Share

Pertikaian

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-21 22:58:16

"Kenapa dokter itu aneh?" tanya Rigel pada Kaelar yang berdiri disudut ruangan itu.

Rigel memerhatikan Tabib yang hanya meletakkan tangan ke perutnya. Sekilas memang ada berkas cahaya dari tangan Tabib itu. "Apa kalian tidak punya dokter?" celetuk Rigel yang sambil berbaring di atas kasur itu. Sementara Si Tabib mulai mendelik heran padanya.

"Kelelahan, dan beban pikiran yang tinggi," ucap Sang Tabib.

Kaelar lantas mendekati Rigel. "Jadi kondisinya dan bayinya?" tanya Kaelar perlahan, nyaris seperti bisikan.

"Anaknya baik-baik saja," jawab Tabib sembari beranjak berdiri. "Berikan dia istirahat yang cukup, dan minum ramuan yang akan aku racik," ucap Tabib seraya beranjak pergi meninggalkan kamar ini.

Rigel langsung membalikkan tubuhnya. "Aku lebih percaya dokter dari pada dukun," ketus Rigel.

Ketika Kaelar mau angkat bicara, Pria itu langsung berdiri tegap ketika Adriel memasuki kamar. Adriel langsung menatap Rigel yang berbaring memunggunginya. Peluh pada dahi Pria bermata biru itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Seikat Bunga Mawar Putih

    "Apa kau mencintaiku atau hanya butuh anak ini?" tanya Rigel. Adriel langsung menatap Rigel dengan dingin. "Aku tentu saja mencintaimu," jawab Adriel sambil beranjak berdiri. "Nanti malam kedua orang tuaku hendak bertemu denganmu," ucap Adriel sambil meninggalkan ruangan kamar dari Rigel. Ia tak memerdulika Rigel yang terkejut dan terdiam usai mendengar ucapan Adriel. Rigel terdiam, yang ia dengar hanyalah langkah kaki Adriel yang telah keluar dari kamarnya. Rigel pun tidak memerdulikan Adriel lagi namun setelah itu ia menghela napas. "Aku benar-benar terkurung disini tanpa perduli alasanku setuju atau tidak," ucap Rigel tiba-tiba saja murung.Rigel yang lelah menanggapi ajakan makan malam dari Adriel pun memilih terlelap dengan pulas. Sejak siang sampai menjelang malam ia habiskan dengan tertidur lelap. Rigel terbangun dari tidur pun karena suara seorang pelayan yang membangunkannya."Nona, Nona bangunlah," ucap Pelayan itu pelan dan berhati-hati. Rigel segera terbangun sambil mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tiada Arti

    "Ini untukmu," ucap Adriel.Rigel ragu-ragu meraih seikat bunga mawar putih itu. "Terima kasih," sahut Rige."Kalau begitu, ayo, kita bergegas," ucap Adriel mengajak Rigel untuk segera bergegas. Dia bahkan mengulurkan tangannya agar Rigel bisa berjalan berdampingan. Adriel tidak memaksa namun juga bersikap tegas.Ketika Rigel hendak meraih tangan Adriel. Seorang Wanita bergaun merah muda menghampirinya. Gadis muda berambut pirang keriting itu menatap masam Rigel. Dia mendekati Adriel lalu menggandeng tangannya. "Aquilina, hentikan sikap kekanak-kanakanmu," ucap Adriel.Rigel langsung menoleh ke arah Wanita itu. Dia muda, cantik dan tampak seperti dari kalangan bangsawan. Sontak membuat Rigel merasa jika dirinya hambatan. Apalagi Sang Wanita merangkul mesra lengan milik Adriel. Rigel langsung melangkah mundur. "Adriel, tidak apa-apa aku akan jalan sendiri," ucap Rigel. "Tidak, kau calon istriku," tolak Adriel.Rigel langsung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Senyumannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Alasan Terpilih

    "Apa? aku pikir kau mau meninggalkanku usai anak ini lahir kemudian membesarkan anak ini bersama Lady Aquilina, jika seperti itu pun aku tidak keberatan ...,""Aku yang akan keberatan, jika itu bukan kau!" Rigel tertegun saat Adriel langsung memotong ucapannya. Adriel yang memaksanya bersama kini bahkan bersih keras untuk mendapatkannya. "Adriel ... kau harus melakukan kewajibanmu bukan? aku sungguh tidak masalah," ucap Rigel berkaca-kaca. "Ya, itulah tujuan semulaku tapi hari demi hari bersamamu, aku menyadari jika aku sudah jatuh cinta padamu," sahut Adriel sembari menarik tangan Rigel. Pria itu mengeluarkan sebuah kotak cincin kecil dari saku tuxedonya. Ia langsung memakaikan cincin pada jemari manis Rigel. "Aku ingin mengabdikan hidup bersamamu, Rigel, terimalah aku ... menikahlah denganku," ucap Adriel. Sang Ratu terkejut sembari menutup mulutnya yang terbuka tapi detik selanjutnya ia tersenyum haru namun berbanding dengan Raja yang tampak menatap tak suka. Ratu sampai menggoy

