Share

Sangkar Megah

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-17 13:17:10

"Kau sungguh keterlaluan, memaksaku kemudian menerobos masuk seperti itu," omel Rigel. Rigel menghela napas cukup panjang karena dirasa jika berbincang saat ini dengan Adriel akan jadi sia-sia.

"Kepalaku terasa mau pecah," gumam Rigel sambil menduduki dirinya di sebuah sofa.

Adriel masih berdiri sembari memandangi Rigel yang kini sedang memijit pelipisnya sendiri. Adriel sendiri sebenarnya tidak tega jika harus memaksa Rigel tapi marabahaya yang menimpa Wanita itu sudah terjadi dua kali. "Maafkan aku Rig," ucap Adriel sembari mendekatinya.

"Apa? apa yang sedang kau coba lakukan?" tanya Rigel mendadak takut sekaligus merinding karena Adriel yang memakai kemeja polos putih itu membuka dua kancing teratasnya. Rigel sebenarnya mau melarikan diri tapi terlanjur terpojok karena kedua tangan kekar Pria itu mengukungnya seraya memengangi sofa.

Adriel mendekati telinga kiri Rigel sampai kedua mata merah Rigel bisa melihat anting di telinga kanan Adriel yang berdenting lembut itu. Ketika Rige
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tuhan, Apa yang Sudah Terjadi?

    "Dimana aku?" tanya Rigel seorang diri. Ia langsung menyibak selimut lembut itu kemudian beranjak berlari menuju pintu. Rigel mengedor-gedor pintu sekuat tenaga tapi semuanya sia-sia karena sudah terkunci.Rigel memengangi kepalanya sendiri. "Benar, sebelum itu aku berada di Rumah Sakit," ucap Rigel sambil memandangi dekorasi dan perabotan mewah namun terkesan tua itu. Ia seperti merasa ada di kamar seorang Permaisuri Kerajaan. Kain-kain yang terhias di kamar ini berwarna emas, putih dan merah. "Adriel itu, jangan-jangan dia yang membawaku kemari!" jerit Rigel menyadari sesuatu. "Benar sekali, Permaisuriku," celetuk Adriel yang memasuki kamar sambil diikuti dua orang prajurit berzirah besi. "Kau benar-benar gila!" teriak Rigel sambil melempari Adriel dengan bantal dan guling. Rigel jadi kesal usai Adriel mengakui jika semua ini ulanya, dia jadi pergi ke tempat antah berantah yang bahkan belum pernah ia kunjungi."Rig, dengar ... semua ini demi dirimu," ucap Adriel.Rigel beranjak b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pertikaian

    "Kenapa dokter itu aneh?" tanya Rigel pada Kaelar yang berdiri disudut ruangan itu.Rigel memerhatikan Tabib yang hanya meletakkan tangan ke perutnya. Sekilas memang ada berkas cahaya dari tangan Tabib itu. "Apa kalian tidak punya dokter?" celetuk Rigel yang sambil berbaring di atas kasur itu. Sementara Si Tabib mulai mendelik heran padanya."Kelelahan, dan beban pikiran yang tinggi," ucap Sang Tabib. Kaelar lantas mendekati Rigel. "Jadi kondisinya dan bayinya?" tanya Kaelar perlahan, nyaris seperti bisikan."Anaknya baik-baik saja," jawab Tabib sembari beranjak berdiri. "Berikan dia istirahat yang cukup, dan minum ramuan yang akan aku racik," ucap Tabib seraya beranjak pergi meninggalkan kamar ini.Rigel langsung membalikkan tubuhnya. "Aku lebih percaya dokter dari pada dukun," ketus Rigel. Ketika Kaelar mau angkat bicara, Pria itu langsung berdiri tegap ketika Adriel memasuki kamar. Adriel langsung menatap Rigel yang berbaring memunggunginya. Peluh pada dahi Pria bermata biru itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Seikat Bunga Mawar Putih

