Hahaha bener. Aku selalu jatuh cinta sama film yang happy ending.”“Typical perempuan sih. Rata-rata perempuan tuh suka banget film yang happy ending. Kayak enggak suka gitu tokoh utamanya tersakiti.”“Hahhaha iya bener tau.”“Makan dulu yuk,” ajak Risko.“Boleh.”Anita dan Risko memilih makan ayam goreng cepat saji yang ada di mall itu. Anita dan Risko memesan paket nasi dengan ayam super besar.“Kamu enggak mau pesen burger atau kentang?” tanya Anita.“Nope. Di toko banyak dan enak, ngapain aku pesen di sini,” ujar Risko.“Yeee bisa aja. Iya juga ya. Trus kenapa kita enggak makan di toko kamu aja sih,” ujar Anita.“Lah iya juga hahaha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status