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Nihil

    "Maaf Adriel, aku tak bisa diam dengan rasa penasaran ini," ucap Rigel sembari menyetir keluar dari Istana. Rigel segera mengendarai mobil menuju pusat kota. Dia berkali-kali berdecak kagum karena kerajaan ini sangat menakjubkan. Meski kerajaan tapi keadaan kota sangat maju tak beda jauh dari bumi, hanya saja lebih aman dan damai. Rigel menghentikan mobilnya didepan sebuah kantor informasi pusat kerajaan. Ia langsung menghampiri salah satu petugas. "Aku butuh peta, aku mau mendatangi kuil bulan," ucap Rigel berterus terang.Wanita Petugas itu memberikan sebuah earphone tapi satu buah saja pada Rigel. "Seluruh informasi lokasi terkenal di Kerajaan New Neoma dapat diakses dari chip ini caranya memasang di telinga kemudian ucapkan aktif dan cari tujuanmu," ucap Petugas itu. Rigel mengangguk kemudian menerima alat itu. Dia tanpa berbasa-basi langsung meninggalkan Kantor itu kemudian memasang alat berupa chips pada daun telinganya. Barulah Rigel menemukan letak lokasi dari Kuil Bulan. Ri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kekecewaan

    "Rigel, kau pergi seorang diri!" bentak Adriel saat Rigel baru turun dari mobil itu.Rigel membalas tatapan Adriel saat itu. "Aku berhak bebas melakukan apapun yang aku mau," celetuk Rigel."Apa maksudmu?" "Kenapa kau terkesan hendak mengurungku?" "Rig, aku hanya takut kau kenapa-kenapa jika keluar tanpa penjagaanku," "Tentu saja kau cemas, aku ini tumbal yang paling berharga untuk kerajaan ini!" Adriel diam tak bergeming usai mendengar teriakan Rigel. "Aku tidak menganggapmu begitu," ucap Adriel bernada dingin bahkan tatapannya jadi menajam. Dia langsung menarik pergelangan tangan Rigel dengan kencang."Lepaskan tanganku," ucap Rigel sambil berusaha menepis cengkeraman tangan Adriel.Adriel tampaknya marah. Dia berjalan seraya menyeret tangan Rigel tanpa memerdulikan kekuatan keduanya yang amat jauh berbeda. Adriel menerjang pintu kamar kemudian mendorong Rigel jatuh ke atas kasur. "Entah apa yang sudah kau lihat diluar sana tapi menuduhku seperti itu cukup membuatku kecewa Rig,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pernikahan

    Rigel mematung menatap pantulan dirinya yang telah mengenakan gaun putih. Ia hanya diam dengan raut wajah datar tanpa sudi memoles wajah cantik itu dengan senyuman. Rigel menunduk sejenak sembari menatap kedua tangannya yang gemetar. "Aku benar-benar akan menikah dengan Adriel, sebegitu cepat seperti ini," ucap Rigel. Degupan jantungnya menggulir cepat dan hati Rigel terasa hangat menderu. Ia kembali menatap dirinya dari pantulan cermin rias. "Apakah aku mencintai Adriel?" tanya Rigel seorang diri. Setelah itu ingatannya selalu menampilkan sosok Adriel yang selalu ada dalam setiap masalahnya, Adriel juga yang telah menyelamatkan hidupnya tapi Adriel juga yang begitu gopoh jadi Rigel merasa dimanfaatkan. "Jika saja perasaan ini diutarakan ... semuanya akan jadi bahagia," ucap Rigel sendiri. Brakkk Suara pintu terbuka menampaki Aquillina yang berdiri dengan tatapan marahnya. Dia melangkah mendekati Rigel meski Sang Pelayan terus berusaha mencegah Aquilina yang sedang gelap mata itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Akar dan Kehampaan