    "Apa kau mencintaiku atau hanya butuh anak ini?" tanya Rigel. Adriel langsung menatap Rigel dengan dingin. "Aku tentu saja mencintaimu," jawab Adriel sambil beranjak berdiri. "Nanti malam kedua orang tuaku hendak bertemu denganmu," ucap Adriel sambil meninggalkan ruangan kamar dari Rigel. Ia tak memerdulika Rigel yang terkejut dan terdiam usai mendengar ucapan Adriel. Rigel terdiam, yang ia dengar hanyalah langkah kaki Adriel yang telah keluar dari kamarnya. Rigel pun tidak memerdulikan Adriel lagi namun setelah itu ia menghela napas. "Aku benar-benar terkurung disini tanpa perduli alasanku setuju atau tidak," ucap Rigel tiba-tiba saja murung.Rigel yang lelah menanggapi ajakan makan malam dari Adriel pun memilih terlelap dengan pulas. Sejak siang sampai menjelang malam ia habiskan dengan tertidur lelap. Rigel terbangun dari tidur pun karena suara seorang pelayan yang membangunkannya."Nona, Nona bangunlah," ucap Pelayan itu pelan dan berhati-hati. Rigel segera terbangun sambil mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tiada Arti

    "Ini untukmu," ucap Adriel.Rigel ragu-ragu meraih seikat bunga mawar putih itu. "Terima kasih," sahut Rige."Kalau begitu, ayo, kita bergegas," ucap Adriel mengajak Rigel untuk segera bergegas. Dia bahkan mengulurkan tangannya agar Rigel bisa berjalan berdampingan. Adriel tidak memaksa namun juga bersikap tegas.Ketika Rigel hendak meraih tangan Adriel. Seorang Wanita bergaun merah muda menghampirinya. Gadis muda berambut pirang keriting itu menatap masam Rigel. Dia mendekati Adriel lalu menggandeng tangannya. "Aquilina, hentikan sikap kekanak-kanakanmu," ucap Adriel.Rigel langsung menoleh ke arah Wanita itu. Dia muda, cantik dan tampak seperti dari kalangan bangsawan. Sontak membuat Rigel merasa jika dirinya hambatan. Apalagi Sang Wanita merangkul mesra lengan milik Adriel. Rigel langsung melangkah mundur. "Adriel, tidak apa-apa aku akan jalan sendiri," ucap Rigel. "Tidak, kau calon istriku," tolak Adriel.Rigel langsung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Senyumannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Alasan Terpilih

    "Apa? aku pikir kau mau meninggalkanku usai anak ini lahir kemudian membesarkan anak ini bersama Lady Aquilina, jika seperti itu pun aku tidak keberatan ...,""Aku yang akan keberatan, jika itu bukan kau!" Rigel tertegun saat Adriel langsung memotong ucapannya. Adriel yang memaksanya bersama kini bahkan bersih keras untuk mendapatkannya. "Adriel ... kau harus melakukan kewajibanmu bukan? aku sungguh tidak masalah," ucap Rigel berkaca-kaca. "Ya, itulah tujuan semulaku tapi hari demi hari bersamamu, aku menyadari jika aku sudah jatuh cinta padamu," sahut Adriel sembari menarik tangan Rigel. Pria itu mengeluarkan sebuah kotak cincin kecil dari saku tuxedonya. Ia langsung memakaikan cincin pada jemari manis Rigel. "Aku ingin mengabdikan hidup bersamamu, Rigel, terimalah aku ... menikahlah denganku," ucap Adriel. Sang Ratu terkejut sembari menutup mulutnya yang terbuka tapi detik selanjutnya ia tersenyum haru namun berbanding dengan Raja yang tampak menatap tak suka. Ratu sampai menggoy

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Nihil

    "Maaf Adriel, aku tak bisa diam dengan rasa penasaran ini," ucap Rigel sembari menyetir keluar dari Istana. Rigel segera mengendarai mobil menuju pusat kota. Dia berkali-kali berdecak kagum karena kerajaan ini sangat menakjubkan. Meski kerajaan tapi keadaan kota sangat maju tak beda jauh dari bumi, hanya saja lebih aman dan damai. Rigel menghentikan mobilnya didepan sebuah kantor informasi pusat kerajaan. Ia langsung menghampiri salah satu petugas. "Aku butuh peta, aku mau mendatangi kuil bulan," ucap Rigel berterus terang.Wanita Petugas itu memberikan sebuah earphone tapi satu buah saja pada Rigel. "Seluruh informasi lokasi terkenal di Kerajaan New Neoma dapat diakses dari chip ini caranya memasang di telinga kemudian ucapkan aktif dan cari tujuanmu," ucap Petugas itu. Rigel mengangguk kemudian menerima alat itu. Dia tanpa berbasa-basi langsung meninggalkan Kantor itu kemudian memasang alat berupa chips pada daun telinganya. Barulah Rigel menemukan letak lokasi dari Kuil Bulan. Ri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kekecewaan

    "Rigel, kau pergi seorang diri!" bentak Adriel saat Rigel baru turun dari mobil itu.Rigel membalas tatapan Adriel saat itu. "Aku berhak bebas melakukan apapun yang aku mau," celetuk Rigel."Apa maksudmu?" "Kenapa kau terkesan hendak mengurungku?" "Rig, aku hanya takut kau kenapa-kenapa jika keluar tanpa penjagaanku," "Tentu saja kau cemas, aku ini tumbal yang paling berharga untuk kerajaan ini!" Adriel diam tak bergeming usai mendengar teriakan Rigel. "Aku tidak menganggapmu begitu," ucap Adriel bernada dingin bahkan tatapannya jadi menajam. Dia langsung menarik pergelangan tangan Rigel dengan kencang."Lepaskan tanganku," ucap Rigel sambil berusaha menepis cengkeraman tangan Adriel.Adriel tampaknya marah. Dia berjalan seraya menyeret tangan Rigel tanpa memerdulikan kekuatan keduanya yang amat jauh berbeda. Adriel menerjang pintu kamar kemudian mendorong Rigel jatuh ke atas kasur. "Entah apa yang sudah kau lihat diluar sana tapi menuduhku seperti itu cukup membuatku kecewa Rig,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pernikahan

    Rigel mematung menatap pantulan dirinya yang telah mengenakan gaun putih. Ia hanya diam dengan raut wajah datar tanpa sudi memoles wajah cantik itu dengan senyuman. Rigel menunduk sejenak sembari menatap kedua tangannya yang gemetar. "Aku benar-benar akan menikah dengan Adriel, sebegitu cepat seperti ini," ucap Rigel. Degupan jantungnya menggulir cepat dan hati Rigel terasa hangat menderu. Ia kembali menatap dirinya dari pantulan cermin rias. "Apakah aku mencintai Adriel?" tanya Rigel seorang diri. Setelah itu ingatannya selalu menampilkan sosok Adriel yang selalu ada dalam setiap masalahnya, Adriel juga yang telah menyelamatkan hidupnya tapi Adriel juga yang begitu gopoh jadi Rigel merasa dimanfaatkan. "Jika saja perasaan ini diutarakan ... semuanya akan jadi bahagia," ucap Rigel sendiri. Brakkk Suara pintu terbuka menampaki Aquillina yang berdiri dengan tatapan marahnya. Dia melangkah mendekati Rigel meski Sang Pelayan terus berusaha mencegah Aquilina yang sedang gelap mata itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Permaisuri Bulan

    "Kau kemari, astaga cantik sekali," puji Adriel sembari mendatangi Rigel.Rigel terkekeh pelan sambil memberikan Cassiel untuk digendong oleh Adriel. "Tentu saja aku datang, aku ingin mengurangi beban Kaelar untuk mendampingimu," canda Rigel sambil mengecup pipi Adriel meski harus berjinjit karena beda tinggi tubuh mereka. "Oh, lihatlah siapa yang datang," ucap Harlan diantara tamu undangan.Inilah perang dingin yang tiada akhir. Memperebutkan hati seorang Wanita. Adriel tahu jika Harlan hendak memulai perang lagi. Pria itu langsung merangkul pinggang Rigel agar mendekat ke arah dirinya meski tangan kanannya menggendong Sang Bayi. Bagi Adriel yang tubuhnya besar dan kekar, semua ini tak mustahil. Ia hanya ingin menjaga cinta dan keluarganya.Rigel sempat menanggahkan kepalanya untuk menoleh menatap Adriel yang menatap kehadiran Harlan dengan datar. Rigel kini ikut memandangi Harlan meski terasa janggal tapi Rigel bisa melihat senyuman aneh dari Harlan.Rigel menyadari kondisi saat in