    "Sumber kekecewaan itu berasal dari manusia, setidaknya itulah yang kupahami," "Lantas apakah aku sumber kekecewaanmu?""Tidak Harlan, kurasa akulah akar permasalahan dari semuanya," "Rigel ... tunggu!!!"Harlan terbangun di pagi hari dengan peluh keringat membanjiri tubuh atletisnya. Harlan langsung menduduki tubuhnya dengan napas tersenggal-senggal. "Lagi-lagi aku memimpikannya," ucap Harlan sambil mengusak rambut cokelat gelapnya itu. Harlan segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ia menggosok gigi setelah itu mencuci muka. Jenggot tipis mulai tumbuh di dagu tirusnya. Cekungan mata hitam dibawah kedua matanya semakin gelap. Menandakan Harlan punya gangguan tidur yang parah. Harlan selalu memimpikan sosok Rigel.Sejak hilangnya Rigel dari Kota Sariya. Keberadaannya sampai tiga bulan ini tidak diketahui dimana pun. Rigel bagai lenyap ditelan oleh bumi. Sejak saat itu juga Harlan terus berusaha mencari keberadaannya meski hanya secerca informasi yang bisa ia dapatkan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Karsa

    "Kenapa kau tidak menyadari kehadiranku, Permaisuriku?" tanya Adriel.Rigel membuka kedua kelopak matanya perlahan. Ia tidak menyadari keberadaan Adriel atau belum menerima keberadaan Adriel. "Apa yang ada diperasaanku hanya dilemma, atas apa yang kau berikan memberi lubang yang hampa," jawab Rigel."Maafkan aku, Pengantin bulanku," sahut Adriel. "Kau akan bilang jika ini semua demi kebaikanku, mengurungku disini?" ketus Rigel.Tiada hari tanpa membahas keinginan Rigel dan penobatan Adriel yang nyaris dilaksanakan itu. Adriel menghela napas. "Rig, penobatanku akan diadakan jadi memang aku berusaha melindungimu agar keluarga bangsawan lain tidak mengincarmu lagi," ucap Adriel berusaha membujuk Rigel tanpa jemu.Rigel sudah jenuh mendengar ucapan Adriel yang selalu sama. "Siapa yang kau maksud?" celetuk Rigel."Tempo waktu lalu Aquilina dan tak menutup kemungkinan akan ada lagi selagi politik singasana akan kosong, seperti inilah keadaannya yang berbahaya untukmu," jelas Adriel. Pria i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Rasa Sakit

    "Tolong ... argh, perutku, ketubanku sudah pecah," ucap Rigel memberitahu Corrie."Bertahanlah, kita akan menuju Rumah Sakit," ucap Corrie.Rigel segera menggeleng. Ia memengangi tangan Corrie. Perutnya bergejolak dan ketubannya sudah lebih dulu keluar. "Tidak akan sempat, panggil ibuku, karena ... argh, Adriel akan menyerang kita semua," ujar Rigel. Corrie lagi-lagi terkejut karena ia sudah berusaha sebisa mungkin menjauhkan informasi invasi ini dari Rigel. "Kenapa kau harus tahu Rigel? itu akan membebani pikiranmu," ucap Corrie sembari membopong tubuh Rigel kembali ke ranjang kasur. Rigel mengerang kesakitan. Ia berusaha mengatur napasnya yang tersenggal karena saat ini ia sudah memasuki kontraksi yang akan berjalannya persalinan. "Panggil ... ibuku," ucap Rigel dengan napas terengah-engah."Baiklah, aku akan menelpon ibumu." Corrie langsung menghidupkan ponselnya sembari menghubungi Ibu dari Rigel. Corrie mengabari semua orang, dari ibunya Rigel dan Alex. Sebelumnya Corrie sudah

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Riuh

    "Betapa bodohnya aku termakan tipuan wanita iblis sepertimu!" bentak Harlan yang kecewa."Kau manusia yang menjijikkan, beruntung memiliki tekad yang bahkan bukan bagian dari keagungan dewi tapi berani menghinaku!" sahut Aquilina tak mau kalah."Tentu saja, aku beruntung jadi manusia ... kau, katakan kenapa kau melakukan ini semua?" tanya Harlan.Aquilina masih memasang wajah arogan. "Karena Rigel sudah merebut lelakiku, Adriel!" sahut Aquilina. Kini Harlan jadi tahu semua tipuan dari Julia Violens, tunangannya, alias Aquilina. Sebenarnya Harlan sama sakit hatinya dengan Aquilina tapi Harlan memilih berbesar hati. Saat ia hendak kembali menanyai Aquilina, Gadis itu dan Pria Misterius itu sudah lenyap menghilang. "Harlan, hey Harlan, apa yang sedang kau lakukan?" celetuk Alex yang baru tiba.Harlan menggeleng. "Aku harus bergegas menyelesaikan ini karena aku harus bertemu dengan Rigel," ucap Harlan."Oh iya, Corrie mengabariku jika Rigel dalam masa persalinan karena ini kehamilan per