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi Lengkap

    "Terima kasih sudah menjaga Cassiel," ucap Rigel pada Corrie. Rigel menoleh pada Nico yang masih memandangi Televisi. "Sudah memutuskan untuk berada di divisi mana?" tanya Rigel.Nico menoleh pada Rigel. "Aku tetap menjadi teknisi di Angkatan Militer, mungkin itu pilihanku." Nico menjawab dengan lesu. "Aku tidak tahu harus mengikuti perjanjian atau bebas memilih," ucap Rigel.Corrie mengangguk. "Tyre membuat perjanjian tanpa menanyai persetujuanmu, mengingat kau istri dari penguasa New Neoma sekaligus berasal dari Bumi," "Itu ... benar," ucap Rigel terdiam sejenak. Semua itu ada benarnya, namun Rigel yang sedari tadi melamun karena pikirannya terasa penuh. Rigel merasakan tangan kecil menarik ujung rambutnya. Siapa lagi jika bukan Cassiel yang memerhatikan Rigel dengan kedua mata biru berbinar-binar. "Apa yang sedang aku coba katakan adalah, kami tak setuju dengan kerja sama ini jika yang menikmati hanyalah Petinggi Tyre," celetuk Corrie. Rigel mengangguk. "Maka dari itu kau memil

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Patuh

    "Oh, Sayang, kau sudah selesai ... cepat sekali," ucap Adriel yang menyadari kehadiran Rigel."Aku pikir kau akan kesulitan menjaga Si Kecil," celetuk Rigel.Adriel tertawa pelan. "Satu bulan kemarin memang sulit tapi aku akan terbiasa," sahut Adriel. "Omong-omong Caelar ada di luar apartemen, dia mau bertemu denganmu tapi merasa canggung," ucap Adriel. "Benarkah?!" Rigel terperanjat terkejut. Pria itu berjasa atas pelariannya. Rigel menoleh memandangi Adriel dengan ragu. "Benar, aku baru menyadarinya jika kau ... tidak pernah diikuti oleh Kaelar lagi," ucap Rigel.Adriel menghela napas. "Aku sempat menghukumnya, pada masa itu sangat sulit karena kesetiaan jadi tujuan setiap orang di Istana, aku terpaksa meski memang marah tapi semua itu permintaanmu." Adriel berucap sambil beranjak berdiri. "Ayo, kita harus bergegas bukan?" ajak Adriel."Aku biasanya akan pergi sendiri," sahut Rigel masih duduk menunduk.Adriel meraih tangan Rigel meski satu tangan lainnya menggendong Cassiel denga

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Hidup Baru

    "Adriel tolong kemari sebentar!" teriak Rigel dari dalam kamar sembari menggendong Cassiel yang kenyang habis menyusu. Rigel langsung menoleh mendapati Adriel yang buru-buru menghampirinya. Rigel terkekeh saat mendapati Adriel yang datang dengan dasi yang belum terpasang dan krim pencukur jenggot yang masih tersisa di dagu tirusnya itu."Kenapa, Sayang? apa kau baik-baik saja Ruby-ku?" tanya Adriel panik.Rigel terkekeh sambil menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja tapi tolong ikatkan rambutku, lihatlah Cassiel dari tadi menarik rambutku," ucap Rigel. Adriel menghela napas lega. Ia segera mengambil alih untuk menggendong Cassiel. "Pergilah bersiap-siap, ini hari terakhir pemeriksaanmu bukan?" suruh Adriel. Rigel mengangguk sambil menyeka bekas krim di dagu Adriel yang tersisa itu. "Kau juga, harus menghadiri upacara penyambutan terbentuknya fasilitas baru Anti-Crocus bukan?" tanya Rigel sambil memasangkan dasi pada kerah kemeja yang Adriel kenakan. Sejenak Rigel terdiam, Pria ini asl

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Menggengam Mawar Merah

    "Aku tahu, meski tampaknya santai tapi tidak berarti tenang ... aku memutuskan untuk kembali sementara ke New Neoma karena kurasa Lady Aquilina kembali ke New Neoma juga," ujar Rigel sembari memengangi dagunya. "Kau gila?" Harlan sontak menyahut, baginya itu akan memberatkan Rigel. "Perempuan itu nyaris membunuhmu dan bagaimana bisa kau dengan tenangnya mau menghampirinya?" tanya Harlan."Aku menghampirinya untuk melihat, apakah karma benar-benar mendatanginya?" Rigel mendatangi bayinya kemudian membelai Bayi itu."Baiklah, tapi jangan buru-buru, istirahatlah disini sampai kau benar-benar siap kembali ke Kerajaan." Adriel berucap sembari beranjak berdiri tapi saat itu Harlan langsung meraih kursi roda Corrie. "Kita harus kembali untuk melaporkan kondisimu pada Alex, bukan?" Harlan menoleh pada Corrie yang terdiam itu. Harlan kini meraih kursi roda yang diduduki oleh Corrie kemudian beranjak keluar dari ruang perawatan. Corrie hanya diam seribu bahasa sementara itu Harlan diam karen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pangeran Kecil