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Renjana

    “Hentikan sikapmu, ini membahayakan banyak orang,” ucap Rigel memelas. “Itu semua tergantung pada pilihanmu Rigel, kau sudah tahu itu bukan?” Adriel menatap langsung kedua mata ruby Rigel yang mulai bergetar. Adriel tetap pada pendiriannya. Jika Rigel tak bersamanya maka dia harus menyingkirkan penyebab Rigel tidak bersamanya. Harlan jadi orang yang akan menerima kemurkaannya kali ini karena pasukan armadanya nyaris memasuki atmosfir bumi. Rigel yang meringis kesakitan akibat kontraksi pada perutnya itu memaksakan diri untuk menduduki dirinya. Rigel menarik kerah baju Adriel agar mendekat padanya. "Kau ... haa ... eungh ... bumi ini juga bagian dari hembusan alam dari anakmu, jangan sekali-kali meratakannya," ucap Rigel yang memicingkan kedua matanya dengan berani. Ia tak perduli meski kontraksi perutnya semakin kuat terasa. Adriel membelalakkan kedua mata birunya. Ini pertama kalinya orang lain berani menentang keinginannya. Adriel tersenyum tipis kemudian meraih tangan Rigel yang

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Dicintai?

    "Katakan padaku apakah kau masih mencintai Kapten Harlan?" tanya Adriel sembari menatap langsung kedua mata Rigel."Aku tidak mencintai Siapapun," jawab Rigel. Rigel tak lama pun menghela napas cukup Panjang kemudian berjalan menuju ranjang Kasur. Ia berusaha mengabaikan Adriel yang saat itu keberadaannya nyaris sirna. Rigel sempat menoleh langsung pada Adriel kemudian terdiam sejenak. Perutnya mendadak terasa berputar sehingga membuat Rigel merasakan nyeri tak tertahan.Adriel sontak mendekati Rigel kemudian menduduki pinggiran Kasur sembari mengarahkan kedua tangannya untuk mengusap perut Wanita Hamil itu. Didalam sana ada darah dagingnya, ia tahu karena merasakan ikatan yang sama. Perut Rigel yang terasa tendangan kecil membuat Adriel tersenyum.“Jangan menyusahkan ibumu, jadilah jagoan dan jaga ibumu, Nak,” ucap Adriel membujuk bayi dalam kandungan Rigel.Rigel memejamkan kedua matanya karena usapan yang Adriel lakukan pada perutnya membuatnya merasa nyaman. Rigel membenci mengaku

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Bumi, Tanah dari Cinta

    "Katakan apa maumu, Raja Adriel?" tanya Harlan tanpa berbasa-basi. "Kau sudah tahu itu, Kapten," jawab Adriel dengan kedua mata biru menyalang menatap Harlan.Sontak semua orang diruangan Komunikasi Nasional tertegun mendengar jawaban Adriel. Seluruh pasang mata menatap Harlan yang masih berdiri dengan tatapan datarnya itu. Harlan bukan pria yang tenang memainkan ancaman seperti Adriel, sebaliknya Harlan lebih senang meladeni lawannya tapi mengingat armada yang dibawa oleh Adriel memiliki kecanggihan berkali lipat dengan bumi yang sudah usang ini. "Apa yang coba dia katakan, Kapten, kau tahu sesuatu?" celetuk Kepala Divisi Komunikasi dengan tatapan horornya. Harlan hanya terdiam sembari menatap layar monitor yang memenuhi seisi ruangan, sambungan komunikasi masih terhubung dengan Adriel. "Dia bagian dari bangsa ini yang telah mendedikasikan diri untuk yang terinfeksi, wahai Raja Adriel," ucap Harlan.Gelegar tawa Adriel terdengar ke seluruh penjuru ruangan. setelah itu tatapan kedu

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Konflik Dua Hati untuk Satu Cinta