    "Baik sekali hatimu Permaisuri, jika aku ... tidak akan ada ampun bagi orang yang sudah menyakiti cintaku," ucap Adriel dingin seketika membuat aura kejinya kembali bangkit bahkan Rigel jadi diam seribu bahasa usai mendengar ucapan Adriel. Adriel menyadari ucapannya kemudian mengedipkan sebelah matanya. "Bercanda ... tapi dia sudah keterlaluan karena menculik anak kita serta membahayakannya, itu bukanlah sikap yang bisa ditoleransi," ucap Adriel lagi kali ini berusaha bernada lembut."Aku tahu." Rigel mengangguk pelan. Rigel sengaja meregangkan tubuhnya. "Kurasa ... setelah ini kita akan banyak pekerjaan baru," ucap Rigel sembari terkekeh menatap Adriel karena benar saja, Cassiel terbangun dengan suara tangisannya yang menggelegar.Kedua mata biru Adriel membelalak terkejut. Pria itu mendatangi Cassiel kemudian menggendongnya. "Nak, kenapa kau tidak berhenti menangis?" tanya Adriel kebingungan. Rigel sendiri hanya terkekeh tersenyum. "Dia itu lapar, lihat bibirnya, itu tandanya dia m

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Berbahagia, Akankah Hari Baru?

    "Rigel, kenapa kau membiarkan Wanita itu pergi?" tanya Corrie mengalihkan suasana pilu itu.Teringat dengan tingkahnya. Rigel memang sengaja membiarkan Lady Aquilina pergi saat itu. "Aku berharap karma akan menimpanya, itu saja." Rigel berucap dengan tenang belum lagi wajahnya memasang raut yang damai. Rigel tersenyum saat itu pula seiring dengan berubahnya rambut hitam jadi perak yang panjang. Rigel beranjak berdiri sembari melepaskan infus pada punggung tangannya."Rigel, kau baru sembuh," celetuk Corrie yang menyadari jika Rigel berjalan mendekatinya. Corrie bahkan melirik ke arah Adriel. "Hentikan dia, aku tidak mau dia melakukan keajaiban itu padaku," suruh Corrie pada Adriel yang mengangkat kedua bahunya."Kau tahu, itu percuma untuk mencegah Rigel," celetuk Harlan sembari meletakkan Cassiel kecil dalam box bayi. Rigel berjongkok untuk menyetarakan dirinya pada Corrie. "Harlan dan Adriel benar, tidak ada yang bisa menghentikanku." Rigel berucap sembari menyentuh Corrie, seketik

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Beri Kesempatan

    "Tidak sehebat diriku?" tanya Rigel mengulang lagi.Adriel mengangguk. "Sadarkah kau? kemarin ... tiga ratus orang pulih dari virus itu berkat dirimu," jawab Adriel. Rigel tak dapat mengelak akan keterkejutannya. Dirinya ini, yang disangka tak berguna oleh dirinya sendiri justru membantu nyawa-nyawa orang lain. "Ya Tuhan ...," ucap Rigel bergumam lirih. Didalam ruangan perawatan yang hanya ada keheningan, ia berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri. Saat itu Rigel baru teringat jika kekuatannya sudah bisa ia kendalikan. "Aku hanya mengingat diriku tidak pernah berguna untuk siapapun, aku kira aku hanya akan seorang diri." Rigel berucap sembari menatapi kedua tangannya sendiri. Adriel menatap Rigel yang gelisah. Bukan gelisah karena ia tak senang tapi ia masih bingung dengan dirinya. Adriel merangkul Rigel dalam pelukannya kemudian mengusap punggung Rigel dengan lembut. "Aku sepenuhnya mendukungmu," ucap Adriel. "Kau bahkan sudah membawa kehidupan kecil di duni

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status