    Keadaan markas Tyre sedang genting. Para staff pemerintahan sedang berlalu lalang berkat adanya radar luar angkasa yang mendeteksi kehadiran armada militer asing. Rapat para petinggi sedang diadakan secara dadakan, seluruh petinggi sektor bertemu tak terkecuali pertahanan. Harlan Zidane, sudah memakai pakaian formal dengan mantel hijau tuanya berjalan tegap memasuki lift. Sepasang sepatu bootsnya terdengar tegas terdengar setiap kali ia berjalan. Sang Mantan Kapten Pertahanan Udara antariksa sekaligus mantan Kapten Anti-Crocus kembali memasuki area yang sempat ia tinggalkan.Harlan menghela napas sembari merogoh saku mantel panjangnya, ia tengah memasang sepasang sarung tangan hitamnya. Terasa ponselnya bergetar, ia segera melihat tampilan layar yang menyala itu. Nama Rigel muncul kemudian terdapat pesan singkat yang masuk."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." isi pesan singkat itu cukup membuat kedua mata zambrud beningnya mengkerut. Harlan lagi-lagi menghela napas, seharusnya i

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pulih

    Pagi ini Rigel diperbolehkan istirahat di rumah karena demam serta kondisi tubuhnya sudah membaik daripada kemarin. Rigel kini sedang mengemasi beberapa helai bajunya ke dalam koper. Perutnya sudah semakin besar bahkan kelahirannya hanya menghitung hari tapi Rigel memilih menunggu hari persalinan di rumah, ia rindu ketenangan seorang diri di rumah. Rigel sampai selesai berkemas tak mendapati sosok Harlan. Ia pun kembali duduk di sofa kemudian mengambil ponselnya. Rigel mencoba untuk menelpon Harlan tapi sambungan sepihak itu tak digubris Harlan. Rigel menghela napas kemudian mengiriminya pesan singkat."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." Rigel mengirimi pesan singkat itu kemudian duduk sejenak. Saat seorang diri terkadang Rigel rindu sosok Adriel. Perutnya terasa bergejolak karena tendangan Si Kecil. Rigel meringis pelan sambil menarik napas dan menghembuskan dengan perlahan. "Kau tahu, Nak, saat kita di New Neoma padahal ayahmu jarang mengunjungi kita," ucap Rigel teringat aka

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ditipu Selama Ini

    "Dimana benda itu?" tanya Rigel sembari menarik tangan Harlan yang sedari tadi berdiri disamping ranjang kasur. "Benda apa yang kau maksud Rig?" tanya Harlan keheranan."Berikan anting itu padaku!" teriak Rigel.Harlan termagun saat Rigel melempar anting itu ke lantai kemudian menginjaknya sampai hancur. Harlan melihat raut wajah panik sekaligus murka dari Rigel tapi Harlan yang mulai paham pun memilih diam sejenak."Apa yang kau lakukan Rigel?" tanya Corrie. "Aku melakukan kebodohan, sekarang aku hanya membahayakan banyak orang," jawab Rigel meracau. Rigel membaringkan dirinya sembari menutup dahi dengan punggung tangan kirinya sendiri. Ia menatap langit-langit ruang perawatan yang hampa. Kepalanya terasa sakit dan dadanya juga jadi sesak. Wajah Rigel mulai bersemu kemerahan dan kedua matanya berkaca-kaca. Rigel menoleh menatap Harlan yang sedang memengang tangan kanannya."Kau harus kembali ke barak, karena bisa saja dia membuat kekacuan," ucap Rigel pada Harlan.Harlan menggelen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Cinta Berubah Kejam

    "Perintahkan armada menuju ke bumi!" perintah Adriel saat melintasi para prajurit."Baik Yang Mulia!" sahut seluruh Prajurit. Sepasang kaki dibalut sepatu boots mengkilap berjalan tegas di lantai keramik berkilau itu. Adriel, usai memerintahkan armada untuk siaga melakukan perjalanan ke bumi kini sedang berjalan keluar istana. Kala itu Ratu sempat berpas-pasan dengan anak lelakinya itu."Adriel, Nak, kau yakin?" tanya Ratu dengan pilu.Adriel menghentikan langkahnya untuk menatap Ratu. "Dia isteriku, Ibu," jawab Adriel tegas."Aku tahu Nak, tapi ini akan memicu konflik antara planet," ucap Ratu. "Sejarah seharusnya tak boleh terulang lagi, Nak." Ratu berusaha membujuk anak lelakinya yang sudah memegang kuasa saat ini. Sayangnya Ratu tahu jika usahanya akan sia-sia. "Terlambat, memang seharusnya Permaisuri kurebut kembali begitu juga dengan kekayaan bumi yang seharusnya jadi milik kita dari moyang terdahulu," ucap Adriel sembari beranjak berjalan pergi meninggalkan istana. Ratu meng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status